Spektrofotommeter Fourier Transform Inframerah

Hubungan antara absorpsi radiasi dan panjang jalan gelombang melalui medium yang menyerap dirumuskan oleh Bouger 1729 dan lambert 1768. Beer 1859 merumuskan hubungan antara konsentrasi zat penyerap dengan besarnya absorpsi. Day, R.A,. dan Underwood, A.L,.1992

2.8. Spektrofotommeter Fourier Transform Inframerah

Konsep radiasi infra merah diajukan pertama kali oleh Sir William Herscel 1800 melalui percobaannya mendispersikan radiasi matahari dengan prisma. Ternyata pada daerah sesudah sinar merah menunjukkan adanya kenaikan temperature tertinggi yang berarti pada daerah panjang gelombang radiasi tersebut banyak kalori energi tinggi. Daerah spectrum tersebut selanjutnya disebut infrared. Spektroskopi inframerah ditujukan untuk maksud penentuan gugus-gugus fungsi molekul pada analisa kualitatif, disamping untuk tujuan analisa kuantitatif Mulja,M., 1995. Spektrofotometer inframerah konfesional dikenal sebagai alat disperse. Dengan terhubung pada computer dan mikroposesor sebagai alat dasarnya, hal ini telah tersebar luas dan dikenal dengan nama alat Fourier transform infrared FTIR spectrophotometer, yang mana mempengaruhi sejumlah keuntungan. Dibandingkan suatu kinerja pada monokromator, alat FTIR memakai suatu unterferometer untuk mendeteksi peak yang mengandung penggangu yang terdeteksi. Pada alat interferometer, radiasi dari sumber IR konfensional dibedakan kedlam dua alur oleh suatu pemisah berkas cahaya, satu ulur menuju posisi cermin yang dittentukan, dan yang lainnya menjauhi cermin. Ketika berkas cahaya dipantulkan, salah satu cahaya dipindahkan keluar dari tahap dari yang lainnya sejak ia menjadi lebih kecil ataupun lebih besar tujuan jaraknya untuk menjauhi cermin, dan mereka dikombinasikan, kembali untuk menghasilkan suatu rumusan gangguan semua panjang gelombang dalam berkas cahaya sebelum melewati sample. Sample mendeteksi secara serentak semua panjang gelombang, dan menukar rumusan gangguan dengan waktu seperti cermin yang terus menerus diteliti pada percepatan linear. Hasil penyerapan radiasi oleh sample merupakan suatu spectrum dalam daerha waktu, yang disebut interefogram, yang menyerap intesitas sebagai fungsi dari lintasan optis yang membedakannya dengan kedua berkas cahaya tersebut.Cristian,D.G.2005 Universitas Sumatera Utara Suatu jeni interferogram yang mana tinggi bagian signal yang dihasilkan ketika kedua kaca diletakkan sama jauh dari pemisah berkas cahaya, ketika gangguan yang ,merusak diantara kedua cermmin tersebut bernilai nol, dan disebut sebagai pusat masalah. Intensitas mulai menjauh secara cepat dari ini, menuju gangguan. Ini disesuaikan dengan menggunakan computer, kedalam daerah frekuensi untuk mengertahui operasi matematika yang dikenal sebagai Fourier transformation karenanya lebih dikenal dengan nama Fourier transform infra-red spectrophotometer. Suatu hasil spectrum inframerah yang ditunjukkan secara konvensional.Cristian,D.G.2005 Ketebalan film merupakan parameter krisis dalam mempelajai IR dari degradasi polimer. Suatu reaksi panas oksidatif mungkin menjadi control difusi jika film tebal lebih besar dari pada nilai tertentu. Dalam degradasi termal pada polimer, tingkatan difusi pada produk yang mudah menguap menjadi lebih dominant dan sisi reaksi diantara produk dan rantai radikal mungkin menjadi lebih besar luasnya dengan meingkatnya ketebalan film. Hal tersebut dicatat bahwa dalam film yang benar โ€“ benar tipis tingkat degradasi dapat diingkatkan untuk volatilitsa pada radikal โ€“ radikal dengan hasil pada reaksi radiakal yang non-steady-state. Ini merupakan awal tujuan dari florin et all untuk menjelaskan peningkatan tingkat degradasi pada polytertaflouroetilena irradiasi- แตž dengan berkurangnya ketebalan film.Allen,1983 Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Bahan โ€“ Bahan.