Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kitosan merupakan polisakarida alami yang nontoxic, biodegradable, dan biocompatible yang dihasilkan dari proses deasetilasi kitin yang terkandung di dalam cangkang bintang invertebrate terutama crustacean, seperti udang, kepiting, dan rajungan. Kitosan dapat dimanfaatkan secara luas diberbagai bidang industry seperti dalam bidang pangan nutraceutical,flavor, pembentuk tekstur, emulsifier, penjernihan minuman dan antimikroba, farmasi antitumor, penurunan kolestrol dan mencegah diabetes militus, kosmetik dan lain-lain Kumar,2000, Shahidi, et al., 2005, Zainol, et al., 2008. Disisi lain kesesuain kitosan untuk diaplikasikan di berbagai bidang aplikasinya tergantung dari berat molekul dan derajat deasetilasi Nguyen, et al., 2008 Glukosamin adalah gula amino yang dihasilkan dari cangkang kitin dan merupakan komponen utama rawan. Glukosamin bertindak untuk merangsangkan fungsi sendi dan memperbaiki. Glukosamin telah terbukti dalam banyak percobaan santifik untuk merawat kesakitan ostheorithis, memulihkan rawan, memperbarui saluran dan memperbaiki sendi – sendi yang rusak akibat ostheorithis. Banyaknya glukosamin tergantung pada derajat deasetilasi, jika deasetilasi terjadi sepenuhnya maka akan menghasilkan unit glukosamin yang disebut kitan. Pada proses pembuatan kitosan, jika derajat deasetilasi menunjukkan nilai 100 ini berarti yang dihasilkan adalah kitan bukan kitosan, karena kitosan merupakan gabungan senyawa kitan dan kitin. Food and Drug Adminitration 2004 menggolongkan glukosamin sebagai suplemen yang dapat membantu menurukan resiko penyakit penyakit persendiaan. Glukosamin terbukti dapan menstimulasi produksi tulang rawan dan menghambat enzim yang menghancurkan tulang rawan. Selain itu, glukosamin juga dapat membantu menghambat terjadinya perubahan metabolisme tulang pada penderita osteorithis. Universitas Sumatera Utara Beberapa penelitian mengenai glukosamin hidroklorida yang telah dilakukan dari berbagai cara, diantaranya adalah: Elson – Morgan 1983, dengan penggunaan kitin dalam sel jamur dengan menghidrolisis dalam HCl 6 N pada suhu 100 C selama 4 jam. Hasil hidrolisatnya dikeringkan dan merupakan senyawa glukosamin hidroklorida yang kemurniannya 65,5 . Afriadina 2011 berhasil membuat glukosamin hidroklorida dengan tingkat kemurniaan sebesar 45,4 dari kitin udang dengan suhu pemanasan 90 C selama 4 jam. Rismawan 2012 berhasil membuat glukosamin hidroklorida dari kitosan dengan tingkat kemurnian 51,04 dengan menggunakan metode enzimatis. Y.S. El – Saharty 2002 berhasil membuat glukosamin hidroklorida dari kitosan dengan memnghidrolisis dalam 6 M HCl pada suhu 100 Berdasarkan keterangan diatas timbul keinginan untuk optimalisasi pembuatan glukosamin hidroklorida dari hidrolisis kitosan cangkang belangkas dengan berbagai konsentrasi HCl untuk memperoleh hasil yang optimum. C selama 10 jam. Mojjarad et al 2007 telah berhasil membuat glukosamin hidroklorida dari kitin udang dengan metode hidrolisis kimia dengan perbandingan 9:1 HCl dengan konsentrasi 37 yang tingkat kemurniaanya 70-80. Dan putjiah 2011 telah berhasil membuat glukosamin hidroklorida dari kitin dengan metode autoklaf dengan tingkat kemurniaanya sebesar 60.

1.2 Permasalahan