dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, yang kesemuanya itu dibatasi kemungkinan-kemungkinannya oleh sistem
kebudayaan dalam bentuk norma-norma, ide-ide dan nilai-nilai sosial.Ritzer:2004,50-51
2. REVIEW LITERATUR
a. PEMAKAI NARKOBA
Pemakai Narkoba adalah orang yang menggunakan narkoba baik coba-coba, hanya iseng bahkan ada juga yang sudah sampai tahap
ketergantungan. Sekali mencoba belum tentu berarti seseorang akan terus tergantung pada obat. Banyak yang mencoba-coba kemudian
berhenti dan banyak pula yang tidak mencoba sama sekali. Dalam hal ini faktor kepribadian ikut menentukan. Dan berdasarkan faktor
kepribadian ini, secara umum manusia dikelompokkan menjadi lima golongan :
1. Bukan Pemakai
2. Pemakai Coba-coba
3. Pemakai Iseng
4. Pemakai Tetap
5. Pemakai Tergantung
Menurut dr. Dharmawan dalam seminar sehari “Dampak Ketergantungan Obat terhadap Perilaku serta Upaya Pencegahan dan
Rehabilitasinya” di Universitas Surabaya pada bulan Agustus 1999
Warta Ubaya, Oktober 1999 dalam buku karangan Hari Sasongko bahwa di dalam pemakaian obat-obatan berbahaya terdapat tahapan-
tahapan. Mula-mula mereka hanya coba-coba
experimental use
dengan alasan untuk menghilangkan rasa susah, mencari rasa nyaman, enak
atau sekedar memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian tidak meneruskan sebagai pecandu NAPZA, namun
sebagian lagi akan meneruskannya menjadi
social use
di dalam lingkungan pemakai
.
Dimana mereka lebih sering berkumpul dengan teman-teman sesama pemakai untuk memakai narkoba bersama-sama.
Mereka menggunakan NAPZA untuk mengisi kekosongan, waktu senggang, kongkow-kongkow atau pada waktu pesta.
Adapula yang bersifat
situasional use
, menggunakan NAPZA saat stress, kecewa, sedih dan sebagainya yang bertujuan untuk
menghilangkan persaan-perasaan tersebut. Sampai tahap ini mereka masih bisa mengendalikan “hasratnya”.
Tahap
abuse
, tahap yang menentukan apakah ia akan menjadi pengguna tetap NAPZA. Saat itu mereka tidak mempunyai pegangan,
dalam keadaan lepas kontrol dan saat NAPZA mengambil alih kontrol munculah
dependence use
ketergantungan. Tahap kecanduan berkelanjutan sampai tubuh menjadi terbiasa.
Timbul keinginan menambah dosis, sampai menjadi ketergantungan secara fisik. Pecandu harus dan akan melakukan apapun yang perlu
dilakukannya guna memperoleh NAPZA yang diinginkannya. Efek dari berbagai macam narkoba sangat beragam yang umum memakai
suntikan, sehingga terdapat bekas alat suntik di lengan atau paha. Untuk menyembunyikannya, kebanyakan yang bersangkutan suka
memakai lengan panjang. Untuk menyembunyikan bekas suntikan ada yang menyuntikkan di bawah lidah dan ada yang disekitar
kemaluannya. Kalau orangnya sangat sadar, berani, gembira, agresif mungkin
ia menggunakan obat perangsang
cocain, ecstasy inex
atau shabu. Tetapi jika orangnya mengantuk, setengah sadar, tidak komunikatif
dan tidak responsive, biasanya memakai obat penekan
antridepresan
candu, morfin, heroin narkotika juga obat tidur. Sasongko,2002:7-8 Berdasarkan tahap pemakaian narkoba, terdapat tiga golongan yaitu :
1.
User
pengguna Tahap awal dalam pemakaian narkoba dimana yang bersangkutan
hanya sekedar iseng, coba-coba dan ingin tahu rasanya serta ikut- ikutan menganggap memakai narkoba hanya sekedar kesenangan.
2.
Abuse
Penyalahguna Dalam tahap ini pemakai sudah bisa merasakan efeknya. Yang
bersangkutan cenderung berkumpul dengan teman-teman yang sama-sama memakai.
3.
Addict use
Kecanduan Pada tahap ini, narkoba sudah menjadi masalah dalam kehidupan
sehari-hari pemakai. Yatim, 1991:8 Kebanyakan seseorang mulai menjadi pemakai diawali dengan
menghisap ganja, kemudian meningkat ke morpin. Dari mulai coba- coba, malu karena gengsi sebagai akibat pergaulan di era globalisasi
yang mampu menyediakan segalanya dengan serba mudah dan penuh kebebasan, sampai akhirnya menikmati kemudian menjadi ketagihan
dan menjadi orang yang dikendalikan oleh narkoba. Adisti,2002:69 Menurut
kamus umum
Bahasa Indonesia
karangan Poerwadarminta arti pecandu adalah pemakai atau penggemar.
Menurut istilah narkotika, pecandu bisa diartikan sebagai
addict
yaitu orang yang sudah menjadi “budak dari obat”, dan tidak lagi mampu
menguasai dirinya ataupun melepaskan diri dari cengkraman obat yang sudah menjadi tuannya. Secara fisik dan psikis, dia seperti di dorong
untuk kembali lagi menggunakan obat tersebut. Adisti,2007: 66 Secara umum tanda-tanda yang ditimbulkan oleh pecandu narkotika
adalah : 1.
Pelupa, pikiran kacau, acuh tak acuh dan tertekan. 2.
Tidak simpatik, putus asa, menjadi pendiam dan sering menyendiri.
3. Rasa gelisah, mudah curiga, gugup, merasa dikejar-kejar dan
mudah tersinggung.
4. Pesimis, sinis dan bermuram durja. Adisti,2002:68
Kecanduan Narkotika adalah suatu penyakit yang sangat kompleks dan merupakan penyakit yang belum benar-benar dimengerti
jelas oleh orang awam, bahkan dokter psikiater pun juga tidak akan benar-benar merasakan dan mengerti secara fisik maupun psikologis.
Cuma orang yang kecanduanlah yang dapat merasakannya, dan sayangnya mereka tidak akan dapat menjelaskan alasan sebenarnya,
sebab memang sulit untuk mengungkapkan biar orang lain mengerti apa yang mereka rasakan.
Kecanduan Narkotika secara fisik dapat kita lihat secara jelas bila mereka menghentikan pemakaian narkotika tersebut. Nantinya kita
akan melihat gejala-gejala menyeramkan seperti : demam, menggigil, mata berair, hidung meler, sendi-sendi tulang seluruh badan terasa
sakit, tidak bisa tidur gelisah dan gejala-gejala lain yang tidak semua orang sama dalam mengalaminya. Kecanduan narkotika secara fisik
tergolong mudah untuk mengobatinya.mereka yang sedang kecanduan tinggal pergi ke rumah sakit, dokter atau psikiater untuk diobati secara
medis, karena ketagihan narkotika secara fisik dapat ditahan asal orang tersebut mau untuk bertahan menahan rasa ketagihannya. Mereka yang
kecanduan narkotika menahun, cenderung bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan atau tidak mungkin
mereka lakukan. Pokoknya mereka dapat melakukan apa saja untuk mendapatkan narkotika apabila mereka sedang ketagihan.
Kecanduan narkotika secara psikologis mungkin agak sulit untuk dijelaskan dan dimengerti karena kecanduan narkotika secara
psikologislah yang membuat masalah kecanduan narkotika menjadi sangat kompleks dan kecanduan psikologislah yang orang jarang
mengetahuinya. Contoh kecanduan narkotika secara psikologis adalah mereka
yang telah berhenti menggunakan narkotika tidak dapat menahan emosinya seperti layaknya orang normal, bagi orang yang suka
menggunakan putauw mereka sering memakai alasan kalau mereka merasakan sugesti apabila mereka berhenti menggunakan narkotika,
dan sebagian ada yang menjadi peminum alkohol yang apabila kita tanya mereka dengan enteng cukup menjawab tidak dengan berbagai
alasan yang tidak ada faktanya. Dari contoh-contoh di atas tersebut dapat kita lihat bahwa
mereka adalah orang yang berkompromi dengan kesalahannya, karena dia pikir yang dia lakukan sebelumnya ketika dia masih menjadi
pemakai narkotika. Dia tidak sadar apa yang dia pikir tidak begitu salah itu akan menjatuhkan kembali sedikit demi sedikit menjadi
seorang pemakai narkotika maupun zat-zat memabukkan lainnya.
b. NARKOBA