Panjang Tunas Analisa Data

xxxi ditandai dengan kemunculan tunas, akar ataupun kalus. Menurut Debergh dan Zimmerman 1991 umur dari tanaman induk, umur fisiologis eksplan, ukuran eksplan yang tepat dan tahap perkembangan eksplan dapat mempengaruhi kesuksesan kultur jaringan. Pertumbuhan tanaman di lapang juga menentukan pertumbuhan dan perkembangan dari eksplan yang digunakan. Pada tanaman manggis yang ditanam di lapang, pertumbuhan tanaman manggis tergolong lambat. Oleh karena itu, pada perbanyakan secara in vitro pertumbuhan eksplan juga berjalan lambat. Tabel 2. Saat muncul tunas eksplan pucuk batang tanaman manggis Garcinia mangostana L. hari setelah tanam. I B A ppm Ulangan 0,5 1 1,5 1 19 9 11 - 2 19 34 21 8 3 11 9 - 14 Rata-rata 16,33 17,33 16 11 Keterangan : - = eksplan matiterkontaminasi

2. Panjang Tunas

Pada penelitian ini tunas yang terbentuk hanya berasal dari eksplan pucuk batang tanaman manggis. Pada eksplan nodus dan internodia batang tanaman manggis tidak terbentuk tunas. Penyebab dari ketidakmunculan tunas pada eksplan nodus batang diduga konsentrasi BAP sebesar 2 ppm yang diberikan belum mampu menginduksi tunas. Eksplan nodus batang tanaman manggis pada penelitian ini tidak dapat tumbuh dan mengalami pencoklatan. Sedangkan eksplan internodia mengalami stagnasi pertumbuhan. Hal tersebut diduga karena konsentrasi IBA yang diperlakukan belum dapat menginduksi kalus. Selain itu, diduga penggunaan jenis auksin IBA tidak dapat menginduksi kalus pada eksplan internodus batang tanaman manggis. Tunas yang terbentuk pada eksplan pucuk memiliki panjang yang berbeda-beda. Panjang tunas pada eksplan dipengaruhi oleh perbandingan antara auksin dan sitokinin. Pada gambar 5. diketahui bahwa konsentrasi xxxii auksin IBA 0 ppm, 0,5 ppm dan 1 ppm dengan kandungan BAP 2 ppm memiliki rerata panjang tunas lebih tinggi dibandingkan perlakuan IBA 1,5 ppm + BAP 2 ppm. Walaupun pada pengamatan saat muncul tunas perlakuan perlakuan IBA 0 ppm, 0,5 ppm dan 1 ppm memiliki kemunculan tunas yang lambat, tetapi memiliki rerata panjang tunas yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan IBA 1,5 ppm. Hal ini dapat terjadi diduga pada proses pertumbuhan eksplan setelah inisiasi tunas dipengaruhi oleh sitokinin yang diperlakukan. Sitokinin berperan dalam pembelahan sel. Penambahan BAP sebanyak 2 ppm pada media mepengaruhi pembelahan sel-sel pada tunas yang telah terbentuk. Oleh karena itu, pada ratio sitokinin-auksin yang lebih tinggi memiliki panjang tunas yang lebih baik. 0.3 0.3

0.3 0.2

0.05 0.1

0.15 0.2

0.25 0.3

0.35 konsentrasi IBA ppm re ra ta p a n ja n g t u n a s c m Gambar 5. Histogram hubungan antara konsentrasi IBA dengan rerata panjang tunas eksplan pucuk batang tanaman manggis Garcinia mangostana L.. Pada gambar 6. terlihat perbandingan pertumbuhan eksplan pucuk batang tanaman manggis dengan panjang tunas yang berbeda pada perlakuan IBA 0 ppm, IBA 0,5 ppm, IBA 1 ppm dan IBA 1,5 ppm setelah umur 60 HST. Eksplan yang diperlakukan IBA pada konsentrasi 0 ppm, 0,5 ppm dan 1 ppm memiliki eksplan dengan tunas yang lebih panjang dibandingkan pada perlakuan IBA dengan konsentrasi 1,5 ppm. 0,5 1 1,5 xxxiii Gambar 6. Tunas yang berasal dari eksplan pucuk batang tanaman manggis berumur 60 HST pada konsentrasi auksin a IBA 0 ppm b IBA 0,5 ppm c IBA 1 ppm dan d IBA 1,5 ppm.

3. Jumlah Tunas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Evaluasi Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) di Kabupaten Mandailing Natal

4 42 82

Pengaruh IBA Dan NAA Terhadap Perakaran Eksplan Tunas Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Kultur In Vitro

0 5 61

KAJIAN MACAM MEDIA DAN KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L ) SECARA IN VITRO

1 9 53