Sehingga  menurut  penulis  sistem  yang  dibuat  dari  kantor memang  harus  ketat  dan  akuntabel,  akan  tetapi  disisi  lain  juga
memiliki  fleksibilitas,  menyesuaikan  dengan  kondisi  nyata  yang dihadapi  dan  dibutuhkan  oleh  nasabah.  Fleksibiltas  ini  disesuaikan
oleh beberapa faktor, antara lain : 1
Kondisi masyarakat atau calon nasabah yang dihadapi 2
Budaya pada area pemasaran 3
Tingkat kepekaan calon nasabah 4
Serta  hal-hal  lain  yang  disesuaikan  dengan  keinginan  dan  selera konsumen,  selama  tidak  melanggar  prinsip  syariah  dan  memberi
nilai tambah bagi perusahaan.
c. Kurangnya  pemahaman  konsumen  mengenai  sistem  perbankan
Syariah.
Menurut  BNI Syariah  cabang
Surakarta  kurangnya pemahaman  konsumen  tentang  sistem  perbankan  syariah  pada
beberapa hal, antara lain : 1
Adanya  asumsi  bahwa  perbankan  syariah  hanya  untuk  kalangan tertentu.
Memang  tidak  bisa  dipungkiri  dengan  adanya  brand syariah maka yang terdengar adanya ekonomi  islam, dan itu tentu
berhubungan dan seolah-olah dikhususkan untuk masyarakat islam. Padahal dalam kenyataannya yang diharapkan dari prinsip  syariah
adalah  terhindar  dari  sistem  riba,  bukan  berfokus  pada  pelakunya
akan tetapi pada akad dan proses jual belinya. Oleh karena itu perlu adanya  edukasi  baik  melalui  pendidikan  formal  maupun
nonformal.  Pendidikan  formal  dapat  dilakukan  melalui  seminar- seminar,  simposium  maupun  cara  lain  yang  menjelaskan  tentang
keberadaan  prinsip  syariah  adalah  untuk  semua  golongan,  selama tidak
melanggar dengan
prinsip-prinsip syariah.
Melalui pendidikan nonformal juga dapat dilakukan misalnya dengan iklan
yang  menunjukkan  kepada  masyarakat  bahwasannya  masyarakat non  islam  juga  menggunakan  produk  perbankan  syariah.  Tidak
kalah  pentingnya  dari  semua  itu  adalah  keterbukaan  diri masyarakat  untuk  menerima  informasi  tentang  prinsip-prinsip
syariah dalam dunia perbankan. 2
Sistem  bagi  hasil  dianggap  kurang  menguntungkan  jika dibandingkan dengan sistem bunga.
Kebiasaan  masyarakat  pada  umumnya  yang  telah bertahun-tahun menggunakan sistem bunga secara langsung sangat
mempengaruhi  dengan  keputusan  untuk  beralih  ke  sistem  bagi hasil.  Apalagi  bagi  masyarakat  yang  telah  menggunakan  sistem
bunga  selama  bertahun-tahun,  untuk  beralih  kepada  sistem  bagi hasil  bukan  merupakan  perkara  mudah,  hal  inilah  yang  sering
dialami  oleh  BNI  Syariah.  Masyarakat  berasumsi  bahwa  dengan bagi hasil lebih rumit dan tingkat kepastian yang kurang. Padahal
dalam  kenyataanya  sistem  bagi  hasil  jauh  lebih  mudah,  lebih
fleksibel dan menguntungkan secara ekonomi untuk jangka pendek dan  jangka  panjang.  Karena  dengan  prinsip  bagi  hasil  dengan
semakin  meningkatnya    keuntungan  perusahaan  maka  semakin tinggi  pula  bagi  hasilnya  berbeda  dengan  bunga  yang  hanya
terpatok pada berapa bunga yang disepakati tanpa memperhatikan tingkat keuntungan bank.
d. Penyuluhan  dari  pihak  pemerintahan  tentang  ekonomi  syariah