Capres-Cawapres SBY-Boediono mengacuhkan peringatan dari KPU

skematik, semantik, sintaksis, stilistik, retoris yang mendukungnya. Dari analisa yang telah dilakukan, dapat dilihat beberapa wacana yang digunakan Solopos untuk mengkonstruksi peristiwa kampanye SBY-Boediono dalam Pilpres 2009, yaitu:

1. Capres-Cawapres SBY-Boediono mengacuhkan peringatan dari KPU

dengan tetap melakukan serangkaian kegiatan bernuansa kampanye, di luar jadwal kampanye yang telah ditentukan. Kegiatan kampanye Pilpres merupakan tema pemberitaan yang menarik dan perlu untuk diberitakan bagi media. Dari kelima berita yang diulas oleh SOLOPOS, lebih banyak diangkat tema berita tentang kegiatan yang memenuhi unsur kampanye, yang dilihat dari sudut pandang institusi penyelenggara KPU dan badan pengawas Bawaslu kampanye SBY- Boediono pada Pilpres 2009 sebagai sumber yang banyak diambil sebagai materi berita. Wacana Capres-Cawapres SBY-Boediono yang diduga melakukan pelanggaran kampanye ini diangkat di hampir seluruh pemberitaan yang berkaitan dengan kampanye SBY-Boediono. Hal ini terlihat pada berita dengan judul ”Dilarang, Capres Tetap Kampanye”, ”Bawaslu: Tiga Capres Langgar UU”, dan ”SBY dilaporkan ke Mabes Polri”. Berikut adalah penjabarannya. a Dilarang, Capres Tetap Kampanye Melalui elemen sintaksis, SOLOPOS dengan mengambil sudut pandang KPU, berusaha untuk menggambarkan bahwa SBY-Boediono melanggar jadwal kampanye. Hal ini terlihat pada lead berita. JAKARTA-KPU memberi peringatan Capres-Cawapres untuk tidak berkampanye di luar jadwal resmi kampanye yang dimulai Selasa 26 besok. Namun peringatan ini tak digubris kandidat peserta Pilpres. . Penggunaan koherensi ”namun”, bertujuan untuk menggambarkan kontradiksipertentangan antar kalimat pertama dengan kalimat kedua. Selain itu, digunakan pula leksikon ”tak digubris”. Kata ”digubris” secara lebih halus dapat dikatakan sebagai sikap tidak memperhatikan. Namun kata tersebut sengaja dipilih secara ideologis untuk menunjukkan pemaknaan yang kurang baik terhadap tindakan yang dilakukan oleh Capres. Secara eksplisit, lead ingin menekankan wacana bahwa para Capres-Cawapres melakukan pelannggaran kampanye. Penggunaan koherensi ”namun” paragraf ketiga, kalimat pertama digunakan untuk menegaskan bahwa SBY tidak taat aturan. Namun, para Capres-Cawapres tak bisa menahan diri. Melalui elemen sintaksis yang didukung dengan elemen skematik, leksikon ”menuding” paragraf ketiga, kalimat kedua, ditempatkan dalam pernyataan yang dingkapkan oleh JK. Hal ini menjelaskan bahwa Solopos tidak hanya mengambil sudut pandang KPU, namu juga menampilkan pendapat JK. Leksikon ini sekaligus memberikan kesan keras dan penegasan dari sudut pandang JK, bahwa SBY melakukan pelanggaran Tim kampanye nasional Jusuf Kalla JK-Wiranto, menuding pasangan Soesilo Bambang Yudhoyono SBY-Boediono telah berkampanye di... . “… Ini termasuk pelanggaran,” ujar Juru Bicara Tim Kampanye Nasional JK- Wiranto, Yuddy Chrisnandi, Sabtu 305. Sesuai dengan prinsip Solopos, yaitu balance , Solopos juga menyertakan pendapatkomentar tidak langsung dari Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, yang kemudian digunakan sebagai penguat teks berita dalam mengkonstruksikan kegiatan Cawapres Boediono sebagai wujud kampanye. Saifullah menyatakan, Boediono menyampaikan visi misinya kepada para kiai dan ulama. b Bawaslu: Tiga Capres Langgar UU Melalui elemen sintaksis, Solopos menggambarkan secara jelas dalam lead mengenai subjek yang mengeluarkan anggapan bahwa SBY- Boediono melakukan pelanggaran kampanye Bawaslu, melalui penggunaan kalimat aktif. JAKARTA-Bawaslu menyatakan, tiga pasangan Capres-Cawapres melakukan pelanggaran aturan kampanye. Mereka melakukan sejumlah kegiatan di luar jadwal yang ditetapkan. Kemudian dijelaskan pula melalui elemen semantik, dimana disertakan detil waktu pelaksanaan kegiatan dari Capres-Cawapres yang diduga melanggar jadwal kampanye. Hal ini secara eksplisit ingin menjelaskan bahwa pada tanggal-tanggal tersebut, kampanye belum dimulai, sehingga membuktikan wacana pelanggaran kampanye. “… Pada tanggal 30 Mei, satu pasangan calon, SBY-Boediono,” jelas Said …. c SBY dilaporkan ke Mabes Polri Dengan parameter semantik, Solopos mencoba mengkonstruksikan wacana tersebut secara eksplisit. Lead mengungkapkan tentang Bawaslu yang melaporkan SBY dan tim kampanye-nya ke Mabes Polri karena diduga melakukan pelanggaran kampanye. … SBY diduga melanggar jadwal kampanye…. kalimat kedua, lead Selain itu, dalam isi berita, Solopos mengungkapkan secara detil tanggal pelaksanaan kegiatan, yaitu Sabtu 305, yang mana secara eksplisit mendukung wacana SBY melakukan pelanggaran jadwal kampanye yang seharusnya baru dimulai pada tanggal 2 Juni 2009. SBY dilaporkan melakukan pelanggaran jadwal kampanye terkait acara …, Sabtu 305 lalu. Wacana ini juga disampaikan Solopos melalui elemen stilistik, yaitu dengan penggunaan leksikon “terkait”, yang menutut Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki sinonim arti: “berhubungan dengan suatu hal”. Dalam paragraf ini, “terkait”, dimaksudkan untuk menghubungkan antara pelaporan SBY dan alasan yang mendasari pelaporannya.

2. Bawaslu bersikap tegas, sedangkan Kepolisian justru dinilai kurang tegas