Beberapa Perspektif dalam Ekonomi Politi

Messsayu Elisa Mega / 1114113000072
Beberapa Perspektif dalam Ekonomi Politik Internasional
1. Perspektif Ekonomi Nasionalisme
Teori nasionalis ekonomi atau merkantilis melihat negara sebagai aktor utama dalam
ekonomi politik global. Asumsi utama kaum nasionalis ekonomi adalah keunggulannya dari
aspek politik atas aspek kehidupan sosial lainnya. Penulis statistik berfokus pada kelompok
(negara bagian atau negara) bukan pada individu.
Pemikiran ekonomi nasionalis dimulai dari dua asumsi utama. Pertama, adalah bahwa
sistem antar negara bersifat anarkis dan oleh karena itu tugas masing-masing negara untuk
melindungi kepentingannya sendiri. Di inti dari berbagai versi sejarah ekonomi nasionalisme
adalah kepercayaan bahwa sebuah komunitas ekonomi bertahan dan bertindak demi kebaikan
semua anggotanya.
Kebijakan ekonomi merkantilis harus digunakan untuk membangun negara yang lebih
kuat. Dari perspektif ini, negara adalah pasar dan hubungan pasar dibentuk oleh kekuatan
politik. Pemikiran nasionalis ekonomi bersifat deskriptif dan prediktif bahwa sistem ekonomi
nasionalis deskriptif mempertahankan produksi, konsumsi, pertukaran dan investasi
semuanya diatur oleh kekuatan politik.
Bagi merkantilis, kebutuhan dan tujuan politik terlihat sebagian besar seperti yang
dicapai melalui bentuk negara. Ini tetap menjadi inti kehidupan sosial. Tapi ekonomi
nasionalis bergerak melampaui deskripsi dan juga menyediakan saran kebijakan Dengan
analisis dinamika mereka ekonomi politik, saran semacam itu diarahkan untuk mendukung

dan mempertahankan kekuasaan negara. Secara garis besar sifat pokok dari perspektif
merkantilisme ini diantaranya menitikberatkan pada perdagangan antar negara, hasrat untuk
mencapai suatu kemakmuran, usaha untuk mengembangkan kekuasaan,
2. Perspektif Liberalisme
Dasar dari perspektif ini adalah asumsi bahwa manusia pada hakikatnya merupakan
makhluk yang tidak suka konflik, mau bekerja sama, dan rasional (Gilpin, 1987:27). Dalam
buku “The Dynamics of The International Political Economy”, Giplin mengatakan bahwa
mekanisme pasar akan membuat roda pemenuhan kebutuhan manusia akan terus berputar
karena harga menunjukan nilai kebutuhan sebuah barang.

Liberalisme berfokus baik pada individu atau pada berbagai macam aktor dari negara ke
korporasi untuk kepentingan kelompok. Mereka tidak melihat negara sebagai aktor kesatuan,
namun sebagai aktor yang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Dalam banyak hal, ketidaksepakatan antara nasionalis ekonomi dan kaum liberal
dapat ditelusuri kembali kedalam perbedaan lebih dari keuntungan antara relatif dan absolut
gain. Keuntungan relatif mengacu pada satu aktor yang melakukan lebih baik atau lebih
buruk dibandingkan dengan aktor lain.
Liberal sendiri melihatlah sistem dunia sebagai salah satu interdependensi daripada
anarki negara dan masyarakat bisa bekerja sama serta saling menguntungkan. Kaum liberal
menganggap pasar sebagai mekanisme paling tepat dalam pemenuhan kebutuhan manusia,

karena disana manusia bebas untuk berinteraksi (membeli dan menjual) atas inisiatif mereka
sendiri. Mekanisme pasar akan membuat roda pemenuhan kebutuhan manusia akan terus
berputar karena harga menunjukan nilai kebutuhan sebuah barang (Gilpin, 1987:28)
3. Perspektif Ekonomi Marxisme
Kaum Marxis melihat studi ekonomi politik sebagai hubungan antar kelas dan bukan
tentang negara. Sebagai konsekuensinya, pembangunan kapitalis global bersifat tidak
seimbang bahkan menghasilkan krisis dan kontradiksi, baik antar negara maupun antar kelas
sosial. EPI marxis selanjutnya hirau pada sejarah tentang perluasan kapitalisme global,
perjuangan antar kelas dan negara yang telah membangkitkan kebangkitan di seluruh dunia.
Dalam pandangan Marxisme kelas-kelas sosial yang ada seperti, borjuis dan proletar,
akan menentukan kebijakan-kebijakan politik yang diambil sesuai dengan kepentingan kelas
sosial yang berkuasa karena Marxisme percaya bahwa kehidupan ekonomi berada pada
urutan pertama, sedangkan politik di tempat kedua.
Penulis kritis cenderung menganggap ekonomi internasional berhubungan sebagai
permainan zero-sum game. Struktur global kapitalisme pada dasarnya bertentangan. Dua
bentuk Konflik lazim terjadi dalam ekonomi global. Dalam negara, kapitalis dan pekerja
memiliki kepentingan bersaing dan negara adalah adegan perjuangan kelas sebagai buruh dan
bentrokan kaum borjuis. Menurut Marxis, ini Konflik itu objektif dan muncul dari hukum
gerak modal. Di arena internasional, bentrokan antara pekerja dan kapitalis sering dikaburkan
oleh nasionalisme dan intervensi negara. Melalui Mekanisme imperialisme, negara-negara

dominan menindas yang lebih lemah dan ini membentuk sebuah perjuangan internasional

antara imperialis dan korbannya. Konflik internasional tak terelakkan karena drive untuk
keuntungan Kapitalis yang berbeda mencari perlindungan negara mereka dan ini mengarah
pada perang.