27
Penulis menggunakan beberapa tahap metode untuk mendapatkan hasil analisis yang baik dalam menelaah naskah. Yaitu, penulis melakukan
pengumpulan naskah, kemudian melakukan kritik teks dan merekonstruksi teks.
2.2.2 Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian filologi ada beberapa macam sesuai dengan tahapanproses penelitian. Tahap pertama ialah pengumpulan data
yang berupa inventarisasi naskah. Data penelitian filologi berupa naskah-naskah. Pengumpulan data itu dilakukan dengan metode studi pustaka. Sumber data
penelitian ini adalah katalogus naskah yang terdapat di berbagai perpustakaan universitas dan museum.
Di samping katalogus, sumber data lain adalah buku atau daftar naskah yang terdapat di perpustakaan, museum, instansi lain yang menaruh perhatian
terhadap naskah. Metode pengumpulan data yang kedua adalah metode studi lapangan
field research. Naskah tidak hanya tersimpan di perpustakaan atau museum, tetapi juga terdapat di kalangan masyarakat. Ada segolongan orang yang
menganggap naskah sebagai benda yang sangat berharga, benda pusaka sehingga benda itu dikeramatkan. Untuk itu, naskah disimpannya baik-baik dan
tidak boleh dibaca oleh sembarang orang. Untuk membaca naskah itu kadang- kadang disertai upacara-upacara tertentu. Naskah yang sering dianggap benda
keramat atau sangat berharga itu diantaranya naskah yang berisi silsilah
Universitas Sumatera Utara
28
keturunan, naskah berisi mantera, naskah berisi cara membuat obat-obatan, dan naskah keagamaan.
Ada kalanya naskah tersimpan di tempat-tempat pendidikan, seperti pesantren, serta tempat-tempat acara kesenian. Tokoh masyarakat atau
budayawan ada kalanya juga menyimpan naskah-naskah ini.
2.2.3 Metode Kritik Teks
Metode kritik teks adalah sebuah metode untuk menafsirkan naskah dengan memperhatikan bagian-bagian suatu teks secara mendalam. Metode
kritik teks ini dibagi menjadi metode intuitif, objektif, gabungan, landasan, dan edisi naskah tunggal, namun metode yang digunakan ialah metode edisi naskah
tunggal sehingga yang dijelaskan penulis adalah metode edisi naskah tunggal. Metode Edisi Naskah Tunggal
Apabila hanya ada naskah tunggal dari suatu tradisi sehingga perbandingan tidak mungkin dilakukan, dapat ditempuh dua jalan, yaitu :
a. Edisi Diplomatik, yaitu menerbitkan satu naskah seteliti-telitinya tanpa
mengadakan perubahan. Edisi diplomatik yang baik adalah hasil pembacaan yang teliti oleh seorang pembaca yang ahli dan
berpengalaman. Dalam bentuknya yang paling sempurna, edisi diplomatik adalah naskah asli direproduksi fotografis. Hasil reproduksi
fotografis itu disebut juga faksimile. Dapat juga penyunting membuat transliterasi setepat-tepatnya tanpa menambahkan sesuatu dari segi
Universitas Sumatera Utara
29
teoritis, metode ini paling murni karena tidak ada unsur campur tangan dari pihak editor. Namun, dari segi praktis kurang membantu pembaca.
b. Metode Standar, yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan
kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakjegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Diadakan pembagian kata, pembagian
kalimat, digunakan huruf besar, pungtuasi, dan diberikan pula komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks. Pembetulan yang tepat dilakukan
atas dasar pemahaman yang sempurna sebagai hasil perbandingan dengan naskah-naskah sejenis dan sezaman. Semua perubahan yang
diadakan dicatat ditempat yang khusus agar selalu dapat diperiksa dan diperbandingkan dengan bacaan naskah sehingga masih memungkinkan
penafsiran lain oleh pembaca. Segala usaha perbaikan harus disertai pertanggungjawaban dengan metode rujukan yang tepat.
2.2.4 Rekonstruksi Teks