4.2.2.1 Batas Cair LL
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara nilai batas cair LL dengan variasi campuran PC dan AAT dengan waktu pemeraman selama 7 hari.
Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa penambahan bahan stabilisasi semen dan abu ampas tebu cenderung mengalami penurunan. Semakin besar
persentase abu ampas tebu, maka semakin kecil batas cairnya. Pada tanah asli batas cair mencapai 44,23 sedangkan nilai batas cair terendah pada
penambahan abu ampas tebu 15 sebesar 20,71. Hal ini disebabkan tanah mengalami proses sementasi oleh semen dan abu ampas tebu sehingga tanah
menjadi butiran yang lebih besar yang menjadikan gaya tarik menarik antar partikel dalam tanah menurun.
4.2.2.2 Batas Plastis PL
10 20
30 40
50
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11 12 13 14 15 B
at as
C ai
r
Persentase Penambahan Abu Ampas Tebu + Semen 2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara nilai batas plastis PL dengan variasi campuran PC dan AAT dengan waktu pemeraman selama 7 hari.
Pada Gambar 4.5 memperlihatkan terjadinya penurunan nilai batas plastis akibat penambahan bahan stabilisasi. Nilai batas plastis PL tanah ditambah 2
semen lebih besar dibandingkan tanah asli yaitu 31,03, tetapi seiring bertambahnya persentase abu ampas tebu nilai batas plastis mengalami
penurunan. Nilai batas plastis tanah asli menunjukkan 14,38 dan pada penambahan abu ampas tebu 15 menunjukkan nilai sebesar 13,67 . Hal ini
juga disebabkan karena adanya proses sementasi pada butiran tanah oleh semen dan abu ampas tebu.
4.2.2.3 Indeks Plastisitas IP
10 20
30 40
50
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11 12 13 14 15 B
at as
P las
tis
Persentase Penambahan Abu Ampas Tebu + Semen 2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara nilai IP dengan variasi campuran PC dan AAT dengan waktu pemeraman selama 7 hari.
Pada Gambar 4.6 memperlihatkan bahwa dengan penambahan bahan stabilisasi maka nilai indeks plastisitas akan menurun. Hal ini disebabkan oleh
menurunnya nilai batas cair dan batas plastis. Penurunan nilai batas cair lebih signifikan dibandingkan dengan penurunan yang terjadi pada batas plastis,
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan indeks plastisitas.
4.3 Pengujian Sifat Mekanis Tanah 4.3.1 Pengujian Pemadatan Tanah
Compaction
Dalam pengujian ini akan diperoleh hubungan antara kadar air optimum dan berat isi kering maksimum. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode
pengujian dengan uji pemadatan compaction standart. Dimana alat yang digunakan diantaranya :
5 10
15
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11 12 13 14 15 IP
Persentase Penambahan Abu Ampas Tebu + Semen 2
Universitas Sumatera Utara
• Mould cetakan Ø 10,2 cm, diameter dalam Ø 10,16 cm. • Berat penumbuk 3,5 kg dengan tinggi jatuh 30 cm.
• Sampel tanah lolos saringan no 4. Berdasarkan hasil uji sifat mekanis tanah yang dilakukan pada sampel
tanah maka diperolehlah hasil uji pemadatan tanah sesuai dengan yang tertera dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Uji Pemadatan Tanah
No Hasil Pengujian
Nilai
1 Kadar Air Optimum
20,41 2
Berat isi kering maksimum 1,24 grcm3
Gambar 4.7 Kurva kepadatan tanah
0.5 1
1.5 2
10 15
20 25
30 35
40 γ
d
g r
cm3
w
Dmax ZAV Line
Wopt
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Pengujian Pemadatan Tanah Compaction dengan Bahan Stabilisator