2.7. Aluminium
Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu- abu. Titik lebur aluminium sekitar 659
C. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam
nitrat encer. Ion-ion aluminium Al
3+
membentuk gara-garam halida, nitrat, dan sulfat dari aluminium larut dalam air Svehla, 1985.
Aluminium merupakan unsur yang tidak berbahaya. Perairan alami biasanya memiliki kandungan aluminium kurang dari 1,0 mgliter. Perairan asam acidicid
memiliki kadar aluminium yang lebih tinggi. Kadar aluminium sebaiknya tidak lebih dari 0,005 mgliter bagi perairan dengan pH 6,5 dan tidak lebih dari 0,1 mgliter
bagi perairan dengan pH 6,5. Kadar aluminium pada perairan laut biasanya sekitar 0,01 mgliter. Kadar aluminium untuk keperluan air minum sekitar 0,2 mgliter
Effendi, 2003 Aluminium merupakan unsur terbanyak ketiga dalam kerak bumi.
Kebanyakan aluminium yang di bawa air terdapat sebagai pertikel-partikel mineral mikroskopik yang tersuspensi. Konsentarasi dari aluminium yang terlarut dalam
kebanyakan air kemungkinan kurang dari 1,0 mgl. Aluminium adalah salah satu logam anorganik yang dijumpai dalam air minum. Konsentrasi aluminium yang
tinggi bisa mengendap sebagai aluminium hidroksida yang mempengaruhi kehidupan air. Aluminium juga memungkinkan gangguan, neurologis pada manusia seperti
penyakit Alzheimer dan pikun. Kelebihan aluminium pada batas yang telah ditetapkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan suara, kejang-
Universitas Sumatera Utara
kejang pada otot serta dapat mengubah rasa dan bau pada air minum. Sehingga hal tersebut dapat menurunkan kualitas pada air minum Achmad, 2004.
2.8. Kolorimetri
Kolorimetri adalah suatu teknik pengukuran yang berdasarkan diabsorbsinya cahaya oleh zat warna yang berasal dari zat itu sendiri maupun warna yang terbentuk akibat
reaksi dengan zat lain Khopkar, 2007. Kolorimetri dikaitkan dengan penetapan konsentrasi suatu zat dengan
mengukur absorpsi relatif cahaya sehubung dengan konsentrasi tertentu zat itu. Kolorimetri terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Kolorimetri Visual
Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya digunakan sebagai sumber cahaya, dan penetapan biasanya dilakukan dengan
instrumen seerhana yang disebut kolorimetri atau pembanding comparator warna,dan perbedaan intensitas warna dilihat dengan menggunakan mata.
2. Kolorimetri Fotolistrik
Dalam kolorimetri fotolistrik, sel fotolistrik digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Pada alat ini cahaya yang digunakan dibatasi dalam jangka
panjang gelombang yang relatif sempit dengan melewatkan cahaya putih melalui filter-filter dalam bentuk lempengan berwarna yang terbuat dari kaca,
gelatin, dan sebagainya Basset, 1994
Universitas Sumatera Utara
Keuntugan utama metode kolorimetri adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Batas atas metode
kolorimetri pada umumnya adalah penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas kuarang dari 1 atau 2.
Kriteria untuk hasil analisis kolorimetri yang memuaskan: a.
Kespesifikan reaksi warna Reaksi warna yang dipilih hendaklah merupakan reaksi yang spesifik hanya
menghasilkan warna untuk zat sehubungan saja. b.
Kestabilan Warna Reksi warna yang dipilih hendaknya menghasilkan warna yang cukup stabil
periode warna maksimum cukup panjang untuk memungkinkan pengambilan pembaca yang tepat. Dalam ini pengaruh zat-zat lain dan kondisi
eksperimen temperatur, pH haruslah diketahui. c.
Kejernihan Larutan Larutan harus bebas dari endapan karena kekeruhan akan menghamburkan
maupun menyerap cahaya. d.
Kepekaan Tinggi Diperlukan reaksi warna yang sangat peka bila kuantitas zat yang akan
ditetapkan sangat kecil Basset, 1994.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air menutupi sekitar 70 permukaan bumi. Air terdapat dalam berbagai bentuk,misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat disungai,
danau, air tanahground water, dan gunung esglacier. Semua badan air didaratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung
secara kontinu Effendi, 2003. Air di permukaan bumi ini terdiri atas 97 air asin di lautan, 2 masih berupa
es, 0,0009 berupa danau. 0,00009 merupakan air tawar di sungai dan sisanya merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebuatauhan hidup
manusia, tumbuhan, dan hewan yang hidup di daratan. Oleh sebab itu, air merupakan barang langka nyang paling dominan dibutuhkan di permukaan bumi ini Nugroho,
A. 2006. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan
pengolahan terhadap air yang akan di pergunakan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan, terutama bila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang
dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada pengolahan air yang lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran air tersebut Sutrisno, 1991
Universitas Sumatera Utara