Kadar Serat Kasar Rancangan Percobaan

xlviii tetapi lebih tinggi daripada tempe koro; nugget ikan 8,4 Erawaty, 2001 dalam Rika Dwi Hapsari, 2002; nugg et ayam 15 Nebraska Health and Human Services System, 2007; nugget tempe kedelai 11,3 Suharyono A. S. dan Susilawati, 2006 dan nugget tempe benguk 16,77 Suharyono A. S. dan Susilawati, 2006. Menurut SNI 01-6683-2002, tentang syarat mutu nugget menyatakan bahwa kadar karbohidrat nugget yang diterima maksimal sebesar 25 bb. Kadar karbohidrat nugget tempe koro berkisar antara 16,245 - 19,870 bb; berarti sesuai dengan SNI syarat mutu nugget .

6. Kadar Serat Kasar

Serat kasar mengandung senyawa selulosa, lignin dan zat lain yang belum dapat diidentifikasi dengan pasti. Yang disebut serat kasar adalah senyawa yang tidak dapat dicerna dalam organ pencernaan manusia ataupun binatang. Di dalam analisa penentuan serat kasar diperhitungkan banyaknya zat-zat yang tidak larut dalam asam encer ataupun basa encer dengan kondisi tertentu Slamet Sudarmadji, dkk., 1989. Serat kasar sangat penting dalam penilaian kualitas bahan makanan karena angka ini merupakan indeks dan menentukan kualitas gizi bahan makanan tersebut Slamet Sudarmadji, dkk., 1989. Kadar serat kasar nugget tempe koro terlihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Kadar Serat Kasar Nugget Tempe Koro bb dengan Perlakuan Pengirisan dan Penggilingan Jenis Koro Perlakuan Pengirisan Penggilingan Koro benguk 14,360 c 12,370 a Koro pedang 13,335 b 12,325 a Ket : Angka dengan notasi yang sama berarti tidak beda nyata pada tingkat kepercayaan 95 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa kadar serat kasar nugget tempe koro berkisar antara 12,325 - 14,360 bb. Perlakuan pengirisan dan penggilingan memberikan pengaruh beda nyata terhadap kadar serat kasar masing-masing nugget tempe koro benguk dan nugget tempe koro pedang. Perlakuan pengirisan memberikan nilai kadar serat kasar yang lebih tinggi daripada penggilingan. Hal ini sesuai dengan nilai kadar serat kasar bahan dasar tempe koro seperti terlihat pada Tabel 4.1. Kadar serat kasar tempe xlix koro benguk iris 12,720 dan tempe koro pedang iris 11,335 lebih tinggi daripada tempe koro benguk giling 11,590 dan tempe koro pedang giling 9,870. Jenis koro hanya memberikan pengaruh beda nyata terhadap kadar serat kasar nugget tempe koro dengan perlakuan pengirisan. Kadar serat kasar nugget tempe koro benguk iris beda nyata dengan nugget tempe koro pedang iris. Kadar serat kasar nugget tempe koro benguk giling tidak beda nyata dengan nugget tempe koro pedang giling. Ada kecenderungan bahwa kadar serat kasar nugget tempe koro benguk lebih tinggi daripada nugget tempe koro pedang. Hal ini sesuai dengan nilai kadar serat kasar bahan dasar tempe koro seperti terlihat pada Tabel 4.1. Kadar serat kasar tempe koro benguk iris 12,720 dan tempe koro benguk giling 11,590 lebih tinggi daripada tempe koro pedang iris 11,335 dan tempe koro pedang giling 9,870. Kandungan serat dalam bahan pangan tergantung jenis bahan pangannya. Serat hanya terdapat pada bahan pangan asal tumbuhan nabati, sedangkan bahan pangan hewani tidak mengandung serat Anonim f , 2001. Selain faktor jenis bahan, faktor pengolahan juga mempengaruhi kadar serat. Menurut Deddy Muchtadi, dkk. 1992, kadar serat dalam makanan dapat mengalami perubahan akibat pengolahan yang dilakukan terhadap bahan asalnya. Sebagai contoh, padi yang digiling menjadi beras putih mempunyai kadar serat lebih rendah daripada padi yang ditumbuk secara tradisional. Hal ini menjelaskan bahwa perlakuan penggilingan pada pembuatan nugget tempe koro memberikan nilai kadar serat kasar lebih rendah daripada pengirisan karena proses penggilingan menyebabkan kadar serat kasar mengalami penurunan. Apabila dibandingkan dengan kadar serat kasar bahan dasar tempe koro dan nugget yang pernah diteliti sebelumnya maka kadar serat kasar nugget tempe koro lebih tinggi daripada kadar serat kasar tempe koro dan nugget sapi 2,4 Cattlemen’s Beef Board and National Cattlemen’s Beef Association, 2008. C. Karakteristik Sensoris Nugget Tempe Koro l

1. Warna

Dokumen yang terkait

KAJIAN SIFAT KIMIA DAN SIFAT SENSORIS PADA TEMPE KORO BABI (Vicia faba) DENGAN VARIASI PENGECILAN UKURAN DAN LAMA FERMENTASI

0 7 47

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEMPE KORO PEDANG DENGAN PENAMBAHAN BEKATUL DAN KONSENTRASI Kadar Protein Dan Kualitas Tempe Koro Pedang Dengan Penambahan Bekatul Dan Konsentrasi Ragi Tempe Yang Berbeda.

0 5 10

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEMPE KORO PEDANG DAN BEKATUL DENGAN VARISI DAUN PEMBUNGKUS Kadar Protein Dan Kualitas Tempe Koro Pedang Dan Bekatul Dengan Variasi Daun Pembungkus.

0 4 12

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEMPE KORO PEDANG DAN BEKATUL DENGAN VARIASI DAUN PEMBUNGKUS Kadar Protein Dan Kualitas Tempe Koro Pedang Dan Bekatul Dengan Variasi Daun Pembungkus.

0 3 15

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEMPE KOMPOSISI KORO BENGUK DAN BEKATUL PADA VARIASI Kadar Protein Dan Kualitas Tempe Komposisi Koro Benguk Dan Bekatul Pada Variasi Daun Pembungkus.

0 2 9

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEMPE KOMPOSISI KORO BENGUK DAN BEKATUL PADA VARIASI Kadar Protein Dan Kualitas Tempe Komposisi Koro Benguk Dan Bekatul Pada Variasi Daun Pembungkus.

0 2 15

KAJIAN KARAKTERISTIK KIMIA DAN SENSORI TEMPE KORO PEDANG MERAH (Canavalia gladiata) DENGAN VARIASI LAMA FERMENTASI.

0 0 17

KAJIAN KARAKTERISTIK KIMIA, FUNGSIONAL DAN SENSORIS TEMPE KORO PEDANG MERAH (Canavalia gladiata) DENGAN BERBAGAI VARIASI UKURAN BIJI.

0 0 16

Pengaruh Penambahan Minyak Wijen (Sesame Oil) Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensoris Pasta Tempe Koro Pedang.

0 0 11

STIMULASI, PROMOSI, PRODUKSI DAN PEMASARAN TEMPE KORO PEDANG

1 0 5