Komisaris Independen Landasan Teori 1.

23 b. Bukan merupakan pemegang saham mayoritas atau seorang pejabat dari atau dengan cara lain yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham. c. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tidak dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai eksekutif oleh perusahaan atau perusahaan lainnya dalam satu kelompok usaha dan tidak pula dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai komisaris setelah tidak lagi menempati posisi seperti itu. d. Bukan merupakan penasehat profesional perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok dengan perusahaan tersebut. e. Bukan merupakan seorang pemasok atau pelanggan yang signifikan dan berpengaruh dari perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok, atau dengan cara lain berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pemasok atau pelanggan tersebut. f. Tidak memiliki kontraktual dengan perusahaan.lainnya yang satu kelompok selain sebagai komisaris perusahaan. g. Harus bebas dari kepentingan dan urusan bisnis maupun dengan hubungan lainnya yang dapat atau secara wajar dapat dianggap campur tangan secara material dengan kemampuannya sebagai komisaris untuk bertindak demi kepentingan perusahaan. 24 Menurut Prasetyo 2013 suatu dewan komisaris independen dapat mengawasi berbagai kegiatan oprasional perusahaan dan tindakan manajer serta pemilik perusahaan yang melakukan penyimpangan dari kontrak kerja yang sudah disetujui antara principal dan agent. Sebagai seorang proposional, komisaris independen harus memiliki integritas dan kejujuran yang tidak pernah diragukan, mengalami seluk beluk pengelolaan bisnis dan keuangan perusahaan, memahami dan mampu membaca laporan keuangan perusahaan yang dan implikasinya terhadap strategi bisnis, memahami seluk beluk industri yang digeluti di perusahaan, memiliki kepekaan terhadap perkembangan lingkungan yang dapat memengaruhi bisnis perusahaan, memiliki wawasan luas dan kemampuan berpikir yang strategis, memiliki karakter sebagai pemimpin yang proposional memiliki kemampuan berkomunikasi serta kemampuan untuk memengaruhi dan bekerja sama dengan orang lain, memiliki komitmen dan konsistensi dalam melakukan profesinya sebagai komisaris independen, serta memiliki kemampuan untuk berpikir objektif dan independen serta profesional FCGI, 2003.

6. Komite Audit

Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar, untuk mengerjakan pekerjaan tertentu untuk melakukan tugas-tugas khusus. Di dalam perusahaan, komite ini sangat berguna untuk menangani masalah-masalah yang membutuhkan integrasi 25 dan koordinasi sehingga dimungkinkan permasalahan permasalahan yang signifikan atau penting dapat segera teratasi Kusumaning, 2004. Komite audit tidak bersifat wajib mandatory dan tidak selalu ada pada perusahaan kecil. Tanggung jawab komite audit meliputi: mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal termasuk audit internal. Dari ketiga tanggung jawab tersebut, pengawasan pada laporan keuangan dan pengawasan pada audit eksternal adalah yang berkaitan dengan aktivitas manajemen laba. Pengawasan pada laporan keuangan meliputi laporan keuangan dan kebijakan akuntansi. Adanya kewajiban dibentuknya komite audit pada perusahaan- perusahaan publik oleh Bursa Efek Jakarta dalam pengaturan pencatatan No I –A, dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik menunjukkan bahwa BEJ ingin meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan sehingga dapat mengurangi aktivitas manajemen melalui akrual diskrisioner. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Verschoor 1993 dalam Kusumaning 2004 mengenai pengawasan pada audit eksternal diharapkan dapat meningkatkan independensi auditor sehingga dapat memperbaiki efektivitas audit. Keberadaan komite audit yang cukup independen dapat membantu dalam mengurangi aktivitas manajemen laba Kusumaning, 2004. Proporsi anggota komite audit independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba Earning Management. Semakin tinggi 26 persentase anggota independen maka semakin kecil manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Chtourou, Bedard dan Chtourou, 2003.

7. Ukuran Perusahaan

Machfoedz 1994 dalam Suwito dan Herawati 2005 menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar dan kecil menurut berbagai cara seperti total aktiva atau total aset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan, dan jumlah penjualan. Ukuran perusahaan umumnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu besar, sedang, dan kecil. Tahap kedewasaan perusahaan ditentukan berdasarkan total aktiva, semakin besar total aktiva menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek baik dalam jangka waktu yang relatif panjang. Tahap kedewasaan perusahaan ditentukan berdasarkan total aktiva, semakin besar total aktiva menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek baik dalam jangka waktu yang relatif panjang. Hal ini juga menggambarkan bahwa perusahaan lebih stabil dan lebih mampu dalam menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aktiva yang kecil Indriani, 2005 dalam Rachmawati dan Triatmoko, 2007. Selain itu Watts dan Zimmerman 1986 dalam Achmad et al. 2007 menyatakan bahwa manajer perusahaan besar cenderung melakukan pemilihan

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL YANG TERDAFTAR DI BEI

2 68 20

DAMPAK KARAKTERISTIK EKSEKUTIF, PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE (STUDI EMPIRIS TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI)

0 9 94

PENGARUH RETURN ON ASSETS, LEVERAGE, CORPORATE Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 201

0 4 14

PENGA Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015).

2 5 19

PENDAHULUAN Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015).

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015).

0 6 4

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, STRUKTUR KEPEMILIKAN, KUALITAS AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).

0 0 6

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE (Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI)

0 0 19

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 2 17