PENCEGAHAN KERACUNAN MAKANAN
Bab I. Pendahuluan
Keracunan makanan merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, baik oleh komponen kimia
beracun atau oleh mikroorganisme patogen. Keracunan makanan akibat memakan
makanan yang terkontaminasi zat kimia beracun, misalnya termakan sianida yang terdapat pada singkong atau termakan pestisida yang mengkontaminasi sayuran dan
buah-buahan. Sedang mikroorganisme patogen yang bertanggung jawab sebagai penyebab keracunan makanan adalah bakteri beserta toksinnya atau toksin bakteri saja,
parasit, virus dan jamur. Keracunan makanan ini biasanya berlangsung ringan, namun pada kasus berat dapat menyebabkan kematian. Gejala klinis yang muncul berupa
keluhan mual, muntah, kram perut, dan diare, yang timbul mendadak mulai dari 1 jam sampai 2 atau 3 hari biasanya kurang dari 48 jam setelah mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terkontaminasi. Kemudian dapat timbul keluhan demam disertai rasa dingin, feses berdarah, dehidrasi dan kerusakan sistem saraf. Manifestasi klinis ini dapat
terjadi pada satu orang atau beberapa orang yang ada dalam satu kelompok yang mengkonsumsi makanan yang sama.
1,2
Kasus keracunan makanan dapat mewabah dan mengenai banyak orang dengan cepat. Berat ringannya gejala yang ditimbulkan tergantung dari banyaknya bakteri yang
terkonsumsi di dalam makanan dan minuman. Banyak hal yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan yaitu cara pembuatan dan penyajian makanan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
baik, higiene yang kurang baik, kontaminasi silang, binatang vektor seperti serangga dan binatang pengerat dan bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam makanan.
Bakteri merupakan penyebab utama dan tersering pada keracunan makanan.
1,2
Menurut Centers for Disease Control and Prevention CDC dari sekitar 76 juta penderita keracunan makanan di Amerika Serikat, 325.000 penderita memerlukan
perawatan di rumah sakit, dan lebih dari 5.000 penderita meninggal setiap tahunnya, dan kesemuanya itu menelan biaya perawatan mencapai 1 triliun. CDC juga memperkirakan
bahwa sebenarnya kasus keracunan makanan lebih banyak dari jumlah yang telah dilaporkan, hal ini disebabkan karena banyak penderita hanya memberikan keluhan yang
ringan dan sembuh spontan.
2
Keracunan makanan dapat berlangsung di seluruh dunia, dan sebagian besar penderita berasal dari negara yang sedang berkembang. Wisatawan yang berkunjung ke
negara-negara yang sedang berkembang sering menderita keracunan makanan yang dikenal sebagai traveler’s diarrhea karena kejadian ini berhubungan dengan higiene dan
sanitasi lingkungan.
1
Kasus keracunan makanan mengakibatkan meningkatnya masalah kesehatan di suatu negara, baik itu di negara maju maupun negara berkembang. Untuk mengatasi hal
ini, maka dibutukan tindakan yang nyata untuk mencegah timbulnya keracunan makanan. Tindakan pencegahan terhadap keracunan makanan ini, melibatkan banyak pihak baik itu
tenaga kesehatan, pihak industri makanan dan konsumen sendiri yang menjadi orang yang sangat dirugikan atas dampak dari keracunan makanan. Tenaga kesehatan
diharapkan peran sertanya dalam penyuluhan ke berbagai kalangan masyarakat tentang tanda-tanda keracunan makanan, dan bahaya yang ditimbulkannya. Selain itu tenaga
Universitas Sumatera Utara
kesehatan juga diharapkan memberi pengobatan yang cepat untuk mencegah meningkatnya angka kematian dan kesakitan penderita. Pihak industri juga diharapkan
untuk lebih memperhatikan nilai kesehatan dalam memproduksi makanan. Konsumen sendiri juga diharapkan lebih memperhatikan higiene dalam proses penyediaan makanan
terutama dalam keluarga dan lebih memilah-milah makanan mana yang sehat dan makanan mana yang tidak sehat untuk dikonsumsi anggota keluarga. Untuk lebih
jelasnya disini akan dijelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah kasus keracunan makanan.
3
Universitas Sumatera Utara
Bab II. Tinjauan Pustaka