2-5 dan 6-7 untuk definisi khusus dari tipe kendaraan lainnya yang digunakan pada metode perhitungan jalan perkotaan dan luar kota.
3. Sepeda motor Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda meliputi sepeda motor dan
kendaraan roda 3 sesuai sistim klasifikasi Bina Marga. 4. Kendaraan Tak Bermotor
Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan meliputi : sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta dorong sesuai sistim klasitikasi Bina
Marga. Catatan: Dalam manual ini kendaraan tak bermotor tidak dianggap sebagai bagian dari arus lalu lintas tetapi sebagai unsur hambatan samping.
II. 4. 1 Satuan Mobil Penumpang
Setiap jenis kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan yang berbeda. Karena dimensi, kecepatan, percepatan, maupun kemampuan manuver dari masing-
masing tipe kendaraan berbeda, disamping itu juga pengaruh geometrik jalan. Oleh karena itu untuk menyamakan satuan dari masing-masing jenis kendaraan digunakan
suatu satuan yang bisa dipakai dalam perencanaan lalu lintas yang disebut satuan mobil penumpang smp. Besar SMP untuk penelitian ini didasarkan pada MKJI
1997, dimana setiap jenis kendaraan dikalikan dengan faktor konversi dimana faktor konversi yang diambil adalah faktor konversi pada persimpangan dan sebagai
contohnya: Untuk kendaraan sedanjeep atau kategori LV dikonversikan dengan nilai
konversi sebesar 1,00, dan
Universitas Sumatera Utara
Untuk kendaraan sepeda motor atau kategori MC dikonversikan dengan nilai konversi sebesar 0,40
II.4.2 Tingkat Pelayanan LOS
Dalam US HCM 1994 perilaku lalu-lintas diwakili oleh tingkat pelayanan LOS: yaitu ukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi tentang
kualitas mengendarai kendaraan. LOS berhubungan dengan ukuran kuantitatif, seperti kerapatan atau persen waktu tundaan. Konsep tingkat pelayanan
dikembangkan untuk penggunaan di Amerika Serikat dan definisi LOS tidak berlaku secara langsung di Indonesia. Dalam Manual MKJI kecepatan dan derajat kejenuhan
digunakan sebagai indikator perilaku lalu lintas dan parameter yang sama telah digunakan dalam pengembangan panduan rekayasa lalu-lintas berdasarkan analisa
ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Tingkat Pelayanan Tingkat
Pelayanan Karakteristik-karakteristik
Batas Lingkup VC
A Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi,
pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan
0,00-0,20
B Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi
oleh kondisi lalu lintas, pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan
0,20-0,44
C Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
dikendalikan, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan
0,45-0,74
D Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih
dikendalikan, VC masih dapat ditolerir 0,75-0,84
E Volume lalu lintas mendekatiberada pada
kapasitas, arus tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti
0,85-1,00
F Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan
rendah, volume dibawah kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar
1,00
II.5 MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI adalah panduan yang diperlukan
untuk perencanaan, perancangan dan operasi fasilitas lalu-lintas jalan di Indonesia. Perangkat lunak KAJI menerapkan metoda perhitungan yang dikembangkan dalam
Universitas Sumatera Utara
MKJI. Tujuannya adalah menganalisis kapasitas dan perbedaan kinerja dari fasilitas lalulintas jalan misalnya: ruas jalan, simpang dll pada geometri dan arus lalu-lintas
yang ada. Gambar 2. tampilan software KAJI
Manual Kapasitas Jalan Indonesia memberikan kemudahan-kemudahan dalam menentukan waktu hijau, kapasitas, derajat kejenuhan dan tundaan melalui formulir-
formulir isian SIG seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.8 Langkah – Langkah Pengaturan Lampu Lalu Lintas dengan MKJI 1. SIG I terdapat penentuan fase-fase dan geometrik jalan dengan Wmasuk dan
Wkeluar. Informasi untuk formulir SIG I kota, tanggal, dikerjakan oleh, periode AM, PM peak, hal dan letak persimpangan. City Size: Diisi Jumlah
penduduk wilayah kota dengan ketelitian 0,1 jt penduduk. Pada bagian kiri tengah formulir SIG-1 Anda dapat mendefinisikan pendekat approach
indentities sampai dengan 12 pendekat. Anda harus mendefinisikan pendekat
sebelum memasukkan data di bagian dasar SIG-1. 2. SIG II menghitung data arus lalu-lintas seperti konversi dari kendaraanjam
menjadi smpjam melalui faktor emp. Formulir tambahan SIG-2S arus lalu- lintas yang disederhanakan terdapat pada perangkat lunak KAJI.
Dibandingkan dengan formulir SIG-2 formulir tambahan membolehkan data arus lalu-lintas sebagai arus per jam yang tidak diklasifikasikan unclassified
hourly flows atau LHRT arus rata-rata per hari dalam setahun.
3. SIG III mengetahui waktu merah tiap fase dan waktu hilang tiap fase. Pada baris kiri vertikal dari tabel Anda menemukan pendekat yang didefinisikan di
Universitas Sumatera Utara
formulir SIG-1. Pada baris atas table Anda memasukkan identities for conficting approachesflow
tanda untuk pendekat arus yang konflik yang mungkin mempengaruhi waktu semua merah. Formulir komputerisasi SIG-3
kurang otomatis dibandingkan dengan formulir SIG yang lain.
4.
SIG IV dengan bantuan data dari SIG-SIG sebelumnya kita dapat mengetahui Kapasitas C, Waktu hijau g dan Derajat Kejenuhan DS. Ini adalah salah
satu formulir yang kompleks dalam perangkat lunak KAJI. Meskipun data yang dimasukkan sedikit, tetapi sangat penting untuk perhitungan bahwa
data adalah benar. 5. SIG V mengetahui antrian, number of stop dan tundaan. Jika pengaturan
waktu lampu lalu-lintas untuk setiap pendekat approach ingin dihitung, maka kita harus memasukkan nomor fase pendekat yang mendapat hijau. Jika
perhitungan KAJI dilakukan untuk pengaturan yang sudah ada, sel nomor fase tidak dapat dimasuki pengaturan yang ada kemudian harus
dispesifikasikan di formulir SIG-1. Tipe arus: arus terlindung protected atau gerak terlawan opposed juga harus dimasukkan. Untuk disain yang
sangat kompleks banyak pendekat dan pengaturan sinyal tidak konvensional, KAJI dapat mengeluarkan hasil yang kurang tepat. Nilai ini
arus belok kanan melawan harus diperiksa terhadap sketsa arus pada bagian kiri atas dari lembar SIG-4 dan catat setiap kesalahan yang ditemui. Jika hijau
awal atau hijau akhir ingin ditetapkan untuk setiap pendekat, lakukanlah hal ini pada sel split. Nilai antara 0 dan 1 harus dimasukkan.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1 Rumus yang Digunakan dalam analisa KAJI Sumber : MKJI 1997
Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu hilang adalah: …… 2.17
Siklus waktu dapat dihitung dengan rumus :
………………………………………………………… 2.18 Besar arus kepadatan dapat dihitung berdasarkan rumus:
S = S x F
CS
x F
CS
x F
SF
x F
G
x F
FP
x F
RT
x F
LT ……………………………………………….
2.19 S
= 600 x We ……………………………………………………………… 2.20 Dimana: S = arus kepadatan setelah dikoreksi
S0 = arus kepadatan menurut rumus smpjam We = lebar efektif jalan
Fcs = faktor koreksi city size F
SF
= faktor koreksi side friction F
G
= faktor koreksi gradient F
RT
= faktor koreksi right trun F
LT
= faktor koreksi left turn Kapasitas jalan dapat dihitung dengan menggunakan rumus yaitu:
……………………………………………………………………………… ……………… 2.21
Derajat kepadatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: DS = QC = Q x c S x g ………………………………………….. 2.22
Panjang antrian dapat dihitung berdasarkan:
Universitas Sumatera Utara
………………………………………………………………………………………… …………….. 2.23
Nilai rata-rata keterlambatan delay adalah sebagai berikut:
……………....……… 2.24
II. 6 SIDRA Sidra singkatan dari Signalized and unsignalised Intersection Design Research