II- 14
8 Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender
Indeks Pembangunan Gender IPG Kota Surakarta menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu 2008-2012, dari sebesar 74,90
pada tahun 2012 menjadi 76,76 pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia perempuan di
Kota Surakarta semakin membaik, khususnya pada bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan. IDG juga meningkat
dari sebesar 59,60 pada tahun 2008 menjadi 77,56 pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberdayaan perempuan di
Kota Surakarta semakin baik. Perkembangan IPG dan IDG Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.11.
Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender di Kota Surakarta Tahun 2008-2012
INDIKATOR 2008
2009 2010
2011 2012
IPG 74,90
75,20 75,68
76,37 76,76
IDG 59,60 59,70 75,75 78,06 77,56
Sumber: BPS dan Kementerian PP dan PA
c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Jumlah kelompok seni yang ada di Kota Surakarta tercatat sebanyak 79 organisasi. Terdiri dari kelompok seni tari, kelompok seni
musik, kelompok seni vokal, kelompok teater, dan kelompok seni rupa. Rasio grup seni per 10.000 penduduk di Kota Surakarta angkanya
tetap selama tahun 2008-2012 yaitu 0,0209.
Ajang pentas seni dari group seni yang ada, pada tahun 2013- 2014 diwadahi dalam ajang Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya
daerah, antara lain: 1.Solo Carnaval, 2. Solo Menari, 3. Mangkunegaran Performing Art, 4. Mangkunegaran Art Festival, 5. Festival Gamelan
Akbar, 6. Festival Kuliner, 7. Solo Keroncong Festival, 8. Solo Blues Festival, 9. Solo City Jazz, 10. Vastenburg Carnival Solo, 11. Pentas
Seni di CFD, dan 12. Apresiasi Musik Kebangsaan.
3. Aspek Pelayanan Umum a. Fokus Layanan Urusan Wajib
1 Pendidikan a Pendidikan Anak Usia Dini PAUD
Cakupan pendidikan anak usia dini PAUD di Kota Surakarta selama tiga tahun terakhir selalu menunjukkan grafik yang
meningkat. Hal
tersebut ditunjang
juga dengan
semakin meningkatnya jumlah PAUD. Jumlah PAUD di Kota Surakarta
meningkat dari 485 unit pada tahun 2011 menjadi 513 unit pada tahun 2013. Sementara itu, angka PAUD sampai tahun 2013 sudah
mencapai 69,08 persen meningkat dari 54 persen pada tahun 2011.
b Pendidikan Dasar
Angka Partisipasi Kasar APK, Angka partisipasi Murni APM, Angka Putus Sekolah, dan angka melanjutkan dapat digunakan
untuk melihat bagaimana tingkat keterjangkauan pendidikan dasar
II- 15
untuk masyarakat. APK SDMI pada tahun 2013 sebesar 126,46 meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu sebesar 108,67
persen. APM SDMI Kota Surakarta pada tahun 2013 sebesar 107,54 persen meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar
91,79 persen.
Berdasarkan gambar di atas, selama kurun waktu 2009 – 2013 APK SDMI dan SMPMTs fluktuatif. Namun dalam 3 tahun
terakhir 2011-2013 trendnya menurun. Apabila dikaitkan dengan tingkat ketercapaian indikator Pendidikan Untuk Semua PUS pada
jenjang pendidikan dasar, yaitu pada tahun 2015 seluruh penduduk usia pendidikan dasar menempuh pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar, maka tingkat capaian Kota Surakarta pada tahun 2011 untuk SDMI dan SMPMTs telah tercapai.
Angka Putus Sekolah pada tahun 2013 pada jenjang pendidikan SDMI adalah sebesar 0,03 persen, sama dengan
capaian pada tahun 2011. Sedangkan Angka Putus Sekolah SMPMTs pada tahun 2013 sebesar 0,37 persen, meningkat jika
dibandingkan tahun 20012 yaitu 0,31 persen.
Rasio guru terhadap siswa kondisi tiap tahun persentasenya selalu naik. Pada tahu 2008 rasio guru terhadap siswa di sekolah
negeri sebesar 5,5, terus meningkat menjadi 5,8 pada tahun 2012. Pada jenjang pendidikan SMPMTs angkanya meningkat dari
6,8 menjadi 7,3. Adapun ketersediaan sekolah pada tahun 2012 jumlahnya masih sama untuk yang negeri yaitu 193 unit SDMI,
dan sekolah swasta sebanyak 74 unit. Untuk jenjang pendidikan SMP jumlah sekolah negeri sebanyak 27 unit, dan sekolah milik
swasta sebanyak 45 unit.
c Pendidikan Menengah
APK SMASMKMA Kota Surakarta pada tahun 2013 sebesar 193,05 naik dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 158,76.
Sedangkan APM SMASMKMA pada tahun 2013 sebesar 120,92 naik dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 111,15.
Angka putus sekolah untuk tingkat SMASMKMA pada tahun 2013 jauh menurun jika dibandingkan dengan capaian
tahun 2011. Angka putus sekolah pada tahun 2013 sebanyak 0,25, sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 0,6.
Pencapaian kinerja urusan pendidikan dengan mendasarkan beberapa indikator yang diatur dengan beberapa peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut:
II- 16
Tabel 2.12.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1 Pendidikan Anak
Usia Dini PAUD
- -
79 63,52
IKK LPPD
72,9
Disdikpora 2
Penduduk yang berusia 15
tahun melek huruf tidak buta
aksara
97,7 97,7
99,47 100
IKK LPPD
Disdikpora
3 Angka Partisipasi
Murni APM SDMIPaket A
94,5 116,18 115,87 106,23
IKK LPPD
96
Disdikpora 4
Angka Partisipasi Murni APM
SMPMTsPaket B
79,08 104,97 103,48
95,42
IKK LPPD
76,8
Disdikpora
5 Angka Partisipasi
Murni APM SMASMKMAP
aket C
89,89 111,15 121,83 116,04
IKK LPPD
85 Disdikpora
6 Angka Putus
Sekolah APS SDMI
0,05 0,04
0,04 0,03
IKK LPPD
0,7 Disdikpora
7 Angka Putus
Sekolah APS SMPMTs
0,84 0,84
0,58 0,34
IKK LPPD
1 Disdikpora
8 Angka Putus
Sekolah APS SMASMKMA
0,84 0,84
0,71 0,51
IKK LPPD
Disdikpora 9
Angka Kelulusan AL SDMI
- -
100 97,63
IKK LPPD
Disdikpora 10
Angka Kelulusan AL SMPMTs
- -
89,59 86,44
IKK LPPD
Disdikpora 11
Angka Kelulusan AL
SMASMKMA
- -
96,78 97,84
IKK LPPD
Disdikpora 12
Angka Melanjutkan
AM dari SDMI ke SMPMTs
96,49 97,45
110 101,79
IKK LPPD
97 Disdikpora
13 Angka
Melanjutkan AM dari
SMPMTs ke SMASMKMA
90 90 142,67 154,84
IKK LPPD
93,5 Disdikpora
14 Guru yang
memenuhi kualifikasi S1D-
IV
- -
76,86 82,17
IKK LPPD
98 Disdikpora
Berdasarkan tabel di atas, dapat diidentifikasi beberapa indikator yang memiliki kinerja kurang yaitu APK Pendidikan Anak
Usia Dini PAUD. Adapun indikator yang memiliki kinerja sedang yaitu Angka Putus Sekolah APS SMPMTs, dan Angka Putus
II- 17
Sekolah APS SMASMKMA. Indikator-indikator tersebut tentunya perlu menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan tahun
2015.
2 Kesehatan
a
Rasio Posyandu per satuan Balita
Jumlah posyandu di Kota Surakarta pada tahun 2012 sebanyak 602 unit. Posyandu dengan kategori purnama dan
mandiri sejumlah 592 unit atau sebesar 98,34 persen dari total keseluruhan posyandu.
b
Rasio sarana kesehatan per satuan penduduk
Jumlah puskesmas di Kota Surakarta sebanyak 43 unit yang terdiri dari 4 unit puskesmas DTP, 13 unit puskesmas TTP, dan 26
puskesmas pembantu. Sedangkan jumlah rumah sakit di Kota Surakarta berjumlah 12 unit. Berdasarkan data yang ada dan data
dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dapat diketahui bahwa rasio sarana kesehatan dasar terhadap penduduk sebesar 0,33;
sedangkan rasio sarana kesehatan rujukan terhadap penduduk sebesar 0,23.
c
Rasio Tenaga Kesehatan
Selain sarana kesehatan, faktor penunjang pelayanan kesehatan
kepada masyarakat
adalah ketersediaan
tenaga kesehatan. Jumlah dokter umum pada tahun 2012 sebanyak 84
dokter yang bertugas di unit kerja negeri dan 192 dokter yang bekerja pada unit kerja swasta. Sehingga total dokter umum yang
ada di Kota Surakarta sebanyak 276 dokter. Kemudian ada dokter gigi yang berjumlah sebanyak 67 orang baik yang bekerja di negeri
maupun swasta. Dokter spesialis berjumlah total 364 orang. Jumlah perawat sebanyak 2.027 orang, bidan sebanyak 261 orang,
tenaga farmasi sebanyak 341 orang, tenaga sanitarian sebanyak 43 orang, tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 48 orang, tenaga gizi
sebanyak 72 orang, dan tenaga keteknisian medik sebanyak 284 orang.
d
Angka Kematian Ibu AKI
Angka kematian ibu di Kota Surakarta selama lima tahun 2009-2013 mengalami kondisi yang fluktuatif dengan tren
menurun, paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yang mencapai angka 153,82 per 100.000 kelahiran hidup kemudian pada tahun
2013 angkanya sudah mampu mencapai angka 30,21 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut sudah berada di bawah target
MDGs 82,12.
Salah satu upaya penurunan kasus kematian ibu adalah melalui memberikan pelayan yang optimal kepada ibu hamil dan
ibu melahirkan. Pelayanan kepada ibu hamil antara lain melalui pemeriksaan rutin selama proses kehamilan. Cakupan pelayanan
antenatal K4 di Kota Surakarta sudah cukup baik. Pada tahun 2013 cakupan pelayanan antenatal K4 sudah mencapai 97,73
II- 18
persen. Selain pemeriksaan kepada ibu hamil, upaya lain dalam rangka mengurangi AKI adalah melalui pertolongan pada persalinan
oleh tenaga kesehatan terlatih. Capaian pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih di Kota Surakarta tahun 2013 sudah mencapai 100
persen.
e
Angka Kematian Bayi dan Balita
Angka Kematian Bayi AKB Kota Surakarta dari tahun 2011- 2013 fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2011
AKB Kota Surakarta sebesar 3,74 per 1.000 kelahiran hidup meningkat pada tahun 2012 menjadi 6,02 per 1.000 kelahiran
hidup, dan turun lagi pada tahun 2013 menjadi 3,22 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Balita AKBa dihitung berdasarkan jumlah kematian balita 0–5 tahun per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun
waktu satu tahun. AKBa di Kota Surakarta dari tahun 2011-2013 juga fluktuatif, pada tahun 2011 sebesar 0,64 per 1.000 kelahiran
hidup, menurun pada tahun 2012 menjadi 0,59 per 1.000 kelahiran hidup, dan naik lagi menjadi 1,21 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2013.
f
Penyakit Menular
Kejadian TB Paru baru di Kota Surakarta pada tahun lalu cukup tinggi, kasusnya mencapai angka 118 per 100.000
penduduk, meningkat
dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Tingkat prevalensi TB di wilayah ini adalah 121,4 per
100.000 penduduk. Sedangkan jumlah kematian akibat TB paru sebanyak 1,4 per 100.000 penduduk, angka ini juga meningkat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun pada tahun 2013 mencapai angka 0,38, meningkat dari 0,16 pada tahun 2012.
Sementara itu proporsi penduduk yang memiliki pengetahuan tentang HIV AIDs pada tahun 2013 sebesar 22,57 persen.
Incident Rate IR DBD pada tahun 2009-2013 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2009 IR DBD sebesar 130,2 per
100.000 penduduk turun tahun 2013 menjadi 52,6 per 100.000 penduduk. Angka Kematian karena DBD CFR DBD justru
cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 CFR DBD sebesar 1,02 persen meningkat pada tahun 2013 menjadi 2,6
persen.
Pencapaian kinerja urusan kesehatan dengan mendasarkan beberapa indikator yang diatur dengan beberapa peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut:
II- 19
Tabel 2.13.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kesehatan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1. Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin 100
100 100
100 SPM, IKPPD,
IKK-LPPD, IKS,
100 DKK
2. Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat miskin
100 100
100 100 SPM,
100 DKK
3. Cakupan kelurahan
Siaga Aktif 100
100 100
100 SPM 80 DKK
4. Rasio posyandu per
satuan balita 14,7
14,8 16,03
16,5 IKPPD, EPPD,
DKK 5.
Persentase balita gizi buruk
0 IKPPD, EPPD,
IKS, Pangan
dan Gizi, 0 DKK
6. Prevalensi balita
gizi kurang 7,54
5,86 3,46
3,72 IMDGs, DKK
7. Cakupan Balita Gizi
Buruk mendapat perawatan
100 100
100 100 SPM,
IKPPD, IKK-LPPD
100 DKK
8. Persentase Balita
ditimbang berat badannya DS
69,53 72,70 83,60
75,59
Pangan dan Gizi,
85 DKK 9.
Cakupan pelayanan anak balita
69.53 93,20 93,48 80,47
SPM, 90 DKK
10. Persentase Bayi 0-6
bulan mendapat ASI Eksklusif
26,30 42,05 46,07 55,78
IKS, Pangan
dan Gizi, 80 DKK
11. Cakupan
pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6 -
24 bulan keluarga miskin
0 SPM 100 DKK
12. Persentase Bayi
mendapat kapsul vitamin A
99,80 99,53
100 100
IKS, DKK
13. Persentase Balita
usia 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A
99,90 99,86
100 100
Pangan Dan Gizi,
85 DKK
14. Persentase Ibu
hamil mendapat 90 tablet besi
93,14 96,35 97,14 97,50
Pangan Dan Gizi,
85 DKK 15.
Persentase Ibu hamil yang anemia
10,40 6,13
5,30 6,80
IKS, DKK
16. Persentase
kecamatan bebas rawan gizi
100 100
100 100 IKS,
DKK 17.
Cakupan Rumah
94,83 90,28 91,98 71,71
IKS, DKK
II- 20
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
Sehat 18.
Angka jentik aedes
92.5 94,38 95,36 94,95
IKS, DKK
19. Cakupan Kualitas
Air minum yang memenuhi syarat
kesehatan
48 41,70 56,58 51,10
IKS, 100
DKK
20. Cakupan jamban
keluarga yang memenuhi syarat.
83 90,79 93,46 86,85
IKS, 75
DKK 21.
Persentase tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan Hotel,
Taman, rekreasi dan tempat
hiburan, dll
93 92,33 96,39 94,34
IKS 85
DKK
22. Persentase Hotel
yang memenuhi syarat kesehatan
75 75,29 85,57 95,60
IKS 85
DKK 23.
Persentase Restoran yang
memenuhi syarat kesehatan
98,20 98,20 91,18 96,30
IKS 85
DKK
Berdasarkan tabel di atas, dapat diidentifikasi beberapa indikator yang memiliki kinerja kurang, meliputi: Persentase Bayi 0-
6 bulan mendapat ASI Eksklusif; Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin;
Cakupan Kualitas Air minum yang memenuhi syarat kesehatan; Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV dan AIDS; Proporsi penduduk yg terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat antiretroviral;
dan Tingkat pemanfaatan Puskesmas.
Beberapa indikator memiliki kinerja sedang, sehingga perlu dioptimalkan, meliputi: Persentase Balita ditimbang berat badannya
DS; Cakupan Rumah Sehat; Angka kejadian tuberkulosis insiden semua kasus100.000 penduduktahun; Prevalensi HIVAIDS
persen dari total populasi usia 15-49 tahun; Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue DBD; Jumlah Kasus diare; BOR Bed
Occupancy Ratio; AVLOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat; TOI Turn Over Interval; dan BTO Bed
Turn Over = Angka perputaran tempat tidur.
3 Pekerjaan Umum
Jaringan jalan merupakan bagian dari sebuah jaringan transportasi darat yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan
masyarakat. Kategori jalan di Kota Surakarta terbagi atas 3 jenis, yaitu:
II- 21
Jalan Negara sepanjang 13,15 Km, dengan kondisi jalan baik sepanjang 2,65 Km, kondisi sedang 6,05 Km, dan kondisi jalan
rusak sepanjang 4,45 Km.
Jalan Provinsi sepanjang 16,33 Km, dengan kondisi jalan sedang sepanjang 4,49 Km, dan jalan rusak sepanjang 10,99 Km.
Jalan Kota sepanjang 676,56 km. Kondisi jalan baik sepanjang 389,95 Km, kondisi jalan sedang sepanjang 184,57 Km, kondisi
jalan rusak sepanjang 93,92 Km dan kondisi jalan rusak berat sepanjang 8,12 Km.
Pencapaian kinerja urusan pekerjaan umum dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.14.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pekerjaan Umum di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1. Panjang jalan Kota
dalam kondisi baik
64 63
68 69
IKK- LPPD
DPU 2.
Rumah Tangga berSanitasi
- -
87 96,1 IKK- LPPD,
MDG’s 62,41 DPU
3. Kawasan Kumuh
2,30 2,30
1 -
IKK- LPPD
10 DPU
Berdasarkan tabel diatas, dapat diidentifikasi indikator yang memiliki kinerja kurang yaitu Panjang jalan Kota dalam kondisi
baik.
4 Perumahan
Jumlah penduduk yang semakin meningkat berdampak pada peningkatan jumlah kebutuhan perumahan. Kondisi perumahan di
Kota Surakarta sudah relatif baik, pemerintah meningkatkan kualitas hunian melalui program peningkatan rumah tidak layak
huni. Program tersebut menunjukan hasil yang cukup baik dimana terjadi penurunan jumlah rumah tangga kumuh yang memiliki
rumah tidak layak huni. Pada tahun 2012 jumlah rumah tangga kumuh sebanyak 4.700 unit, angka tersebut menurun dari 6.612
unit pada tahun 2011.
Total luas lahan yang dipakai untuk taman pemakaman pada tahun 2013 berdasarkan data dari BPS mencapai 68,83 Ha. Adapun
rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk mencapai 0,84 pada tahun 2013, angka tersebut menurun dibandingkan
dengan kondisi tahun 2012 yang mencapai 1,16.
Pencapaian kinerja urusan perumahan dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
II- 22
Tabel 2.15.
Pencapaian Kinerja Urusan Perumahan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No
Indikator Capaian
Standar SKPD
2010 2011
2012 2013
1 Rumah tangga
pengguna air bersih -
-
95 80,97
IKK- LPPD
68,87
DPU 2
Lingkungan pemukiman kumuh
2,30 2,30
1 - IKK-
LPPD 10 DPU
3 Rumah layak huni
- -
95,34
- IKK- LPPD
100 DPU 4
Rasio Tempat Pemakaman Umum
per satuan penduduk
0,04 1,06
1,16 0,84 IKPPD
DKP
Berdasarkan Tabel 2.15, dapat diketahui bahwa indikator yang memiliki kinerja perlu ditingkatkan yaitu Rumah layak huni, karena
standar yang harus dicapai seharusnya 100.
5 Penataan Ruang
Tujuan dari penataan ruang di Kota Surakarta adalah untuk mewujudkan kota sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan dengan berbasis industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut maka kebijakan yang diambil adalah 1 pemantapan peran kota dalam sistem nasional sebagai PKN, yang
melayani kegiatan skala nasional; 2 pengembangan kota sebagai pusat pelayanan Kawasan Andalan Subosukawonosraten Surakarta,
Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten dalam peningkatan ekonomi masyarakat kota; dan 3 pengembangan sistem pusat
pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis
industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga.
Kota Surakarta telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011-2031, yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012. Setelah Perda tersebut disahkan kemudian ditindak lanjuti dengan yang ditindaklanjuti
dengan penyusunan review RDTRK BWK I–VI. Pada tahun tahun 2013 6 dokumen RDTRK yang telah disesuaikan dengan RTRW terbaru
selesai dilaksanakan.
Pencapaian kinerja
urusan penataan
ruang dengan
mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
II- 23
Tabel 2.16.
Pencapaian Kinerja Urusan Penataan Ruang di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
Ruang terbuka hijau per satuan
luas wilayah ber HPLHGB
18,23 11,9 12,02 12,03 ISPP
BLH
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa indikator Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPLHGB perlu
ditingkatkan karena menurut standar seharusnya 20, sehingga kinerja tata ruang tersebut capaiannya masih kurang.
6 Perencanaan Pembangunan
Untuk mendukung
pelaksanaan program-program
pembangunan agar dapat berjalan dengan baik, maka proses-proses penmbangunan harus direncanakan sebaik mungkin. Sesuai amanat
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka pemerintah kabupatenkota wajib
menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah jangka panjang 20 tahun, jangka menengah lima tahun dan rencana kerja
pemerintah
daerah RKPD
untuk kegiatan
tahunan serta
penjabarannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD.
Berdasarkan amanat dari Undang-Undang tersebut maka Pemerintah Kota Surakarta dalam melaksanakan program dan
kegiatan pembangunan selalu berpegang pada mekanisme yang telah diatur. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses
pembangunan yaitu Musrenbang di tingkat kelurahan sampai tingkat kota, penyusunan dokumen-dokumen perencanaan yang
sifatnya rutin RKPD dan APBD, dan juga dokumen-dokumen yang sifatnya sektoralkhusus misalnya RAD MDGs, dokumen RTRW,
dokumen SSK dan sebagainya.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian berkaitan dengan perencanaan pembangunan adalah kualitas dokumen perencanaan
pembangunan, termasuk
pemenuhan kebutuhan
dokumen perencanaan yang pada tahun 2015 akan berakhir seiring dengan
berakhirnya kepemimpinan kepala daerah tahun 2010-2015, meliputi RPJMD dan Renstra SKPD.
Pencapaian kinerja
urusan penataan
ruang dengan
mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
II- 24
Tabel 2.17.
Pencapaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010 2011
2012 2013
1. Tersedianya
dokumen perencanaan RPJPD
yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada Ada
Ada Ada
IKK- LPPD
Bappeda
2. Tersedianya
Dokumen Perencanaan :
RPJMD yg telah ditetapkan dgn
PERDAPERKADA Ada
Ada Ada
Ada IKK-
LPPD Bappeda
3. Tersedianya
Dokumen Perencanaan : RKPD
yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada Ada
Ada Ada
IKK- LPPD
Bappeda
4. Penjabaran Program
RPJMD kedalam RKPD
- -
82,80 72,69
IKK- LPPD
Bappeda
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD perlu ditingkatkan.
7 Perhubungan
Kota Surakarta adalah wilayah yang sangat strategis dalam jaringan transportasi darat di pulau Jawa, karena menjadi salah satu
kota yang dilewati jalur utama transportasi darat dari wilayah barat ke timur. Jumlah angkutan umum yang menopang kegiatan
transportasi darat di Kota Surakarta cukup banyak. Jumlah taksi pada tahun 2012 mencapai 680 unit, jumlah angkutan mencapai
367 unit, dan jumlah bus perkotaan sebanyak 214 unit. Sementara itu jumlah otobus yang berdomisili di Kota Surakarta antara lain,
bus AKAP sebanyak 28, bus AKDP sebanyak 50, angkutan kota sebanyak 12, bus perkotaan sebanyak 28, dan taksi sebanyak 5
perusahaan.
Di Kota Surakarta terdapat terminal dan stasiun yang besar, yaitu Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan. Jumlah bis yang
masuk ke terminal tirtonadi pada tahun 2012 sebanyak 376.226 bus AKDP dan 400.950 bus AKAP. Sedangkan jumlah penumpang
mencapai 18.331.299 orang. Adapun Stasiun Balapan melayani penumpang kereta api sebanyak 185.151 penumpang eksekutif,
149.951 penumpang kelas bisnis, dan 686.630 penumpang bisnis lokal. Sementara itu, angkutan barang di Stasiun Balapan mencapai
1.214.369 Kg.
Pencapaian kinerja urusan perhubungan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi
pada tabel berikut:
II- 25
Tabel 2.18.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Perhubungan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian
Standar SKPD
2010 2011
2012 2013
1. Jumlah Pelabuhan
LautUdara Terminal Bis
1 1
1 1
IKPPD, EPPD,
Dishubk ominfo
2. Tersedianya terminal
angkutan penumpang pada setiap
KabupatenKota yang telah dilayani
angkutan umum dalam trayek
100 100
100 100
SPM 100 Dishubk
ominfo
3. Jumlah kasus
pelanggaran lalu lintas
- 205
205 140
IKS Dishubk
ominfo 4.
Tersedianya unit pengujian kendaraan
bermotor bagi Kabupaten Kota yang
memiliki populasi kendaraan wajib uji
Perhubungan Bermotor minimal
4000 empat ribu kendaraan wajib uji.
1 1
1 1
SPM 60
Dishubk ominfo
5. Rasio ketersediaan
angkutan kota
69454 800
6945 4800
6705 4800
6705 4800
IKPPD Dishubk
ominfo 6.
Tersedianya angkutan umum yang melayani
wilayah yang telah tersedia jaringan jalan
untuk jaringan jalan KabupatenKota
2139 2139
2100 2045
SPM 75
Dishubk ominfo
7. Jumlah orang melalui
terminal per tahun
18.331 .299
17.63 3.503
17.63 3.503
17.96 3.961
IKPPD, EPPD
Dishubk ominfo
8. Rasio ijin trayek
0,42 0,42
0,42 0,42
IKPPD, EPPD,
ISPP Dishubk
ominfo 9.
Jumlah uji KIR angkutan umum
1587 1724
1705 1746
IKPPD, EPPD,
Dishubk ominfo
10. Kepemilikan KIR
angkutan umum
74,2 80,6 81,2 85,4
IKPPD Dishubk
ominfo 11.
Lama pengujian kelayakan angkutan
umum KIR
45 45
45 45
IKPPD Dishubk
ominfo 12.
Biaya pengujian kelayakan angkutan
umum
JBB 2100 :
Rp. 22.500
, JBB 2101
sd 3500 :
Rp. 25.000
, JBB JBB
2100 : Rp.
22.50 0,
JBB 2101
sd 3500 :
Rp. 25.00
JBB 2100 :
Rp. 22.50
0, JBB
2101 sd
3500 : Rp.
25.00 JBB
2100 : Rp.30
.000, JBB
2101 sd
3500 : Rp.
35.00 0,
IKPPD Dishubk
ominfo
II- 26
No Indikator
Capaian
Standar SKPD
2010 2011
2012 2013
3501 sd
8000 : Rp.
28.500 , JBB
8001 sd
15000 : Rp.
31.000 , JBB
15000 ke atas
: Rp.34.
000, Gande
ngan : Rp
35.000 ,
Tempel an :
Rp. 40.000
0, JBB
3501 sd
8000 : Rp.
28.50 0,
JBB 8001
sd 15000
: Rp. 31.00
0, JBB
15000 ke
atas : Rp.34
.000, Gand
engan : Rp
35.00 0,
Temp elan :
Rp. 40.00
0, JBB
3501 sd
8000 : Rp.
28.50 0,
JBB 8001
sd 15000
: Rp. 31.00
0, JBB
15000 ke
atas : Rp.34
.000, Gand
engan : Rp
35.00 0,
Temp elan :
Rp. 40.00
JBB 3501
sd 8000 :
Rp. 40.00
0, JBB
8001 sd
15000 :
Rp.45 .000,
JBB 15000
ke atas :
Rp.50 .000,
Gand engan
: Rp 45.00
0, Temp
elan : Rp.
45.00
13. Persentase kendaraan
umum yang memenuhi ambang
batas emisi gas buang Lulus uji emisi
27.942 28.14
2 28.90
1 29.83
8
IKS Dishub
14. Tersedianya halte
pada setiap KabupatenKota yang
telah dilayani angkutan umum
dalam trayek.
- -
25 30
SPM 100 Dishubk
ominfo
15. Tersedianya terminal
angkutan penumpang pada setiap
KabupatenKota yang telah dilayani
angkutan umum dalam trayek
100 100
100 100
SPM 40
Dishubk ominfo
16. Ketersediaan rambu-
rambu lalu lintas
11,72 27,51 43,97
73,73
IKPPD Dishubk
ominfo 17.
Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan
rambu, marka, dan guardrill dan
penerangan jalan umum PJU pada
jalan KabupatenKota.
SPM 60
Dishubk ominfo
II- 27
No Indikator
Capaian
Standar SKPD
2010 2011
2012 2013
rambu
141 331
529 887
marka
416.01 8
418.01 8
424.21 1
427.8 84
guardrill
31,0 31,0
32, 0 32,0
penerangan jalan umum PJU
16.572 16.57
2 16.57
2 16.57
2
Berdasarkan Tabel 2.18, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa indikator dengan capaian kurang baik, meliputi: Jumlah
kasus pelanggaran lalu lintas; dan Tersedianya halte pada setiap KabupatenKota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.
Terdapat pula capaian indikator yang termasuk pada kategori sedang, sehingga perlu dioptimalkan, yaitu: Ketersediaan rambu-
rambu lalu lintas; Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan rambu, marka, dan guardrill dan penerangan jalan umum PJU pada jalan
KabupatenKota.
8 Lingkungan Hidup
Produksi sampah yang dihasilkan per hari di Kota Surakarta mencapai angka 280 ton. Adapun sampah yang mampu terkelola
atau terangkut baru mencapai 242,23 ton perhari, sehingga baru sekitar 84 persen sampah yang diproduksi bisa terangkut ke TPS
yang ada. Sarana pengolahan sampah di Kota Surakarta pada tahun 2013 antara lain pekerja kebersihan sejumlah 309 orang, truk
sampah 35 unit, pick up 6 unit, truk container 9 unit, container 67 unit, toilet container 5 unit, gerobak sampah 510 unit, transfer depo
18 unit, TPA 1 unit, buldozer 3 unit, excavator 3 unit, dan whelloader sebanyak 1 unit.
Pembangunan lingkungan hidup diarahkan salah satunya pada pengembangan luasan ruang terbuka hijau menjadi 30 20 RTH
publik dan 10 RTH privat. Kondisi tahun 2013 untuk RTH publik sudah mencapai 12,03, sedangkan RTH privat masih 0 data dari
BLH tahun 2014. Selain RTH, hal lain yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah adalah adanya kebijakan nasional
mengenai lingkungan hidup yang termuat dalam SPM, MDGs dan RAN GRK. Target-target yang ada dalam kebijakan tersebut perlu
dijadikan acuan dalam penyusunan kegiatan bidang lingkungan hidup.
Pencapaian kinerja
urusan lingkungan
hidup dengan
mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
II- 28
Tabel 2.19.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Lingkungan Hidup di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010 2011 2012 2013
1. Persentase
Penanganan Sampah
86 84
84 84
IKPPD, IKK,
LPPD, EPPD
70 DKP
2. Ketersediaan
Tempat Pembuangan
Sampah TPS per satuan
penduduk 0,63
0,63 0,58
0,57 IKPPD,
IKK, LPPD
DKP
3. Rasio Tempat
Pembuangan Sampah TPS
per satuan penduduk
25 20
20 25 ISPP
DKP
4. Jumlah TPS
40 40
40 55
ISPP DKP
5. Jumlah TPST
- -
- -
ISPP DKP
6. Tersedianya
fasilitas pengurangan
sampah diperkotaan
- -
- -
SPM 20
DKP
7. Tersedianya
sistem penanganan
sampah diperkotaan
86 84
84 84
SPM 70
DKP
8. Pemantauan
status mutu air 100
100 100
100 IKPPD
100 BLH
9. Rasio cakupan
pengawasan terhadap
pelaksanaan AMDAL
13 34
34 35
IKPPD 100
BLH
10. Jumlah usaha
danatau kegiatan yang
mentaati persyaratan
administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran air
37 47
57 57
SPM 100
BLH
11. Jumlah
pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan
pencemaran danatau
perusakan lingkungan
hidup yang ditindaklanjuti
66 88
55 66
SPM 100
BLH
II- 29
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010 2011 2012 2013
12. Ketersediaan
Laboratorium Penelitian
Lingkungan -
- -
- ISPP
BLH
13. Kegiatan
Penegakan hukum
lingkungan 100
100 100
100 IKPPD,
IKK- LPPD
BLH
14. Rasio Cakupan
penghijauan wilayah rawan
longsor dan sumber mata air
- -
- -
IKPPD BLH
15. Jumlah luasan
lahan danatau tanah untuk
produksi biomassa yang
telah ditetapkan dan
diinformasikan status
kerusakannya SPM
100 BLH
16. Jumlah usaha
danatau kegiatan sumber
tidak bergerak yang memenuhi
persyaratan administrasi dan
teknis pencegahan
pencemaran udara
34 34
44 44
SPM 100
BLH
17. Pemenuhan
Sarana Monitoring Polusi
103 5
203 5
203 5
203 5
ISPP BLH
18. Luas RTHK
Perkotaan Publik 18,23
11,9 12,02 12,03 ISPP
20 BLH
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui ada beberapa indikator dengan capaian kinerja yang kurang, seperti: Tersedianya
sistem penanganan sampah diperkotaan; Rasio cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL; Jumlah luasan lahan danatau tanah
untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya; Pemenuhan Sarana Monitoring Polusi; dan
Luas RTHK Perkotaan Publik . Selain itu, terdapat beberapa indikator dengan kinerja sedang, meliputi: Persentase Penanganan
Sampah; Rasio Tempat Pembuangan Sampah TPS per satuan penduduk; dan Jumlah usaha danatau kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air.
II- 30
9 Pertanahan
Kewenangan pemerintah kota dalam bidang pertanahan yaitu: 1 pemberian ijin lokasi; 2 penyelenggaraan pengadaan tanah untuk
kepentingan pembangunan; 3 penyelesaian sengketa tanah garapan; d. penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk
pembangunan; 4 penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah
absentee; 5 penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat; 6 pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong; 7 pemberian
ijin membuka tanah dan 8 perencanaan penggunaan tanah wilayah KabupatenKota. Kewenangan tersebut sesuai dengan amanat
Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang Pertanahan.
Luas tanah asset pemerintah Kota Surakarta yang sudah bersertifikat seluas 3.898.416 m². Luas tanah belum bersertifikat
pemerintah kota seluas 6.719 m². Luas tanah bersertifikat ex departemen 10.716 m². Tanah bersertifikat ex provinsi 508 m², dan
Tanah P3D Penyerahan Personil Peralatan Pembiayaan dan Dokumen seluas 8.369 m².
Pencapaian kinerja urusan pertanahan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi
pada tabel berikut:
Tabel 2.20.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pertanahan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1. Luas lahan
bersertifikat 77,21 81,41 IKK-
LPPD 100 Setda
2. Penyelesaian
Kasus Tanah Negara
53,84 76,05 IKK- LPPD
100 Setda 3.
Penyelesian Ijin Lokasi
100 100 IKK-
LPPD 100 Setda
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui ada indikator dengan capaian kinerja yang kurang, seperti: Penyelesian Luas lahan
bersertifikat, dan Penyelesaian Kasus Tanah Negara.
10 Kependudukan dan Catatan Sipil
Pelayanan administrasi kependudukan meliputi pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk KTP, Kartu Keluarga KK, akte
kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta pengangkatan anak, akta kutipan kelahiran dan akta legalisasi. Pelayanan
admininistrasi kependudukan dan pencatatan sipil ini secara umum menunjukkan peningkatan menjadi lebih baik, terutama proses
pelayanan administrasi kependudukan dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK.
II- 31
Kondisi capaian bidang kependudukan tahun 2013, kepemilikan KTP sudah mencapai 100, kepemilikan akta kelahiran 69,61, dan
rasio pasangan berakte nikah 100. Berikut ini adalah gambaran kinerja bidang pencatatan sipil dan kependudukan sejak tahun
2010-2013.
Tabel 2.21.
Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010 2011 2012 2013
1. Rasio penduduk ber
KTP 94,5
100 100
100 IKPPD, IKK-LPPD,
EPPD, ISPP
100 Dispenduk capil
2. Kepemilikan KTP
100 100
100 100 IKPPD,
ISPP 100 Dispenduk
capil 3.
Rasio bayi ber-akte
kelahiran 100
100 100
100 IKPPD, IKK-LPPD,
EPPD, ISPP
100 Dispenduk capil
4. Kepemilikan
akta kelahiran 69 69,47 69,55 69,61 IKPPD,
ISPP 100 Dispenduk
capil 5. Rasio
pasangan berakte nikah
97 100
100 100 IKPPD,
IKK-LPPD, EPPD,
100 Dispenduk capil
6. Ketersediaan database
kependudukan ada
ada ada
ada IKPPD, ada Dispenduk
capil 7. Penerapan
KTP Nasional berbasis NIK
sudah sudah sudah sudah IKPPD sudah Dispenduk
capil
11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Terkait dengan
pemberdayaan perempuan
dan anak,
pemerintah berupaya untuk memberikan hak yang sama dalam pembangunan melui upaya kesetaraan gender. Hal tersebut
diwujudkan dalam bentuk diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional, yang kemudian ditindak lajuti dengan diterbitkannya Permendagri 15 tahun 2008 tentang Pendoman Pengarusutamaan
Gender yang kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2008 mengamanatkan penintegrasian isu gender dalam berbagai bidang pembangunan,
pembentukan kelembagaan PUG serta dukungan pembiayaan pembangunan yang responsive gender. Selain itu juga telah
diamanatkan Standar Pelayanan Minimal urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Pelaksanaan SPM tersebut
merupakan konsekuensi pelaksanaan program pembangunan yang responsif gender dan responsif anak.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan responsive gender dengan menggunakan Indeks Pembangunan Gender IPG
II- 32
atau Gender Development Index GDI dengan nilai minimal 40 dan terbesar 80. IPG merupakan IPM yang terpilah antara laki-laki dan
perempuan. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan
gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan IPG.
Nilai IPG Kota Surakarta tahun 2012 sebesar 76,76 yang merupakan angka tertinggi di Jawa Tengah. Indikator komposit IPG
adalah angka harapan hidup sebesar 70,39 tahun bagi laki-laki dan 74,25 tahun bagi perempuan, angka melek huruf sebesar 99,11
persen bagi laki-laki dan 95,07 bagi perempuan. Rata-rata lama sekolah sebesar 11,09 tahun bagi laki-laki dan 10,07 tahun bagi
perempuan. Sementara itu sumbangan pendapatan sebesar 57,83 persen bagi laki-laki dan 42,17 persen bagi perempuan.
Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup
partisipasi berpolitik,
partisipasi ekonomi
dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi
dapat dipergunakan Indeks Pemberdayaan Gender IDG atau Gender Empowerment Measure GEM. IDG Kota Surakarta tahun 2012
sebesar
77,56. Indikator
kompositnya adalah
keterlibatan perempuan di parlemen, perempuan sebagai tenaga manajer,
profesioanal, administrasi, pekerja dan sumbangan perempuan dalam pendapatan. Keterlibatan perempuan di parlemen sebesar
22,5. Perempuan sebagai manager, professional, administrasi, teknisi di Kota Surakarta sebesar 48,44. Sumbangan perempuan
dalam pendapatan kerja sebesar 42,17.
Jumlah anak usia 0-19 tahun di Kota Surakarta tahun 2012 sebanyak 159.020 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 79.814 jiwa
dan perempuan sebanyak 79.206 jiwa. Total jumlah anak mencapai 31,8 dari total penduduk yang ada. Upaya pemerintah untuk
melindungi dan memberikan hak anak antara lain diwujudkan dengan pembentukan forum anak, deklarasi Kota Surakarta sebagai
Kota layak anak, dan pemenuhan hak-hak anak di berbagai bidang sesuai dengan amanat Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
Pencapaian kinerja urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan mendasarkan indikator yang diatur
dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.22.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota Surakarta
Tahun 2010-2013 No
Indikator Capaian
Standar SKPD
2010 2011
2012 2013
1 Partisipasi
perempuan di lembaga
pemerintah 3,54
3,54 6,69
6,69 IKPPD, IKK-LPPD,
EPPD Bapermas
PP, PA dan KB
II- 33
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
2 Angka
melek huruf perempuan
usia 15th keatas
100 100 IKK-LPPD
100 Bapermas PP, PA dan
KB
3 Partisipasi
angkatan kerja
perempuan
57,55 61,74
IKK-LPPD Bapermas
PP, PA dan KB
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa capaian indikator yang perlu ditingkatkan yaitu Partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah, dan Partisipasi angkatan kerja perempuan.
12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Pada tahun 2012 jumlah peserta KB aktif mencapai 57.653, atau sekitar 80,13 persen dari total PUS yang ada di Kota Surakarta
yang berjumlah 71.946. Sedangkan PUS yang tidak ingin punya anak dan ingin anak ditunda unmeetneed pada tahun 2012 sebesar
10,23 persen. Kondisi ini cukup tinggi dibandingkan dengan target yang ingin dicapai yakni sebesar 5 persen pada tahun 2014 sesuai
dengan SPM BKKBN.
Dilihat dari sisi alat kontrasepsi yang dipakai, penggunaaan alat kontrasepsi masih didominasi alat kontrasepsi hormonal. Data tahun
2012 penggunaan alat kontrasepsi tertinggi adalah dengan metode suntik sebanyak 27.700 akseptor, kemudian IUD sebanyak 11.835
akseptor, pil sebanyak 8.397 akseptor, kondom sebanyak 5.116 akseptor, MOW sebanyak 2.238, implant sebanyak 2.177 akseptor,
dan MOP sebanyak 190 akseptor.
Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak dan mempunyai hubungan serasi, seimbang dan
selaras antar anggota keluarga serta anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Ada lima kategori keluarga
sejahtera, yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I KS I, keluarga sejahtera II KS II, keluarga sejahtera III KS III, dan
keluarga sejatera III plus KS III plus. Jumlah keluarga yang termasuk kategori pra sejahtera pada tahun 2012 sebanyak 11.500
keluarga, kategori KS I 25.025 keluarga, KS II 30.689 keluarga, KS III 36.838 keluarga, dan KS III plus 18.410 keluarga. Apabila dilihat
dari jumlah, keluarga dengan kategori KS III jumlahnya paling besar di Kota Surakarta.
Pencapaian kinerja urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam
beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
II- 34
Tabel 2.23.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1 Prevalensi
peserta KB aktif 79,1
79,4 80,13
79,59
IKK-LPPD 65 Bapermas
PP, PA dan KB
2 Rasio petugas
lapangan KBpenyuluh
KB PLKBPKB di setiap
desakelurahan -
- 82,35
70,59
IKK-LPPD Bapermas
PP, PA dan KB
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pencapaian indikator Rasio petugas lapangan KBpenyuluh KB PLKBPKB di
setiap kelurahan masih kurang, sehingga perlu ditingkatkan.
13 Sosial
Jumlah penyandang masalah sosial di Kota Surakarta pada tahun 2012 paling banyak adalah lansia terlantar yaitu sebanyak
613 orang, meningkat dari tahun 2011. Sedangkan wilayah dengan sebaran lansia terlantar paling banyak adalah di Kecamatan
Laweyan. Berikut ini adalah sebaran penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Surakarta berdasarkan jenis dan
kecamatan tahun 2008 - 2012.
Tabel 2.24.
Jumlah PMKS Berdasarkan Jenis dan Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008-2012
Sumber: BPS Kota Surakarta, 2013
Selain kategori di atas, permasalahan sosial lainnya adalah penyandang cacat. Jumlah penyandang cacat juga cukup banyak
dan membutuhkan perhatian dari semua pihak.
II- 35
Tabel 2.25.
Jumlah Penyandang Cacat Berdasarkan Jenis dan Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008-2012
Sumber: BPS Kota Surakarta, 2013
Jumlah lembaga sosial yang ada di Kota Surakarta masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penyandang masalah
sosial yang ada. Jumlah panti asuhan yang ada sebanyak 11 unit pada tahun 2012. Kemudian panti jompo sebanyak 5 unit, panti
cacat sebanyak 10 unit, dan panti rehabilitasi eks psikotik sebanyak 3 unit.
Pencapaian kinerja urusan Sosial dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi
pada tabel berikut:
Tabel 2.26.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Sosial di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010 2011 2012 2013
1. Sarana sosial
seperti panti asuhan, panti
jompo dan panti rehabilitasi
- -
26 buah
26 buah
IKK- LPPD
Dinsosnak ertrans
2. Persentase
penyandang cacat baik fisik dan
mental, serta lanjut usia yang
tidak potensial yang telah
menerima jaminan sosial
- -
8,16 0 IKK-
LPPD SPM
40 Dinsosnak ertrans
3. PMKS yg
memperoleh bantuan sosial
9 12
8 6
IKK- LPPD
SPM 80
Dinsosnak ertrans
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja dua indikator masih kurang sehingga perlu ditingkatkan,
yaitu indikator penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut
II- 36
usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial; dan PMKS yang memperoleh bantuan sosial
14 Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2012 sebanyak 386.065 jiwa. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan
kondisi tahun 2011, namun jika dilihat trennya selama 5 tahun kondisinya justru menurun. Sedangkan angkatan kerja pada tahun
2012 jumlahnya mencapai 272.144 jiwa.
Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kota Surakarta selama kurun waktu 5 tahun sejak 2008-2012 kondisinya fluktuatif dengan
trend meningkat. Pada tahun 2008 TPAK Kota Surakarta sebesar 66,4, kemudian pada tahun 2009 turun menjadi 65,02 persen dan
posisi tahun 2012 sebesar 70,49 persen. Tingkat pengangguran terbuka kondisinya terbalik dibandingkan dengan capaian TPAK.
Angka TPT trendnya menurun sejak tahun 2008-2012. Posisi terakhir tahun 2012 tingkat pengangguran terbuka di Kota
Surakarta adalah 6,1.
Pencapaian kinerja
urusan Ketenagakerjaan
dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.27.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan ketenagakerjaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010 2011
2012 2013
1 Pelayanan kepersertaan
Jaminan Sosial bagi
pekerjaburuh -
- 72,03 74,51 IKK-LPPD SPM
50 Dinsosna kertrans
2 Pencari kerja yang
ditempatkan -
- 48,20 28,90 IKK-LPPD SPM
70 Dinsosna kertrans
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja indikator Pencari kerja yang ditempatkan masih kurang
sehingga perlu ditingkatkan.
15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Jumlah koperasi di Kota Surakarta sampai tahun 2012 sebanyak 562 unit, meningkat jika dibandingkan kondisi tahun
2011. Kategori koperasi tersebut terbagi atas koperasi primer sebanyak 556 unit, dan koperasi pusat sebanyak 6 unit. Dari 556
koperasi primer tersebut 516 diantaranya dalam kondisi aktif dan yang tidak aktif sebanyak 40 unit, sehingga koperasi yang aktif
sebesar 80,62 persen. Jumlah anggota koperasi pada tahun 2012 mencapai 80.763 orang. Dengan demikian bisa diartikan bahwa
setiap koperasi rata-rata memiliki anggota sekitar 145 orang.
II- 37
Sedangkan penyerapan tenaga kerja oleh koperasi sebanyak 1.041 pegawai.
Pengembangan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah UMKM
merupakan kegiatan
yang penting
dalam rangka
mewujudkan ekonomi kerakyatan. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya potensi koperasi dan UMKM di Kota Surakarta baik dari
peningkatan jumlah usaha kecil dan menengah, penyerapan tenaga kerja dan jumlah unit usahanya. Jumlah UMKM sejak tahun 2011
sampai dengan tahun 2013 naik dengan signifikan. Pada tahun 2011 jumlah UMKM sebanyak 10.610 unit, meningkat menjadi 20.160
unit pada 2012, dan pada tahun 2013 jumlahnya naik lagi menjadi 43.932 unit.
Pencapaian kinerja
urusan Kopeasi
dan UKM
dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.28.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Koperasi dan UMK M di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1 Koperasi
aktif 87,23 87,34 87,14 93,37 IKK-LPPD
100 Dinkop UMKM
2 Usaha Mikro
dan Kecil -
- 75
99,29
IKK-LPPD Dinkop
UMKM
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja kedua indikator tergolong baik.
16 Penanaman Modal Daerah
Penanaman modal di Kota Surakarta realisasinya selalu meningkat selama 4 tahun terakhir. Nilai investasi pada tahun 2013
sebesar Rp.2.884.306.195.382,-. Sementara itu pada tahun 2010 nilai investasi sebesar Rp.1.311.249.715.577,-. Pada tahun 2011 ada
146 perusahaan yang menanamkan modalnya di Kota Surakarta yang terdiri dari 2 PMA dan 144 PMDN, sedangkan pada tahun 2012
terdapat 245 perusahaan yang berinvestasi, masing-masing 5 PMA dan 240 PMDN. Adapun di tahun 2013 terdapat 270 perusahaan
yang berinvestasi di Kota Surakarta.
Pencapaian kinerja
urusan penanaman
modal dengan
mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
II- 38
Tabel 2.29.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Penanaman Modal di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1. Jumlah PMA dan
PMDN IKPPD,
EPPD a. PMA
- 2
5 270
BPMPT b.
PMDN -
144 240
- BPMPT
2. Jumlah Investasi 1.311.249. 715.577
1.797.727. 404.675
2.017.019. 690.099
2.884.306 .195.382
IKPPD, EPPD
BPMPT 3.
Pelayanan Perizinan
IKPPD, EPPD
a. Pendaftaran Penanaman
Modal -
- -
- BPMPT
b. Ijin Prinsip Penananaman
Modal -
- -
2 BPMPT
c. Ijin Usaha Penananaman
Modal -
- -
1 BPMPT
d. Tanda Daftar Perusahaan
TDP 1.548
1.651 1.285
1.270 BPMPT
e. Surat Ijin Usaha
Perdagangan SIUP
1.845 1.752
1.461 1.426
BPMPT
4. Implementasi
SPEPISE -
- -
3 IKPPD,
EPPD BPMPT
5. Kenaikan
Penurunan Realisasi PMDN
- 64.176.7
91.214.1 25
82.447.7 87.488.0
97 43.696.37
2.095.979 IKPPD,
EPPD BPMPT
6. Penerbitan IUJK 115
64 51
IKPPD, EPPD
BPMPT 7. Sistem Informasi
Pelayanan Perizinan dan
Administrasi Pemerintah
Sistem Informasi
Perizinan Sistem
Informasi Perizinan
Sistem SMS
Gateway Sistem
Informasi Perizinan
Sistem SMS
Gateway Sistem
Informasi Perizinan
Sistem SMS
Gateway Sistem
Informasi Kearsipan
e- Document
Sistem Informasi
Pendaftar an
Perizinan On-Line
SPM 1
satu kali
tahun BPMPT
8. Indeks Kepuasan Masyarakat
77,87 Baik
76,61 Baik
77,07 Baik
77,16 Baik
BPMPT
II- 39
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa indikator yang capaian kinerjanya Realisasi PMDN perlu ditingkatkan agar
dapat menyerap tenaga kerja yang banyak.
17 Kebudayaan
Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo merupakan kawasan yang kaya akan seni dan budaya. Hal tersebut
sangat dipengaruhi oleh keberadaan 2 Keraton yang ada yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran. Salah satu upaya melestarikan
karya budaya yang ada adalah melalui pelestarian peninggalan- peninggalan bersejarah. Terdapat beberapa kategori bangunan kuno
dan kawasan bersejarah yang dilindungi yaitu: 1 kelompok kawasan; 2 kelompok bangunan rumah tradisional; 3 kelompok
bangunan umum kolonial; 4 kelompok bangunan peribadatan; 5 kelompok gapura, tugu monomen, dan perabot jalan; dan 6
kelompok ruang terbukataman. Jumlah bangunan kuno dan kawasan bersejarah yang dilindungi mencapai angka 70 buah.
Kelompok-kelompok seni yang ada di Kota Surakarta tercatat sebanyak 79 organisasi. Terdiri dari kelompok seni tari sebanyak 15
grup, dengan anggota sebanyak 850 orang. Kelompok seni musik sebanyak 24, dan anggotanya sebanyak 415 orang. Kelompok seni
vokal ada 10, dengan angota sebanyak 200 orang. Kelompok teater sebanyak 23 grup dengan anggota mencapai 480 orang. Dan ada
juga kelompok seni rupa yang berjumlah 7 grup dan anggotanya 15 orang. Sehingga total seluruh anggota grup kesenian sebanyak 1.960
orang.
Selain anggota grup kesenian, secara perorangan juga banyak dijumpai seniman. Jumlah seniman di Kota Surakarta pada tahun
2012 mencapai 1.287 orang. Terdiri dari 200 orang seniman bidang tari, 165 orang seniman bidang musik, 150 orang seniman bidang
olah vokal, 545 seniman bidang seni teater, dan 227 orang seniman bidang seni rupa.
Pencapaian kinerja urusan Kebudayaan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi
pada tabel berikut.
Tabel 2.30.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kebudayaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010 2011 2012 2013
1
Penyelenggaraan festival seni dan
budaya
- 10 kali
10 kali 11 kali
IKK- LPPD
Disbudpar 2
Sarana penyelenggaraan seni
dan budaya
4 buah 4 buah
4 buah 4 buah
IKK- LPPD
Disbudpar 3
Benda, Situs dan Kawasan Cagar
Budaya yang dilestarikan
100 100
100 100
IKK- LPPD
Disbudpar
II- 40
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja indikator tergolong baik.
18 Kepemudaan dan Olahraga
Pembinaan organisasi
kepemudaan dilakukan
dengan pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan organisasi kepemudaan. Di
Kota Surakarta terdapat 57 organisasi kepemudaan, sedangkan kegiatan kepemudaan yang dilaksanakan ada 50 kegiatan.
Pembinaan keolahragaan di Kota Surakarta diarahkan untuk menumbuhkan
budaya dan
kecintaan berolahraga
guna meningkatkan kesehatan dan prestasi. Pada tahun 2012 terdapat
sebanyak 50 organisasi olahraga yang aktif di Kota Surakarta. Kegiatan olahraga yang dilaksanakan sebanyak 90 kegiatan.
Pemantapan kapasitas dan kualitas organisasi kepemudaan dan kegiatan
olah raga
perlu ditingkatkan
melalui penguatan
kelembagaan organisasi
kepemudaan, pembinaan
dan pemasyarakatan olah raga serta peningkatan fasilitas sarana dan
prasarana kepemudaan dan olah raga. Pencapaian kinerja urusan kepemudaan dan olahraga dengan
mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.31.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010 2011 2012
2013
1 Gelanggang
balai remaja selain milik
swasta -
- 0,03 IKK-LPPD
Disdikpora
2 Lapangan
olahraga. -
- 0,31
0,20 IKK-LPPD Disdikpora
19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Partisipasi politik
masyarakat Kota
Surakarta dalam
mendukung pelaksanaan demokrasi masih dalam kategori sedang. Pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang memilih gubernur
dan wakil gubernur Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 yang lalu tercatat hanya sekitar 60,57 pemilih yang menggunakan hak
suaranya. DPT Kota Surakarta pada pemilukada Jawa Tengah tahun 2013 tercatat sebanyak 408.507 pemilih.
Perkembangan lembaga kemasyarakatan di Kota Surakarta cukup baik, tercatat cukup banyak ormas yang berdomisili di
Surakarta. Untuk menjaga agar ormas-ormas tersebut terus berkembang
kualitasnya dan
dapat berperan
aktif dalam
pembangunan, pemerintah
setiap tahun
rutin melakukan
pembinaan-pembinaan. Pada tahun 2013 tercatat hampir 700 orang pengurus ormas difasilitasi oleh pemerintah untuk peningkatan
kapasitasnya.
II- 41
Selain pembinaan terhadap ormas, pemerintah juga melakukan pembinaan terhadap partai-partai politik yang ada di Kota Surakarta.
Pada tahun 2013 menurut data dari Kantor Kesbangpol Kota Surakarta tercatat 4 kali kegiatan dilaksanakan untuk pembinaan
terhadap parpol yang ada.
Pencapaian kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa
peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.32.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1. Angka kriminalitas
186 15
115 217
IKPPD, EPPD,
IKS, ISPP Kesbangpol
2. Angka kriminalitas
yang tertangani 12
3 47
87 EPPD
Kesbangpol 3.
Peningkatan kesadaran
wawasan kebangsaan pada
Ormas, LSM dan OKP
NA NA
125 700
IKPPD, IKK-
LPPD Kesbangpol
4. Kegiatan
pembinaan politik daerah
1 1
4 4
IKPPD, IKK-
LPPD Kesbangpol
5. Tingkat response
time bencana alam, Non alam
dan sosial -
- -
90 SPM
75
BPBD 6.
Tingkat terdekteksinya
bencana alam, non alam dan sosial
11 7
12 9
SPM BPBD
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat indikator dengan capaian kinerja masih kurang, yaitu: Angka
kriminalitas.
20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Sebagaimana diamanatkan Undang
−Undang
No. 32 tahun 2004 jo Undang-Undang No 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah
dan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota, Pemerintah Kota Surakarta harus melaksanakan sebanyak 26 urusan wajib dan
7 urusan pilihan. Dan untuk menjamin agar penyelenggaraan otonomi daerah semakin baik, maka kelembagaan pemerintahan
daerah perlu semakin ditingkatkan, profesionalisme aparatur, penetapan standar kinerja pemerintahan daerah, baik dengan
penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM. SPM yang telah diterbitkan oleh pemerintah pusat sampai saat ini meliputi:
II- 42
a. Permenkes No. 741 tahun 2008 tentang SPM Bidang Kesehatan.
b. Permeneg Lingkungan Hidup No. 19 tahun 2008 tentang SPM
Bidang Lingkungan Hidup daerah provinsi dan Daerah KabupatenKota.
c. Permendagri No. 62 tahun 2008 tentang SPM Bidang
Pemerintahan Dalam Negeri di KabupatenKota. d.
Permensos No. 129 tahun 2008 tentang SPM Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah KabupatenKota.
e. Permen Perumahan Rakyat No. 22 tahun 2008 tentang SPM
Bidang Perumahan Rakyat. f.
Permen Meneg PP No. 1 tahun 2009 tentang SPM Pusat Pelayanan Terpadu Bagi saksi dan Korban Tindak Pidana
Perdagangan Orang di KabupatenKota,
g. Permen Meneg PP No. 1 tahun 2010 tentang SPM Bidang
Pelayanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di KabupatenKota.
h. Peraturan Kepala BKKBN No. 55 tahun 2010 tentang SPM Bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di KabupatenKota. i.
Permen Diknas No. 15 tahun 2010 tentang SPM Pendidikan Dasar di KabupatenKota.
j. Permen
Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
Nomor PER.04MenIV2011
tentang perubahan
atas lampiran
Permenakertrans No.PER15MENX2010 tentang SPM Bidang ketenagakerjaan
k. Peraturan
Menteri Komunikasi
dan Informatika
No 22PerM.Kominfo122010 tentang SPM Bidang Komuniksi dan
Informatika di KabupatenKota l.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14PRTM2010 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
m. Peraturan
Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata
No PM.106HK.501MKP2010 tentang SPM Bidang Kesenian
n. Peraturan Menteri Pertanian No 65PermentanOT.140122010
tentang SPM
Bidang Ketahanan
Pangan Provinsi
dan KabupatenKota.
o. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.81 Tahun 2011
tentang SPM Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah KabupatenKota
p. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14
Tahun 2011 tentang SPM Bidang Penanaman Modal Provinsi dan KabupatenKota.
Dalam rangka
mendukung pelaksanaan
pemerintahan, keberadaan linmas menjadi salah satu faktor yang perlu
diperhatikan. Jumlah linmas di Kota Surakarta saat ini mencapai 3.272 orang. Dengan jumlah tersebut maka jika diperbandingkan per
10.000 penduduk maka rasionya adalah 66 personil linmas per 10.000 penduduk. Selain linmas elemen lain yang perlu diperhatikan
adalah keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP.
II- 43
Keberadaan Satpol PP sebagai aparat penegak Perda juga perlu diperhatikan. Saat ini rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk
adalah 1,71. Sedangkan target pada tahun 2013 adalah 2 personil Satpol PP per 10.000 penduduk.
Berkaitan dengan kinerja pengelolaan keuangan daerah, tergolong baik, Kota Surakarta telah meraih status Opini BPK
terhadap Lap Keu Daerah Wajar Tanpa Pengecualian WTP. Rasio temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada tahun 2013 mencapai 88
persen. Kinerja pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH juga berjalan dengan baik, baik dalam peyusunan
Laporan Hasil Pemeriksaan, dan laporan hasil tindak lanjut dan ekspose temuan hasil pengawasan. Dalam kurun waktu empat tahun
pendapatan asli daerah juga mengalami peningkatan.
Pencapaian kinerja urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian dengan mendasarkan indikator yang
diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut.
Tabel 2.33.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1. Jumlah Laporan
Hasil Pemeriksaan
178 195
190 252
Inspektorat 2.
Jumlah laporan hasil tindak
lanjut dan ekspose temuan
hasil pengawasan
yang telah disusun
430 390
428 586
Inspektorat
3. Belanja Publik
terharap DAU
Tdk ada
dlm Perme
ndagri no.13
Thn. 2006
Tdk ada
dlm Perme
ndagri no.13
Thn. 2006
79,33 92,96
IKK- LKPD
DPPKA
4. Belanja
langsung terhadap total
APBD
29,93 33,90
37,33 40,43
IKK- LKPD
DPPKA 5.
Besaran PAD terhadap
seluruh pendapatan dlm
APBDrealisasi
13,10 17,59
18,69 21,38
IKK- LKPD
DPPKA 6.
Rasio SILPA thdp total
pendapatan
5,12 9,30
20,01 12
IKK- LKPD
10 DPPKA
7. Rasio realisasi
belanja thd anggaran
93,31 93,24
86,78 91
IKK- LKPD
DPPKA
II- 44 No
Indikator Capaian
Standar SKPD
2010 2011
2012 2013
belanja 8.
Rasio realisasi PAD thd potensi
PAD
99,60 102,79
120,10 105,45
IKK- LKPD
100 DPPKA
9. Peningkatan
PAD
24,50 8,31
27,36 27,52
IKK- LKPD
DPPKA 10.
Dana perimbangan
yang terserap dibanding yang
direncana
99,45 100,54
103,11 99,77
IKK- LKPD
DPPKA 11.
Belanja untuk urusan
pendidikan dan kesehatan
52,83 54,54
52,86 46,35
IKK- LKPD
25 DPPKA
12. Opini BPK
terhadap Lap Keu Daerah
WTP WTP
WTP Belum
di audit BPK RI
IKK- LKPD
WTP DPPKA
13. Rasio temuan
BPK RI yang ditindaklanjuti
Nihil Nihil
64 88 IKK-
LKPD 100
DPPKA 14.
Sistim Informasi Manajemen
Pemda 5
buah 5 buah IKK-
LKPD Ada
Setda 15.
Indeks Kepuasan
Layanan Masyarakat
Ada Ada IKK-
LKPD Ada
Setda
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat capaian kinerja yang perlu dioptimalkan, yaitu pada indikator Rasio
SILPA terhadap total pendapatan.
21 Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang mencakup ketersediaan, distribusi, dan konsumsi bahan pangan. Hal tersebut
sesuai dengan definisi FAO dan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan di suatu daerah mencakup
empat komponen, yaitu: 1 kecukupan ketersediaan pangan; 2 stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim
atau dari tahun ke tahun; 3 aksesibilitasketerjangkauan terhadap pangan; dan 4 kualitaskeamanan pangan.
Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat di bidang pangan, pemerintah mengeluarkan Standar
Pelayanan Minimal SPM yaitu Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Ketahanan Pangan Provinsi dan KabupatenKota. Dalam peraturan tersebut pemerintah diharapkan mampu memenuhi target dari
semua indikator yang telah ditetapkan yaitu 1 Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita; 2 Penguatan Cadangan Pangan; 3
Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah; 4 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan; 5 Skor Pola Pangan
Harapan PPH; 6 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan, serta 7 Penanganan Daerah Rawan Pangan .
II- 45
Capaian kinerja bidang ketahanan pangan Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.34.
Capaian Indikator Kinerja Bidang Ketahanan Pangan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Berdasarkan Tabel di atas, dapat diketahui bahwa capaian kinerja indikator Peningkatan kewaspadaan pangan, dan sarana dan
prasarana ketahanan pangan menuju terwujutnya mutu keamanan pangan masyarakat perlu ditingkatkan.
22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Peran serta atau partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu untuk dapat berperan serta dalam membangun ditingkatkan
secara terus menerus karena hal tersebut sangat memberikan sumbangsih yang berarti dalam pencapaian target pembangunan.
Dalam pemberdayaan masyarakat ada 3 aspek utama kegiatan pemberdayaan yaitu: 1 pemberdayaan sumber daya manusia SDM,
2 perberdayaan sosial ekonomi yang bertumpu pada potensi lokal dan 3 pemberdayaan aspek lingkungan.
Pembinaan-pembinaan terhadap lembaga kemasyarakatan yang ada selalu dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber
daya manusia
maupun organisasi
itu sendiri.
Organisasi kemasyarakatan yang ada di Kota Surakarta antara lain, PKK yang
ada di setiap kelurahan, Posyandu yang berjumlah 602, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM sejumlah 123 organisasi, dan masih
banyak ormas lainnya yang bersifat sosial, keagamaan, lingkungan dan sebagainya.
No INDIKATOR
CAPAIAN Standar SKPD
2010 2011
2012 2013
1. Regulasi ketahanan
pangan Ada
Ada IKK- LKPD
KKP 2.
Peningkatan Ketersediaan dan
Distribusi Pangan 100
100 100
100 IKK- LKPD
KKP 3.
Peningkatan kewaspadaan
pangan, dan sarana dan prasarana
ketahanan pangan menuju terwujutnya
mutu keamanan pangan masyarakat
84,9 86,11 89,6
89,11 IKK- LKPD
KKP
4. Pengembangan
Cadangan Pangan DaerahRaskinda
- -
- 100 IKK-
LKPD KKP
5. Pemantauan
analisis akses harga pangan
pokok -
- 90,9
100 IKK- LKPD
KKP
II- 46
Pencapaian kinerja urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa
peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.35.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1 PKK aktif
100 100
100 100 IKK-LPPD
Bapermas PP, PA dan
KB 2
Posyandu 594
594 594
594 IKK-LPPD
Bapermas PP, PA dan
KB
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja kedua indikator tergolong baik.
23 Statistik
Penyediaan data statistik untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah diselenggarakan melalui pengembangan sistem
pelayanan statistik nasional yang handal, efektif, dan efisien, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun
1997 tentang Statistik. Berdasarkan pengelompokan kegunaan, terdiri atas statistik dasar, statistik sektoral, dan statistik khusus.
Penyediaan statistik dasar dilakukan oleh Badan Pusat Statistik BPS Kota Surakarta melalui metode sensus sensus penduduk,
sensus ekonomi, sensus pertanian dan sensus antar sensus, survei dilakukan antara lain Sakerda, survei harga-harga 9 bahan pokok,
perhitungan inflasi dan kompilasi data produk dari masing-masing laporan SKPD, profil kesehatan, profil pendidikan dan laporan hasil
penelitian dan pengkajian tentang potensi daerah dan lain-lain.
Pasal 152
Undang-Undang 32
Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, data statistik yang diperlukan meliputi data
1 penyelenggaraan pemerintahan daerah; 2 organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah; 3 kepala daerah, DPRD, perangkat
daerah dan PNS daerah; 4 data keuangan daerah; 5 potensi sumberdaya daerah; 6 produk hukum daerah Perda dan Perbup;
7 data kependudukan dan dinamika perubahannya, serta 7 informasi dasar kewilayahan serta informasi lain terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Kegiatan penyusunan data statistik oleh pemerintah daerah setiap tahun adalah Kota Surakarta Dalam Angka, Produk Domestik
Regional Bruto PDRB Kota Surakarta, Indeks Harga Konsumen dan Inflasi di Kota Surakarta.
Pencapaian kinerja urusan statistik dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi
pada tabel berikut:
II- 47
Tabel 2.36.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Statistik di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1 Buku ”Kota
dalam angka” ada
ada ada
ada IKPPD,
IKK-LPPD, Bappeda
2 Buku ”PDRB
Kota” ada
ada ada
ada IKPPD,
IKK-LPPD, Bappeda
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja indikator urusan statistik tergolong baik.
24 Kearsipan
Penyelenggaraan urusan kearsipan memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi terciptanya tata pemerintahan daerah yang
baik good governance. Dalam pelaksanaan urusan kearsipan tidak hanya berkaitan dengan penyimpanan arsip semata namun
mencakup
banyak hal,
mulai dari
pengumpulan arsip,
pengelolaanpenyelamatan arsip,
penyimpanan arsip,
hingga pemanfaatan arsip.
Terkait dengan pengelolaan arsip, SKPD telah berpartisipasi aktif dalam menerapkan arsip secara baku jumlahnya meningkat
dari tahun ke tahun. jika pada tahun 2011 hanya 51 SKPD saja yang melakukan, pada tahun 2013 sudah mampu mencapai 100 SKPD
yang menerapkan pengelolaan arsip secara baku. Untuk mendukung peningkatan pengelolaan arsip yang baku, pemerintah melakukan
berbagai kegiatan peningkatan kapasitas terhadap arsiparis. Jumlah kegiatan peningkatan kapasitas dilakukan oleh semua SKPD yang
telah melakukan pengelolaan arsip secara baku yaitu sebanyak 100 kali di 100 SKPD.
Pencapaian kinerja urusan kearsipan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi
pada tabel berikut:
Tabel 2.37.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kearsipan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1 Pusat Informasi Daerah
1 1
1 1
IKK- LPPD
Kantor Arpusda
2 Peningkatan SDM
pengelola kearsipan
70 51
100 100
IKPPD Kantor
Arpusda 3 Pengelolaan arsip
secara baku 36
51 50
100 IKPPD
Kantor Arpusda
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa seluruh indikator kinerja memiliki kinerja yang baik.
II- 48
25 Komunikasi dan Informatika
Penyelenggaraan urusan komunikasi dan informatika meliputi: 1 bidang pos dan telekomunikasi; dan 2 sarana komunikasi dan
deseminasi informasi. Dalam rangka mendukung pelayanan pos, terdapat kantor pos yang akan melayani masyarakat dalam
pengiriman surat, paket pos dan jasa lainnya.
Seiring dengan
perkembangan teknologi
yang semakin
mempermudah komunikasi, namun pemanfaatan jasa pos untuk surat menyurat dari tahun masih menunjukkan kenaikan. Pelayanan
surat menyurat untuk semua jenis layanan meningkat dari 1.829.353 pucuk pada tahun 2011 menjadi 2.385.998 pucuk pada
tahun 2012. Selain surat menyurat, pelayanan lain yang meningkat adalah giro pos. Sedangkan jasa yang menurun adalah paket pos dan
wesel.
Untuk bidang telekomunikasi, saat ini di Kota Surakarta dilayani oleh 11 jaringan telepon genggam dan satu jaringan SST.
Berikut ini adalah capaian kinerja bidang komunikasi dan informatika di Kota Surakarta. Beberapa indikator adalah yang
termasuk dalam target standar pelayan minimal SPM bidang kominfo.
Pencapaian kinerja urusan komunikasi dan informatika dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat
diidentifikasi pada tabel berikut:
Tabel 2.38.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Komunikasi dan Informatika di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1. Jumlah jaringan
komunikasi 11
11 11
11 IKPPD,
EPPD Dishub
kominfo 2.
Web site milik pemerintah
daerah ada 8
ada 8 ada 8
ada 9 IKPPD,
IKK- LPPD
ada Dishub
kominfo 3.
Rasio wartelwarnet
0,25 0,2
0,15 0,15
IKPPD, EPPD
Dishub kominfo
4. Jumlah surat
kabar nasionallokal
12 12
12 12
IKPPD, EPPD
Dishub kominfo
5. Jumlah penyiaran
radioTV 18
19 19
19 IKPPD,
EPPD Dishub
kominfo 6.
Cakupan layanan SST
- -
380.000 380.000
IKPPD, IKK-
LPPD Dishub
kominfo 7.
Persentase SKPD telah memiliki
website 8,6
8,6 8,6
9,7 SPM
Dishub kominfo
8. Cakupan
pengembangan dan
pemberdayaan Kelompok
Informasi SPM
50 Dishub kominfo
II- 49
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
Masyarakat di Tingkat
Kecamatan
9. Pelaksanaan
Diseminasi dan Pendistribusian
Informasi Nasional Melalui:
Media massa seperti majalah,
radio, dan televisi; 12,
42, 38
10, 36,
38 16,
36, 42
12, 36,
33 SPM
12 kali
tahun Dishub
kominfo Media baru seperti
website media online;
360 360
360 360
SPM Setiap
hari Dishub
kominfo Media tradisional
seperti pertunjukan
rakyat; 19
19 18
19 SPM
12 kali
tahun Dishub
kominfo
Media interpersonal
seperti sarasehan, ceramahdiskusi
dan lokakarya; danatau
6 8
12 SPM
12 kali
tahun Dishub
kominfo
§ Media luar ruang seperti media
buletin, leaflet, booklet,
brosur,spanduk, dan baliho.
12, 11,
1, 70,
40 6,
4, 2,
70, 40
6, 6,
4, 80,
50 4,
8, 5,
80, 50
SPM 12
kali tahun
Dishub kominfo
10. PameranExpo 1
1 3
1 IKPPD,
IKK- LPPD,
Dishub kominfo
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa indikator yang
capaian kinerjanya
masih kurang,
yaitu: Cakupan
pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat Kecamatan.
26 Perpustakaan
Kewenangan pemerintah kota di bidang perpustakaan adalah menyusun pedoman penyelenggaraan perpustakaan, pengembangan
jaringan perpustakaan, pengembangan SDM, pelestarian koleksi daerah di tingkat kabupaten, pembinaan teknis perpustakaan,
penyelamatan dan pelestarian koleksi nasional, pengembangan jabatan fungsional pustakawan, dan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan
teknis di
bidang perpustakaan.
Penyelenggaraan perpustakaan di tingkat kabupaten secara luas dapat tergambar dari
tingkat partisipasi dan kunjungan masyarakat, perkembangan jumlah perpustakaan serta sarana prasarana pendukungnya
termasuk didalamnya adalah koleksi perpustakaan dan kegiatan
II- 50
promosi perpustakaan dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat.
Perpustakaan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari perpustakaan yang dimiliki oleh Pemkot, perpustakaan yang dimiliki
oleh lembaga pendidikan, dan perpustakaan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok masyarakat. Tingkat kunjungan masyarakat ke
perpustakaan
selalu menunjukkan
peningkatan. Peningkatan
tersebut terjadi di semua jenis perpustakaan yang dimiliki oleh pemda, yaitu perpustakaan daerah, perpustakaan kampung, dan
perpustakaan keliling.
Tabel 2.39.
Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Jenis Perpustakaan
2010 2011
2012 2013
1 Perpustakaan Daerah
50.922 42.119
52.200 52.370
2 Perpustakaan Kampung
50.118 55.398
56.000 56.210
3 Perpustakaan Keliling
5.327 5.114
5.500 5.674
Sumber: Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah, Kota Surakarta, 2014
Pencapaian kinerja urusan perpustakaan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi
pada tabel berikut:
Tabel 2.40.
Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Perpustakaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
No Indikator
Capaian Standar
SKPD 2010
2011 2012
2013
1. Jumlah perpustakaan
1 1
1 1
IKPPD, EPPD,
Kantor Arpusda
2 Tingkat
kunjungan perpustakaan
dalam satu tahun
50.922 42.119
52.200 52.370 IKPPD,
IKK- LPPD,
EPPD, Kantor
Arpusda
3 Tingkat Koleksi
buku yang tersedia di
perpustakaan daerah
41.537 42.840
45.360 46.235 IKPPD,
IKK- LPPD
Kantor Arpusda
50.118 55.398
56.000 56.210
5.327 5.114
5.500 5.674
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian kinerja urusan perpustakaan tergolong baik pada semua indikator.
c. Fokus Urusan Layanan Pilihan 1 Pertanian