Aspek Pelayanan Umum a. Fokus Layanan Urusan Wajib

II- 14 8 Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender Indeks Pembangunan Gender IPG Kota Surakarta menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu 2008-2012, dari sebesar 74,90 pada tahun 2012 menjadi 76,76 pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia perempuan di Kota Surakarta semakin membaik, khususnya pada bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan. IDG juga meningkat dari sebesar 59,60 pada tahun 2008 menjadi 77,56 pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberdayaan perempuan di Kota Surakarta semakin baik. Perkembangan IPG dan IDG Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.11. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender di Kota Surakarta Tahun 2008-2012 INDIKATOR 2008 2009 2010 2011 2012 IPG 74,90 75,20 75,68 76,37 76,76 IDG 59,60 59,70 75,75 78,06 77,56 Sumber: BPS dan Kementerian PP dan PA

c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Jumlah kelompok seni yang ada di Kota Surakarta tercatat sebanyak 79 organisasi. Terdiri dari kelompok seni tari, kelompok seni musik, kelompok seni vokal, kelompok teater, dan kelompok seni rupa. Rasio grup seni per 10.000 penduduk di Kota Surakarta angkanya tetap selama tahun 2008-2012 yaitu 0,0209. Ajang pentas seni dari group seni yang ada, pada tahun 2013- 2014 diwadahi dalam ajang Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah, antara lain: 1.Solo Carnaval, 2. Solo Menari, 3. Mangkunegaran Performing Art, 4. Mangkunegaran Art Festival, 5. Festival Gamelan Akbar, 6. Festival Kuliner, 7. Solo Keroncong Festival, 8. Solo Blues Festival, 9. Solo City Jazz, 10. Vastenburg Carnival Solo, 11. Pentas Seni di CFD, dan 12. Apresiasi Musik Kebangsaan.

3. Aspek Pelayanan Umum a. Fokus Layanan Urusan Wajib

1 Pendidikan a Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Cakupan pendidikan anak usia dini PAUD di Kota Surakarta selama tiga tahun terakhir selalu menunjukkan grafik yang meningkat. Hal tersebut ditunjang juga dengan semakin meningkatnya jumlah PAUD. Jumlah PAUD di Kota Surakarta meningkat dari 485 unit pada tahun 2011 menjadi 513 unit pada tahun 2013. Sementara itu, angka PAUD sampai tahun 2013 sudah mencapai 69,08 persen meningkat dari 54 persen pada tahun 2011. b Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Kasar APK, Angka partisipasi Murni APM, Angka Putus Sekolah, dan angka melanjutkan dapat digunakan untuk melihat bagaimana tingkat keterjangkauan pendidikan dasar II- 15 untuk masyarakat. APK SDMI pada tahun 2013 sebesar 126,46 meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu sebesar 108,67 persen. APM SDMI Kota Surakarta pada tahun 2013 sebesar 107,54 persen meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 91,79 persen. Berdasarkan gambar di atas, selama kurun waktu 2009 – 2013 APK SDMI dan SMPMTs fluktuatif. Namun dalam 3 tahun terakhir 2011-2013 trendnya menurun. Apabila dikaitkan dengan tingkat ketercapaian indikator Pendidikan Untuk Semua PUS pada jenjang pendidikan dasar, yaitu pada tahun 2015 seluruh penduduk usia pendidikan dasar menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, maka tingkat capaian Kota Surakarta pada tahun 2011 untuk SDMI dan SMPMTs telah tercapai. Angka Putus Sekolah pada tahun 2013 pada jenjang pendidikan SDMI adalah sebesar 0,03 persen, sama dengan capaian pada tahun 2011. Sedangkan Angka Putus Sekolah SMPMTs pada tahun 2013 sebesar 0,37 persen, meningkat jika dibandingkan tahun 20012 yaitu 0,31 persen. Rasio guru terhadap siswa kondisi tiap tahun persentasenya selalu naik. Pada tahu 2008 rasio guru terhadap siswa di sekolah negeri sebesar 5,5, terus meningkat menjadi 5,8 pada tahun 2012. Pada jenjang pendidikan SMPMTs angkanya meningkat dari 6,8 menjadi 7,3. Adapun ketersediaan sekolah pada tahun 2012 jumlahnya masih sama untuk yang negeri yaitu 193 unit SDMI, dan sekolah swasta sebanyak 74 unit. Untuk jenjang pendidikan SMP jumlah sekolah negeri sebanyak 27 unit, dan sekolah milik swasta sebanyak 45 unit. c Pendidikan Menengah APK SMASMKMA Kota Surakarta pada tahun 2013 sebesar 193,05 naik dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 158,76. Sedangkan APM SMASMKMA pada tahun 2013 sebesar 120,92 naik dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 111,15. Angka putus sekolah untuk tingkat SMASMKMA pada tahun 2013 jauh menurun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2011. Angka putus sekolah pada tahun 2013 sebanyak 0,25, sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 0,6. Pencapaian kinerja urusan pendidikan dengan mendasarkan beberapa indikator yang diatur dengan beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 16 Tabel 2.12. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Pendidikan Anak Usia Dini PAUD - - 79 63,52 IKK LPPD 72,9 Disdikpora 2 Penduduk yang berusia 15 tahun melek huruf tidak buta aksara 97,7 97,7 99,47 100 IKK LPPD Disdikpora 3 Angka Partisipasi Murni APM SDMIPaket A 94,5 116,18 115,87 106,23 IKK LPPD 96 Disdikpora 4 Angka Partisipasi Murni APM SMPMTsPaket B 79,08 104,97 103,48 95,42 IKK LPPD 76,8 Disdikpora 5 Angka Partisipasi Murni APM SMASMKMAP aket C 89,89 111,15 121,83 116,04 IKK LPPD 85 Disdikpora 6 Angka Putus Sekolah APS SDMI 0,05 0,04 0,04 0,03 IKK LPPD 0,7 Disdikpora 7 Angka Putus Sekolah APS SMPMTs 0,84 0,84 0,58 0,34 IKK LPPD 1 Disdikpora 8 Angka Putus Sekolah APS SMASMKMA 0,84 0,84 0,71 0,51 IKK LPPD Disdikpora 9 Angka Kelulusan AL SDMI - - 100 97,63 IKK LPPD Disdikpora 10 Angka Kelulusan AL SMPMTs - - 89,59 86,44 IKK LPPD Disdikpora 11 Angka Kelulusan AL SMASMKMA - - 96,78 97,84 IKK LPPD Disdikpora 12 Angka Melanjutkan AM dari SDMI ke SMPMTs 96,49 97,45 110 101,79 IKK LPPD 97 Disdikpora 13 Angka Melanjutkan AM dari SMPMTs ke SMASMKMA 90 90 142,67 154,84 IKK LPPD 93,5 Disdikpora 14 Guru yang memenuhi kualifikasi S1D- IV - - 76,86 82,17 IKK LPPD 98 Disdikpora Berdasarkan tabel di atas, dapat diidentifikasi beberapa indikator yang memiliki kinerja kurang yaitu APK Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Adapun indikator yang memiliki kinerja sedang yaitu Angka Putus Sekolah APS SMPMTs, dan Angka Putus II- 17 Sekolah APS SMASMKMA. Indikator-indikator tersebut tentunya perlu menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan tahun 2015. 2 Kesehatan a Rasio Posyandu per satuan Balita Jumlah posyandu di Kota Surakarta pada tahun 2012 sebanyak 602 unit. Posyandu dengan kategori purnama dan mandiri sejumlah 592 unit atau sebesar 98,34 persen dari total keseluruhan posyandu. b Rasio sarana kesehatan per satuan penduduk Jumlah puskesmas di Kota Surakarta sebanyak 43 unit yang terdiri dari 4 unit puskesmas DTP, 13 unit puskesmas TTP, dan 26 puskesmas pembantu. Sedangkan jumlah rumah sakit di Kota Surakarta berjumlah 12 unit. Berdasarkan data yang ada dan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dapat diketahui bahwa rasio sarana kesehatan dasar terhadap penduduk sebesar 0,33; sedangkan rasio sarana kesehatan rujukan terhadap penduduk sebesar 0,23. c Rasio Tenaga Kesehatan Selain sarana kesehatan, faktor penunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah ketersediaan tenaga kesehatan. Jumlah dokter umum pada tahun 2012 sebanyak 84 dokter yang bertugas di unit kerja negeri dan 192 dokter yang bekerja pada unit kerja swasta. Sehingga total dokter umum yang ada di Kota Surakarta sebanyak 276 dokter. Kemudian ada dokter gigi yang berjumlah sebanyak 67 orang baik yang bekerja di negeri maupun swasta. Dokter spesialis berjumlah total 364 orang. Jumlah perawat sebanyak 2.027 orang, bidan sebanyak 261 orang, tenaga farmasi sebanyak 341 orang, tenaga sanitarian sebanyak 43 orang, tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 48 orang, tenaga gizi sebanyak 72 orang, dan tenaga keteknisian medik sebanyak 284 orang. d Angka Kematian Ibu AKI Angka kematian ibu di Kota Surakarta selama lima tahun 2009-2013 mengalami kondisi yang fluktuatif dengan tren menurun, paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yang mencapai angka 153,82 per 100.000 kelahiran hidup kemudian pada tahun 2013 angkanya sudah mampu mencapai angka 30,21 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut sudah berada di bawah target MDGs 82,12. Salah satu upaya penurunan kasus kematian ibu adalah melalui memberikan pelayan yang optimal kepada ibu hamil dan ibu melahirkan. Pelayanan kepada ibu hamil antara lain melalui pemeriksaan rutin selama proses kehamilan. Cakupan pelayanan antenatal K4 di Kota Surakarta sudah cukup baik. Pada tahun 2013 cakupan pelayanan antenatal K4 sudah mencapai 97,73 II- 18 persen. Selain pemeriksaan kepada ibu hamil, upaya lain dalam rangka mengurangi AKI adalah melalui pertolongan pada persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. Capaian pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih di Kota Surakarta tahun 2013 sudah mencapai 100 persen. e Angka Kematian Bayi dan Balita Angka Kematian Bayi AKB Kota Surakarta dari tahun 2011- 2013 fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2011 AKB Kota Surakarta sebesar 3,74 per 1.000 kelahiran hidup meningkat pada tahun 2012 menjadi 6,02 per 1.000 kelahiran hidup, dan turun lagi pada tahun 2013 menjadi 3,22 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita AKBa dihitung berdasarkan jumlah kematian balita 0–5 tahun per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKBa di Kota Surakarta dari tahun 2011-2013 juga fluktuatif, pada tahun 2011 sebesar 0,64 per 1.000 kelahiran hidup, menurun pada tahun 2012 menjadi 0,59 per 1.000 kelahiran hidup, dan naik lagi menjadi 1,21 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. f Penyakit Menular Kejadian TB Paru baru di Kota Surakarta pada tahun lalu cukup tinggi, kasusnya mencapai angka 118 per 100.000 penduduk, meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tingkat prevalensi TB di wilayah ini adalah 121,4 per 100.000 penduduk. Sedangkan jumlah kematian akibat TB paru sebanyak 1,4 per 100.000 penduduk, angka ini juga meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun pada tahun 2013 mencapai angka 0,38, meningkat dari 0,16 pada tahun 2012. Sementara itu proporsi penduduk yang memiliki pengetahuan tentang HIV AIDs pada tahun 2013 sebesar 22,57 persen. Incident Rate IR DBD pada tahun 2009-2013 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2009 IR DBD sebesar 130,2 per 100.000 penduduk turun tahun 2013 menjadi 52,6 per 100.000 penduduk. Angka Kematian karena DBD CFR DBD justru cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 CFR DBD sebesar 1,02 persen meningkat pada tahun 2013 menjadi 2,6 persen. Pencapaian kinerja urusan kesehatan dengan mendasarkan beberapa indikator yang diatur dengan beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 19 Tabel 2.13. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kesehatan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100 100 100 100 SPM, IKPPD, IKK-LPPD, IKS, 100 DKK 2. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100 100 100 100 SPM, 100 DKK 3. Cakupan kelurahan Siaga Aktif 100 100 100 100 SPM 80 DKK 4. Rasio posyandu per satuan balita 14,7 14,8 16,03 16,5 IKPPD, EPPD, DKK 5. Persentase balita gizi buruk 0 IKPPD, EPPD, IKS, Pangan dan Gizi, 0 DKK 6. Prevalensi balita gizi kurang 7,54 5,86 3,46 3,72 IMDGs, DKK 7. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 SPM, IKPPD, IKK-LPPD 100 DKK 8. Persentase Balita ditimbang berat badannya DS 69,53 72,70 83,60 75,59 Pangan dan Gizi, 85 DKK 9. Cakupan pelayanan anak balita 69.53 93,20 93,48 80,47 SPM, 90 DKK 10. Persentase Bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 26,30 42,05 46,07 55,78 IKS, Pangan dan Gizi, 80 DKK 11. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin 0 SPM 100 DKK 12. Persentase Bayi mendapat kapsul vitamin A 99,80 99,53 100 100 IKS, DKK 13. Persentase Balita usia 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 99,90 99,86 100 100 Pangan Dan Gizi, 85 DKK 14. Persentase Ibu hamil mendapat 90 tablet besi 93,14 96,35 97,14 97,50 Pangan Dan Gizi, 85 DKK 15. Persentase Ibu hamil yang anemia 10,40 6,13 5,30 6,80 IKS, DKK 16. Persentase kecamatan bebas rawan gizi 100 100 100 100 IKS, DKK 17. Cakupan Rumah 94,83 90,28 91,98 71,71 IKS, DKK II- 20 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 Sehat 18. Angka jentik aedes 92.5 94,38 95,36 94,95 IKS, DKK 19. Cakupan Kualitas Air minum yang memenuhi syarat kesehatan 48 41,70 56,58 51,10 IKS, 100 DKK 20. Cakupan jamban keluarga yang memenuhi syarat. 83 90,79 93,46 86,85 IKS, 75 DKK 21. Persentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan Hotel, Taman, rekreasi dan tempat hiburan, dll 93 92,33 96,39 94,34 IKS 85 DKK 22. Persentase Hotel yang memenuhi syarat kesehatan 75 75,29 85,57 95,60 IKS 85 DKK 23. Persentase Restoran yang memenuhi syarat kesehatan 98,20 98,20 91,18 96,30 IKS 85 DKK Berdasarkan tabel di atas, dapat diidentifikasi beberapa indikator yang memiliki kinerja kurang, meliputi: Persentase Bayi 0- 6 bulan mendapat ASI Eksklusif; Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin; Cakupan Kualitas Air minum yang memenuhi syarat kesehatan; Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS; Proporsi penduduk yg terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat antiretroviral; dan Tingkat pemanfaatan Puskesmas. Beberapa indikator memiliki kinerja sedang, sehingga perlu dioptimalkan, meliputi: Persentase Balita ditimbang berat badannya DS; Cakupan Rumah Sehat; Angka kejadian tuberkulosis insiden semua kasus100.000 penduduktahun; Prevalensi HIVAIDS persen dari total populasi usia 15-49 tahun; Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue DBD; Jumlah Kasus diare; BOR Bed Occupancy Ratio; AVLOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat; TOI Turn Over Interval; dan BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur. 3 Pekerjaan Umum Jaringan jalan merupakan bagian dari sebuah jaringan transportasi darat yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan masyarakat. Kategori jalan di Kota Surakarta terbagi atas 3 jenis, yaitu: II- 21  Jalan Negara sepanjang 13,15 Km, dengan kondisi jalan baik sepanjang 2,65 Km, kondisi sedang 6,05 Km, dan kondisi jalan rusak sepanjang 4,45 Km.  Jalan Provinsi sepanjang 16,33 Km, dengan kondisi jalan sedang sepanjang 4,49 Km, dan jalan rusak sepanjang 10,99 Km.  Jalan Kota sepanjang 676,56 km. Kondisi jalan baik sepanjang 389,95 Km, kondisi jalan sedang sepanjang 184,57 Km, kondisi jalan rusak sepanjang 93,92 Km dan kondisi jalan rusak berat sepanjang 8,12 Km. Pencapaian kinerja urusan pekerjaan umum dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.14. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pekerjaan Umum di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Panjang jalan Kota dalam kondisi baik 64 63 68 69 IKK- LPPD DPU 2. Rumah Tangga berSanitasi - - 87 96,1 IKK- LPPD, MDG’s 62,41 DPU 3. Kawasan Kumuh 2,30 2,30 1 - IKK- LPPD 10 DPU Berdasarkan tabel diatas, dapat diidentifikasi indikator yang memiliki kinerja kurang yaitu Panjang jalan Kota dalam kondisi baik. 4 Perumahan Jumlah penduduk yang semakin meningkat berdampak pada peningkatan jumlah kebutuhan perumahan. Kondisi perumahan di Kota Surakarta sudah relatif baik, pemerintah meningkatkan kualitas hunian melalui program peningkatan rumah tidak layak huni. Program tersebut menunjukan hasil yang cukup baik dimana terjadi penurunan jumlah rumah tangga kumuh yang memiliki rumah tidak layak huni. Pada tahun 2012 jumlah rumah tangga kumuh sebanyak 4.700 unit, angka tersebut menurun dari 6.612 unit pada tahun 2011. Total luas lahan yang dipakai untuk taman pemakaman pada tahun 2013 berdasarkan data dari BPS mencapai 68,83 Ha. Adapun rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk mencapai 0,84 pada tahun 2013, angka tersebut menurun dibandingkan dengan kondisi tahun 2012 yang mencapai 1,16. Pencapaian kinerja urusan perumahan dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 22 Tabel 2.15. Pencapaian Kinerja Urusan Perumahan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Rumah tangga pengguna air bersih - - 95 80,97 IKK- LPPD 68,87 DPU 2 Lingkungan pemukiman kumuh 2,30 2,30 1 - IKK- LPPD 10 DPU 3 Rumah layak huni - - 95,34 - IKK- LPPD 100 DPU 4 Rasio Tempat Pemakaman Umum per satuan penduduk 0,04 1,06 1,16 0,84 IKPPD DKP Berdasarkan Tabel 2.15, dapat diketahui bahwa indikator yang memiliki kinerja perlu ditingkatkan yaitu Rumah layak huni, karena standar yang harus dicapai seharusnya 100. 5 Penataan Ruang Tujuan dari penataan ruang di Kota Surakarta adalah untuk mewujudkan kota sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka kebijakan yang diambil adalah 1 pemantapan peran kota dalam sistem nasional sebagai PKN, yang melayani kegiatan skala nasional; 2 pengembangan kota sebagai pusat pelayanan Kawasan Andalan Subosukawonosraten Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten dalam peningkatan ekonomi masyarakat kota; dan 3 pengembangan sistem pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga. Kota Surakarta telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2011-2031, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012. Setelah Perda tersebut disahkan kemudian ditindak lanjuti dengan yang ditindaklanjuti dengan penyusunan review RDTRK BWK I–VI. Pada tahun tahun 2013 6 dokumen RDTRK yang telah disesuaikan dengan RTRW terbaru selesai dilaksanakan. Pencapaian kinerja urusan penataan ruang dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 23 Tabel 2.16. Pencapaian Kinerja Urusan Penataan Ruang di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPLHGB 18,23 11,9 12,02 12,03 ISPP BLH Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa indikator Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPLHGB perlu ditingkatkan karena menurut standar seharusnya 20, sehingga kinerja tata ruang tersebut capaiannya masih kurang. 6 Perencanaan Pembangunan Untuk mendukung pelaksanaan program-program pembangunan agar dapat berjalan dengan baik, maka proses-proses penmbangunan harus direncanakan sebaik mungkin. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka pemerintah kabupatenkota wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah jangka panjang 20 tahun, jangka menengah lima tahun dan rencana kerja pemerintah daerah RKPD untuk kegiatan tahunan serta penjabarannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Berdasarkan amanat dari Undang-Undang tersebut maka Pemerintah Kota Surakarta dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan selalu berpegang pada mekanisme yang telah diatur. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pembangunan yaitu Musrenbang di tingkat kelurahan sampai tingkat kota, penyusunan dokumen-dokumen perencanaan yang sifatnya rutin RKPD dan APBD, dan juga dokumen-dokumen yang sifatnya sektoralkhusus misalnya RAD MDGs, dokumen RTRW, dokumen SSK dan sebagainya. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian berkaitan dengan perencanaan pembangunan adalah kualitas dokumen perencanaan pembangunan, termasuk pemenuhan kebutuhan dokumen perencanaan yang pada tahun 2015 akan berakhir seiring dengan berakhirnya kepemimpinan kepala daerah tahun 2010-2015, meliputi RPJMD dan Renstra SKPD. Pencapaian kinerja urusan penataan ruang dengan mendasarkan beberapa indikator dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 24 Tabel 2.17. Pencapaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Ada Ada Ada Ada IKK- LPPD Bappeda 2. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDAPERKADA Ada Ada Ada Ada IKK- LPPD Bappeda 3. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Ada Ada Ada Ada IKK- LPPD Bappeda 4. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD - - 82,80 72,69 IKK- LPPD Bappeda Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD perlu ditingkatkan. 7 Perhubungan Kota Surakarta adalah wilayah yang sangat strategis dalam jaringan transportasi darat di pulau Jawa, karena menjadi salah satu kota yang dilewati jalur utama transportasi darat dari wilayah barat ke timur. Jumlah angkutan umum yang menopang kegiatan transportasi darat di Kota Surakarta cukup banyak. Jumlah taksi pada tahun 2012 mencapai 680 unit, jumlah angkutan mencapai 367 unit, dan jumlah bus perkotaan sebanyak 214 unit. Sementara itu jumlah otobus yang berdomisili di Kota Surakarta antara lain, bus AKAP sebanyak 28, bus AKDP sebanyak 50, angkutan kota sebanyak 12, bus perkotaan sebanyak 28, dan taksi sebanyak 5 perusahaan. Di Kota Surakarta terdapat terminal dan stasiun yang besar, yaitu Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan. Jumlah bis yang masuk ke terminal tirtonadi pada tahun 2012 sebanyak 376.226 bus AKDP dan 400.950 bus AKAP. Sedangkan jumlah penumpang mencapai 18.331.299 orang. Adapun Stasiun Balapan melayani penumpang kereta api sebanyak 185.151 penumpang eksekutif, 149.951 penumpang kelas bisnis, dan 686.630 penumpang bisnis lokal. Sementara itu, angkutan barang di Stasiun Balapan mencapai 1.214.369 Kg. Pencapaian kinerja urusan perhubungan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 25 Tabel 2.18. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Perhubungan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Pelabuhan LautUdara Terminal Bis 1 1 1 1 IKPPD, EPPD, Dishubk ominfo 2. Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap KabupatenKota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek 100 100 100 100 SPM 100 Dishubk ominfo 3. Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas - 205 205 140 IKS Dishubk ominfo 4. Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi Kabupaten Kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji Perhubungan Bermotor minimal 4000 empat ribu kendaraan wajib uji. 1 1 1 1 SPM 60 Dishubk ominfo 5. Rasio ketersediaan angkutan kota 69454 800 6945 4800 6705 4800 6705 4800 IKPPD Dishubk ominfo 6. Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan KabupatenKota 2139 2139 2100 2045 SPM 75 Dishubk ominfo 7. Jumlah orang melalui terminal per tahun 18.331 .299 17.63 3.503 17.63 3.503 17.96 3.961 IKPPD, EPPD Dishubk ominfo 8. Rasio ijin trayek 0,42 0,42 0,42 0,42 IKPPD, EPPD, ISPP Dishubk ominfo 9. Jumlah uji KIR angkutan umum 1587 1724 1705 1746 IKPPD, EPPD, Dishubk ominfo 10. Kepemilikan KIR angkutan umum 74,2 80,6 81,2 85,4 IKPPD Dishubk ominfo 11. Lama pengujian kelayakan angkutan umum KIR 45 45 45 45 IKPPD Dishubk ominfo 12. Biaya pengujian kelayakan angkutan umum JBB 2100 : Rp. 22.500 , JBB 2101 sd 3500 : Rp. 25.000 , JBB JBB 2100 : Rp. 22.50 0, JBB 2101 sd 3500 : Rp. 25.00 JBB 2100 : Rp. 22.50 0, JBB 2101 sd 3500 : Rp. 25.00 JBB 2100 : Rp.30 .000, JBB 2101 sd 3500 : Rp. 35.00 0, IKPPD Dishubk ominfo II- 26 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 3501 sd 8000 : Rp. 28.500 , JBB 8001 sd 15000 : Rp. 31.000 , JBB 15000 ke atas : Rp.34. 000, Gande ngan : Rp 35.000 , Tempel an : Rp. 40.000 0, JBB 3501 sd 8000 : Rp. 28.50 0, JBB 8001 sd 15000 : Rp. 31.00 0, JBB 15000 ke atas : Rp.34 .000, Gand engan : Rp 35.00 0, Temp elan : Rp. 40.00 0, JBB 3501 sd 8000 : Rp. 28.50 0, JBB 8001 sd 15000 : Rp. 31.00 0, JBB 15000 ke atas : Rp.34 .000, Gand engan : Rp 35.00 0, Temp elan : Rp. 40.00 JBB 3501 sd 8000 : Rp. 40.00 0, JBB 8001 sd 15000 : Rp.45 .000, JBB 15000 ke atas : Rp.50 .000, Gand engan : Rp 45.00 0, Temp elan : Rp. 45.00 13. Persentase kendaraan umum yang memenuhi ambang batas emisi gas buang Lulus uji emisi 27.942 28.14 2 28.90 1 29.83 8 IKS Dishub 14. Tersedianya halte pada setiap KabupatenKota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek. - - 25 30 SPM 100 Dishubk ominfo 15. Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap KabupatenKota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek 100 100 100 100 SPM 40 Dishubk ominfo 16. Ketersediaan rambu- rambu lalu lintas 11,72 27,51 43,97 73,73 IKPPD Dishubk ominfo 17. Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan rambu, marka, dan guardrill dan penerangan jalan umum PJU pada jalan KabupatenKota. SPM 60 Dishubk ominfo II- 27 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 rambu 141 331 529 887 marka 416.01 8 418.01 8 424.21 1 427.8 84 guardrill 31,0 31,0 32, 0 32,0 penerangan jalan umum PJU 16.572 16.57 2 16.57 2 16.57 2 Berdasarkan Tabel 2.18, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa indikator dengan capaian kurang baik, meliputi: Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas; dan Tersedianya halte pada setiap KabupatenKota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek. Terdapat pula capaian indikator yang termasuk pada kategori sedang, sehingga perlu dioptimalkan, yaitu: Ketersediaan rambu- rambu lalu lintas; Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan rambu, marka, dan guardrill dan penerangan jalan umum PJU pada jalan KabupatenKota. 8 Lingkungan Hidup Produksi sampah yang dihasilkan per hari di Kota Surakarta mencapai angka 280 ton. Adapun sampah yang mampu terkelola atau terangkut baru mencapai 242,23 ton perhari, sehingga baru sekitar 84 persen sampah yang diproduksi bisa terangkut ke TPS yang ada. Sarana pengolahan sampah di Kota Surakarta pada tahun 2013 antara lain pekerja kebersihan sejumlah 309 orang, truk sampah 35 unit, pick up 6 unit, truk container 9 unit, container 67 unit, toilet container 5 unit, gerobak sampah 510 unit, transfer depo 18 unit, TPA 1 unit, buldozer 3 unit, excavator 3 unit, dan whelloader sebanyak 1 unit. Pembangunan lingkungan hidup diarahkan salah satunya pada pengembangan luasan ruang terbuka hijau menjadi 30 20 RTH publik dan 10 RTH privat. Kondisi tahun 2013 untuk RTH publik sudah mencapai 12,03, sedangkan RTH privat masih 0 data dari BLH tahun 2014. Selain RTH, hal lain yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah adalah adanya kebijakan nasional mengenai lingkungan hidup yang termuat dalam SPM, MDGs dan RAN GRK. Target-target yang ada dalam kebijakan tersebut perlu dijadikan acuan dalam penyusunan kegiatan bidang lingkungan hidup. Pencapaian kinerja urusan lingkungan hidup dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 28 Tabel 2.19. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Lingkungan Hidup di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Persentase Penanganan Sampah 86 84 84 84 IKPPD, IKK, LPPD, EPPD 70 DKP 2. Ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah TPS per satuan penduduk 0,63 0,63 0,58 0,57 IKPPD, IKK, LPPD DKP 3. Rasio Tempat Pembuangan Sampah TPS per satuan penduduk 25 20 20 25 ISPP DKP 4. Jumlah TPS 40 40 40 55 ISPP DKP 5. Jumlah TPST - - - - ISPP DKP 6. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah diperkotaan - - - - SPM 20 DKP 7. Tersedianya sistem penanganan sampah diperkotaan 86 84 84 84 SPM 70 DKP 8. Pemantauan status mutu air 100 100 100 100 IKPPD 100 BLH 9. Rasio cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL 13 34 34 35 IKPPD 100 BLH 10. Jumlah usaha danatau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air 37 47 57 57 SPM 100 BLH 11. Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti 66 88 55 66 SPM 100 BLH II- 29 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 12. Ketersediaan Laboratorium Penelitian Lingkungan - - - - ISPP BLH 13. Kegiatan Penegakan hukum lingkungan 100 100 100 100 IKPPD, IKK- LPPD BLH 14. Rasio Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air - - - - IKPPD BLH 15. Jumlah luasan lahan danatau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya SPM 100 BLH 16. Jumlah usaha danatau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara 34 34 44 44 SPM 100 BLH 17. Pemenuhan Sarana Monitoring Polusi 103 5 203 5 203 5 203 5 ISPP BLH 18. Luas RTHK Perkotaan Publik 18,23 11,9 12,02 12,03 ISPP 20 BLH Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui ada beberapa indikator dengan capaian kinerja yang kurang, seperti: Tersedianya sistem penanganan sampah diperkotaan; Rasio cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL; Jumlah luasan lahan danatau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya; Pemenuhan Sarana Monitoring Polusi; dan Luas RTHK Perkotaan Publik . Selain itu, terdapat beberapa indikator dengan kinerja sedang, meliputi: Persentase Penanganan Sampah; Rasio Tempat Pembuangan Sampah TPS per satuan penduduk; dan Jumlah usaha danatau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air. II- 30 9 Pertanahan Kewenangan pemerintah kota dalam bidang pertanahan yaitu: 1 pemberian ijin lokasi; 2 penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan; 3 penyelesaian sengketa tanah garapan; d. penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan; 4 penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee; 5 penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat; 6 pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong; 7 pemberian ijin membuka tanah dan 8 perencanaan penggunaan tanah wilayah KabupatenKota. Kewenangan tersebut sesuai dengan amanat Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang Pertanahan. Luas tanah asset pemerintah Kota Surakarta yang sudah bersertifikat seluas 3.898.416 m². Luas tanah belum bersertifikat pemerintah kota seluas 6.719 m². Luas tanah bersertifikat ex departemen 10.716 m². Tanah bersertifikat ex provinsi 508 m², dan Tanah P3D Penyerahan Personil Peralatan Pembiayaan dan Dokumen seluas 8.369 m². Pencapaian kinerja urusan pertanahan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.20. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pertanahan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Luas lahan bersertifikat 77,21 81,41 IKK- LPPD 100 Setda 2. Penyelesaian Kasus Tanah Negara 53,84 76,05 IKK- LPPD 100 Setda 3. Penyelesian Ijin Lokasi 100 100 IKK- LPPD 100 Setda Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui ada indikator dengan capaian kinerja yang kurang, seperti: Penyelesian Luas lahan bersertifikat, dan Penyelesaian Kasus Tanah Negara. 10 Kependudukan dan Catatan Sipil Pelayanan administrasi kependudukan meliputi pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk KTP, Kartu Keluarga KK, akte kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta pengangkatan anak, akta kutipan kelahiran dan akta legalisasi. Pelayanan admininistrasi kependudukan dan pencatatan sipil ini secara umum menunjukkan peningkatan menjadi lebih baik, terutama proses pelayanan administrasi kependudukan dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK. II- 31 Kondisi capaian bidang kependudukan tahun 2013, kepemilikan KTP sudah mencapai 100, kepemilikan akta kelahiran 69,61, dan rasio pasangan berakte nikah 100. Berikut ini adalah gambaran kinerja bidang pencatatan sipil dan kependudukan sejak tahun 2010-2013. Tabel 2.21. Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Rasio penduduk ber KTP 94,5 100 100 100 IKPPD, IKK-LPPD, EPPD, ISPP 100 Dispenduk capil 2. Kepemilikan KTP 100 100 100 100 IKPPD, ISPP 100 Dispenduk capil 3. Rasio bayi ber-akte kelahiran 100 100 100 100 IKPPD, IKK-LPPD, EPPD, ISPP 100 Dispenduk capil 4. Kepemilikan akta kelahiran 69 69,47 69,55 69,61 IKPPD, ISPP 100 Dispenduk capil 5. Rasio pasangan berakte nikah 97 100 100 100 IKPPD, IKK-LPPD, EPPD, 100 Dispenduk capil 6. Ketersediaan database kependudukan ada ada ada ada IKPPD, ada Dispenduk capil 7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah sudah sudah sudah IKPPD sudah Dispenduk capil 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Terkait dengan pemberdayaan perempuan dan anak, pemerintah berupaya untuk memberikan hak yang sama dalam pembangunan melui upaya kesetaraan gender. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, yang kemudian ditindak lajuti dengan diterbitkannya Permendagri 15 tahun 2008 tentang Pendoman Pengarusutamaan Gender yang kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2008 mengamanatkan penintegrasian isu gender dalam berbagai bidang pembangunan, pembentukan kelembagaan PUG serta dukungan pembiayaan pembangunan yang responsive gender. Selain itu juga telah diamanatkan Standar Pelayanan Minimal urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Pelaksanaan SPM tersebut merupakan konsekuensi pelaksanaan program pembangunan yang responsif gender dan responsif anak. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan responsive gender dengan menggunakan Indeks Pembangunan Gender IPG II- 32 atau Gender Development Index GDI dengan nilai minimal 40 dan terbesar 80. IPG merupakan IPM yang terpilah antara laki-laki dan perempuan. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan IPG. Nilai IPG Kota Surakarta tahun 2012 sebesar 76,76 yang merupakan angka tertinggi di Jawa Tengah. Indikator komposit IPG adalah angka harapan hidup sebesar 70,39 tahun bagi laki-laki dan 74,25 tahun bagi perempuan, angka melek huruf sebesar 99,11 persen bagi laki-laki dan 95,07 bagi perempuan. Rata-rata lama sekolah sebesar 11,09 tahun bagi laki-laki dan 10,07 tahun bagi perempuan. Sementara itu sumbangan pendapatan sebesar 57,83 persen bagi laki-laki dan 42,17 persen bagi perempuan. Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi dapat dipergunakan Indeks Pemberdayaan Gender IDG atau Gender Empowerment Measure GEM. IDG Kota Surakarta tahun 2012 sebesar 77,56. Indikator kompositnya adalah keterlibatan perempuan di parlemen, perempuan sebagai tenaga manajer, profesioanal, administrasi, pekerja dan sumbangan perempuan dalam pendapatan. Keterlibatan perempuan di parlemen sebesar 22,5. Perempuan sebagai manager, professional, administrasi, teknisi di Kota Surakarta sebesar 48,44. Sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja sebesar 42,17. Jumlah anak usia 0-19 tahun di Kota Surakarta tahun 2012 sebanyak 159.020 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 79.814 jiwa dan perempuan sebanyak 79.206 jiwa. Total jumlah anak mencapai 31,8 dari total penduduk yang ada. Upaya pemerintah untuk melindungi dan memberikan hak anak antara lain diwujudkan dengan pembentukan forum anak, deklarasi Kota Surakarta sebagai Kota layak anak, dan pemenuhan hak-hak anak di berbagai bidang sesuai dengan amanat Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Pencapaian kinerja urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.22. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 3,54 3,54 6,69 6,69 IKPPD, IKK-LPPD, EPPD Bapermas PP, PA dan KB II- 33 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 2 Angka melek huruf perempuan usia 15th keatas 100 100 IKK-LPPD 100 Bapermas PP, PA dan KB 3 Partisipasi angkatan kerja perempuan 57,55 61,74 IKK-LPPD Bapermas PP, PA dan KB Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa capaian indikator yang perlu ditingkatkan yaitu Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah, dan Partisipasi angkatan kerja perempuan. 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pada tahun 2012 jumlah peserta KB aktif mencapai 57.653, atau sekitar 80,13 persen dari total PUS yang ada di Kota Surakarta yang berjumlah 71.946. Sedangkan PUS yang tidak ingin punya anak dan ingin anak ditunda unmeetneed pada tahun 2012 sebesar 10,23 persen. Kondisi ini cukup tinggi dibandingkan dengan target yang ingin dicapai yakni sebesar 5 persen pada tahun 2014 sesuai dengan SPM BKKBN. Dilihat dari sisi alat kontrasepsi yang dipakai, penggunaaan alat kontrasepsi masih didominasi alat kontrasepsi hormonal. Data tahun 2012 penggunaan alat kontrasepsi tertinggi adalah dengan metode suntik sebanyak 27.700 akseptor, kemudian IUD sebanyak 11.835 akseptor, pil sebanyak 8.397 akseptor, kondom sebanyak 5.116 akseptor, MOW sebanyak 2.238, implant sebanyak 2.177 akseptor, dan MOP sebanyak 190 akseptor. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak dan mempunyai hubungan serasi, seimbang dan selaras antar anggota keluarga serta anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Ada lima kategori keluarga sejahtera, yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I KS I, keluarga sejahtera II KS II, keluarga sejahtera III KS III, dan keluarga sejatera III plus KS III plus. Jumlah keluarga yang termasuk kategori pra sejahtera pada tahun 2012 sebanyak 11.500 keluarga, kategori KS I 25.025 keluarga, KS II 30.689 keluarga, KS III 36.838 keluarga, dan KS III plus 18.410 keluarga. Apabila dilihat dari jumlah, keluarga dengan kategori KS III jumlahnya paling besar di Kota Surakarta. Pencapaian kinerja urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 34 Tabel 2.23. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Prevalensi peserta KB aktif 79,1 79,4 80,13 79,59 IKK-LPPD 65 Bapermas PP, PA dan KB 2 Rasio petugas lapangan KBpenyuluh KB PLKBPKB di setiap desakelurahan - - 82,35 70,59 IKK-LPPD Bapermas PP, PA dan KB Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pencapaian indikator Rasio petugas lapangan KBpenyuluh KB PLKBPKB di setiap kelurahan masih kurang, sehingga perlu ditingkatkan. 13 Sosial Jumlah penyandang masalah sosial di Kota Surakarta pada tahun 2012 paling banyak adalah lansia terlantar yaitu sebanyak 613 orang, meningkat dari tahun 2011. Sedangkan wilayah dengan sebaran lansia terlantar paling banyak adalah di Kecamatan Laweyan. Berikut ini adalah sebaran penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Surakarta berdasarkan jenis dan kecamatan tahun 2008 - 2012. Tabel 2.24. Jumlah PMKS Berdasarkan Jenis dan Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008-2012 Sumber: BPS Kota Surakarta, 2013 Selain kategori di atas, permasalahan sosial lainnya adalah penyandang cacat. Jumlah penyandang cacat juga cukup banyak dan membutuhkan perhatian dari semua pihak. II- 35 Tabel 2.25. Jumlah Penyandang Cacat Berdasarkan Jenis dan Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008-2012 Sumber: BPS Kota Surakarta, 2013 Jumlah lembaga sosial yang ada di Kota Surakarta masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penyandang masalah sosial yang ada. Jumlah panti asuhan yang ada sebanyak 11 unit pada tahun 2012. Kemudian panti jompo sebanyak 5 unit, panti cacat sebanyak 10 unit, dan panti rehabilitasi eks psikotik sebanyak 3 unit. Pencapaian kinerja urusan Sosial dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.26. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Sosial di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi - - 26 buah 26 buah IKK- LPPD Dinsosnak ertrans 2. Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial - - 8,16 0 IKK- LPPD SPM 40 Dinsosnak ertrans 3. PMKS yg memperoleh bantuan sosial 9 12 8 6 IKK- LPPD SPM 80 Dinsosnak ertrans Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja dua indikator masih kurang sehingga perlu ditingkatkan, yaitu indikator penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut II- 36 usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial; dan PMKS yang memperoleh bantuan sosial 14 Ketenagakerjaan Jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2012 sebanyak 386.065 jiwa. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2011, namun jika dilihat trennya selama 5 tahun kondisinya justru menurun. Sedangkan angkatan kerja pada tahun 2012 jumlahnya mencapai 272.144 jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kota Surakarta selama kurun waktu 5 tahun sejak 2008-2012 kondisinya fluktuatif dengan trend meningkat. Pada tahun 2008 TPAK Kota Surakarta sebesar 66,4, kemudian pada tahun 2009 turun menjadi 65,02 persen dan posisi tahun 2012 sebesar 70,49 persen. Tingkat pengangguran terbuka kondisinya terbalik dibandingkan dengan capaian TPAK. Angka TPT trendnya menurun sejak tahun 2008-2012. Posisi terakhir tahun 2012 tingkat pengangguran terbuka di Kota Surakarta adalah 6,1. Pencapaian kinerja urusan Ketenagakerjaan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.27. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan ketenagakerjaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Pelayanan kepersertaan Jaminan Sosial bagi pekerjaburuh - - 72,03 74,51 IKK-LPPD SPM 50 Dinsosna kertrans 2 Pencari kerja yang ditempatkan - - 48,20 28,90 IKK-LPPD SPM 70 Dinsosna kertrans Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja indikator Pencari kerja yang ditempatkan masih kurang sehingga perlu ditingkatkan. 15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Jumlah koperasi di Kota Surakarta sampai tahun 2012 sebanyak 562 unit, meningkat jika dibandingkan kondisi tahun 2011. Kategori koperasi tersebut terbagi atas koperasi primer sebanyak 556 unit, dan koperasi pusat sebanyak 6 unit. Dari 556 koperasi primer tersebut 516 diantaranya dalam kondisi aktif dan yang tidak aktif sebanyak 40 unit, sehingga koperasi yang aktif sebesar 80,62 persen. Jumlah anggota koperasi pada tahun 2012 mencapai 80.763 orang. Dengan demikian bisa diartikan bahwa setiap koperasi rata-rata memiliki anggota sekitar 145 orang. II- 37 Sedangkan penyerapan tenaga kerja oleh koperasi sebanyak 1.041 pegawai. Pengembangan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah UMKM merupakan kegiatan yang penting dalam rangka mewujudkan ekonomi kerakyatan. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya potensi koperasi dan UMKM di Kota Surakarta baik dari peningkatan jumlah usaha kecil dan menengah, penyerapan tenaga kerja dan jumlah unit usahanya. Jumlah UMKM sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 naik dengan signifikan. Pada tahun 2011 jumlah UMKM sebanyak 10.610 unit, meningkat menjadi 20.160 unit pada 2012, dan pada tahun 2013 jumlahnya naik lagi menjadi 43.932 unit. Pencapaian kinerja urusan Kopeasi dan UKM dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.28. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Koperasi dan UMK M di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Koperasi aktif 87,23 87,34 87,14 93,37 IKK-LPPD 100 Dinkop UMKM 2 Usaha Mikro dan Kecil - - 75 99,29 IKK-LPPD Dinkop UMKM Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja kedua indikator tergolong baik. 16 Penanaman Modal Daerah Penanaman modal di Kota Surakarta realisasinya selalu meningkat selama 4 tahun terakhir. Nilai investasi pada tahun 2013 sebesar Rp.2.884.306.195.382,-. Sementara itu pada tahun 2010 nilai investasi sebesar Rp.1.311.249.715.577,-. Pada tahun 2011 ada 146 perusahaan yang menanamkan modalnya di Kota Surakarta yang terdiri dari 2 PMA dan 144 PMDN, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 245 perusahaan yang berinvestasi, masing-masing 5 PMA dan 240 PMDN. Adapun di tahun 2013 terdapat 270 perusahaan yang berinvestasi di Kota Surakarta. Pencapaian kinerja urusan penanaman modal dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 38 Tabel 2.29. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Penanaman Modal di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah PMA dan PMDN IKPPD, EPPD a. PMA - 2 5 270 BPMPT b. PMDN - 144 240 - BPMPT 2. Jumlah Investasi 1.311.249. 715.577 1.797.727. 404.675 2.017.019. 690.099 2.884.306 .195.382 IKPPD, EPPD BPMPT 3. Pelayanan Perizinan IKPPD, EPPD a. Pendaftaran Penanaman Modal - - - - BPMPT b. Ijin Prinsip Penananaman Modal - - - 2 BPMPT c. Ijin Usaha Penananaman Modal - - - 1 BPMPT d. Tanda Daftar Perusahaan TDP 1.548 1.651 1.285 1.270 BPMPT e. Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP 1.845 1.752 1.461 1.426 BPMPT 4. Implementasi SPEPISE - - - 3 IKPPD, EPPD BPMPT 5. Kenaikan Penurunan Realisasi PMDN - 64.176.7 91.214.1 25 82.447.7 87.488.0 97 43.696.37 2.095.979 IKPPD, EPPD BPMPT 6. Penerbitan IUJK 115 64 51 IKPPD, EPPD BPMPT 7. Sistem Informasi Pelayanan Perizinan dan Administrasi Pemerintah Sistem Informasi Perizinan Sistem Informasi Perizinan Sistem SMS Gateway Sistem Informasi Perizinan Sistem SMS Gateway Sistem Informasi Perizinan Sistem SMS Gateway Sistem Informasi Kearsipan e- Document Sistem Informasi Pendaftar an Perizinan On-Line SPM 1 satu kali tahun BPMPT 8. Indeks Kepuasan Masyarakat 77,87 Baik 76,61 Baik 77,07 Baik 77,16 Baik BPMPT II- 39 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa indikator yang capaian kinerjanya Realisasi PMDN perlu ditingkatkan agar dapat menyerap tenaga kerja yang banyak. 17 Kebudayaan Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo merupakan kawasan yang kaya akan seni dan budaya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh keberadaan 2 Keraton yang ada yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran. Salah satu upaya melestarikan karya budaya yang ada adalah melalui pelestarian peninggalan- peninggalan bersejarah. Terdapat beberapa kategori bangunan kuno dan kawasan bersejarah yang dilindungi yaitu: 1 kelompok kawasan; 2 kelompok bangunan rumah tradisional; 3 kelompok bangunan umum kolonial; 4 kelompok bangunan peribadatan; 5 kelompok gapura, tugu monomen, dan perabot jalan; dan 6 kelompok ruang terbukataman. Jumlah bangunan kuno dan kawasan bersejarah yang dilindungi mencapai angka 70 buah. Kelompok-kelompok seni yang ada di Kota Surakarta tercatat sebanyak 79 organisasi. Terdiri dari kelompok seni tari sebanyak 15 grup, dengan anggota sebanyak 850 orang. Kelompok seni musik sebanyak 24, dan anggotanya sebanyak 415 orang. Kelompok seni vokal ada 10, dengan angota sebanyak 200 orang. Kelompok teater sebanyak 23 grup dengan anggota mencapai 480 orang. Dan ada juga kelompok seni rupa yang berjumlah 7 grup dan anggotanya 15 orang. Sehingga total seluruh anggota grup kesenian sebanyak 1.960 orang. Selain anggota grup kesenian, secara perorangan juga banyak dijumpai seniman. Jumlah seniman di Kota Surakarta pada tahun 2012 mencapai 1.287 orang. Terdiri dari 200 orang seniman bidang tari, 165 orang seniman bidang musik, 150 orang seniman bidang olah vokal, 545 seniman bidang seni teater, dan 227 orang seniman bidang seni rupa. Pencapaian kinerja urusan Kebudayaan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut. Tabel 2.30. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kebudayaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya - 10 kali 10 kali 11 kali IKK- LPPD Disbudpar 2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 4 buah 4 buah 4 buah 4 buah IKK- LPPD Disbudpar 3 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan 100 100 100 100 IKK- LPPD Disbudpar II- 40 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja indikator tergolong baik. 18 Kepemudaan dan Olahraga Pembinaan organisasi kepemudaan dilakukan dengan pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan organisasi kepemudaan. Di Kota Surakarta terdapat 57 organisasi kepemudaan, sedangkan kegiatan kepemudaan yang dilaksanakan ada 50 kegiatan. Pembinaan keolahragaan di Kota Surakarta diarahkan untuk menumbuhkan budaya dan kecintaan berolahraga guna meningkatkan kesehatan dan prestasi. Pada tahun 2012 terdapat sebanyak 50 organisasi olahraga yang aktif di Kota Surakarta. Kegiatan olahraga yang dilaksanakan sebanyak 90 kegiatan. Pemantapan kapasitas dan kualitas organisasi kepemudaan dan kegiatan olah raga perlu ditingkatkan melalui penguatan kelembagaan organisasi kepemudaan, pembinaan dan pemasyarakatan olah raga serta peningkatan fasilitas sarana dan prasarana kepemudaan dan olah raga. Pencapaian kinerja urusan kepemudaan dan olahraga dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.31. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Gelanggang balai remaja selain milik swasta - - 0,03 IKK-LPPD Disdikpora 2 Lapangan olahraga. - - 0,31 0,20 IKK-LPPD Disdikpora 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Partisipasi politik masyarakat Kota Surakarta dalam mendukung pelaksanaan demokrasi masih dalam kategori sedang. Pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang memilih gubernur dan wakil gubernur Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 yang lalu tercatat hanya sekitar 60,57 pemilih yang menggunakan hak suaranya. DPT Kota Surakarta pada pemilukada Jawa Tengah tahun 2013 tercatat sebanyak 408.507 pemilih. Perkembangan lembaga kemasyarakatan di Kota Surakarta cukup baik, tercatat cukup banyak ormas yang berdomisili di Surakarta. Untuk menjaga agar ormas-ormas tersebut terus berkembang kualitasnya dan dapat berperan aktif dalam pembangunan, pemerintah setiap tahun rutin melakukan pembinaan-pembinaan. Pada tahun 2013 tercatat hampir 700 orang pengurus ormas difasilitasi oleh pemerintah untuk peningkatan kapasitasnya. II- 41 Selain pembinaan terhadap ormas, pemerintah juga melakukan pembinaan terhadap partai-partai politik yang ada di Kota Surakarta. Pada tahun 2013 menurut data dari Kantor Kesbangpol Kota Surakarta tercatat 4 kali kegiatan dilaksanakan untuk pembinaan terhadap parpol yang ada. Pencapaian kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.32. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Angka kriminalitas 186 15 115 217 IKPPD, EPPD, IKS, ISPP Kesbangpol 2. Angka kriminalitas yang tertangani 12 3 47 87 EPPD Kesbangpol 3. Peningkatan kesadaran wawasan kebangsaan pada Ormas, LSM dan OKP NA NA 125 700 IKPPD, IKK- LPPD Kesbangpol 4. Kegiatan pembinaan politik daerah 1 1 4 4 IKPPD, IKK- LPPD Kesbangpol 5. Tingkat response time bencana alam, Non alam dan sosial - - - 90 SPM 75 BPBD 6. Tingkat terdekteksinya bencana alam, non alam dan sosial 11 7 12 9 SPM BPBD Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat indikator dengan capaian kinerja masih kurang, yaitu: Angka kriminalitas. 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Sebagaimana diamanatkan Undang −Undang No. 32 tahun 2004 jo Undang-Undang No 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota, Pemerintah Kota Surakarta harus melaksanakan sebanyak 26 urusan wajib dan 7 urusan pilihan. Dan untuk menjamin agar penyelenggaraan otonomi daerah semakin baik, maka kelembagaan pemerintahan daerah perlu semakin ditingkatkan, profesionalisme aparatur, penetapan standar kinerja pemerintahan daerah, baik dengan penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM. SPM yang telah diterbitkan oleh pemerintah pusat sampai saat ini meliputi: II- 42 a. Permenkes No. 741 tahun 2008 tentang SPM Bidang Kesehatan. b. Permeneg Lingkungan Hidup No. 19 tahun 2008 tentang SPM Bidang Lingkungan Hidup daerah provinsi dan Daerah KabupatenKota. c. Permendagri No. 62 tahun 2008 tentang SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di KabupatenKota. d. Permensos No. 129 tahun 2008 tentang SPM Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah KabupatenKota. e. Permen Perumahan Rakyat No. 22 tahun 2008 tentang SPM Bidang Perumahan Rakyat. f. Permen Meneg PP No. 1 tahun 2009 tentang SPM Pusat Pelayanan Terpadu Bagi saksi dan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang di KabupatenKota, g. Permen Meneg PP No. 1 tahun 2010 tentang SPM Bidang Pelayanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di KabupatenKota. h. Peraturan Kepala BKKBN No. 55 tahun 2010 tentang SPM Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di KabupatenKota. i. Permen Diknas No. 15 tahun 2010 tentang SPM Pendidikan Dasar di KabupatenKota. j. Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.04MenIV2011 tentang perubahan atas lampiran Permenakertrans No.PER15MENX2010 tentang SPM Bidang ketenagakerjaan k. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 22PerM.Kominfo122010 tentang SPM Bidang Komuniksi dan Informatika di KabupatenKota l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14PRTM2010 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang m. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM.106HK.501MKP2010 tentang SPM Bidang Kesenian n. Peraturan Menteri Pertanian No 65PermentanOT.140122010 tentang SPM Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan KabupatenKota. o. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.81 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah KabupatenKota p. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Penanaman Modal Provinsi dan KabupatenKota. Dalam rangka mendukung pelaksanaan pemerintahan, keberadaan linmas menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Jumlah linmas di Kota Surakarta saat ini mencapai 3.272 orang. Dengan jumlah tersebut maka jika diperbandingkan per 10.000 penduduk maka rasionya adalah 66 personil linmas per 10.000 penduduk. Selain linmas elemen lain yang perlu diperhatikan adalah keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP. II- 43 Keberadaan Satpol PP sebagai aparat penegak Perda juga perlu diperhatikan. Saat ini rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk adalah 1,71. Sedangkan target pada tahun 2013 adalah 2 personil Satpol PP per 10.000 penduduk. Berkaitan dengan kinerja pengelolaan keuangan daerah, tergolong baik, Kota Surakarta telah meraih status Opini BPK terhadap Lap Keu Daerah Wajar Tanpa Pengecualian WTP. Rasio temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada tahun 2013 mencapai 88 persen. Kinerja pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH juga berjalan dengan baik, baik dalam peyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan, dan laporan hasil tindak lanjut dan ekspose temuan hasil pengawasan. Dalam kurun waktu empat tahun pendapatan asli daerah juga mengalami peningkatan. Pencapaian kinerja urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut. Tabel 2.33. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan 178 195 190 252 Inspektorat 2. Jumlah laporan hasil tindak lanjut dan ekspose temuan hasil pengawasan yang telah disusun 430 390 428 586 Inspektorat 3. Belanja Publik terharap DAU Tdk ada dlm Perme ndagri no.13 Thn. 2006 Tdk ada dlm Perme ndagri no.13 Thn. 2006 79,33 92,96 IKK- LKPD DPPKA 4. Belanja langsung terhadap total APBD 29,93 33,90 37,33 40,43 IKK- LKPD DPPKA 5. Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dlm APBDrealisasi 13,10 17,59 18,69 21,38 IKK- LKPD DPPKA 6. Rasio SILPA thdp total pendapatan 5,12 9,30 20,01 12 IKK- LKPD 10 DPPKA 7. Rasio realisasi belanja thd anggaran 93,31 93,24 86,78 91 IKK- LKPD DPPKA II- 44 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 belanja 8. Rasio realisasi PAD thd potensi PAD 99,60 102,79 120,10 105,45 IKK- LKPD 100 DPPKA 9. Peningkatan PAD 24,50 8,31 27,36 27,52 IKK- LKPD DPPKA 10. Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncana 99,45 100,54 103,11 99,77 IKK- LKPD DPPKA 11. Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan 52,83 54,54 52,86 46,35 IKK- LKPD 25 DPPKA 12. Opini BPK terhadap Lap Keu Daerah WTP WTP WTP Belum di audit BPK RI IKK- LKPD WTP DPPKA 13. Rasio temuan BPK RI yang ditindaklanjuti Nihil Nihil 64 88 IKK- LKPD 100 DPPKA 14. Sistim Informasi Manajemen Pemda 5 buah 5 buah IKK- LKPD Ada Setda 15. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat Ada Ada IKK- LKPD Ada Setda Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat capaian kinerja yang perlu dioptimalkan, yaitu pada indikator Rasio SILPA terhadap total pendapatan. 21 Ketahanan Pangan Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang mencakup ketersediaan, distribusi, dan konsumsi bahan pangan. Hal tersebut sesuai dengan definisi FAO dan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan di suatu daerah mencakup empat komponen, yaitu: 1 kecukupan ketersediaan pangan; 2 stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun; 3 aksesibilitasketerjangkauan terhadap pangan; dan 4 kualitaskeamanan pangan. Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat di bidang pangan, pemerintah mengeluarkan Standar Pelayanan Minimal SPM yaitu Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan KabupatenKota. Dalam peraturan tersebut pemerintah diharapkan mampu memenuhi target dari semua indikator yang telah ditetapkan yaitu 1 Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita; 2 Penguatan Cadangan Pangan; 3 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah; 4 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan; 5 Skor Pola Pangan Harapan PPH; 6 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan, serta 7 Penanganan Daerah Rawan Pangan . II- 45 Capaian kinerja bidang ketahanan pangan Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 2.34. Capaian Indikator Kinerja Bidang Ketahanan Pangan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 Berdasarkan Tabel di atas, dapat diketahui bahwa capaian kinerja indikator Peningkatan kewaspadaan pangan, dan sarana dan prasarana ketahanan pangan menuju terwujutnya mutu keamanan pangan masyarakat perlu ditingkatkan. 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Peran serta atau partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu untuk dapat berperan serta dalam membangun ditingkatkan secara terus menerus karena hal tersebut sangat memberikan sumbangsih yang berarti dalam pencapaian target pembangunan. Dalam pemberdayaan masyarakat ada 3 aspek utama kegiatan pemberdayaan yaitu: 1 pemberdayaan sumber daya manusia SDM, 2 perberdayaan sosial ekonomi yang bertumpu pada potensi lokal dan 3 pemberdayaan aspek lingkungan. Pembinaan-pembinaan terhadap lembaga kemasyarakatan yang ada selalu dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia maupun organisasi itu sendiri. Organisasi kemasyarakatan yang ada di Kota Surakarta antara lain, PKK yang ada di setiap kelurahan, Posyandu yang berjumlah 602, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM sejumlah 123 organisasi, dan masih banyak ormas lainnya yang bersifat sosial, keagamaan, lingkungan dan sebagainya. No INDIKATOR CAPAIAN Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Regulasi ketahanan pangan Ada Ada IKK- LKPD KKP 2. Peningkatan Ketersediaan dan Distribusi Pangan 100 100 100 100 IKK- LKPD KKP 3. Peningkatan kewaspadaan pangan, dan sarana dan prasarana ketahanan pangan menuju terwujutnya mutu keamanan pangan masyarakat 84,9 86,11 89,6 89,11 IKK- LKPD KKP 4. Pengembangan Cadangan Pangan DaerahRaskinda - - - 100 IKK- LKPD KKP 5. Pemantauan analisis akses harga pangan pokok - - 90,9 100 IKK- LKPD KKP II- 46 Pencapaian kinerja urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.35. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 PKK aktif 100 100 100 100 IKK-LPPD Bapermas PP, PA dan KB 2 Posyandu 594 594 594 594 IKK-LPPD Bapermas PP, PA dan KB Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja kedua indikator tergolong baik. 23 Statistik Penyediaan data statistik untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah diselenggarakan melalui pengembangan sistem pelayanan statistik nasional yang handal, efektif, dan efisien, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan pengelompokan kegunaan, terdiri atas statistik dasar, statistik sektoral, dan statistik khusus. Penyediaan statistik dasar dilakukan oleh Badan Pusat Statistik BPS Kota Surakarta melalui metode sensus sensus penduduk, sensus ekonomi, sensus pertanian dan sensus antar sensus, survei dilakukan antara lain Sakerda, survei harga-harga 9 bahan pokok, perhitungan inflasi dan kompilasi data produk dari masing-masing laporan SKPD, profil kesehatan, profil pendidikan dan laporan hasil penelitian dan pengkajian tentang potensi daerah dan lain-lain. Pasal 152 Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, data statistik yang diperlukan meliputi data 1 penyelenggaraan pemerintahan daerah; 2 organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah; 3 kepala daerah, DPRD, perangkat daerah dan PNS daerah; 4 data keuangan daerah; 5 potensi sumberdaya daerah; 6 produk hukum daerah Perda dan Perbup; 7 data kependudukan dan dinamika perubahannya, serta 7 informasi dasar kewilayahan serta informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kegiatan penyusunan data statistik oleh pemerintah daerah setiap tahun adalah Kota Surakarta Dalam Angka, Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Surakarta, Indeks Harga Konsumen dan Inflasi di Kota Surakarta. Pencapaian kinerja urusan statistik dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: II- 47 Tabel 2.36. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Statistik di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Buku ”Kota dalam angka” ada ada ada ada IKPPD, IKK-LPPD, Bappeda 2 Buku ”PDRB Kota” ada ada ada ada IKPPD, IKK-LPPD, Bappeda Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja indikator urusan statistik tergolong baik. 24 Kearsipan Penyelenggaraan urusan kearsipan memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi terciptanya tata pemerintahan daerah yang baik good governance. Dalam pelaksanaan urusan kearsipan tidak hanya berkaitan dengan penyimpanan arsip semata namun mencakup banyak hal, mulai dari pengumpulan arsip, pengelolaanpenyelamatan arsip, penyimpanan arsip, hingga pemanfaatan arsip. Terkait dengan pengelolaan arsip, SKPD telah berpartisipasi aktif dalam menerapkan arsip secara baku jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. jika pada tahun 2011 hanya 51 SKPD saja yang melakukan, pada tahun 2013 sudah mampu mencapai 100 SKPD yang menerapkan pengelolaan arsip secara baku. Untuk mendukung peningkatan pengelolaan arsip yang baku, pemerintah melakukan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas terhadap arsiparis. Jumlah kegiatan peningkatan kapasitas dilakukan oleh semua SKPD yang telah melakukan pengelolaan arsip secara baku yaitu sebanyak 100 kali di 100 SKPD. Pencapaian kinerja urusan kearsipan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.37. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Kearsipan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1 Pusat Informasi Daerah 1 1 1 1 IKK- LPPD Kantor Arpusda 2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan 70 51 100 100 IKPPD Kantor Arpusda 3 Pengelolaan arsip secara baku 36 51 50 100 IKPPD Kantor Arpusda Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa seluruh indikator kinerja memiliki kinerja yang baik. II- 48 25 Komunikasi dan Informatika Penyelenggaraan urusan komunikasi dan informatika meliputi: 1 bidang pos dan telekomunikasi; dan 2 sarana komunikasi dan deseminasi informasi. Dalam rangka mendukung pelayanan pos, terdapat kantor pos yang akan melayani masyarakat dalam pengiriman surat, paket pos dan jasa lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin mempermudah komunikasi, namun pemanfaatan jasa pos untuk surat menyurat dari tahun masih menunjukkan kenaikan. Pelayanan surat menyurat untuk semua jenis layanan meningkat dari 1.829.353 pucuk pada tahun 2011 menjadi 2.385.998 pucuk pada tahun 2012. Selain surat menyurat, pelayanan lain yang meningkat adalah giro pos. Sedangkan jasa yang menurun adalah paket pos dan wesel. Untuk bidang telekomunikasi, saat ini di Kota Surakarta dilayani oleh 11 jaringan telepon genggam dan satu jaringan SST. Berikut ini adalah capaian kinerja bidang komunikasi dan informatika di Kota Surakarta. Beberapa indikator adalah yang termasuk dalam target standar pelayan minimal SPM bidang kominfo. Pencapaian kinerja urusan komunikasi dan informatika dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.38. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Komunikasi dan Informatika di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah jaringan komunikasi 11 11 11 11 IKPPD, EPPD Dishub kominfo 2. Web site milik pemerintah daerah ada 8 ada 8 ada 8 ada 9 IKPPD, IKK- LPPD ada Dishub kominfo 3. Rasio wartelwarnet 0,25 0,2 0,15 0,15 IKPPD, EPPD Dishub kominfo 4. Jumlah surat kabar nasionallokal 12 12 12 12 IKPPD, EPPD Dishub kominfo 5. Jumlah penyiaran radioTV 18 19 19 19 IKPPD, EPPD Dishub kominfo 6. Cakupan layanan SST - - 380.000 380.000 IKPPD, IKK- LPPD Dishub kominfo 7. Persentase SKPD telah memiliki website 8,6 8,6 8,6 9,7 SPM Dishub kominfo 8. Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi SPM 50 Dishub kominfo II- 49 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 Masyarakat di Tingkat Kecamatan 9. Pelaksanaan Diseminasi dan Pendistribusian Informasi Nasional Melalui: Media massa seperti majalah, radio, dan televisi; 12, 42, 38 10, 36, 38 16, 36, 42 12, 36, 33 SPM 12 kali tahun Dishub kominfo Media baru seperti website media online; 360 360 360 360 SPM Setiap hari Dishub kominfo Media tradisional seperti pertunjukan rakyat; 19 19 18 19 SPM 12 kali tahun Dishub kominfo Media interpersonal seperti sarasehan, ceramahdiskusi dan lokakarya; danatau 6 8 12 SPM 12 kali tahun Dishub kominfo § Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur,spanduk, dan baliho. 12, 11, 1, 70, 40 6, 4, 2, 70, 40 6, 6, 4, 80, 50 4, 8, 5, 80, 50 SPM 12 kali tahun Dishub kominfo 10. PameranExpo 1 1 3 1 IKPPD, IKK- LPPD, Dishub kominfo Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa indikator yang capaian kinerjanya masih kurang, yaitu: Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat Kecamatan. 26 Perpustakaan Kewenangan pemerintah kota di bidang perpustakaan adalah menyusun pedoman penyelenggaraan perpustakaan, pengembangan jaringan perpustakaan, pengembangan SDM, pelestarian koleksi daerah di tingkat kabupaten, pembinaan teknis perpustakaan, penyelamatan dan pelestarian koleksi nasional, pengembangan jabatan fungsional pustakawan, dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang perpustakaan. Penyelenggaraan perpustakaan di tingkat kabupaten secara luas dapat tergambar dari tingkat partisipasi dan kunjungan masyarakat, perkembangan jumlah perpustakaan serta sarana prasarana pendukungnya termasuk didalamnya adalah koleksi perpustakaan dan kegiatan II- 50 promosi perpustakaan dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. Perpustakaan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari perpustakaan yang dimiliki oleh Pemkot, perpustakaan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan, dan perpustakaan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok masyarakat. Tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan selalu menunjukkan peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi di semua jenis perpustakaan yang dimiliki oleh pemda, yaitu perpustakaan daerah, perpustakaan kampung, dan perpustakaan keliling. Tabel 2.39. Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Jenis Perpustakaan 2010 2011 2012 2013 1 Perpustakaan Daerah 50.922 42.119 52.200 52.370 2 Perpustakaan Kampung 50.118 55.398 56.000 56.210 3 Perpustakaan Keliling 5.327 5.114 5.500 5.674 Sumber: Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah, Kota Surakarta, 2014 Pencapaian kinerja urusan perpustakaan dengan mendasarkan indikator yang diatur dalam beberapa peraturan dapat diidentifikasi pada tabel berikut: Tabel 2.40. Pencapaian Kinerja Berbagai Indikator Urusan Perpustakaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2013 No Indikator Capaian Standar SKPD 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah perpustakaan 1 1 1 1 IKPPD, EPPD, Kantor Arpusda 2 Tingkat kunjungan perpustakaan dalam satu tahun 50.922 42.119 52.200 52.370 IKPPD, IKK- LPPD, EPPD, Kantor Arpusda 3 Tingkat Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 41.537 42.840 45.360 46.235 IKPPD, IKK- LPPD Kantor Arpusda 50.118 55.398 56.000 56.210 5.327 5.114 5.500 5.674 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian kinerja urusan perpustakaan tergolong baik pada semua indikator.

c. Fokus Urusan Layanan Pilihan 1 Pertanian