Fokus Kesejahteraan Sosial 1 Indeks Pembangunan Manusia IPM

II- 10 Sumber: BPS Prov Jawa Tengah Gambar 2.6 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta dengan Kota-Kota Lain dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012

b. Fokus Kesejahteraan Sosial 1 Indeks Pembangunan Manusia IPM

Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan indikator untuk mengetahui status kemampuan dasar penduduk, meliputi: Angka Harapan Hidup AHH untuk mengukur peluang hidup; rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf untuk mengukur status tingkat pendidikan; serta pengeluaran riil per kapita untuk mengukur akses terhadap sumberdaya untuk mencapai standar hidup layak. IPM Kota Surakarta dari tahun ke tahun kondisinya selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 IPM Kota Surakarta tercatat sebesar 77,16, meningkat menjadi 78,60 pada tahun 2012, seperti terlihat pada grafik berikut: Sumber: BPS Prov Jawa Tengah Tahun 2013 Gambar 2.7 Capaian IPM Kota Surakarta Tahun 2008-2012 Pemerintah Kota Surakarta perlu terus mendorong peningkatan IPM. Peningkatan IPM merupakan hasil pencapaian pembangunan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian untuk jangka waktu yang panjang. Peningkatan IPM perlu diupayakan melalui perubahan pola pikir manusia, yaitu perubahan untuk semakin berperilaku hidup bersih dan sehat bidang kesehatan, peningkatan intelektual bidang pendidikan dan peningkatan kemampuan bersaing secara ekonomi bidang ekonomi. II- 11 Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kota Surakarta pada tahun 2012 sebesar 78,60. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di seluruh wilayah Jawa Tengah, seperti terlihat pada grafik berikut: Sumber: BPS Prov Jawa Tengah Tahun 2013 Gambar 2.8 Posisi Capaian IPM Kota Surakarta Dibandingkan dengan KabKota Lainnya di Jawa Tengah Tahun 2012 IPM diukur menggunakan beberapa beberapa indikator pembentuk IPM, meliputi Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, dan Pengeluaran Per Kapita. Capaian angka semua komposit IPM di Kota Surakarta dari tahun 2008 sampai tahun 2012 kondisinya selalu meningkat. Berikut ini disajikan perkembangan indikator pembentuk IPM. Tabel 2.4. Perkembangan Capaian Indikator Komposit IPM di Kota Surakarta Tahun 2008-2012 No INDIKATOR 2008 2009 2010 2011 2012 1 Angka Harapan Hidup Tahun 71,98 72,07 72,16 72,25 72,35 2 Angka Melek Huruf 96,66 96,67 96,68 96,71 96,73 3 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 10,15 10,32 10,32 10,34 10,49 4 Pengeluaran Per Kapita ribu Rp 646,45 648,23 652,43 655,77 658,92 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2 Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Kasar APK adalah proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu terhadap jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu. Capaian APK semua jenjang pendidikan di Kota Surakarta sudah berada di atas target PUS dan MDG’s karena angkanya sudah di atas 100 persen semua. II- 12 Tabel 2.5. Angka Partisipasi Kasar SDMI, SMPMTs dan SMASMKMA di Kota Surakarta Tahun 2009-2013 INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 APK SDMI 108,67 111,74 137,3 134,79 126,46 APK SMPMTs 107,09 104,66 148,07 140,47 133,26 APK SMASMKMA 127,79 128,18 158,76 161,97 193,05 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta Tahun 2013 3 Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Murni APM adalah proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya terhadap seluruh anak pada kelompok usia tersebut. Capaian APM yang masih perlu ditingkatkan adalah pada jenjang SMPMTs, dengan capaian baru mencapai 95,42 persen. Sementara itu APK pada jenjang pendidikan lain capaiannya sudah baik, dengan capaian diatas 100 persen. Tabel 2.6. Angka Partisipasi Murni SDMI, SMPMTs dan SMASMKMA di Kota Surakarta Tahun 2009-2013 INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 APM SDMI 91,79 94,50 116,18 109,25 107,54 APM SMPMTs 76,97 79,08 104,97 97,23 95,42 APM SMASMKMA 91,65 89,89 111,15 111,46 120,92 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta Tahun 2013 4 Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu AKI di Kota Surakarta dari tahun 2009 – 2013 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2009 AKI sebesar 153,82 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan tajam pada tahun 2011 menjadi 39,4 per 100.000 kelahiran hidup dan menurun pada tahun 2013 menjadi 30,21 per 100.000 Kelahiran hidup. Tabel 2.7. Angka Kematian Ibu AKI per di Kota Surakarta Tahun 2009-2013 INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 AKI 153,82 90,15 39,4 59,2 30,21 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2014 5 Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita Angka Kematian Bayi Kota Surakarta tahun 2009–2013 cenderung fluktuatif. Pada tahun 2009 AKB sebesar 5,7 per 1.000 kelahiran hidup, menurun pada tahun 2011 menjadi 4,7 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian naik kembali menjadi 6,02 per 1.000 kelahiran hidup, dan menurun pada tahun 2013 menjadi 3,22 per 1.000 kelahiran hidup. Sementara itu, Angka Kematian Balita AKABA di Kota Surakarta cenderung meningkat dari sebesar 0,2 per 1.000 II- 13 kelahiran hidup menjadi 1,21 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Tabel 2.8. Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita di Kota Surakarta Tahun 2009-2013 INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 AKB per 1.000 Kelahiran Hidup 5,7 6,61 4,7 6,02 3,22 AKABA per 1.000 Kelahiran Hidup 0,2 1,8 0,64 0,59 1,21 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2013 6 Rasio penduduk yang Bekerja Rasio penduduk yang bekerja selalu meningkat sejak tahun 2009 hingga dengan 2012. Berdasarkan data yang ada, rasio penduduk bekerja pada tahun 2012 mencapai 0,939. Hal tersebut berarti di setiap 100 penduduk angkatan kerja terdapat 93 orang yang bekerja. Tabel 2.9. Rasio Penduduk Yang Bekerja di Kota Surakarta Tahun 2008-2012 INDIKATOR 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Angkatan Kerja 277.675 275.546 258.573 272.144 272.144 Jumlah Penduduk Bekerja 251.101 246.768 235.998 249.368 255.621 Rasio Penduduk Bekerja 0,904 0,896 0,913 0,916 0,939 Sumber: BPS Prov Jawa Tengah Tahun 2013 7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka Dalam kurun waktu lima tahun 2009-2013, dua variabel utama bidang ketenagakerjaaan menunjukkan kinerja yang membaik. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK menunjukkan trend yang meningkat, sedangkan tingkat pengangguran terbuka TPT menunjukkan trend yang menurun. TPAK meningkat artinya tingkat partisipasi penduduk usia kerja untuk bekerja semakin tinggi. Walaupun demikian, tingkat partisipasi angkatan kerja di Kota Surakarta pada tahun 2012 sebesar 66,54 persen, mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 69,01 persen. Hal ini berarti terjadi penurunan partisipasi penduduk usia kerja untuk bekerja. Sementara itu tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi sebesar 7,18 persen, dari tahun 2012 sebesar 6,36 persen. Tabel 2.10. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Surakarta Tahun 2008-2012 INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 65,02 66,81 69,01 66,54 - Tingkat Pengangguran Terbuka 10,44 8,73 6,36 6,07 7,18 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah II- 14 8 Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender Indeks Pembangunan Gender IPG Kota Surakarta menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu 2008-2012, dari sebesar 74,90 pada tahun 2012 menjadi 76,76 pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia perempuan di Kota Surakarta semakin membaik, khususnya pada bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan. IDG juga meningkat dari sebesar 59,60 pada tahun 2008 menjadi 77,56 pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberdayaan perempuan di Kota Surakarta semakin baik. Perkembangan IPG dan IDG Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.11. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender di Kota Surakarta Tahun 2008-2012 INDIKATOR 2008 2009 2010 2011 2012 IPG 74,90 75,20 75,68 76,37 76,76 IDG 59,60 59,70 75,75 78,06 77,56 Sumber: BPS dan Kementerian PP dan PA

c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga