Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

II- 6 Sumber data : BPS Kota Surakarta Tahun 2013 Gambar 2.3 Tingkat Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2012 jiwakm² Gambaran penduduk kota Surakarta menurut kategori usia sebagai berikut. Sumber data : Dispendukcapil Kota Surakarta Tahun 2012 Gambar 2.4 Piramida Penduduk Kota Surakarta Tahun 2012 Dari Gambaran jumlah penduduk menurut usia, diketahui jumlah usia produktif sebesar 393.278 jiwa 72,07 persen. Jika disejajarkan dengan data penduduk menurut pekerjaan, maka jumlah penduduk usia kerja yang belum bekerja sebesar 16.523 jiwa.

2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1 Pertumbuhan PDRB Produk Domestik Regional Bruto PDRB menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu yang diyakini masih merupakan indikator penting dalam menentukan arah pembangunan. Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar harga berlaku harga-harga pada tahun penghitungan dan atas dasar harga konstan harga-harga pada tahun yang dijadikan tahun dasar penghitungan untuk dapat II- 7 melihat pendapatan yang dihasilkan dari lapangan usaha sektoral maupun dari sisi penggunaan. Nilai PDRB Kota Surakarta berdasarkan harga konstan 2000 ADHK 2000 menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. PDRB ADHK pada tahun 2012 tercatat sebesar 5,7 triliun rupiah, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 5,4 triliun rupiah. Sehingga secara kumulatif peningkatan PDRB ADHK 2000 dari tahun 2010 ke tahun 2011 mencapai Rp 330,9 milyar rupiah. Peningkatan sama halnya juga terjadi jika dilihat berdasarkan PDRB ADHK 2000 perkapita di Kota Surakarta, searah dengan peningkatan PDRB ADHK. Pendapatan per kapita pada tahun 2012 mencapai Rp 11,5 juta, sedangkan pada tahun 2011 hanya Rp 10,8 juta. Tabel 2.1. Perkembangan PDRB dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga Konstan ADHK Kota Surakarta Tahun 2008-2012 Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Pertanian 2.866,18 0,06 2.900,41 0,06 2.908,82 0,06 2.911,03 0,05 2.912,43 0,05 Pertambangan dan penggalian 1.905,23 0,04 1.862,50 0,04 1.832,36 0,04 1.809,03 0,03 1.789,64 0,03 Primer 4.771,41 0,10 4.762,91 0,10 4.741,18 0,09 4.720,06 0,09 4.702,07 0,08 Industri pengolahan 1.200.606,83 26,39 1.235.952,77 25,65 1.277.210,09 25,02 1.312.945,81 24,26 1.349.967,23 23,51 Listrik, Gas, dan Air Bersih 103.020,58 2,26 111.391,58 2,31 119.194,83 2,34 128.648,33 2,38 137.673,24 2,40 Kontruksi 583.069,88 12,82 625.624,26 12,99 671.926,81 13,17 717.165,29 13,25 765.569,54 13,33 Sekunder 1.886.697,29 41,47 1.972.968,61 40,95 2.068.331,73 40,52 2.158.759,43 39,89 2.253.210,01 39,23 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.211.208,49 26,62 1.288.066,95 26,74 1.367.808,36 26,80 1.466.845,97 27,10 1.569.512,38 27,33 Pengangkutan dan Komunikasi 449.973,94 9,89 484.827,89 10,06 514.407,73 10,08 549.760,87 10,16 585.690,23 10,20 Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 449.992,44 9,89 481.987,12 10,00 518.980,77 10,17 567.860,94 10,49 615.432,99 10,72 Jasa-Jasa 546.699,38 12,02 585.264,16 12,15 629.616,47 12,34 663.965,04 12,27 714.313,62 12,44 Tersier 2.657.874,25 58,42 2.840.146,12 58,95 3.030.813,33 59,38 3.248.432,82 60,02 3.484.949,22 60,68 PDRB 4.549.342,95 100,00 4.817.877,64 100,00 5.103.886,24 100,00 5.411.912,31 100,00 5.742.861,30 100,00 Penduduk pertengahan tahun 522.935 528.202 499.337 501.650 500.328 Pendapatan per kapita 8,7 9,1 10,2 10,8 11,5 2012 Sektor 2008 2009 2010 2011 Sumber: BPS Kota Surakarta Tahun 2013 Distribusi PDRB terbesar berada pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 27,33 persen dan industri pengolahan sebesar 23,51 persen, sedangkan paling kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,03 persen dan sektor pertanian sebesar 0,05 persen. Pertumbuhan PDRB pada tahun 2012 tertinggi berada pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 8,38 persen dan pada sektor jasa-jasa sebesar 7,58 persen, sedangkan pertumbuhan paling kecil pada sektor pertanian sebesar 0,05 persen dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar -1,07 persen. Tabel 2.2. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK Kota Surakarta Tahun 2008-2012 Sektor Pertumbuhan 2008 2009 2010 2011 2012 Pertanian 1,14 1,19 0,29 0,08 0,05 Pertambangan dan penggalian 4,22 2,24 1,62 1,27 1,07 Industri pengolahan 2,32 2,94 3,34 2,80 2,82 Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,35 8,13 7,01 7,93 7,02 Kontruksi 10,27 7,30 7,40 6,73 6,75 II- 8 Sektor Pertumbuhan 2008 2009 2010 2011 2012 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,52 6,35 6,19 7,24 7,00 Pengangkutan dan Komunikasi 4,92 7,75 6,10 6,87 6,54 Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 5,73 7,11 7,68 9,42 8,38 Jasa-Jasa 5,22 7,05 7,58 5,46 7,58 PDRB 5,69 5,90 5,94 6,04 6,12 Sumber: BPS Kota Surakarta Tahun 2013 2 Laju Inflasi Inflasi menurut Bank Indonesia adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Dampak dari inflasi ini salah satunya adalah menurunnya daya beli masyarakat, yang dapat diartikan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat terganggu karena ketidakmampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang ataupun jasa. Angka inflasi di Kota Surakarta selama tiga tahun terakhir 2009- 2013 fluktuatif. Pada tahun 2009 inflasi di Kota Surakarta 2,63 persen, meningkat pada tahun 2010, turun pada tahun 2011, dan meningkat pada tahun 2012, dan mencapai 8,38 persen pada tahun 2013. Angka tersebut disumbang oleh kelompok bahan makanan sebesar 2,75 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 1,34 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 1,48 persen; kelompok sandang 0,04 persen; kelompok kesehatan 0,15 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,26 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan sumbangan inflasi 2,36 persen. Kota Surakarta merupakan kota dengan inflasi tertinggi di Provinsi Jawa Tengah pada Desember 2013. Angka inflasi pada Desember 2013 Kota Surakarta mencapai 0,35 persen, kemudian disusul Kota Purwokerto 0,29 persen, Kota Tegal 0,28 persen, dan Kota Semarang 0,21 persen. Tabel 2.3. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK Kota Surakarta Tahun 2009-2013 Tahun Tingkat Inflasi 2009 2,63 2010 6,65 2011 1,60 2012 2,87 2013 8,38 Sumber: BPS Kota Surakarta II- 9 3 Penduduk Miskin Permasalahan kemiskinan masih menjadi salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh pemerintah, tidak terkecuali juga bagi Pemerintah Kota Surakarta. Bermacam-macam program pengentasan kemiskinan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta diharapkan akan dapat terus menekan angka kemiskinan sampai pada tingkat yang serendah-rendahnya. Garis kemiskinan yang menjadi batas pengeluaran konsumsi terendah perkapita perbulan untuk Kota Surakarta dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Pada tahun 2002 garis kemiskinan besarnya 108.771 rupiahkapitabulan mengalami kenaikan tiga kali lipat menjelang tahun 2010 yang besarnya 306.584 rupiahkapitabulan. Garis kemiskinan tahun 2012 sebesar Rp. 347.141 per kapita, dan pada 2013 sebesar Rp.403.121. Hal ini berarti bahwa batas pendapatan perkapita sebagai dasar penentuan kategori miskin semakin tinggi. Dalam kurun waktu lima tahun, jumlah penduduk miskin Kota Surakarta berhasil diturunkan dari sebanyak 83,4 ribu jiwa pada tahun 2008 menjadi 78,0 ribu jiwa pada tahun 2009, sebanyak 69,8 ribu jiwa pada tahun 2010, sejumlah 64,5 ribu jiwa pada tahun 2011, dan menjadi 59,7 ribu jiwa pada tahun 2012. Persentase penduduk miskin di Kota Surakarta kondisinya selalu menurun dari tahun ke tahun, pada tahun 2008 persentase penduduk miskin di Kota Surakarta mencapai 16,13 persen, pada tahun 2013 persentase penduduk miskin berhasil diturunkan hingga 12,01 persen. Hal tersebut berarti berbagai program pengentasan kemiskinan yang dilakukan cukup berhasil. Sumber: BPS Prov Jawa Tengah Tahun 2013 Gambar 2.5 Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta Tahun 2008- 2012 Meskipun kondisinya menurun, namun persentase penduduk miskin di Kota Surakarta paling tinggi dibandingkan kota-kota lain di Provinsi Jawa Tengah, seperti terlihat pada grafik berikut: II- 10 Sumber: BPS Prov Jawa Tengah Gambar 2.6 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta dengan Kota-Kota Lain dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012

b. Fokus Kesejahteraan Sosial 1 Indeks Pembangunan Manusia IPM