67
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
Penyusunan Naskah akademik ini dilandasi dengan kajian filosofis, sosiologis, dan yuridis, berikut ini diuraikan sebagai
berikut:
A. Landasan Filosofis
Tujuan pembentukan
negara Indonesia
sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD NRI Th 1945 salah satunya
adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mencapai tujuan
tersebut harus
didukung dengan
pembangunan seluruh bidang kehidupan. Salah satu bidang yang cukup berpengaruh dalam pembangunan nasional adalah bidang
hukum. Peraturan perundang-undangan, sebagai bagian dari hukum, agar upaya mencapai tujuan tersebut melalui sarana
membatasi, mengatur
dan sekaligus
memperkuat hak
warganegara. Pelaksanaan
hukum peraturan
perundang- undangan yang transparan dan terbuka menjadi suatu syarat
untuk memunculkan aspek-aspek positif dari kemanusiaan dan menghambat munculnya aspek-aspek negatif. Dengan kata lain,
upaya mewujudkan ketertiban masyarakat merupakan syarat mutlak bagi upaya-upaya penciptaan Indonesia yang damai dan
sejahtera. Apabila hukum ditegakkan dengan adil dan ketertiban diwujudkan maka kepastian hukum, rasa aman, tenteram,
ataupun kehidupan yang rukun akan dapat terwujud. Perbaikan aspek keadilan akan memudahkan pencapaian kesejahteraan dan
68
kedamaian. Tujuan tersebut, apabila dikaitkan dengan proses beracara di peradilan umum yang terjadi selama ini tidak cepat,
kurang efisian, dan biaya mahal telah menimbulkan kerugian bagi para pencari keadilan khususnya pebisnis, dan ini sangat
mencederai nilai-nilai keadilan yang ada di dalam masyarakat. Ketentuan beracara perdata di Indonesia masih menggunakan
ketentuan peninggalan kolonial Belanda yaitu HIR dan RBg, sehingga tidak sesuai lagi dengan falsafah bangsa yang
mengedepankan masalah kemerdekaan dan kemandirian. Cita-cita untuk memiliki Hukum Acara Perdata yang
didasarkan pada kebutuhan hukum nasional dan sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa, sesungguhnya sudah ada sejak lama dan
usaha kearah realisasi cita-cita tersebut sudah berulangkali dilakukan melalui berbagai kegiatan, bahkan RUU Hukum Acara
Perdata yang baru telah disusun Pemerintah untuk menggantikan Hukum Acara Perdata warisan kolonial tersebut.
Kebijakan yang ditempuh oleh bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembaruan hukum acara perdata, melalui dua
jalur, yaitu: 1.
Pembuatan Konsep Rancangan Undang-Undang Hukum Acara
Perdata Nasional,
yang maksudnya
untuk menggantikan HIR, R.Bg dan peraturan lainnya yang berlaku
sekarang. 2.
Pembaharuan perundang-undangan Hukum Acara Perdata yang maksudnya mengubah, menambah, dan melengkapi
HIR, R.Bg yang berlaku sekarang. Setelah merdeka lebih dari 65 tahun kiranya sudah
selayaknya bangsa Indonesia untuk mempunyai hukum acara
69
perdata yang dibuat oleh bangsa sendiri dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang terus berkembang.
B. Landasan Sosiologis