53
1. Proses eksekusi terhadap putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum
tetap yang
terkadang dalam
eksekusinya memerlukan waktu cukup lama, sehingga tidak dapat menampung aspirasi dunia perekonomian yang
menghendaki penyelesaian secara cepat. Semakin lama berarti kerugian yang ditimbulkan semakin besar.
2. Dalam perkara perdata dianut asas hakim pasif. D a l a m
p r a k t i k sering terjadi ada pihak yang lemah semata-mata karena ketidaktahuannya tentang hukum acara, padahal
seandainya hakim diperkenankan memberikan saran maka kondisinya dapat berbeda.
3. Dalam perkara permohonan. HIR tidak memberikan suatu
solusiupaya hukum untuk memperbaiki putusan yang salah, seandainya pemohon tidak megajukan upaya hukum.
4. Cepatnya penyelesaian perkara pada tingkat pertama dan
banding, mengakibatkan
arus masuknya perkara ke Mahkamah Agung tingkat kasasi semakin deras, sehingga
terjadi penumpukkan dan tunggakan yang melampaui kapasitas penyelesaian secara wajar.
D. Kajian terhadap implikasi penerapan hukum acara
perdata yang akan diatur dalam Undang-Undang Nasional terhadap aspek kehidupan masyarakat dan dampaknya
terhadap aspek beban keuangan negara
1. Konsekuensi Hukum
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Hukum Acara Perdata yang akan diatur berbentuk kodifikasi
dan bersifat unifikasi nasional yang menyeluruh dengan mengacu kepada:
54
a. Perkembangan pengaturan hukum acara perdata di
luar Hukum Acara Perdata yang mengatur norma- normanya HIR, Rbg, RV.
b. Bersifat adaptif terhadap perkembangan ketentuan
perjanjian internasional yang terkait. Dimasukkannya norma-norma hukum acara perdata
di luar Hukum Acara Perdata tersebut, diharapkan di masa mendatang melalui kebijakan kodifikasi menyeluruh dapat
menguatkan ide pembentukan sistem hukum acara perdata nasional Indonesia yang utuh guna penegakan hukum.
Konsekuensi kebijakan kodifikasi menyeluruh tersebut adalah mencegah diterbitkannya Undang-Undang atau
peraturan lainnya yang memuat hukum acara perdata. Pada saat Undang-Undang Hukum Acara Perdata ini
mulai berlaku, terhadap Undang-Undang dan peraturan di Luar Undang-Undang ini diberikan masa transisi paling
lama 2 dua tahun untuk dilakukan penyesuaian dengan Undang-Undang ini. Hal ini dimaksudkan agar ada rentang
waktu yang cukup untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui sosialisasi Hukum Acara Perdata yang
baru tersebut. 2.
Implikasi Sosial Secara garis besar implikasi penerapan Hukum Acara
Perdata melekat pada dua pihak, yaitu penyelenggara pemerintahan dan masyarakat pencari keadilan. Implikasi
penerapan Hukum
Acara Perdata
ada pada
pihak penyelenggaraan pemerintahan, seperti kesiapan pengadilan
untuk memberikan informasi publik menjadi informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala, dan
55
informasi yang wajib disediakan. Implikasi lain bagi pengadilan pada saat Hukum Acara Perdata diterapkan
nantinya adalah semua ketentuan tata cara dapat diketahui oleh publik.
Implikasi lain sejalan dengan meningkatnya daya kritis masyarakat, adalah peningkatan pengetahuan masyarakat
mengenai hak-hak mereka dalam mendapatkan pelayanan yang disediakan oleh pengadilan. Apabila terjadi ketimpangan
atau permasalahan dalam pelayanan masyarakat, maka akan menyebabkan adanya pengaduan masyarakat berkaitan
dengan kualitas
pelayanan tersebut.
Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai proses penyelesaian
perkara, merupakan implikasi yang akan dihadapi dalam penerapan Undang-Undang Hukum Acara Perdata.
Dengan melihat
berbagai implikasi
yang telah
disebutkan di atas baik yang dihadapi oleh masyarakat maupun aparatur negara , maka perlu kesiapan yang optimal
lembaga penegak hukum dalam mengantisipasi berbagai implikasi tersebut, paling tidak selama dua tahun sejak
Undang-Undang Hukum Acara Perdata berlaku efektif diterapkan, ada langkah-langkah berupa kebijakan atau
sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Implikasi terhadap masyarakat adalah juga meningkatkan kesadaran hukum
masyarakat terutama dalam bidang perdata, karena kesadaran hukum merupakan sumber dari hukum itu sendiri
dan undang-undang atau peraturan yang tidak memenuhi kesadaran hukum akan kehilangan kekuatan mengikat.
Namun kesadaran hukum disini tidaklah dimaknai setiap orang menggunakan jalur hukum dalam menyelesaikan
sengketanya, itu
bukanlah kesadaran
hukum yang
56
sebenarnya sebab
masih ada
musyawarah dalam
menyelesaikan sengketa
hukum dalam
kehidupan bermasyarakat.
3. Implikasi Keuangan
Disahkannya RUU Hukum Acara Perdata menjadi undang-undang, maka implikasi hukum yang berakibat pada
keuangan negara yaitu, adanya penelitianpengkajian undang-undang apa saja yang perlu disesuaikan dengan
Hukum Acara Perdata. Hukum Acara Perdata juga perlu dilakukan sosialisasi
kepada pemangku kepentingan, baik lembaga peradilan, advokat maupun masyarakat luas mengenai perbedaan
antara Hukum Acara Perdata baru dengan KUHAPer lama yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.
Sosialisasi dilakukan baik oleh Lembaga maupun DPR mengenai berbagai hal menyangkut mengapa perdebatan
pengaturan Hukum Acara Perdata. Hal ini penting sebab pihak-pihak yang terlibat dalam pembahasan-lah yang
mengetahui maksud dari bunyi suatu ketentuan tersebut.
57
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-