Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015
20
38,81, tahun 2011 37,65, dan tahun 2012 sebesar 37,88. Tabel 2.4. Kontribusi Sektoral Terhadap PDRB Provinsi Lampung
ADHB 2008-2012
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
I. Primer 42,2
41,4 38,81 37,65 37,88
Pertanian 39,07 39,28 36,82
35,56 35,92
Pertambangan dan Penggalian
3,13 2,12
1,99 2,09
1,96
II. Sekunder 18,36 19,1 20,01 20,05
19,46
Industri Pengolahan 13,29 14,25
15,8 16,07
15,55 Listrik, Gas dan Air Bersih
0,62 0,59
0,55 0,54
0,55 Bangunan
4,45 4,26
3,66 3,44
3,36
III. Tersier 39,44 39,5 41,18
42,3 42,66
Perdagangan, Hotel dan Restoran
13,78 13,50 15,25 16,01
15,86 Pengangkutan dan
Telekomunikasi 9,03 10,02 10,16
11,5 11,54
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
6,47 6,75
6,31 5,97
6,15 Jasa-jasa
10,16 9,23
9,46 8,82
9,11 TOTAL
100 100
100 100
100
Sumber : BPS Lampung 2013 Data Diolah Angka Sementara
Angka Sangat Sementara
Dalam struktur perekonomian perekonomian Provinsi Lampung terjadi lompatan dari sektor dari primer menjadi tersier
tanpa melewati fase sekunder yang menjadi kontribusi utama dalam pembentukan PDRB Provinsi Lampung.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015
21
Grafik 2.3 Kontribusi Sektoral Pembentuk PDRB Provinsi Lampung Tahun 2008-2010
Sumber : BPS Lampung 2013
Perekonomian Provinsi Lampung ditopang oleh 3 sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan
sektor perdagangan hotel dan restauran. Data tahun 2012 memperlihatkan bahwa sektor pertanian mempunyai pangsa
sebesar 35,92 dalam perekonomian Provinsi Lampung. Sektor pertanian dalam hal ini mempunyai beberapa sub sektor antara lain
tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasilnya, kehutanan dan perikanan. Provinsi Lampung merupakan
lumbung beras dan lumbung jagung nasional dan merupakan penghasil terbesar singkong di Indonesia.
Mengingat sektor pertanian tetap menjadi sektor primadona sebagai penyumbang terbesar dalam PDRB Provinsi Lampung,
maka lompatan dari sektor primer menjadi sektor tersier tersebut perlu menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi Lampung untuk
lebih menggeliatkan industri pengolahan agar memberikan kontribusi yang cukup signifikan yaitu dengan memberikan nilai
Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015
22
tambah terhadap hasil-hasil pertanian di Provinsi Lampung serta menggerakkan
sektor agribisnis,
yang diharapkan
akan menggerakkan sektor riil yang selanjutnya akan berdampak
terhadap perluasan lapangan pekerjaan yang akan meningkatkan produktivitas yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi
dan pengurangan kemiskinan. Pendapatan perkapita Provinsi Lampung dari tahun 2009
hingga tahun 2012 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 pendapatan
perkapita sebesar 11,82 juta rupiah, naik menjadi 18,61 juta rupiah pada tahun 2012. Sedangkan untuk pendapatan perkapita
kabupatenkota, untuk kota Bandar Lampung menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 28,3 juta rupiah dan sebaliknya Lampung
Barat dengan posisi terendah yaitu sebesar 9,2 juta rupiah. Sumber: Lampung Dalam Angka, 2013.
Gambar 2.5. Pendapatan Perkapita KabupatenKota se-Provinsi Lampung Tahun 2012 dalam Juta Rupiah
Sumber : BPS Lampung 2013
Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015
23
Salah satu indikator untuk mengukur ketimpangan pendapatan adalah koefisien Gini Gini Ratio. Gini ratio Provinsi
Lampung pada
periode 2012
adalah sebesar
0,36 yang
mengindikasikanmenujukkan bahwa ketimpangan pendapatan yang
terjadi masih
dalam kategori
ketimpangan rendah.
Ketimpangan yang rendah ini ditunjukkan dengan 40 penduduk berpendapatan rendah di Provinsi Lampung menikmati lebih dari
17 total pendapatan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pembangunan di Provinsi Lampung juga dinikmati oleh masyarakat
ekonomi lemah. Indikator kesejahteraan ekonomi juga diukur dari jumlah penduduk miskin. Angka kemiskinan Provinsi Lampung
pada tahun 2012 adalah sebesar 1,219 juta jiwa atau hanya menurun sebesar 58.630 jiwa dari tahun 2011.
Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Miskin KabupatenKota se-Provinsi Lampung Tahun 2011-2012 jiwa
NO. KABUPATENKOTA
2011 2012
1 Lampung Barat
67.880 64.800
2 Tanggamus
92.750 88.400
3 Lampung Selatan
177.740 169.500
4 Lampung Timur
189.460 180.800
5 Lampung Tengah
187.000 178.400
6 Lampung Utara
155.810 148.600
7 Way Kanan
72.510 69.200
8 Tulang Bawang
40.750 38.800
9 Pesawaran
77.050 73.500
10 Pringsewu 43.020
41.000 11 Mesuji
15.320 14.600
12 Tulang Bawang Barat 18.060
17.300 13 Bandar Lampung
121.580 116.300
14 Metro 19.000
18.100
1.277.930 1.219.300
PROVINSI LAMPUNG
Sumber : BPS Lampung 2013
Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015
24
Atau dalam persentase jumlah penduduk miskin terhadap total penduduk dapat kita lihat trendnya pada grafik 3.5, dimana
terlihat terjadi penurunan persentase jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung dari tahun ke tahun 2008-2012.
Gambar 2.6. Trend Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Lampung tahun 2008-2012 persen
Sumber : BPS Lampung 2013
B. Kesejahteraan Sosial