Primer 42,2 Sekunder 18,36 19,1 20,01 20,05 Tersier 39,44 39,5 41,18 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015 20 38,81, tahun 2011 37,65, dan tahun 2012 sebesar 37,88. Tabel 2.4. Kontribusi Sektoral Terhadap PDRB Provinsi Lampung ADHB 2008-2012 Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

I. Primer 42,2

41,4 38,81 37,65 37,88 Pertanian 39,07 39,28 36,82 35,56 35,92 Pertambangan dan Penggalian 3,13 2,12 1,99 2,09 1,96

II. Sekunder 18,36 19,1 20,01 20,05

19,46 Industri Pengolahan 13,29 14,25 15,8 16,07 15,55 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,62 0,59 0,55 0,54 0,55 Bangunan 4,45 4,26 3,66 3,44 3,36

III. Tersier 39,44 39,5 41,18

42,3 42,66 Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,78 13,50 15,25 16,01 15,86 Pengangkutan dan Telekomunikasi 9,03 10,02 10,16 11,5 11,54 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,47 6,75 6,31 5,97 6,15 Jasa-jasa 10,16 9,23 9,46 8,82 9,11 TOTAL 100 100 100 100 100 Sumber : BPS Lampung 2013 Data Diolah Angka Sementara Angka Sangat Sementara Dalam struktur perekonomian perekonomian Provinsi Lampung terjadi lompatan dari sektor dari primer menjadi tersier tanpa melewati fase sekunder yang menjadi kontribusi utama dalam pembentukan PDRB Provinsi Lampung. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015 21 Grafik 2.3 Kontribusi Sektoral Pembentuk PDRB Provinsi Lampung Tahun 2008-2010 Sumber : BPS Lampung 2013 Perekonomian Provinsi Lampung ditopang oleh 3 sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan hotel dan restauran. Data tahun 2012 memperlihatkan bahwa sektor pertanian mempunyai pangsa sebesar 35,92 dalam perekonomian Provinsi Lampung. Sektor pertanian dalam hal ini mempunyai beberapa sub sektor antara lain tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasilnya, kehutanan dan perikanan. Provinsi Lampung merupakan lumbung beras dan lumbung jagung nasional dan merupakan penghasil terbesar singkong di Indonesia. Mengingat sektor pertanian tetap menjadi sektor primadona sebagai penyumbang terbesar dalam PDRB Provinsi Lampung, maka lompatan dari sektor primer menjadi sektor tersier tersebut perlu menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi Lampung untuk lebih menggeliatkan industri pengolahan agar memberikan kontribusi yang cukup signifikan yaitu dengan memberikan nilai Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015 22 tambah terhadap hasil-hasil pertanian di Provinsi Lampung serta menggerakkan sektor agribisnis, yang diharapkan akan menggerakkan sektor riil yang selanjutnya akan berdampak terhadap perluasan lapangan pekerjaan yang akan meningkatkan produktivitas yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Pendapatan perkapita Provinsi Lampung dari tahun 2009 hingga tahun 2012 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 pendapatan perkapita sebesar 11,82 juta rupiah, naik menjadi 18,61 juta rupiah pada tahun 2012. Sedangkan untuk pendapatan perkapita kabupatenkota, untuk kota Bandar Lampung menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 28,3 juta rupiah dan sebaliknya Lampung Barat dengan posisi terendah yaitu sebesar 9,2 juta rupiah. Sumber: Lampung Dalam Angka, 2013. Gambar 2.5. Pendapatan Perkapita KabupatenKota se-Provinsi Lampung Tahun 2012 dalam Juta Rupiah Sumber : BPS Lampung 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015 23 Salah satu indikator untuk mengukur ketimpangan pendapatan adalah koefisien Gini Gini Ratio. Gini ratio Provinsi Lampung pada periode 2012 adalah sebesar 0,36 yang mengindikasikanmenujukkan bahwa ketimpangan pendapatan yang terjadi masih dalam kategori ketimpangan rendah. Ketimpangan yang rendah ini ditunjukkan dengan 40 penduduk berpendapatan rendah di Provinsi Lampung menikmati lebih dari 17 total pendapatan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pembangunan di Provinsi Lampung juga dinikmati oleh masyarakat ekonomi lemah. Indikator kesejahteraan ekonomi juga diukur dari jumlah penduduk miskin. Angka kemiskinan Provinsi Lampung pada tahun 2012 adalah sebesar 1,219 juta jiwa atau hanya menurun sebesar 58.630 jiwa dari tahun 2011. Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Miskin KabupatenKota se-Provinsi Lampung Tahun 2011-2012 jiwa NO. KABUPATENKOTA 2011 2012 1 Lampung Barat 67.880 64.800 2 Tanggamus 92.750 88.400 3 Lampung Selatan 177.740 169.500 4 Lampung Timur 189.460 180.800 5 Lampung Tengah 187.000 178.400 6 Lampung Utara 155.810 148.600 7 Way Kanan 72.510 69.200 8 Tulang Bawang 40.750 38.800 9 Pesawaran 77.050 73.500 10 Pringsewu 43.020 41.000 11 Mesuji 15.320 14.600 12 Tulang Bawang Barat 18.060 17.300 13 Bandar Lampung 121.580 116.300 14 Metro 19.000 18.100 1.277.930 1.219.300 PROVINSI LAMPUNG Sumber : BPS Lampung 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2015 24 Atau dalam persentase jumlah penduduk miskin terhadap total penduduk dapat kita lihat trendnya pada grafik 3.5, dimana terlihat terjadi penurunan persentase jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung dari tahun ke tahun 2008-2012. Gambar 2.6. Trend Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Lampung tahun 2008-2012 persen Sumber : BPS Lampung 2013

B. Kesejahteraan Sosial