Klimatologi Geofisika
EDISI APRIL 2011 | METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
4
B. PROSPEK DINAMIKA ATMOSFER BULAN MEI 2011
Posisi Matahari sebagai sumber energi utama pada bulan Mei 2011 akan berada
pada sebelah utara garis equator. Berkaitan dengan hal tersebut maka wilayah Bumi bagian
utara equator akan tersedia cukup uap air untuk pembentukan awan dan curah hujan,
sedangkan kondisi sebaliknya akan terjadi untuk wilayah Bumi bagian Selatan, sehingga
periode ini sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan terutama wilayah barat akan memasuki
periode awal musim kemarau. Dibanding bulan April yang masih periode
musim hujan, kondisi bulan Mei merupakan periode awal musim kemarau, sehingga pola
tekanan dan angin pada bulan ini akan bergerak dari arah timur - tenggara menuju
barat, namun demikian diperkirakan tekanan rendah masih akan muncul di Samudera Hindia
bagian selatan.
. Dari analisa suhu muka laut bulan April
2011 kemungkinan perairan Pasifik pada seluruh wilayah Nino 1, 2, 3 dan 3.4 serta Nino
4 akan netral hingga hangat, yang menunjukkan adanya kondisi yang normal, demikian juga
nilai SOI yang akan bernilai dibawah 10, sedangkan sebagian besar wilayah perairan
Indonesia netral. Sementara suhu muka laut perairan Samudera Hindia terutama di bagian
timur Afrika lebih hangat dibandingkan perairan barat Sumatera, sehingga DMI
diprediksi akan bernilai positif. Dengan
memperhatikan aspek-aspek
dinamika atmosfer diatas serta perlintasan MJO maka pembentukan awan untuk wilayah
Sulawesi dan Maluku bulan Mei 2011 akan berjalan normal, sehingga diprediksi kondisi
hujan sebagian besar wilayah tersebut dalam
keadaan normal.
Gambar 7 : Prediksi SST bulan Mei, Juni dan Juli 2011
Klimatologi Geofisika
EDISI APRIL 2011|METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
5
Keterangan SWEAT Index : Index
150 : Tidak ada Thunderstorm
Index 150 TS 210
: Mungkin Thunderstorm Index
210 TS 270 : Ada Cb Thunderstorm
Index 270
: Ada Cb Thunderstorm hebat
Hasil pantauan sounding udara atas menunjukkan : Jika di bandingkan dengan bulan
Maret bahwa bulan April 2011 untuk Stasiun Meteorologi Hasanuddin terlihat umumnya
kecepatan angin yang bertiup cenderung makin
Melemah pada lapisan 850 mb kecepatan angin rata-rata 15 knots dengan kec.
maksimum 29 knots tgl 1 April 2011 dan kec. minimum 4 knots tgl. 5 April 2011
dengan arah angin dominan dari Barat Laut
Baratan. Lapisan 500 mb kec. Angin rata-rata 9 knots dengan kec. Maksimum 14 knots tgl.
8 April 2011 dan kec. Minimum 4 knots tgl. 2 dan 4 April 2011 dengan dominan arah
angin dari Barat Laut sedangkan kecepatan
angin rata-rata lapisan 200 mb sekitar 31 knots dngan kec. Maksimum 62 knots tgl. 5
april 2011 dan kec. Minimum 14 knots tgl. 1 dan 12 April 2011. Arah angin dominan yang
bertiup dari arah Timur Laut Timuran. Data SWEAT bernilai rata-rata 222 menunjukkan
bahwa frekuensi adanya Ts berkurang. CCL Lapisan terbentuknya awan karena proses
konvektifpemanasan mulai terbentuk rata-rata
pada lapisan 887mb dengan lapisan dasar terendah pada lapisan 933mb dan lapisan atas
tertinggi pada lapisan 830 mb Sedangkan LCL
Lapisan terbentuknya awan karena proses pengangkatan massa udara ditunjukkan awan
mulai terbentuk rata-rata pada lapisan 990mb Nama
Pengamatan Stasiun Manado
Sebanyak 17 Data
Stasiun Pattimura
Sebanyak 17 Data
Stasiun Mutiara Sebanyak 17 Data
Stasiun Hasanuddin Sebanyak 17 Data
Angin 850 2
– 27 knots T 4
– 25 knots BL 4
– 21 knots BL 4
– 29 knots BL Angin 500
4 – 21 knots T
2 – 14 knots BL
2 – 17 knots BL
4 – 14 knots BL
Angin 200 31
– 52 knots T 21 – 58 knots T 21
– 54 knots T 14
– 62 knots T Sweat Index
nilai rata-rata 212
206 195
222 - Tidak ada Ts
1 hari 0 hari
0 hari 0 hari
- Mungkin Ts Cb
4 hari 10 hari
14hari 5 hari
- Ada Ts 12 hari
7 hari 3 hari
12 hari CCL
951 – 852 mb
886 – 790 mb
891 – 771 mb
933 – 830 mb
LCL 997
– 965 mb 998
– 959 mb 985
– 941 mb 1009
– 966 mb Inversi
- Radiasi 4 hari
11 hari 8 Hari
8 hari - Subsidensi
5 hari 5 hari
9 Hari 3 hari
- Identik Front 2 hari
0 hari 2 Hari
0 hari
Klimatologi Geofisika
EDISI APRIL 2011|METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
6
dengan lapisan dasar terendah pada lapisan
1009 mb dan lapisan atas terjadi pada lapisan 966 mb artinya proses pembentukan awan
akibat proses pengangkatan massa udara terjadi
pada ketinggian
lebih rendah
sedangkan puncak awan makin tinggi sehingga kondisi tersebut akan memberikan dampak
terhadap keadaan atmosfer dan pertumbuhan awan-awan hujan baik konvektif maupun
berbentuk stratiform di wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Maka dengan melihat
hasil analisis data radio sonde di atas, maka
pada bulan April 2011 kondisi Stabilitas Udara
untuk Wilayah Sulawesi Selatan pada kondisi Labil dan cenderung sama kondisinya pada
awal bulan Mei 2011.
Hasil pantauan sounding udara atas menunjukkan : Jika di bandingkan dengan bulan
bulan Maret 2011 bahwa bulan April 2011 untuk Stasiun Meteorologi Mutiara Palu terlihat
umumnya kecepatan angin yang bertiup
cenderung melemah pada lapisan 850 mb kecepatan angin rata-rata 13 knots dengan
kec. maksimum 21 knots tgl 2 dan 5 April 2011 dan kec. minimum 4 knots tgl.
9,10,17April 2011 dengan arah angin dominan dari Barat Laut Baratan. Lapisan 500
mb kec. Angin rata-rata 9 knots dengan kec. Maksimum 17 knots tgl. 6,9 dan 10 April
2011 dan kec. Minimum 2 knots tgl. 4 dan 17 April 2011 dengan dominan arah angin
dari Barat Laut sedangkan kecepatan angin
rata-rata lapisan 200 mb sekitar 39 knots dngan kec. Maksimum 54 knots tgl. 5 April
2011 dan kec. Minimum 21 knots tgl. 12 April 2011. Arah angin dominan yang bertiup
dari arah Timur Timuran. Data SWEAT bernilai rata-rata 195 menunjukkan bahwa frekuensi
adanya Ts berkurang. CCL Lapisan terbentuknya
awan karena
proses konvektifpemanasan mulai terbentuk rata-rata
pada lapisan 814mb dengan lapisan dasar terendah pada lapisan 891mb dan lapisan atas
tertinggi pada lapisan 771 mb Sedangkan LCL
Lapisan terbentuknya awan karena proses pengangkatan massa udara ditunjukkan awan
mulai terbentuk rata-rata pada lapisan 960mb
dengan lapisan dasar terendah pada lapisan
985 mb dan lapisan atas terjadi pada lapisan 941 mb artinya proses pembentukan awan
akibat proses pengangkatan massa udara lebih lebih dulu dan sering terjadi daripada
pembentukan awan akibat konveksi karena lapisan dasar lebih rendah sehingga kondisi
tersebut akan memberikan dampak terhadap keadaan atmosfer dan pertumbuhan awan-
awan hujan baik konvektif maupun berbentuk stratiform di wilayah Sulawesi Tengah dan
sekitarnya. Maka dengan melihat hasil analisis data radio sonde di atas, maka pada bulan
April 2011 kondisi Stabilitas Udara untuk
Wilayah Sulawesi
Tengah masih
Stabil Bersyarat dan cenderung sama kondisinya pada
awal bulan Mei 2011.
Hasil pantauan sounding udara atas menunjukkan : Jika di bandingkan dengan bulan
Maret 2011 bahwa bulan April 2011 untuk Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado
terlihat umumnya kecepatan angin yang bertiup
cenderung menguat pada lapisan 850 mb kecepatan angin rata-rata 14 knots dengan
kec. maksimum 27 knots tgl 3 April 2011 dan kec. minimum 2 knots tgl 16 April 2011
dengan arah angin dominan dari Timur
Timuran. Lapisan 500 mb kec. Angin rata-rata 11 knots dengan kec. Maksimum 21 knots tgl.
6 April 2011 dan kec. Minimum 4 knots tgl. 10 dan 17 April 2011 dengan dominan arah
angin dari Timur sedangkan kecepatan angin
rata-rata lapisan 200 mb sekitar 39 knots
Klimatologi Geofisika
EDISI APRIL 2011|METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
7
dngan kec. Maksimum 52 knots tgl. 5 April 2011 dan kec. Minimum 31 knots tgl. 16
April 2011. Arah angin dominan yang bertiup dari arah Timur Timuran. Data SWEAT bernilai
rata-rata 212 menunjukkan bahwa frekuensi
adanya Ts bertambah. CCL Lapisan terbentuknya
awan karena
proses konvektifpemanasan mulai terbentuk rata-rata
pada lapisan 879mb dengan lapisan dasar terendah pada lapisan 951mb dan lapisan atas
tertinggi pada lapisan 812 mb Sedangkan LCL
Lapisan terbentuknya awan karena proses pengangkatan massa udara ditunjukkan awan
mulai terbentuk rata-rata pada lapisan 983mb
dengan lapisan dasar terendah pada lapisan
997 mb dan lapisan atas terjadi pada lapisan 965 mb artinya proses pembentukan awan
akibat proses pengangkatan massa udara lebih lebih dulu dan sering terjadi daripada
pembentukan awan akibat konveksi karena lapisan dasar lebih rendah sehingga kondisi
tersebut akan memberikan dampak terhadap keadaan atmosfer dan pertumbuhan awan-
awan hujan baik konvektif maupun berbentuk stratiform di wilayah Sulawesi Utara dan
sekitarnya. Maka dengan melihat hasil analisis data radio sonde di atas, maka pada bulan
April 2011 kondisi Stabilitas Udara untuk
Wilayah Sulawesi Utara pada kondisi Labil dan cenderung sama kondisinya pada awal bulan
Mei 2011.
Hasil pantauan sounding udara atas menunjukkan : Jika di bandingkan dengan bulan
Maret 2011 bahwa bulan April 2011 untuk Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon terlihat
umumnya kecepatan angin yang bertiup
cenderung menguat pada lapisan 850 mb kecepatan angin rata-rata 12 knots dengan
kec. maksimum 25 knots tgl 1 April 2011 dan kec. minimum 4 knots tgl 16 April 2011
dengan arah angin dominan dari Barat Laut
Baratan. Lapisan 500 mb kec. Angin rata-rata 8 knots dengan kec. Maksimum 14 knots tgl.
05 dan 12 April 2011 dan kec. Minimum 2 knots tgl. 10 April 2011 dengan dominan
arah angin dari Barat Laut sedangkan
kecepatan angin rata-rata lapisan 200 mb sekitar 38 knots dngan kec. Maksimum 58
knots tgl. 05 April 2011 dan kec. Minimum 21 knots tgl. 16 April 2011. Arah angin
dominan yang bertiup dari arah Timur Laut
Timuran. Data SWEAT bernilai rata-rata 206
menunjukkan bahwa frekuensi adanya Ts berkurang. CCL Lapisan terbentuknya awan
karena proses konvektifpemanasan mulai
terbentuk rata-rata pada lapisan 851mb
dengan lapisan dasar terendah pada lapisan
886mb dan lapisan atas tertinggi pada lapisan 790 mb Sedangkan LCL Lapisan terbentuknya
awan karena proses pengangkatan massa udara ditunjukkan awan mulai terbentuk rata-
rata pada lapisan 986mb dengan lapisan dasar terendah pada lapisan 998 mb dan
lapisan atas terjadi pada lapisan 986 mb
artinya proses pembentukan awan akibat proses pengangkatan massa udara lebih lebih
dulu dan sering terjadi daripada pembentukan awan akibat konveksi karena lapisan dasar
lebih rendah sehingga kondisi tersebut akan memberikan
dampak terhadap
keadaan atmosfer dan pertumbuhan awan-awan hujan
baik konvektif maupun berbentuk stratiform di wilayah Maluku dan sekitarnya. Dengan melihat
hasil analisis data radio sonde di atas, maka
pada bulan April 2011 kondisi Stabilitas Udara
untuk Wilayah Maluku Selatan pada kondisi Labil dan cenderung sama kondisinya pada
awal bulan Mei 2011.
Klimatologi Geofisika
EDISI APRIL 2011|METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
8
A. Keadaan Umum Angin Dan Tinggi Gelombang Laut Wilayah Perairan H WILPER H Bulan