Produktivitas, Penghancuran dan Kandungan Hara Serasah pada Tegakan Pinus (Pinus Merkusif), Agathis (Agathuis loranthifolia) dan Puspa (Schima wallachii) di DAS Cipeureu, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

DESTRINITA SILAMSARI. E01496077. Produktivitas, I'enghancuran dan Kandungan l-I:ir;s
Serasdh pada Tegalian Pinus (Pirirrs tricrkusii), Agathis (Agurliis lorutitl~ifoliu)dan Puspa (Schinlrr
wollicliir) di DAS Cipeureu, Hutan Pendidikan Gunuog Walat, Sukabumi. Di Balvah Bimbingan
Bapak Ir. Omo Rusdiana, M.Sc.
Produkti\.itas lahan hutan tanaman sangat pentins dan perlu untuk dikembangkan. Salali satu cara
u n d mengetahui produktivitas tersebut

diperlukan pengetahuan mengenai kondisi kesuburan tanali

setempat serta siklus mineral dan hara yang berasal dari produktivitas dan dekomposisi serasah (Rosalina
dan Setiawan, 1998). Ketersediaan hara suatu rempat tumbuh penting dalam penentuan potensi produksi
tegakan. Suatu sistem hutan tergantung pada daw ulang mineral yang terus menems secara
berkesinambungan (Baker, 1950). Serasah yang bempa daun, ranting-ranting, cabang-cabang dan bahkan
mungkin batang yang rebah mempakan sumber hara yang berasal dari tanaman yang dikembalikan ke
Penelirian ini bermjuan untuk mengetahui produktivitas, penghancuran secara fisis serta
kandungan hara pada serasah tegakan Pinus ~rrerkusii,-4guthis loruntlrifolio. Sclrirrlo xrolliclrii di DAS
Cipeureu, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi. Data yang dihasilkan dari penelitian ini dibarapkan
dapat menjadi informasi mengenai ekosistem Hutan Gunung Walat sena pemasukan hara ke dalaln

-


ekosistem tersebut.

.*

Pemantauan produktivitas serasah pada ketiga t d a n berlangsung selama dua belas periode atau
tiga bulan, yaitu bulan Januari, Februari dan Maret 2000 sedangkan penelitian mengenai penghancuran
fisis serasah dilakukan selama satu bulan, yaitu bulan Maret 2000. Kegiatan ini dilakukan sebanyak tiga
ulangan untuk masing-masing tegakan pada plot yang ditentukan secara acak dengan mengwakan pohon
yang mewakili sebagai objeknya.
Alat yang digunakan pada penelitian produktivitas serasah, yaitu litter hap yang berupa kain kasa
.-

berukuran 1 m x 1 m persegi yang disangg
.

~~~~

~.~~~
. ~


.

~

~

mya
dengan ketinggian kurang
.~
~

~~

~

~

~~~~~

~~


~

lebii satu meter. Pada penelitian penghancwan serasab alat yang digunakan bempa plastik berukuran
30 rn x 30 cm persegi dan diletakkan serasah seberat 40 gam.
Produktivitas serasah dari tiga jenis tegakan

menunjukan bahwa tegakan Pirius rr~erklrsii

memberikan nilai ram-rata produksi serasah tertinggi yaitu 25.248 glm2lmin_gu atau sekitar 13.12
ton/halthn kemudian 18.805 glm21minggu atau 9.39 tonma/thn pada tegakan Agolltis loronthifol;~ dan
terendah pada tegakan Sclrinio wullichii, yaitu 14.076 g/mZ/mingguatau 7.31 ton /ha Ithn.
Pada penelitian ini diperoleh bahwa setiap peiode pengamatan daun mempunyai kemampuan
yang relatif lebih tinggi untuk gugur dibandingkan komponen serasah laimya. Dari rata-ram ketiga tegakan
dapat diketahui daun menyumbangkan 57% dari total komponen serasah, batang dan kulit 17%, bunga dan
buah 14%. Sisanya mempakan komponen lain yang bukan berasal dari masing-masing tegakan, yaitu
sebesar 12%.

Serasah daun lebih sering gugur dibandingh dengan serasah lain. Hal ini dissbabkan ole11
bentuk daun yang lebar. tipis yang lnudah digugurkan ole11 angin dan curah hujan .tau dapar pula

disebabkali oleh sifat fisiologis dari daun :an:

penting dalam proses fotosi~itesauntuii nismbuar baliaii

~nakanan. 'Tiap-tiap jenis tunbuhan mempunyai bent& dan ukuran daui yanf berbeda:secia.

Perbedaaii

bentuk dan ukuran ini akan berpengamh rerhadap produktivitas serasah (Bray d a n ' ~ o r h l - i ~1964
~ . rlrr/u,,i
Agusril. 1985).
Penghancuran serasah Schiii~oi~~ullirhii
merupakan penghancuran tercepat. yaitu ssbesar 40.19.0
per bulan sedangkan Pii711.s ii~erk~lsii
sebesar 27.41% per bulan dan Agolliis lormithifblio yaitu 22.0% per
bulan. Serasah yang digunakan untuk penelitian ini yaitu serasah yang baru jatuh dari rsgAan . Menurut
Buckman dan Bardly (1969) doloii~Pudjihana dan Sallata (1995) serasah yang masih baru banyak
mengandung unsur-unsur kebutuhan mikroba tanah sehingga lebih cepat hancur.
Kandungan hara serasah yang dianalisa yaitu N. P, K, Ca dan Mg dalam bsnruk daun yang
merupakan bagian terbesar dari komponen serasab. Besarnya komposisi N, P, K, Ca dan M,0 secara

bemuut-turut yang terkandung dalam 100 mg serasah

Pii111s~nerk~rsii.
yaitu

1.24; 0.03; 0.11: 0.92; 0.24%

sebesar
sedangkan serasah Agothis loranthifolio yaiw 1.12: 0.04: 0.66; 2.44; 0.32% dan Scl7irita ~~.allichii
1.07; 0.02; 0.44; 1.17; 0.32%. Dari hasil analisa tersebut unsw Nitrogen dan Kalsium memiliki persen
yang lebih tinggi daripada unsur Fosfor. Kalium maupun Magnesium.
Rosalina el 01 (1998) mengemukakan bahwa konsentrasi N lebih tinggi dibanciingkan dengan
unsur lain, seperti P dan K. Nitrogen merupakan bagian dari konstnksi enzim dan klorofil yang lebih
banyak terakumulasi pada dam. Kalsium merupakan elemen yang relatif tidak mobil &lam tumbuhan
karena elemen ini terikat kuat sebagai penyusun dimdii sel atau sebagai endapan. Kalium relatif mobil
dan siap tercuci dari d a m oleh hujan (Baker. 1950). Kalium memiliki komposisi lebih kecil dari unsu N
dan Ca. Fosfor merupakan elemen terkecil yang juga berada dalam jumlah kecil dalam semua tanah hutan
karena berasal dari hanya satu mineral sekunder.
Pada penelitian ini juga didapat banyaknya masukan hara dalam bentuk serasah ke dalan
ekosistem Hutan Gunung Walat dengan satuan yang digunakan tofidthn. Masukan

hara K. P, K, Ca dan
.
. . . ~ .
~~

. ~ ~ . ~

~

.~ .

.~

.~~

Mgbada tegakai ~it,kiiterk$ii secara berturut-nuut yaitu 1.7 1 0 ' 3.9 10

-'; 2

~


1

~

~~

: 3.15 10

''

ton/ha/th dan tegakan Agalhis loranfhifolio ?.aim 0.1; 3.9 10.' ; 6.3 10.' ; 2.3 10.' ; 3.01 1 0 . ~ton/hdrh
sedangkan pada Schiiiza hvoNichii sebesar 8 10.': 1.5 10'j : 3.3 10"; 2.34 10-'tolhalth.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disirnputkan bahwa peranan serasah merupakan suatu ha1 yang
penting bagi tersedianya hara tanaman dan siklus hara di dalam ekosistem DAS Cipureu, Hutan
Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi.

PRODUKTI \ ITAS, PENGHANCURAN DAN KANDUNGAN HARA SERASAH
PADA TEGAKAN PINUS (Pinus r~lerkzisii),


PLSPA (Sclzitlza wallichiq DAN AGATHIS (Agaflrislorantlzifolia)

DI DAS CIPEUREU, HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI

JSARYA ILMIAH
Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kehutanan
Pada Fakultas Kehutauan
Institut Pertauian Bogor

Oleh
Destrinita Nilamsari
E01496077

JURUSAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000


Dokumen yang terkait

Pendugaan Karbon Tersimpan pada Tegakan Pinus (Pinus merkussii) dan Ekaliptus (Eucalyptus sp) di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo

2 44 58

Masukan Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus dan Aaliran Batang pada Tegakan Pinus (Pinus merkusii), Agathis (Agathis loranthifolia) dan Puspa (Schima wallichii) di DAS Cipeureu, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

0 9 53

Unsur Hara Yang Hilang Akibat Pencucian di Bawah Tegakan Pinus (Pinus merkusii), Agathis (Agathis loranthifolia) dan Puspa (Schima wallichii) di DAS Cipeureu-Hutan Pendidikan Gunung Walat-Sukabumi

0 7 75

Siklus nitrogen pada hutan tanaman pinus di hutan pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

0 7 174

Analisa laju infiltrasi pada perbedaan kerapatan tegakan hutan pinus (Pinus merkusii), Blok Cimenyan, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi-Jawa Barat

0 4 100

Siklus nitrogen pada hutan tanaman pinus di hutan pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

0 8 334

Pendugaan Biomassa Tegakan Pinus (Pinus merkussi Jungh et de Vriese) pada Berbagai Kerapatan di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi

0 11 57

Studi terhadap produktivitas serasah, dekomposisi serasah, air tembus tajuk dan aliran batang serta leaching pada beberapa kerapatan tegakan pinus, Pinus merkusii, di blok Cimenyan, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

5 32 61

Model Struktur Tegakan Hutan Tanaman Agathis (Agathis loranthifolia) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi Jawa Barat

2 12 115

Persamaan Penduga Volume Pohon Pinus dan Agathis di Hutan Pendidikan Gunung Walat

1 8 26