a. Ganti kerugian merupakan hak seorang untuk mendapat pemenuhan atas
tuntutannya; b.
Hak tersebut berupa imbalan sejumlah uang; c.
Hak tersebut timbul dikarenakan ditangkap, ditahan ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai
orangnya.
Alasan yang berdasarkan undang-undang sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1 angka 22 KUHAP yaitu dimaksudkan sebagai alasan-alasan atas sebuah
tindakan yang berkaitan dengan syarat dan tata cara dilakukannya tindakan tersebut berdasarkan KUHAP. Alasan-alasan ini akan menilai apakah tindakan
yang dilakukan tersebut adalah sah atau tidak.
2. Ganti Kerugian dalam KUHAP
Ketentuan mengenai ganti kerugian di dalam KUHAP diatur dalam Pasal 95 dan Pasal 96 KUHAP. Ketentuan mengenai ganti kerugian yang diatur dalam KUHAP
hanya bersifat umum yaitu perihal siapa yang dapat mengajukan tuntutan ganti kerugian, ke mana tuntutan ganti kerugian diajukan, dalam hal apa dapat diajukan
tuntutan ganti kerugian, bentuk putusan pemberian ganti kerugian dan penunjukan hakim untuk memeriksa dan memutus perkara tuntutan ganti kerugian.
Berkaitan dengan pihak yang dapat mengajukan tuntutan ganti kerugian, ketentuan Pasal 95 ayat 3 menentukan bahwa tuntutan ganti kerugian diajukan
oleh tersangka, terdakwa, terpidana atau ahli warisnya. Tuntutan ganti kerugian tersebut diajukan kepada pengadilan yang berwenang mengadili perkara yang
bersangkutan atau apabila perkaranya tidak diajukan ke pengadilan negeri, maka tuntutan ganti kerugian dapat diajukan dan diputus di sidang praperadilan.
Alasan dapat diajukannya tuntutan ganti kerugian diatur dalam Pasal 95 ayat 1 yang pada pokoknya menentukan bahwa tuntutan ganti rugi dapat diajukan karena
ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikarenakan tindakan lain, tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai
orangnya atau hukum yang diterapkan.
3. Ganti Kerugian dalam PP Nomor 92 Tahun 2015