Komposisi Kimia dari Berbagai Bagian Tanaman Jarak Pagar

15 jarak varitas beracun dan 8,9 dalam varitas tidak beracun ; Saponin 2,3 setara diosgenin dalam bungkil jarak varitas beracun dan 3,4 dalam varitas tidak beracun. Tabel 7 Sifat fisiko kimia biodiesel jarak pagar Sarin et al. 2007 Sifat satuan Metode uji ASTM 6751 Batas ASTM 6751 metil ester Jarak pagar Titik Nyala o C D 93 min. 130 163 Viskositas pada 40 o C cSt D 445 1,9 6,0 4,40 Abu bersulfat massa D 874 max. 0,02 0,002 Sulfur massa D 5453 max.0,05 0,004 Titik kabut o C D 2500 N.A 4 Korosi tembaga D 130 max.3 1 Bilangan setana D 613 min.47 57,1 Air dan endapan volume D 2709 max.0,05 0,05 Nilai netralisasi mg.KOHg D 664 max.0,80 0,48 Gliseerin bebas massa D 6584 max.0,02 0,01 Gliserin total massa D 6584 max.0,24 0,02 Fosfor mass D 4951 max.0,001 0,001 Suhu distilasi D 1160 90 pada 360 o C 90 Stabilitas oksidasi jam Tidak tersedia Tidak tersedia 3,23 Kurkin, protein beracun yang diisolasi dari biji, ditemukan untuk menghambat sintesis protein dalam studi in vitro. Tingginya konsentrasi forbol ester dalam biji jarak pagar telah diidentifikasi sebagai agen beracun utama jarak pagar yang bertanggung jawab atas toksisitas Adolf et al. 1984; Makkar et al. 1997. Forbol ester ini ditemukan pada tumbuhan yang termasuk ke dalam keluarga Euphorbiaceae dan Thymelaeaceae Ito et al. 1983. Beberapa kasus keracunan J. curcas L pada manusia setelah mengonsumsi biji secara kebetulan telah dilaporkan dengan gejala pusing, muntah dan diare dan dalam kondisi ekstrim bahkan telah dicatat menyebabkan kematian Becker and Makkar 1998. Lektin diperkirakan juga menyebabkan toksisitas pada jarak pagar Cano Asseleih et.al. 1989, namun demikian, Aderibigbe et al. 1997 and Aregheore et al. 1998 menunjukkan bahwa lectin bukanlah senyawa racun utama dalam bungkil jarak pagar. 16 Perlakuan radiasi berion dapat berfungsi sebagai metode tambahan yang memungkinkan untuk proses inaktivasi atau penghapusan faktor antigizi tertentu seperti forbol ester, fitat, saponin dan lektin Siddhuraju et al. 2002. Forbol ester stabil terhadap panas dan dapat menahan suhu setinggi 160◦C selama 30 menit, sehingga tidak mungkin untuk menghancurkannya melalui perlakuan panas. Namun demikian, dimungkinkan untuk mengurangi konsentrasinya dengan perlakuan kimia walaupun hal ini mungkin terlalu mahal untuk memproduksi pakan dari jarak Aregheore et al. 2003. 2.2 Tanaman Jarak Pagar sebagai Penghasil Energi Tipe bahan bakar yang dapat diperoleh secara langsung dari tanaman jarak pagar, adalah; kayu, seluruh buah dan bagian bagian buah yang dapat dibakar secara terpisah atau dalam kombinasi. Tabel 8 menunjukkan nilai energi beberapa bagian tanaman jarak pagar. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa minyak jarak pagar dianggap paling potensial sebagai sumber bahan bakar nabati. Tabel 8 Nilai energi dari berbagai produk tanaman jarak pagar Openshaw 2000 Bahan bakar Kadar abu a Kadar air Nilai energi MJkg Komposisi buah Kayu c 1 15 15,5 Buah utuh 6 8 21,2 30 24 46 Biji utuh 4 5 25,5 34 66 Kulit buah 13 15 11,1 100 Cangkang 5 10 17,2 100 Daging buah 3 3 29,8 100 Arang kayu 3 5 30,0 Arang kulit 15 5 26,3 Minyak e 0,1 40,7 f Bungkil e 4 3 25,1 g a Kadar abu sebagai berat kering kadar air 0. Semua abu dapat digunakan sebagai pupuk b Kadar air dinyatakan berdasarkan berat basah bb; c Nilai energi kayu segar kadar air 50, 8,2 MJkg d Nilai energi buah segar kadar air 43, 12,8 MJkg; e Minyak dan bungkil hanya berasal dari daging buah, bukan keseluruhan biji; f Nilai energi per liter 37.4 MJ BJ 0,92.; g Diasumsikan 70 dari daging buah merupakan bungkil dan 30 merupakan minyak 17 Solar adalah hidrokarbon yang memiliki 8 10 atom karbon per molekul, sementara minyak jarak memiliki 16 18 atom karbon per molekul. Oleh karena itu, minyak jarak pagar lebih kental dibanding solar dan memiliki kualitas bakar yang lebih rendah. Penggunaannya secara langsung pada mesin tidak disarankan. Minyak jarak ditransesterifikasi menggunakan alkohol dan hidroksida menjadi biodiesel yang memiliki sifat mirip dengan solar. Reaksi ini mengurangi viskositas dan meningkatkan bilangan setana Openshaw 2000. 2.3 Teknik Produksi dan Kualitas Bahan Bakar Biodiesel 2.3.1 Dasar Kimia Pembuatan Biodiesel Biodiesel adalah bahan bakar yang dibuat dari minyak ataupun lemak trigliserida. Lemak dikonversi menjadi biodiesel melalui reaksi kimia yang melibatkan alkohol. Asam lemak merupakan komponen utama lemak ataupun biodiesel. Dalam istilah kimia, asam lemak merupakan asam asam karboksilat dalam bentuk seperti Gambar 1. Asam lemak yang tidak terikat dengan molekul yang lain dikenal dengan asam lemak bebas Turner 2005. Gambar 1 Contoh struktur molekul asam lemak asam laurat Asam lemak yang terlihat pada Gambar 1 merupakan asam lemak ideal. Asam lemak sebenarnya memiliki variasi dalam jumlah atom karbonnya dan dalam jumlah ikatan rangkapnya. Gliserol yang merupakan hasil samping produksi biodiesel memiliki bentuk seperti pada Gambar 2. 18 Gambar 2 Struktur molekul gliserol Trigliserida terbentuk dari satu molekul gliserol, dikombinasikan dengan tiga asam lemak pada masing masing kelompok OH Gambar 3. Gambar 3 Contoh struktur molekul trigliserida trilaurin. Bagian kiri adalah asam lemak dan bagian kanan adalah gliserol Secara kimia, biodiesel merupakan alkil ester dari asam lemak. Molekul biodiesel dapat dilihat pada Gambar 4. Ester biodiesel ini mengandung rantai asam lemak pada satu sisi, dan pada sisi yang lain adalah hidrokarbon atau yang disebut alkana. Oleh karena itu, biodiesel merupakan alkil ester asam lemak. Biasanya bentuk alkananya yang disebutkan dalam penamaan alkil ester, seperti dalam menamakan “metil ester” atau “etil ester”.