Nyeri Punggung dan Mekanika Tubuh pada Ibu Hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan

(1)

Nyeri Punggung dan Mekanika Tubuh pada Ibu Hamil di

Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan

SKRIPSI

Oleh

Annisa Fitri Hawes 111101048

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Nyeri Punggung dan Mekanika Tubuh pada Ibu Hamil di

Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan

SKRIPSI

Oleh

Annisa Fitri Hawes 111101048

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

(4)

(5)

Prakata

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nyeri Punggung dan Mekanika Tubuh pada Ibu Hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan”.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Erniyati, S.Kp, MNS, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu untuk memberikan arahan dan masukan yang berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Nurbaiti, S.Kep, Ns, M.Biomed, selaku penguji I yang telah bersedia memberikan kritik dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku penguji II yang telah bersedia memberikan kritik dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Seluruh staf Dosen dan Administrasi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

6. Ayahanda Hendri Warman, Ibunda Silvia Dewi dan Adinda Attika Luqyana Hawes serta keluarga besar yang telah memberikan


(6)

dukungan moril, materil serta spiritual kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini

7. Teman-teman stambuk 2011 di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dan memberi semangat pada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat Lucky Rangga, Miranda, Tia, Ayu, Ibeth, Ara, Widya, Jernita, Desi, Lora, Sarwan, dan Ugi yang selalu memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 1 Juli 2015 Penulis,


(7)

Daftar Isi

halaman

Halaman judul ... i

Halaman pernyataan orisinalitas ... ii

Halaman pengesahan ... iii

Prakata ... iv

Daftar isi ... vi

Daftar tabel ... ix

Daftar skema ... x

Daftar gambar... xi

Abstrak ... xii

Abstract ... xiii

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1. Latar belakang ... 1

2. Rumusan masalah ... 4

3. Pertanyaan penelitian ... 4

4. Tujuan penelitian ... 5

5. Manfaat penelitian ... 5

Bab 2. Tinjauan pustaka ... 7

1. Nyeri ... 7

2. Nyeri punggung ... 8

2.1.Defenisi nyeri punggung ... 8

2.2.Penyebab nyeri punggung ... 9

2.3.Gejala nyeri punggung ... 11

2.4.Penanganan nyeri punggung ... 12

3. Mekanika tubuh ... 15

3.1.Definisi mekanika tubuh ... 15

3.2.Tujuan mekanika tubuh ... 16

3.3.Elemen dasar mekanika tubuh ... 17

3.3.1.Body alignment ... 17

3.3.2.Keseimbangan ... 19

3.3.3.Pergerakan terkoordinasi ... 21

3.4.Mekanika tubuh yang benar pada ibu hamil ... 22


(8)

3.4.2.Duduk ... 23

3.4.3.Mengangkat ... 24

3.4.4.Berbaring ... 24

3.4.5.Bangun ... 25

Bab 3. Kerangka penelitian ... 26

1. Kerangka penelitian... 26

2. Definisi operasional... 27

Bab 4. Metodologi penelitian ... 30

1. Desain penelitian ... 30

2. Populasi, sampel dan teknik sampling ... 30

2.1.Populasi ... 30

2.2.Sampel dan teknik sampling ... 30

3. Lokasi dan waktu penelitian ... 31

3.1.Lokasi ... 31

3.2.Waktu ... 31

4. Pertimbangan etik ... 31

5. Instrumen penelitian ... 32

5.1.Data demografi ... 32

5.2.Skala intensitas nyeri... 32

5.3.Mekanika tubuh ... 33

6. Validitas ... 34

7. Pengumpulan data ... 34

8. Analisa data ... 35

Bab 5. Hasil dan pembahasan ... 37

1. Hasil penelitian ... 37

1.1 Deskripsi lokasi penelitian ... 37

1.2 Deskripsi karakteristik responden ... 38

1.3 Nyeri punggung ... 39

1.4 Mekanika tubuh ... 40

1.5 Nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh ... 40

2. Pembahasan ... 44

2.1 Keterbatasan penelitian ... 44

2.2 Nyeri punggung ... 45

2.3 Mekanika tubuh ... 47

2.4 Nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh ... 48

Bab 6. Kesimpulan dan saran ... 52

1. Kesimpulan... 52


(9)

Lampiran 1. Surat izin survei awal ... 58

Lampiran 2. Surat izin pengambilan data ... 60

Lampiran 3. Surat rekomendasi penelitian ... 62

Lampiran 4. Surat komisi etik penelitian ... 63

Lampiran 5. Surat selesai penelitian ... 64

Lampiran 6. Surat izin validitas ... 65

Lampiran 7. Lembar penjelasan tentang penelitian ... 68

Lampiran 8. Informed consent ... 69

Lampiran 9. Jadwal tentatif penelitian ... 70

Lampiran 10. Taksasi dana penelitian ... 71

Lampiran 11. Instrumen penelitian ... 72

Lampiran 12. Lembar terjemahan abstrak ... 75

Lampiran 13. Lembar bukti bimbingan ... 76

Lampiran 14. Master tabel ... 78

Lampiran 15. Tabel distribusi frekuensi dan persentase penelitian ... 79


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ... 38

2. Distribusi frekuensi dan persentase nyeri punggung ... 39

3. Distribusi frekuensi dan persentase mekanika tubuh ... 40


(11)

DAFTAR SKEMA

Gambar halaman

1. Kerangka konsep penelitian nyeri punggung dan mekanika tubuh


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Skala intensitas nyeri numerik / PNRS (The Pain Numerical


(13)

Judul Nyeri Punggung dan Mekanika Tubuh pada Ibu Hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan.

Program Program Studi Ilmu Keperawatan Peneliti Annisa Fitri Hawes

Tahun 2014/2015

Abstrak

Nyeri punggung pada ibu hamil salah satunya dapat disebabkan oleh penggunaan mekanika tubuh yang tidak tepat yaitu ketika berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun. Nyeri punggung merupakan nyeri yang berkaitan dengan tulang, ligamen, dan otot punggung. Ibu yang kehamilannya berada pada trimester kedua dan ketiga lebih beresiko mengalami nyeri punggung dibandingkan dengan ibu hamil yang berada pada trimester pertama, ini diakibatkan karena pertumbuhan uterus yang sejalan dengan perkembangan kehamilan yang menyebabkan teregangnya ligamen penopang sehingga dirasakan ibu hamil sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh ketika berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan.

Penelitian ini telah dilakukan dengan kriteria ibu hamil yang tidak menderita penyakit atau cedera sistem muskuloskeletal dan ibu hamil yang berada pada trimester kedua dan ketiga. Penelitian ini deskriptif melibatkan 50 ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan pada Maret sampai Mei 2015. sampel diambil dengan teknik convenience sampling.

Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil dengan mekanika tubuh yang benar cenderung tidak mengalami nyeri punggung. Namun ibu hamil dengan mekanika tubuh yang tidak benar ada yang mengalami nyeri punggung dan ada yang tidak mengalami nyeri punggung. Nyeri punggung yang dialami ibu hamil bervariasi mulai dari ringan, sedang bahkan berat.


(14)

Title of the Thesis : Back Pain and the Mechanics of Pregnant Mothers’ Bodies at Belawan II, Medan Belawan Subdistrict Program : Nursing Science Study Program

Researcher : Annisa Fitri Hawes Academic Year : 2014-2015

ABSTRACT

Back Pain in pregnant mothers is caused by the use of incorrect body mechanics when standing, sitting, lifting an object from floor, lying down, and getting up. It is related to bones, ligament, and back muscles. Pregnant mothers in trimester II and III are more possible to have risk for back pain, compared with pregnant mothers in trimester I because of the growth of uterus which is in line with the development of pregnancy and supporting ligament comes apart so that pregnant mothers feel the spasm thrusts painfully. The objective of the research was to find out the description of back pain based on body mecanism when standing, sitting, lifting an object from floor, lying, and getting up in pregnant mothers at Belawan II village, Medan Belawan Subdistrict.

The criteria of the research were that pregnant mothers did not suffer from any illness and musculoskeletal defect and they were in trimester II and III. The research was descriptive, involving 50 pregnant mothers at Belawan II village from March to May 2015, taken by using convenience sampling technique.

The result of the research showed that pregnant mothers with correct body mechanics tended not to undergo back pain. However, some of pregnant mothers with incorrect body mechanics would undergo back pain and some would not. The back pain undergone by pregnant mothers varies, from mild, moderate, and serious.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Wanita mengalami berbagai macam ketidaknyamanan selama kehamilan. Kebanyakan dari ketidaknyamanan ini berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi, sedangkan yang lainnya berhubungan dengan aspek-aspek emosi dalam kehamilan (Walsh, 2007). Salah satu ketidaknyamanan yang paling sering dikeluhkan oleh ibu hamil adalah nyeri punggung (Varney, 2006).

Perubahan anatomi yang terjadi pada ibu hamil salah satunya adalah pada rahim, yaitu pertambahan berat dan pembesaran rahim yang terjadi karena adanya kombinasi antara hipertrofi atau peningkatan ukuran sel dan pengaruh mekanis tekanan interior terhadap dinding rahim seiring perkembangan janin didalam kandungan (Varney, 2006). Kadar progesteron yang tinggi juga akan melembutkan ligamen pada tulang panggul sehingga ligamen menjadi melebar guna memudahkan kelahiran bayi dan juga menyebabkan punggung ikut melembut, dan memberi tekanan ekstra pada sambungan pinggul dan tulang belakang (Stoppard, 2008).

Seiring dengan perubahan fisiologis dan bertambahnya berat badan ibu hamil akan menyebabkan postur tubuh dan cara berjalan ibu hamil berubah secara menyolok. Jika ibu hamil tidak memberi perhatian yang penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis (Varney, 2006). Perut yang membesar juga akan menyebabkan ibu hamil kehilangan keseimbangannya, ibu hamil akan menarik


(16)

punggung ke arah belakang dan melengkungkan leher. Posisi tubuh seperti ini akan menyebabkan punggung melengkung dan otot-otot punggung akan tertarik sehingga menimbulkan rasa nyeri punggung (Pujiningsih, 2010).

Nyeri punggung selama kehamilan dapat diperburuk karena postur tubuh yang buruk, berdiri atau membungkuk dalam waktu yang lama, duduk di kursi yang tidak memiliki sandaran punggung, tidur pada kasur yang tidak sesuai, mengemudi dalam waktu yang lama tanpa istirahat, mengangkat, menjinjing, mendorong atau menarik beban yang terlalu berat (Bull dan Archard, 2005). Postur tubuh yang tidak ergonomis dan aktivitas tubuh yang kurang baik merupakan salah satu penyebab terjadinya nyeri punggung. Adnan (2002) menjelaskan ada hubungan yang bermakna antara faktor risiko sikap tubuh membungkuk dengan sudut 200-450 (fleksi sedang) dengan nyeri punggung bawah. Nyeri punggung dapat dihindari jika ibu hamil memperhatikan prinsip mekanika tubuh yang meliputi cara berdiri, duduk, mengangkat, berbaring dan bangun (Simkin, Whalley dan Keppler, 2007).

Herryanto (2004 dalam Defryan, 2011) menyatakan bahwa kejadian nyeri punggung kebanyakan tidak mengakibatkan kecacatan tapi menyebabkan gangguan aktivitas kerja. Di Inggris tahun 1993 menyebabkan 11% populasi kerja terganggu aktivitasnya sampai empat minggu karena nyeri punggung. Lebih dari 50% penderita nyeri punggung membaik dalam seminggu, sementara lebih dari 90% merasa lebih baik dalam delapan minggu. Sisanya sekitar 5% mengalami keluhan yang berlanjut sampai lebih enam bulan.


(17)

Nyeri punggung pada ibu hamil menjadi salah satu perhatian oleh perawat, karena nyeri punggung akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil. Mantle (1977 dalam Brayshaw, 2007) melaporkan bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri punggung hebat dan dalam kajian Ostgaard (1997 dalam Fraser, 2009) mengemukakan bahwa 50% ibu hamil yang di survei di Inggris dan Skandinavia dilaporkan menderita nyeri punggung yang signifikan. Bullock-Saxton (1998 dalam Fraser, 2009) menemukan bahwa 70% wanita di Australia mengalami nyeri punggung pada beberapa tahapan kehamilannya. Ini menunjukkan bahwa masih tingginya angka kejadian nyeri punggung selama kehamilan.

Belawan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara. Kelurahan Belawan II merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Belawan yang memiliki populasi ibu hamil terbanyak dari kelurahan lainnya yaitu sebanyak 497 orang dari bulan Januari sampai dengan September 2014. Hutapea (2012) di dalam penelitiannya menemukan bahwa kebanyakan masyarakat disana senang dirumah, karena mereka tidak memiliki pekerjaan, terlebih kaum wanita. Wanita bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Wanita kebanyakan tidak bekerja karena didasarkan pendidikan mereka yang sangat rendah, rata-rata pendidikan wanita disana adalah Sekolah Dasar. Erniyati (2014) di dalam penelitiaannya terhadap ibu hamil, diperoleh data sebanyak 95 orang dari 102 orang responden yang diteliti bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ini berhubungan dengan penjelasan Fraser (2009) bahwa nyeri punggung pada ibu hamil dapat dipicu oleh aktivitas


(18)

selama kehamilan, banyak tugas rumah tangga seperti menyetrika, menyiapkan makanan yang dilakukan dengan posisi duduk, berdiri dalam waktu yang lama, mengangkat objek yang berat, semua gerakan berputar sambil mengangkat merupakan gerakan yang berbahaya dan tidak boleh dilakukan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Nyeri Punggung dan Mekanika Tubuh pada Ibu Hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan”.

2. Rumusan masalah

Bagaimanakah gambaran nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh ketika berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan?

3. Pertanyaan penelitian

3.1.Bagaimanakah gambaran nyeri punggung pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan?

3.2.Bagaimanakah gambaran mekanika tubuh ketika berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan?

3.3.Bagaimanakah gambaran nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh ketika berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan?


(19)

4. Tujuan penelitian 4.1.Tujuan umum

Mengetahui gambaran nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh ketika berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan.

4.2.Tujuan khusus

4.2.1.Mengidentifikasi gambaran nyeri punggung pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan.

4.2.2.Mengetahui gambaran mekanika tubuh ketika berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan. 5. Manfaat penelitian

5.1.Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Masukan mengenai asuhan keperawatan yang berhubungan dengan nyeri punggung dan mekanika tubuh pada ibu hamil.

5.2.Pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan strategi bagi perawat, sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif berhubungan dengan nyeri punggung dan mekanika tubuh pada ibu hamil.


(20)

5.3.Penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan menjadi acuan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi yang berhubungan dengan nyeri punggung dan mekanika tubuh pada ibu hamil.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Nyeri

International Association for Study of Pain (1979 dalam Smeltzer dan Bare, 2001) menyebutkan bahwa nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional berkaitan dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan. Smeltzer dan Bare (2001) menambahkan bahwa nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan.

Smeltzer dan Bare (2001) menambahkan bahwa nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya. Keberadaan nyeri berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa nyeri itu ada. Pokok penting dari nyeri adalah apa yang dikatakan pasien tentang nyeri adalah tidak hanya pada pernyataan verbal, beberapa pasien tidak melaporkan secara verbal bahwa mereka nyeri, karenanya pengamatan perilaku nonverbal yang dapat terjadi bersama dengan nyeri juga bisa dilakukan.

Potter dan Perry (2010) menyebutkan bahwa nyeri merupakan perasaan subjektif, tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Kozier, Erb, Berman, dan Snyder (2010) menambahkan bahwa


(22)

nyeri merupakan sensasi yang sangat personal yang tidak dapat dibagi dengan orang lain.

Individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya, maka individu dapat diminta untuk menggambarkan tingkatan atau skala nyeri yang dirasakannya (Smeltzer dan Bare, 2001)

Gambar 1. Skala intensitas nyeri numerik / PNRS (The Pain Numerical Rating Scale)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

tidak ada nyeri

nyeri paling hebat Sumber : Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan

Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.

Faktor yang dapat mempengaruhi nyeri yaitu nilai etnik dan budaya, tahap perkembangan, lingkungan dan orang pendukung, pengalaman nyeri di masa lalu, makna nyeri, ansietas dan stress (Potter dan Perry, 2010).

2. Nyeri punggung

2.1. Definisi nyeri punggung

Bull dan Archard (2005) menyatakan bahwa nyeri punggung adalah nyeri yang berkaitan dengan bagaimana tulang, ligamen, dan otot punggung bekerja. Terjadi sebagai akibat gerakan mengangkat, membungkuk, atau mengejan. Biasanya terjadi pada punggung bagian bawah tetapi tidak menandakan kerusakan permanen apapun.

Selain pada punggung bagian bawah, nyeri punggung pada ibu hamil juga dapat terjadi pada punggung bagian atas. Nyeri punggung bagian atas berhubungan dengan peningkatan ukuran payudara dan faktor-faktor postural


(23)

yang sering dihubungkan dengan kondisi pekerjaan. Nyeri punggung bagian bawah dihubungkan dengan lordosis yang diakibatkan jika peningkatan berat uterus menarik tulang belakang keluar dari garis tubuh (Walsh, 2007).

Nyeri punggung seringkali disertai rasa sakit pada bokong dan sepanjang kaki. Nyeri punggung dapat terjadi dengan intens saat memutar tulang belakang dan panggul ke arah berlawanan, seperti saat mengganti posisi tidur (Stoppard, 2008).

2.2. Penyebab nyeri punggung

Nyeri punggung disebabkan oleh bertambahnya aliran darah ke rongga pinggul dan meningkatnya hormon progesteron selama masa kehamilan. Hal ini menyebabkan melunak dan mengendornya jaringan ikat (ligament) sendi sacroiliac yang menyambungkan tulang belakang. Selain itu, jaringan ikat (ligament) dan tulang rawan (cartilago) di bagian depan pinggul melonggar sehingga sambungan ini mudah digerakkan (Stoppard, 2008).

Selama kehamilan, nyeri punggung adalah masalah yang relatif umum terjadi. Selain diakibatkan oleh perubahan fisiologis, sebagian besar nyeri punggung dikaitkan dengan masalah mekanika tubuh. Janin yang tumbuh dapat menyebabkan masalah postur tubuh, dan mendekati masa akhir kehamilan, posisi bayi dapat menekan saraf yang akan menimlbulkan nyeri (Bull dan Archard, 2005).

Selain karena perubahan fisiologis, nyeri punggung juga diakibatkan oleh penyakit penyerta seperti, osteoporosis, artritis reumatoid, fibromialgia, infeksi kandung kemih dan infeksi tulang punggung. Namun, penyakit sangat


(24)

jarang menyebabkan terjadinya nyeri punggung dibandingkan dengan penyebab mekanis (Bull dan Archard, 2005).

Bull dan Archard (2005) menjelaskan bahwa nyeri punggung dapat diperburuk oleh sejumlah faktor, yaitu postur tubuh yang buruk, kurangnya berolahraga, berdiri atau membungkuk dalam waktu yang lama, duduk di kursi yang tidak memiliki sandaran punggung, tidur pada kasur yang tidak sesuai, mengemudi dalam waktu yang lama tanpa istirahat, kegemukan dan mengangkat, menjinjing, mendorong atau menarik beban yang terlalu berat.

Fraser (2009) menjelaskan bahwa faktor predisposisi nyeri punggung meliputi yang pertama pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur. Pertumbuhan uterus sejalan dengan perkembangan kehamilan menyebabkan teregangnya ligamen penopang yang biasanya dirasakan ibu sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri yang disebut dengan nyeri ligamen. Hal ini yang menyebabkan nyeri punggung. Kedua, penambahan berat badan. Sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahap selama kehamilan mengubah postur tubuh sehingga pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Ada kecendrungan bagi otot punggung memendek jika otot abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot di sekitar pelvis dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligamen tersebut. Ketiga, pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen. Kadar relaksin awal yang tinggi menyebabkan nyeri punggung. Keadaan ini dapat menjelaskan mengapa wanita mengalami nyeri punggung dan pelvis yang terjadi pada trimester pertama. Keempat, riwayat nyeri punggung. McEvog.,


(25)

et al (2001 dalam Brayshaw, 2007) menemukan bahwa nyeri punggung terdahulu pada kehamilan merupakan prediktor nyeri punggung pada kehamilan berikutnya. Fraser (2009) menambahkan bahwa wanita yang pernah mengalami nyeri punggung sebelum kehamilan beresiko tinggi mengalami hal yang sama ketika hamil. Kelima, paritas. Nyeri punggung terjadi pada ibu yang sudah pernah hamil (multigravida), terlebih pada grandemultigravida karena adanya kelemahan otot-otot abdomen sehingga gagal menopang uterus. Hal ini menyebabkan uterus mengendur dan lengkung punggung semakin memanjang. Ummah (2012) menemukan bahwa semakin tinggi paritas maka risiko nyeri punggung semakin meningkat. Yosefa, Misrawati, dan Hasneli (2013) juga menyebutkan bahwa semakin sering seorang wanita hamil dan melahirkan maka risiko terjadinya nyeri punggung selama kehamilan semakin meaningkat.

Penjelasan dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab nyeri punggung yaitu, penggunaan mekanika tubuh yang buruk, meningkatnya hormon progesteron selama kehamilan, pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur, penambahan berat badan, pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen, riwayat nyeri punggung, paritas dan adanya penyakit penyerta.

2.3. Gejala nyeri punggung

Gejala-gejala nyeri punggung sangat bervariasi dari satu orang dengan orang yang lain. Bull dan Archard (2005) mengemukakan bahwa


(26)

gejala-gejala nyeri punggung meliputi, sakit, kekakuan, mati rasa, kelemahan dan rasa kesemutan.

Tarau dan Burst (2011) menjelaskan bahwa pasien dengan nyeri punggung mengeluhkan empat masalah, yaitu nyeri, keterbatasan melakukan pergerakan, ketidakmampuan bekerja dan ketakutan atau kecemasan untuk melakukan pergerakan.

2.4. Penanganan nyeri punggung

Nyeri punggung yang dialami selama kehamilan karena perubahan fisiologis terhadap punggung dan adanya hormon progesteron yang akan menyebabkan ligamen melembut pada tulang panggul dan memberi tekanan ekstra pada sambungan pinggul dan tulang belakang, dan akan semakin diperburuk jika mekanika tubuh tidak diperhatikan (Stoppard, 2008). Cara mengatasi nyeri punggung yaitu menggunakan postur tubuh dengan baik dan benar, menggunakan mekanika tubuh yang tepat ketika mengangkat beban, menghindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban dan berjalan tanpa istirahat, mengayunkan dan memiringkan panggul, menggunakan sepatu bertumit rendah karena sepatu bertumit tinggi tidak stabil dan memperberat masalah pada pusat gravitasi tubuh, menggunakan penyokong abdomen eksternal seperti korset maternitas atau penyokong belly band yang elastis, mengompres hangat pada bagian punggung dengan menggunakan bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk dibawah siraman air hangat, memijat pada area punggung, dan untuk istirahat dan tidur menggunakan kasur yang menyokong lalu memposisikan badan dengan menggunakan bantal sebagai


(27)

pengganjal punggung serta meringankan tarikan dan regangan (Varney, 2006).

Walsh (2007) menjelaskan bahwa masase pada area nyeri punggung juga akan meredakan nyeri punggung dan memulihkan tegangan otot. Ini dapat dilakukan dengan memberi tekanan dengan menggunakan tumit atau tangan di daerah sakrum. Beberapa minyak khusus seperti lavender dan chamomile dapat digunakan untuk lebih meningkatkan relaksasi dan mengurangi rasa nyeri. Fisioterapi, osteopati, akupunktur dan chirophatic juga dapat meredakan nyeri punggung (Bull dan Archard, 2005). Seluruh teknik ini mencakup manipulasi pada bagian tulang belakang dan beberapa teknik dapat berupa latihan, pemijatan dan terapi ultrasonografi.

Bull dan Archard (2005) menjelaskan mengenai teknik-teknik yang dapat diberikan kepada penderita nyeri punggung yang pertama fisioterapi yaitu menggunakan cara fisik seperti pijatan, latihan, panas dan listrik untuk mempertahankan dan mengembalikan kesehatan fisik dan mental. Fisioterapi merupakan pengobatan aktif yang berfokus pada sendi dan otot agar dapat berfungsi secara normal. Kedua osteopati, yaitu teknik yang berfungsi untuk mendeteksi, menangani dan mencegah masalah kesehatan dengan gerakan, peregangan dan pijatan pada otot dan sendi agar lebih mudah bergerak. Terapi ini tidak dianjurkan kepada seseorang dengan kerapuhan tulang atau peradangan sendi, serta pada wanita di tahap awal kehamilan. Ketiga, akupunktur. Akupunktur merupakan terapi kesehatan Cina kuno yang meredakan nyeri dengan pemasangan jarum halus ke dalam tubuh pada


(28)

titik-titik spesifik. Terdapat sekitar 500 titik-titik akupunktur di seluruh tubuh. Dengan memetakan jalur energi di seluruh tubuh, akupunktur akan mempengaruhi fungsi tertentu didalam tubuh. Keempat, chiropractic. Chiropractic bertujuan untuk memperbaiki gangguan sendi, fungsi saraf dan meredakan nyeri. Caranya dengan mengurangi ketegangan pada otot-otot, sehingga kolumna spinalis menjadi lebih lurus dan memberikan tekanan yang lebih sedikit pada sendi, yang pada akhirnya dapat meredakan nya.

Jika nyeri punggung bersifat kronis, maka penanganan nyeri punggung dianjurkan menggunakan obat-obatan. Bull dan Archard (2005) menyebutkan bahwa analgesik atau obat yang bekerja dengan mengacaukan proses transmisi nyeri diberikan tergantung penyebab dan jenis nyeri punggung. Parasetamol dan obat-obat aspirin (obat anti-inflamasi nonsteroid) digunakan untuk meredakan nyeri yang disebabkan oleh kondisi muskuloskeletal, sedangkan analgesik opioid, kodein dan morfin lebih sesuai untuk mengobati nyeri yang berasal dari kerusakan organ tubuh. Bull dan Archard (2005) menjelasan mengenai obat-obat pereda nyeri antara lain parasetamol dan analgesik opiod. Parasetamol dan obat-obat serupa aspirin secara umum memiliki efektivitas yang sama dalam meredakan nyeri, namun parasetamol tidak terlalu mengiritasi lambung. Parasetamol sering digunakan pada wanita hamil, dalam mengkonsumsi parasetamol harus mengikuti anjuran dosis yang benar karena overdosis parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati yang permanen dan ireversibel. Kedua, analgesik opiod, yaitu obat yang berasal dari tanaman opium, telah digunakan dalam penanganan


(29)

nyeri selama ratusan tahun. Sebagian besar opiod di konsumsi dalam bentuk tablet, namun ada juga yang disuntikkan atau dihantarkan melalui plester yang ditempelkan ke kulit.

Penggunaan obat dan terapi selama kehamilan harus diperhatikan agar tidak menyebabkan gangguan terhadap janin. Parasetamol merupakan obat penghilang nyeri yang aman selama kehamilan dibandingkan dengan obat analgesik yang lain. Aspirin dan ibuprofen tidak dianjurkan, terutama pada akhir kehamilan. Penggunaan opiod juga tidak dianjurkan karena dapat beresiko terhadap janin dan akan menimbulkan gejala putus obat terhadap bayi ketika lahir (Bull dan Archard, 2005).

3. Mekanika tubuh

3.1. Definisi mekanika tubuh

Tubuh seperti mesin yang terorganisasi dengan baik. Setiap bagian dirancang untuk melakukan pekerjaan tertentu. Salah satunya Otot. Otot-otot membantu untuk bergerak, beberapa otot membantu memberi bentuk dan susunan terhadap tubuh dan otot lain yang melekat pada tulang dapat digunakan untuk menggerakkan dan mengangkat benda-benda berat. Otot-otot tersebut dapat bekerja dengan baik bila digunakan dengan benar. Penggunakan otot-otot dengan tepat untuk melakukan suatu pekerjaan disebut dengan mekanika tubuh yang tepat (Hegner dan Caldwell, 2003).

Potter dan Perry (2005) menjelaskan bahwa mekanika tubuh didefinisikan sebagai suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan


(30)

kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivtas sehari-hari. Metules (2001 dalam Craven dan Hirnle, 2009) menambahkan bahwa penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat meningkatkan keamanan sistem muskuloskeletal dan menjaga keseimbangan tanpa menyebabkan ketegangan yang berlebihan pada otot. Tarwoto dan Wartonah (2006) menambahkan bahwa mekanika tubuh adalah penggunaan tubuh secara efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya, terutama saat melakukan aktivitas dan istirahat.

Penjelasan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa mekanika tubuh adalah penggunaan tubuh secara efisien dan efektif sehingga menghasilkan keseimbangan tubuh dan meningkatkan keamanan bagi sistem muskuloskeletal dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mengangkat, membungkuk dan bergerak.

3.2.Tujuan mekanika tubuh

Kozier dan koleganya (2010) menyebutkan bahwa tujuan utama mekanika tubuh adalah memfasilitasi penggunaan kelompok otot yang tepat secara efisien dan aman untuk mempertahankan keseimbangan, mengurangi energi yang dibutuhkan, mengurangi keletihan dan menurunkan risiko cedera.

Hidayat (2009) menambahkan beberapa tujuan mekanika tubuh, yaitu menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan dan perkembangan, mengidentifikasi penyimpangan kesejajaran tubuh yang disebabkan postur tubuh yang buruk, mengidentifikasi trauma,


(31)

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesejajaran tubuh yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi dan masalah psikologis.

3.3. Elemen dasar mekanika tubuh

Elemen dasar mekanika tubuh ada tiga bagian, yaitu body alignment (postur tubuh), keseimbangan dan gerakan tubuh yang terkoordinasi (Craven dan Hirnle, 2009).

3.3.1. Body alignment

Body Alignment atau postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh yang lain. Bagian tersebut adalah persendian, tendon, ligamen dan otot. (Hidayat, 2009).

Mekanika tubuh yang baik berasal dari postur tubuh yang baik yaitu terdapat keseimbangan antara kelompok otot dan bagian tubuh yang berada dalam kesejajaran yang baik. Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua aktivitas dan membuat gerakan mengangkat, menarik dan mendorong menjadi lebih mudah (Hegner dan Caldwell, 2003). Postur tubuh yang baik juga dapat mengurangi jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru dan meningkatkan sirkulasi baik renal maupun gastroinstestinal (Hidayat, 2009).

Mempertahankan postur tubuh yang baik berarti memerlukan kesejajaran yang tepat dari tulang, otot, sendi dan kestabilan pusat


(32)

gravitasi. Postur tubuh yang benar dapat diperoleh ketika sendi dan otot tidak mengalami ekstensi dan fleksi yang berlebihan ketika berbaring, duduk ataupun berdiri (Craven dan Hirnle, 2009).

Postur tubuh sangat perlu diperhatikan terutama pada masa kehamilan, karena postur tubuh dipengaruhi oleh berat janin, perut yang membesar akan mendorong pusat gravitasi kedepan. Oleh karena itu, ibu hamil harus memahami postur tubuh yang tepat selama kehamilan agar tidak terjadi ketidaknyamanan selama kehamilan (Stoppard, 2008).

Untuk dapat mempertahankan postur tubuh yang benar, Hidayat (2009) menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot, memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligamen, posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot serta menjaga kelelahan, pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan, membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban belakang dan postur tubuh yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelemahan otot dan kontraktur.

Postur tubuh yang benar ketika berdiri dan duduk menurut Potter dan Perry (2005) yaitu posisi berdiri yang benar kepala tegak, ketika dilihat dari arah posterior, bahu, pinggul dan tulang belakang lurus dan sejajar, ketika dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garis tulang belakang digaris dalam pola S terbalik, tulang belakang servikal pada


(33)

arah anterior adalah cembung, tulang belakang torakal pada arah posterior adalah cembung, dan tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung, ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan anyaman dan lutut dan pergelangan kaki agak melengkung, lengan berada disamping, kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang dan jari-jari kaki menghadap kedepan, ketika dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada ditengah tubuh dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki, dan bagian lateral garis gravitasi dimulai secara vertikal dari tengah tengkorak sampai sepertiga kaki bagian posterior.

Potter dan Perry (2005) menyebutkan bahwa posisi duduk yang benar adalah kepala tegak, leher dan tulang belakang berada di dalam kesejajaran yang lurus, berat badan terbagi rata pada bokong dan paha, paha sejajar dan berada pada potongan horizontal, kedua kaki ditopang dilantai, jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior, dan lengan bawah ditopang pada pegangan tangan, dipangkuan atau diatas meja yang berada didepan kursi.

3.3.2. Keseimbangan

Keseimbangan yaitu keadaan dimana postur tubuh seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah gravitasi (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Keseimbangan adalah menjaga pusat gravitasi


(34)

dan refleks serta mempertahankan body alignment (Craven dan Hirnle, 2009). Keseimbangan bergantung pada hubungan yang saling terkait antara pusat gravitasi, garis gravitasi dan dasar penyangga. Semakin dekat gravitasi ke pusat dasar penyangga maka semakin besar stabilitas seseorang. Sebaliknya, semakin dekat garis gravitasi dengan tepi dasar penyangga, maka seseorang akan jatuh. Semakin lebar dasar penyangga dan semakin rendah pusat gravitasi, maka semakin besar kestabilan dan keseimbangan (Kozier, et al., 2010).

Craven dan Hirnle (2009) menambahkan bahwa ketika seseorang mengangkat atau membawa beban, berat beban akan menjadi bagian dari berat badan, karena itu berat tambahan harus seimbang diatas pusat gravitasi. Keseimbangan tubuh dapat terbentuk dengan menjaga agar pusat gravitasi mendekati dasar pendukung yang luas. Dasar pendukung yang luas dan pusat gravitasi yang rendah akan mendukung keseimbangan.

Oleh karena itu, keseimbangan sangat dipengaruhi oleh pelebaran dasar penyangga dan penurunan pusat gravitasi. Cara melebarkan dasar penyangga yaitu dengan melebarkan jarak antara kedua kaki. Pusat gravitasi dapat direndahkan dengan memfleksikan pinggul dan lutut sampai didapatkan posisi jongkok (Kozier, et al., 2010).

Selain itu, perasaan seimbang (sense of equilibrium) juga bergantung pada input informasi yang diterima dari labirin (telinga


(35)

bagian dalam), penglihatan (input vestibulo-okular) dan dari reseptor keseimbangan di aparatus vestibular (Mubarak dan Chayatin, 2007). Labirin (telinga bagian dalam) terdiri dari koklea, vestibula dan kanalis semisirkularis. Koklea berfokus pada pendengaran dan kanalis semisirkularis berfokus pada ekuilibrium. Dalam kondisi normal, reseptor ekuilibrium dalam kanalis semisirkularis dan vestibula yang secara kolektif disebut aparatus vestibularis mengirim sinyal ke otak melalui refleks yang dibutuhkan untuk membuat perubahan posisi yang diperlukan. Reseptor, sel seperti rambut, informasi dari reseptor keseimbangan ini secara langsung bergerak menuju ke pusat refleks di batang otak. Ini memungkinkan respon refleks yang cepat terhadap ketidakseimbangan tubuh. (Kozier, et al., 2010).

3.3.3. Pergerakan terkoordinasi

Pergerakan yang seimbang, halus dan terarah adalah hasil kerja dari fungsi korteks serebral, serebelum atau otak kecil dan ganglia basalis yang tepat. Korteks serebral memulai aktivitas motorik volunter, serebelum mengkoordinasi aktivitas pergerakan motorik dan ganglia basalis mempertahankan postur tubuh. Korteks serebral mengoperasikan pergerakan, seperti mengarahkan lengan untuk mengangkat benda. Serebelum, yang bekerja dibawah tingkat kesadaran, mencampur dan mengkoordinasikan otot yang terlibat dalam pergerakan volunter. Serebelum tidak mengarahkan pergerakan melainkan menerjemahkan instruksi dari korteks serebral menjadi


(36)

tindakan terinci oleh banyak otot yang berbeda di tangan, lengan dan bahu. Apabila serebelum mengalami cedera, pergerakan menjadi terganggu dan tidak terkoordinasi (Kozier, et al., 2010).

3.4.Mekanika tubuh yang benar pada ibu hamil

Postur dan mekanika tubuh yang baik merupakan landasan bagi kehamilan yang nyaman. Sewaktu berat badan meningkat dan bentuk tubuh berubah, maka ibu hamil harus menyesuaikan postur untuk mempertahnkan keseimbangan tubuhnya. Postur tubuh yang kurang baik seringkali menyebabkan nyeri punggung karena otot-otot perut menjadi relaks, punggung terlalu melengkung dan otot-otot kecil pada punggung bagian bawah memendek serta mengencang untuk mempertahankan keseimbangan dan susunan tubuh. Pemendekan dan pengencangan yang berkelanjutan dapat menyebabkan nyeri punggung bagian bawah (Simkin, Whalley, dan Keppler, 2007).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaan mekanika tubuh selama kehamilan. Stoppard (2008) memaparkan bahwa aktivitas yang berhubungan dengan mekanika tubuh selama kehamilan antara lain, membungkuk, mengangkat, membawa dan berdiri. Thorn (2003) menambahkan bahwa berdiri, bangkit dari kursi, membalikkan badan, bangun dari tempat tidur dan mengangkat adalah hal yang harus diperhatikan selama kehamilan.


(37)

Penggunaan mekanika tubuh yang benar pada ibu hamil menurut Simkin dan koleganya (2007) adalah :

3.4.1.Berdiri

Ibu hamil tidak dianjurkan berdiri terlalu lama, apalagi pada saat kehamilan akhir. Berdiri dapat memperlambat aliran balik dari darah di pada kaki ke jantung dan kepala.

Cara berdiri yang benar adalah jika ibu hamil berdiri dalam waktu yang lama, penggunaan otot-otot kaki dianjurkan untuk merangsang aliran darah dari kaki ke jantung, berat badan dipindahkan dari satu kaki ke kaki yang lain seolah-olah berjalan ditempat dari waktu ke waktu, pergelangan kaki diputar dalam lingkaran kecil, jari kaki digerakkan serta tumit kaki digerakkan keatas dan kebawah secara bergantian, untuk membantu mencegah nyeri punggung sewaktu berdiri, salah satu kaki diletakkan pada kursi yang rendah, ini membantu membuat punggung lurus dan mengurangi regangan pada otot-otot punggung bagian bawah.

3.4.2.Duduk

Selama kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk tidak terlalu lama duduk karena akan memperlambat aliran darah pada bagian kaki.

Cara duduk yang benar adalah untuk memperbaiki sirkulasi pada kaki sewaktu duduk dianjurkan untuk tidak menyilangkan kaki di daerah lutut dalam waktu yang lama, membuat pergerakan yang sering


(38)

pada pergelangan kaki, seperti memutar pergelangan kaki, kaki lurus dan betis tertopang.

Sewaktu rahim membesar, dianjurkan untuk duduk pada kursi yang memiliki sandaran yang lurus dan memudahkan untuk berdiri. Pada bagian punggung diletakkan bantal yang dan pada bagian bawah diletakkan kursi yang rendah untuk menopang kaki yang akan memberikan kenyamanan.

3.4.3. Mengangkat

Cara mengangkat yang benar adalah mendekati benda yang akan diangkat sedekat mungkin, membungkukkan badan dengan menekuk kedua lutut dan kedua kaki terbuka lebar, benda yang diangkat didekatkan ketubuh dan tidak dianjurkan untuk memutar pinggang. Kozier dan koleganya (2010) menyebutkan bahwa sangat penting untuk mempertahankan jarak minimal selebar 30 cm antara kaki. Sewaktu berdiri, dianjurkan untuk meghindari regangan pada perineum dengan mengkontraksikan otot dasar panggul dan menghembuskan nafas dan sewaktu memindahkan sebuah benda, dianjurkan untuk menghindari memutar pinggang.

3.4.4.Berbaring

Sewaktu kehamilan bertambah besar, barbaring dengan nyaman dalam waktu yang lama sulit dilakukan. Menggunakan bantal dapat membantu selama berbaring. Pada saat berbaring miring, bantal


(39)

diletakkan diantara lutut dan dibawah kepala, dan bantal kecil untuk menahan perut dan mendukung rahim. Berbaring juga dapat dilakukan nyaman dengan posisi miring dan bersandar kedepan. lengan bawah diletakkan di belakang tubuh, betis diluruskan. Lutut ditekuk dan disandarkan pada sebuah bantal yang datar. Lengan bagian atas ditekuk dan tangan diarahkan ke wajah. Posisi lain adalah berbaring telentang, tetapi condong kedepan pada satu sisi dan letakkan guling di bawah salah satu bahu, panggul dan kaki.

3.4.5.Bangun

Bangun dari lantai atau tempat tidur akan sulit disaat usia kehamilan semakin tua. Gaya bangun jacknife yang biasa (bangun mendadak dan menyentak) dapat membuat otot perut dan punggung bagian bawah menjadi meregang. Untuk menghindari regangan ini, caranya adalah berguling ke samping serta panggul dan lutut ditekuk, dorong bagian atas tubuh untuk berdiri dengan menggunakan tangan, tangan dan lutut diangkat, dan salah satu kaki diletakkan dilantai, sementara lutut yang lain tetap menyentuh lantai, berdiri dengan menggunakan otot-otot tungkai kaki, gunakan lutut atau benda lain yang stabil untuk menjaga keseimbangan.


(40)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka penelitian

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nyeri punggung pada ibu hamil berdasarkan mekanika tubuhnya. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat selama kehamilan akan meningkatkan keamanan terhadap sistem muskuloskeletal, menjaga keseimbangan tubuh, mengurangi energi yang dibutuhkan, mengurangi keletihan dan menurunkan risiko cedera. Penggunaan mekanika tubuh yang tidak tepat selama kehamilan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada sistem muskuloskeletal, salah satunya nyeri punggung.

Ibu hamil

Nyeri punggung

1. Tidak ada nyeri 2. Nyeri ringan 3. Nyeri sedang 4. Nyeri berat

Mekanika tubuh

1. Benar 2. Tidak benar

Mengangkat

1. Benar 2. Tidak benar

Berbaring

1. Benar 2. Tidak benar

Bangun

1. Benar 2. Tidak benar

Berdiri

1. Benar 2. Tidak benar


(41)

Skema 1. Kerangka konsep penelitian nyeri punggung dan mekanika tubuh pada ibu hamil.

2. Definisi operasional

No. Variabel

Definsi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Nyeri punggung

Sensasi yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial yang dirasakan oleh ibu hamil pada daerah punggung.

Skala PNRS ( The Pain Numerical Rating Scale)

0 = tidak nyeri 1-3 = nyeri ringan 4-6 = nyeri sedang 7-10 = nyeri berat

Ordinal

2. Mekanika tubuh

Penggunaan tubuh oleh ibu hamil dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara benar atau tidak benar selama berdiri,

Observasi Terdiri dari 30 item observasi


(42)

Berdiri Duduk Mengangkat Berbaring duduk, mengangkat, berbaring dan bangun. Penggunaan tubuh oleh ibu hamil ketika tegak bertumpu pada kaki

Penggunaan tubuh oleh ibu hamil ketika meletakkan tubuh dengan bertumpu pada bokong

Penggunaan tubuh oleh ibu hamil ketika membawa keatas suatu benda atau memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain Penggunaan tubuh

9 item observasi

7 item observasi

4 item obervasi

6 item

Benar = 5-9 Tidak benar = 0-4

Benar = 4-7 Tidak benar = 0-3

Benar = 3-4 Tidak benar = 0-2

Benar = 4-6

Ordinal

Ordinal

Ordinal


(43)

Bangun

oleh ibu hamil dengan

meletakkan badan dalam keadaan punggung atau sisi badan berada dibawah

Penggunaan tubuh oleh ibu hamil ketikabangkit dari berdiri ataupun duduk

observasi

4 item observasi

Tidak benar = 0-3

Benar = 3-4 Tidak benar = 0-2


(44)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan nyeri punggung pada ibu hamil berdasarkan mekanika tubuhnya.

2. Populasi, sampel dan teknik sampling 2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang bertempat tinggal di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan yang berjumlah 497 orang pada Januari sampai dengan September 2014. Data ini diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Medan Belawan.

2.2. Sampel dan teknik sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenience sampling yaitu yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas artinya siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya maka orang tersebut dapat dijadikan sampel (Sugiyono, 2007). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang tidak menderita penyakit atau cedera sistem muskuloskeletal dan ibu hamil yang berada pada trimester kedua dan ketiga, kriteria sampel ini dapat diketahui oleh peneliti dengan cara menanyakan langsung kepada responden.


(45)

yang digunakan maka akan semakin mengurangi angka kesalahan (Nursalam, 2009). Arikunto (2006 dalam Kasmadi, Sunariah., 2013) menyebutkan bahwa apabila subjek populasi yang lebih dari 100, maka sampel dapat diambil 10%-15%. Maka sampel pada penelitian ini adalah 10% x 497 = 50 sampel.

3. Lokasi dan waktu penelitian 3.1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Medan Belawan, jumlah ibu hamil di Kelurahan Belawan II lebih banyak dibandingkan kelurahan lainnya.

3.2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada Maret sampai dengan Mai 2015.

4. Pertimbangan etik

Peneliti terlebih dahulu harus mendapat persetujuan penelitian dari Komite Etik Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan etik, yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian. Apabila calon responden bersedia untuk menjadi responden penelitian, maka calon responden menandatangani informed consent. Tetapi apabila calon responden tidak bersedia menjadi responden penelitian, maka calon responden berhak menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko pada responden, baik resiko secara fisik maupun psikis. Kerahasiaan data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama


(46)

(anominity) responden pada instrumen penelitian dan memusnahkan instrumen penelitian setelah penelitian selesai. Data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (confidentiality).

5. Instrumen penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pertama mengidentifikasi data demografi, bagian kedua PNRS (The Pain Numerical Rating Scale), dan bagian ketiga mekanika tubuh. Lembar observasi mengenai mekanika tubuh disusun sendiri oleh peneliti yang berpedoman pada konsep dan tinjauan pustaka.

5.1.Data demografi

Data demografi berisikan usia, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan, usia kehamilan, gravida, paritas dan abortus (status obstetrik).

5.2.Skala intensitas nyeri

Pengukuran intensitas nyeri menggunakan PNRS (The Pain Numerical Rating Scale). Skala ini berbentuk garis horisontal sepanjang 10 cm, ujung kiri menandakan tidak nyeri dan ujung kanan menandakan nyeri paling hebat. Responden diminta untuk menunjuk titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri yang terjadi di sepanjang rentang tersebut. Hasil akhirnya adalah dikatakan tidak nyeri apabila menunjukkan skala 0, nyeri


(47)

ringan apabila menunjukkan skala 1-3, nyeri sedang apabila menunjukkan skala 4-6 dan nyeri berat apabila menunjukkan skala 7-10.

5.3.Mekanika tubuh

Lembar observasi mekanika tubuh pada ibu hamil terdiri dari 30 item mengenai gerakan dasar mekanika tubuh saat berdiri (9 item), duduk (7 item), mengangkat (4 item), berbaring (6 item) dan bangun 4 item). Skala yang digunakan untuk lembar observasi ini adalah Skala Gutman, yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas, tegas dan konsisten. Lembar observasi ini berupa checklist terhadap pilihan ya atau tidak dalam bentuk pernyataan positif . Untuk pernyataan pada setiap checklist ya diberi skor 1 dan untuk yang tidak diberikan skor 0.

Untuk penilaian mekanika tubuh pada ibu hamil menggunakan rumus sebagai berikut :

� = �������

�����������

Dimana P adalah panjang kelas, rentang adalah nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dan banyak kelas adalah dua untuk kategori benar dan tidak benar. Sehingga didapatkan skor saat berdiri (benar 5-9, tidak benar 0-4), duduk (benar 4-7, tidak benar 0-3), mengangkat (benar 3-4, tidak benar 0-2, berbaring (benar 4-6, tidak benar 0-3), dan bangun (benar 3-4, tidak benar 0-2)


(48)

6. Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi yaitu instrumen harus sesuai dengan tujuan penelitian agar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2009). Instrumen penelitian ini diuji oleh tiga orang ahli terkait penelitian ini yaitu dua ahli dibidang Keperawatan Maternitas oleh Siti Saidah Nasution, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat dan Nur Asiah, S.Kep.,Ns.,M.Biomed dan satu ahli dibidang Keperawatan Dasar oleh Diah Arruum, S.Kep.,Ns. Nilai uji validitas isi dari kuesioner ini adalah 1. Instrumen dikatakan valid apabila jumlah nilai item pernyataan ≥ 0,7, artinya instrumen penelitian ini dikatakan sudah valid.

7. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, surat izin dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kota Medan, surat izin dari Kecamatan Medan Belawan dan izin dari Kelurahan Belawan II, Medan Belawan. Setelah mendapatkan surat izin penelitian, peneliti memulai penelitian dengan mendatangi kantor Kelurahan Belawan II dan menemui kader lingkungan Belawan II. Peneliti bersama kader menemui responden penelitian dan melakukan penelitian. Peneliti melakukan penelitian kepada responden yang terdapat di 9 lingkungan Kelurahan Belawan II.


(49)

Pada saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan waktu, tujuan, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden yang jika bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent. Peneliti menilai skala nyeri punggung dengan memberikan lembar skala nyeri kepada responden dan menjelaskan cara penggunaannya, lalu responden memilih angka pada skala nyeri sesuai dengan skala nyeri punggung yang dirasakan. Peneliti menilai mekanika tubuh responden yang meliputi cara berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun dengan mengobservasi sesuai dengan lembar observasi. Responden diminta melakukan gerakan dasar mekanika tubuh mulai dari berdiri. duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun yang dilakukan satu minggu terakhir. Ketika responden melakukan lima gerakan mekanika tubuh tersebut, peneliti menilai dengan cara menceklis pada kolom “ya” pada lembar observasi jika responden melakukan gerakan dengan benar dan menceklis pada kolom “tidak” pada lembar observasi jika responden melakukan gerakan dengan tidak benar.

8. Analisa data

Notoatmodjo (2010) menyebutkan bahwa untuk data kuantitatif digunakan teknik analisa kuantitatif yang dapat dilakukan secara manual maupun komputerisasi. Analisa data terdiri dari 5 tahap. Tahap pertama editing, data yang diperoleh dan dikumpulkan melalui lembar observasi disunting terlebih dahulu, jika masih ada data atau informasi yang tidak lengkap maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out). Tahap kedua coding, peneliti memberi kode numerik terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori sehingga memudahkan peneliti


(50)

dalam tabulasi data. Tahap ketiga entry atau processing, peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer dengan menggunakan sistem komputerisasi. Tahap keempat cleaning, peneliti mengecek kembali data yang telah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap kelima saving, peneliti menyimpan data untuk siap di analisa.

Metode statistik yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini analisa data dengan menggunakan analisa univariat akan digunakan untuk menganalisa data demografi, hasil pengukuran intensitas nyeri dan mekanika tubuh. Untuk menganalisa data hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.


(51)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil penelitian

1.1Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara. Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 21,82 km2. Kecamatan Medan Belawan terdiri dari 6 kelurahan, salah satu nya Kelurahan Belawan II. Kelurahan Belawan II memiliki luas 1,75 km2 atau 8,02% dari luas Kecamatan Medan Belawan. Kelurahan Belawan II terdiri atas 44 lingkungan, 40 RW dan 121 RT. Jumlah penduduk yang terdapat di Kelurahan Belawan II adalah 23.751 orang. Sedangkan untuk jumlah ibu hamil yaitu 497 orang (data terhitung dari bulan Januari sampai Desember 2014). Kelurahan Belawan II memiliki 1 puskesmas yang dapat dipergunakan oleh ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya (Hutapea, 2012).

Kelurahan Belawan II mengadakan posyandu untuk pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil dan pemeriksaan kesehatan untuk bayi dan balita. Posyandu diadakan oleh kader setiap tanggal 16 setiap bulannya yang berlokasikan di halaman kantor Kelurahan Belawan II atau di rumah kader itu sendiri.


(52)

1.2Deskripsi karakteristik responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang ibu hamil. gambaran karakteristik dari keseluruhan responden yang diamati meliputi usia, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan, usia kehamilan, gravida, partus, dan abortus.

Tabel 1.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden

Karakteristik responden Frekuensi Persentase (%) Usia <20 20-35 >35 Agama Islam Kristen protestan Suku bangsa Jawa Batak Minang Melayu Banjar Aceh Pendidikan terakhir SD SMP SMA Tidak bersekolah Pekerjaan

Ibu rumah tangga Buruh Pedagang Usia kehamilan Trimester 2 Trimester 3 Gravida Primigravida (1) Multigravida (2-4) 3 43 4 48 2 15 7 10 10 2 6 10 22 17 1 48 1 1 28 22 13 31 6 86 8 96 4 30 14 20 20 4 12 20 44 34 2 96 2 2 56 44 26 62


(53)

Grandemultigravida( ≧5) Partus

Nullipara (0) Primipara (1) Multipara (2-5)

Grandemultipara( ≧ 6) Abortus Ada Tidak 6 15 14 20 1 10 40 12 30 28 40 2 20 80

Tabel diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden dari 50 responden mayoritas berusia antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 43 orang (86%), beragama Islam sebanyak 48 orang (96%), suku Jawa sebanyak 15 orang (30%), pendidikan terakhir SMP sebanyak 22 orang (44%), bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 48 orang (96%), usia kehamilan pada trimester 2 sebanyak 28 orang (56%), multigravida sebanyak 31 orang (62%), multipara sebanyak 20 orang (40%) dan mayoritas responden tidak mengalamai abortus yaitu sebanyak 40 orang (80%).

1.3Nyeri punggung

Data yang diperoleh dari responden kemudian dianalisa berupa distribusi frekuensi, meliputi distribusi frekuensi nyeri punggung dan mekanika tubuh pada ibu hamil, serta melihat gambaran nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh.

Tabel 1.3 Distribusi frekuensi gambaran nyeri punggung ibu hamil Skala nyeri Frekuensi Persentase(%) tidak nyeri

nyeri ringan (1-3) nyeri sedang (4-6) nyeri berat (7-10)

15 25 6 4 30 50 12 8


(54)

Data diatas menunjukkan bahwa nyeri punggung yang dialami oleh ibu hamil terbesar pada skala 1-3 atau nyeri ringan yaitu sebanyak 25 orang (50%), terkecil pada skala 7-10 atau nyeri berat yaitu sebanyak 4 orang (8%).

1.4Mekanika tubuh

Tabel 1.4 Distribusi frekuensi mekanika tubuh pada ibu hamil

Mekanika Tubuh

Hasil

Benar Tidak Benar

f % f %

Berdiri Duduk

Mengangkat benda yang ada dilantai Berbaring Bangun 40 42 27 29 44 80 84 54 58 88 10 8 23 21 6 20 16 46 42 12

Data diatas menunjukkan distribusi frekuensi mekanika tubuh yang benar dan tidak benar pada ibu hamil. Mekanika tubuh yang benar paling banyak terjadi ketika bangun yaitu sebanyak 44 (88%) responden, sedangkan mekanika tubuh yang tidak benar paling sering terjadi ketika mengangkat benda yang ada dilantai yaitu sebanyak 23 (46%) responden.

1.5Nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh

Tabel 1.5 Distribusi frekuensi gambaran nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh pada ibu hamil.


(55)

a. Saat berdiri

Skala nyeri punggung

Mekanika tubuh

Total Benar Tidak benar

Tidak nyeri 15 0 15

Nyeri ringan 23 2 25

Nyeri sedang 2 4 6

Nyeri berat 0 4 4

Total 40 10 50

Data diatas menunjukkan distribusi frekuensi nyeri punggung pada ibu hamil yang dilihat berdasarkan mekanika tubuh pada saat berdiri. Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika berdiri cenderung tidak mengalami nyeri punggung dan mengalami nyeri punggung ringan. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika berdiri cenderung mengalami nyeri punggung sedang dan berat. Dapat disimpulkan bahwa nyeri punggung beresiko dialami oleh ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika berdiri.

b. Saat duduk

Skala nyeri punggung

Mekanika tubuh

Total Benar Tidak benar

Tidak nyeri 15 0 15

Nyeri ringan 24 1 25

Nyeri sedang 1 5 6

Nyeri berat 2 2 4

Total 42 8 50


(56)

Data diatas menunjukkan distribusi frekuensi nyeri punggung pada ibu hamil yang dilihat berdasarkan mekanika tubuh pada saat duduk. Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika duduk cenderung tidak mengalami nyeri punggung dan mengalami nyeri punggung ringan. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika duduk cenderung mengalami nyeri punggung sedang. Sedangkan ibu hamil dengan mekanika tubuh benar dan tidak benar ada yang mengalami nyeri punggung berat. Ini dapat disebabkan oleh faktor lain.

c. Saat mengangkat benda yang ada dilantai

Skala nyeri punggung

Mekanika tubuh

Total Benar Tidak benar

Tidak nyeri 15 0 15

Nyeri ringan 10 15 25

Nyeri sedang 1 5 6

Nyeri berat 1 3 4

Total 27 23 50

Data diatas menunjukkan distribusi frekuensi nyeri punggung pada ibu hamil yang dilihat berdasarkan mekanika tubuh pada saat mengangkat. Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika mengangkat benda yang ada dilantai cenderung tidak mengalami nyeri punggung. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika mengangkat benda yang ada dilantai cenderung mengalami nyeri punggung ringan, sedang dan berat. Dapat disimpulkan bahwa nyeri punggung beresiko dialami oleh ibu hamil


(57)

dengan mekanika tubuh tidak benar ketika mengangkat benda yang ada dilantai.

d. Saat berbaring

Skala nyeri punggung

Mekanika tubuh

Total Benar Tidak benar

Tidak nyeri 15 0 15

Nyeri ringan 10 15 25

Nyeri sedang 4 2 6

Nyeri berat 0 4 4

Total 29 21 50

Data diatas menunjukkan distribusi frekuensi nyeri punggung pada ibu hamil yang dilihat berdasarkan mekanika tubuh pada saat berbaring. Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika berbaring cenderung tidak mengalami nyeri punggung dan mengalami nyeri punggung sedang. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika berbaring cenderung mengalami nyeri punggung ringan dan berat.

e. Saat bangun

Skala nyeri punggung

Mekanika tubuh

Total Benar Tidak benar

Tidak nyeri 15 0 15

Nyeri ringan 24 1 25

Nyeri sedang 5 1 6

Nyeri berat 0 4 4


(58)

Data diatas menunjukkan distribusi frekuensi nyeri punggung pada ibu hamil yang dilihat berdasarkan mekanika tubuh pada saat bangun. Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika bangun cenderung tidak mengalami nyeri punggung dan mengalami nyeri punggung ringan dan sedang. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika bangun cenderung mengalami nyeri punggung berat.

2. Pembahasan

2.1Keterbatasan Penelitian

Penelitian mengenai nyeri punggung dan mekanika tubuh pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan, data yang dikumpulkan adalah data primer dengan menggunakan lembaran skala nyeri dan lembaran observasi mekanika tubuh. Peneliti menyadari terdapat keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini antara lain :

2.1.1 Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang tidak dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat, hanya menjelaskan gambaran setiap variabel yang diteliti

2.1.2 Observasi yang dilakukan hanya sekali pada saat berjumpa responden atau tidak dilakukan observasi lebih dari sekali karena keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti akibat jadwal perkuliahan yang padat

2.1.3 Hasil penelitian untuk variabel mekanika tubuh sangat dipengaruhi dengan kejujuran dan ingatan responden mengenai penggunaan


(59)

mekanika tubuhnya selama seminggu terakhir, hal ini memungkinkan terjadinya bias terhadap penilaian mekanika tubuh. 2.1.4 Terdapat faktor lain penyebab nyeri punggung selain mekanika

tubuh, hal ini memungkinkan terjadinya bias terhadap penilaian nyeri punggung yang disebabkan mekanika tubuh.

2.2Nyeri Punggung

Hasil penelitian yang dilakukan pada 50 responden di Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan diperoleh mayoritas responden mengalami nyeri punggung. Nyeri punggung yang dialami paling banyak yaitu pada kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 25 orang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wang, dkk (2003) yang menemukan sebanyak 68,5% ibu hamil melaporkan mengalami nyeri punggung selama kehamilan.

Mayoritas responden berusia 20-35 tahun yaitu 43 (86%) responden. Manuaba (2001) menyebutkan bahwa usia ideal untuk mengandung sebaiknya 20-35 tahun, karena ibu yang berusia 20-35 tahun secara fisik dan psikologis sudah siap menghadapi kehamilan.

Mayoritas pekerjaan ibu hamil di Kelurahan Belawan II yaitu Ibu Rumah Tangga (IRT). Prasetyo (2010) menyebutkan bahwa keletihan atau kelelahan yang dirasakan seseorang akan meningkatkan sensasi nyeri. Pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) juga dapat meningkatkan resiko nyeri punggung. Fraser (2009) mengemukakan bahwa nyeri


(60)

punggung pada ibu hamil dapat dipicu oleh aktivitas selama kehamilan, banyak tugas rumah tangga seperti menyetrika, menyiapkan makanan yang dilakukan dengan posisi duduk, berdiri dalam waktu yang lama, mengangkat objek yang berat, semua gerakan berputar sambil mengangkat merupakan gerakan yang berbahaya dilakukan ibu hamil.

Mayoritas ibu hamil dengan kehamilan multigravida dan multipara yaitu yang sudah pernah mengalami hamil sebelumnya dan beberapa kali melahirkan janin dan ini dapat mempengaruhi nyeri. Yosefa, Misrawati, dan Hasneli (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa semakin sering seorang wanita hamil dan melahirkan maka resiko nyeri punggung selama kehamilan semakin meningkat. Ini juga sejalan dengan penelitian Ummah (2012) yang menemukan bahwa ada hubungan antara paritas dengan kejadian nyeri punggung pada ibu hamil, semakin tinggi paritas resiko kejadian nyeri punggung akan semakin meningkat. Prasetyo (2010) menyebutkan bahwa setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, akan tetapi pengalaman yang telah dirasakan invidu tersebut tidak berarti bahwa individu tersebut akan mudah dalam menghadapi nyeri yang dialaminya sekarang.

Penelitian ini dilakukan kepada ibu hamil yang telah memasuki trimester kedua dan trimester ketiga karena sesuai dengan penjelasan Fraser (2009) bahwa faktor predisposisi nyeri punggung salah satunya adalah pertumbuhan uterus yang sejalan dengan perkembangan kehamilan


(61)

dirasakan ibu hamil sebagai spasme menusuk yang sangat nyeri. Ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bullock-Saxton (1998 dalam Fraser, 2009) yang menemukan 70% wanita di Australia mengalami nyeri punggung pada beberapa tahapan kehamilannya.

2.3Mekanika Tubuh

Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil trimester kedua dan ketiga karena sesuai penjelasan Stoppard (2008) bahwa postur tubuh ketika hamil dipengaruhi oleh berat janin, perut yang membesar akan mendorong pusat gravitasi kedepan. Simkin, Whalley, dan Keppler (2007) menyebutkan bahwa penggunaan mekanika tubuh pada ibu hamil dilihat ketika berdiri, duduk, mengangkat, berbaring dan bangun.

Hasil penelitian yang dilakukan pada 50 responden di Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan diperoleh Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar dan tidak benar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanika tubuh yang paling sering benar dilakukan oleh ibu hamil yaitu ketika berdiri, duduk dan bangun. Sedangkan, mekanika tubuh yang paling sering tidak benar dilakukan oleh ibu hamil yaitu ketika mengangkat benda yang ada dilantai dan berbaring.

Item observasi yang paling sering dilakukan tidak benar oleh ibu hamil ketika mengangkat benda yang ada dilantai adalah ibu hamil cenderung tidak mengawali duduk berlutut atau jongkok terlebih dahulu


(62)

ketika mengangkat benda dilantai, 36 (72%) ibu hamil langsung membungkukkan badan ketika mengangkat benda yang ada dilantai.

2.4Nyeri punggung berdasarkan mekanika tubuh

Nyeri punggung adalah masalah yang relatif umum terjadi selama kehamilan, selain diakibatkan oleh perubahan fisiologis, sebagian besar nyeri punggung dikaitkan dengan masalah mekanika tubuh. Janin yang tumbuh dapat menyebabkan masalah postur tubuh, dan mendekati masa akhir kehamilan posisi bayi dapat menekan saraf yang akan menimbulkan nyeri (Bull dan Archard, 2005). Fraser (2009) menambahkan bahwa faktor predisposisi nyeri punggung selama kehamilan yaitu salah satunya pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur. Pertumbuhan uterus sejalan dengan perkembangan kehamilan yang menyebabkan tereganganya ligamen penopang sehingga menimbulkan nyeri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan dengan benar mekanika tubuh ketika berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun tidak mengalami nyeri punggung, yaitu sebanyak 15 orang ibu hamil. Hasil penelitian ini sesuai dengan penjelasan Thorn (2003) bahwa nyeri punggung dapat dihindari jika ibu hamil memperhatikan prinsip mekanika tubuh yang meliputi cara duduk, berdiri, berjalan, bangun, berbaring, membungkuk dan mengangkat dengan benar. Varney (2006) menambahkan bahwa cara mengatasi nyeri


(63)

punggung yaitu dengan menggunakan postur tubuh dengan baik dan benar serta menggunakan mekanika tubuh yang tepat ketika melakukan aktivitas.

Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil dengan mekanika tubuh yang benar ketika berdiri cenderung tidak mengalami nyeri punggung dan mengalami nyeri punggung ringan. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika berdiri cenderung mengalami nyeri punggung sedang dan berat. Ini artinya ibu hamil dengan mekanika tubuh yang tidak benar ketika berdiri lebih beresiko nyeri punggung dibandingkan ibu hamil dengan mekanika tubuh yang benar ketika berdiri. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wicaksono (2012) pada bidan saat menolong proses persalinan yaitu disimpulkan bahwa responden yang lama berdiri beresiko mengalami nyeri punggung bawah lebih tinggi (86,67%) dibandingkan dengan responden yang bekerja dengan tidak terlalu lama berdiri (33,33%). Hasil tersebut sesuai dengan teori Gatam (2006) yang menyebutkan bahwa nyeri punggung paling sering disebabkan karena terlalu lama berdiri, sikap berdiri yang tidak terlalu tepat, postur tubuh yang tidak ideal, aktivitas berlebihan serta trauma.

Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika duduk cenderung tidak mengalami nyeri punggung dan mengalami nyeri punggung ringan. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika duduk cenderung mengalami nyeri punggung sedang. Dari data penelitian diperoleh dua orang ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika duduk namun mengalami nyeri punggung berat. Berdasarkan data yang diperoleh


(64)

dari kuesioner penelitian, satu dari dua ibu hamil tersebut adalah multigravida. Penelitian sebelumnya oleh Yosefa, Misrawati, dan Hasneli (2013) menemukan bahwa semakin sering seorang wanita hamil dan melahirkan maka resiko nyeri punggung selama kehamilan meningkat.

Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika mengangkat benda yang ada dilantai cenderung tidak mengalami nyeri punggung. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika mengangkat benda yang ada dilantai cenderung mengalami nyeri punggung ringan, sedang dan berat. Dapat disimpulkan bahwa nyeri punggung beresiko dialami oleh ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika mengangkat benda yang ada dilantai. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sanya, dkk (2005) mengenai faktor resiko nyeri punggung bawah pada pekerja rumah sakit di Nigeria dengan hasil faktor resiko tertinggi ialah kesalahan postur tubuh pada saat mengangkat benda yakni sebesar 69%. Hasil penelitian Samad, dkk (2010) terhadap kejadian dan faktor resiko nyeri punggung bawah pada guru sekolah melaporkan bahwa hal utama yang berkontribusi terhadap nyeri punggung bawah ialah mengangkat benda yakni sebesar 28%.

Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika berbaring cenderung tidak mengalami nyeri punggung dan mengalami nyeri punggung sedang. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika berbaring cenderung mengalami nyeri punggung ringan dan berat.


(65)

tidak benar ketika berbaring mengalami nyeri punggung, artinya mekanika tubuh yang tidak benar ketika berbaring berkontribusi terhadap terjadinya nyeri punggung.

Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar ketika bangun cenderung tidak mengalami nyeri punggung dan mengalami nyeri punggung ringan dan sedang. Namun, ibu hamil dengan mekanika tubuh tidak benar ketika bangun cenderung mengalami nyeri punggung berat. Ini artinya nyeri punggung dapat dipengaruhi oleh mekanika tubuh yang tidak benar ketika bangun.

Skala nyeri punggung yang dialami oleh ibu hamil bervariasi mulai dari nyeri skala ringan, sedang, bahkan berat. Ibu hamil dengan mekanika tubuh yang tidak benar akan beresiko mengalami nyeri punggung, ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Llyod (2012) bahwa ada hubungan body mekanik dengan kejadian nyeri punggung yang dialami oleh ibu hamil pada trimester III. Ibu hamil dengan mekanika tubuh benar berkemungkinan masih beresiko mengalami nyeri punggung, karena ada faktor predisposisi lainnya yang menyebabkan nyeri punggung selain mekanika tubuh. Fraser (2009) menyebutkan bahwa faktor predisposisi nyeri punggung selama kehamilan diantaranya penambahan berat badan, pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen, riwayat nyeri punggung dan paritas. Hasil penelitian oleh Wang, dkk (2003) bahwa nyeri punggung selama kehamilan dapat diakibatkan oleh umur, riwayat nyeri punggung, gangguan tidur, gangguan aktivitas sehari-hari.


(66)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai nyeri punggung dan mekanika tubuh pada ibu hamil di Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan.

1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berada dalam usia yang ideal untuk mengandung. Agama terbanyak adalah Islam. Suku bangsa terbanyak yaitu Jawa. Pendidikan terakhir terbanyak yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Usia kehamilan responden terbanyak pada trimester kedua. Mayoritas responden multigravida, multipara dan lebih kurang seperempat responden pernah mengalami abortus.

Hasil penelitian menunjukkan 30% responden tidak mengalami nyeri punggung selama kehamilan, 50% responden mengalami nyeri punggung skala ringan, 12% responden mengalami nyeri punggung skala sedang dan 8% responden mengalami nyeri punggung skala berat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden melakukan mekanika tubuh dengan benar dan tidak benar. Mekanika tubuh yang paling banyak dilakukan dengan benar oleh responden yaitu ketika bangun. Sedangkan mekanika tubuh yang paling banyak dilakukan dengan tidak benar oleh responden yaitu ketika


(67)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang melakukan dengan benar mekanika tubuh ketika berdiri, duduk, mengangkat benda yang ada dilantai, berbaring dan bangun tidak mengalami nyeri punggung. Namun, responden dengan mekanika tubuh benar ada yang mengalami nyeri punggung dan ada yang tidak mengalami nyeri punggung, ini dapat diakibatkan oleh faktor lain selain mekanika tubuh.

2. Saran

2.1.Pendidikan keperawatan

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat mengembangkan ilmu danpengetahuan bagi mahasiswa keperawatan terutama dalam mata kuliah maternitas, untuk dapat memahami dan mengerti mengenai nyeri punggung dan mekanika tubuh pada ibu hamil.

2.2. Pelayanan keperawatan

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi setiap pelayanan keperawatan baik di rumah sakit maupun di klinik dalam upaya mengurangi kejadian nyeri punggung pada ibu hamil yang diakibatkan karena penggunaan mekanika tubuh yang tidak benar.

2.3. Penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya. Peneliti berikutnya dapat melihat gambaran nyeri punggung berdasarkan mekanika


(68)

tubuh dengan menggunakan teknik wawancara untuk pengumpulan data. Peneliti selanjutnya juga dapat mencari faktor-faktor lain penyebab nyeri punggung pada ibu hamil selain mekanika tubuh.


(69)

Daftar Pustaka

Adnan, S. (2002). Hubungan antara Sikap Tubuh saat Bekerja dengan Nyeri Punggung Bawah pada Perajin Pelat Logam di Citereup Kabupaten Bogor. Skripsi. Universitas Indonesia.

Bull, E.,Archard, G. (2005). Simple Guide ; Nyeri Punggung. Jakarta : Erlangga. Brayshaw, E., Kapoh, R. P., Ester, M. (2007). Senam Hamil dan Nifas. Jakarta :

EGC.

Craven.,Hirnle. (2009). Fundamentals of Nursing : Human Health and Function. USA : Lippincott Company.

Defriyan. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Proses Penyulaman Kain Tapis di Sanggar Family Art Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Erniyati. (2014). Kualitas Hidup Ibu yang Melahirkan di Klinik-Klinik Bersalin di Kecamatan Medan Belawan. Laporan Akhir. Universitas Sumatera Utara. (belum dipublikasi).

Fraser, D. M., Cooper, M. A., Fletcher, G. (2009). Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta : EGC.

Gatam, M. (2006). Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : EGC.

Hegner.,Caldwell. (2003). Asisten Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.

Hidayat, A Aziz Alimul. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Hutapea, J. (2012). Analisis Faktor Penyebab Pemukiman Kumuh di Kota Medan : Studi Kasus Kecamatan Medan Belawan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Kasmadi., Sunariah, N.S. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.

Kozier, B., Erb, B., Berman, A., Snyder, S. J. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Llyod, S.S. (2012). Hubungan Body Mekanik dengan Kejadian Nyeri Punggung yang dialami Ibu Hamil Trimester III di BPS Ida Purwanto Gunungpati Semarang. Semarang : Stikes NWU.


(70)

Manuaba, I.B.G. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal., Chayatin, Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan ; Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, P. A., Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Pujiningsih, S. (2010). Permasalahan Kehamilan yang Sering Terjadi. Jakarta : Oryza.

Samad, N.I.A., dkk. (2010). Pravelence of low Back Pain and its Risk Factors among Schools Teachers. American Journal of Applied Sciences 7(5):634-639.

Sanya, A.O., Omokhodion, F.O., Ogwumike, O,O. (2005). Risk Factors For Low Back Pain Among Hospital Workers in Ibadan, Oyo State. Nigeria. Journal of the Nigeria Society of Physiotherapy 15(2) : 31-34.

Saryono., Mekar, D.A. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Simkin, P., Whalley, J., Keppler, A. (2007). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta : Arcan.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.

Stoppard, M. (2008). Ensiklopedia Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta : Erlangga. Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Thorn, G. (2003). Kehamilan Sehat ; Panduan Praktis Diet, Olahraga, dan Relaksasi bagi Ibu hamil. Jakarta : Erlangga.

Tarwoto., Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Tarau, L., Burst M. (2011). Nyeri Kronis : Pedoman Terapi untuk Praktik Dokter. Jakarta : EGC.


(71)

Ummah, F. (2012). Nyeri Punggung pada Ibu Hamil ditinjau dari Body Mekanik dan Paritas di Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, 18, 32-38.

Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan ; Volume 1. Jakarta : EGC. Walsh, L.V. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Wang, S.M.., Dezinno, P.R.N., Maranets, I., Berman, M.R., Caldwell, A., Alison, A., Zeev, N. (2003). Low Back Pain During Pregnancy : Pravelence, Risk Factors, and Outcomes. New Haven : Yale University School of Medicine. Wicaksono, Bagus. (2012). Faktor yang Berhubungan dengan Nyeri Punggung

Bawah pada Bidan saat Menolong Proses Persalinan. Skripsi. Universitas Airlangga.

Yoseva, F., Misrawati., Hasneli, Y. (2013). Efektifitas Senam Hamil terhadap Penurunan Nyeri Punggung pada Ibu Hamil.


(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)