106 Lanjutan tabel 6.1
1 2
3 4
14. 9.3.1 Telah mendokumentasikan dan
menerapkan prosedur mengenai penyimpanan, penanganan dan
pemindahan BKB sesuai dengan persyaratan peraturan
perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang
relevan Prosedur terkait tidak ada
15. 9.3.3 Terdapat sistem untuk
mengindentifikasi dan pemberian label secara jelas
pada bahan kimia berbahaya Prosedur terkait tidak ada
16. 12.5.1 Perusahaan mempunyai sistem yang menjamin kepatuhan
terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi di perusahaan
Prosedur terkait tidak ada
Permasalahan yang dialami oleh PT Marimas Putera Kencana dalam implementasi SMK3 secara garis besar antara lain: 1 perusahaan belum terbentuk
panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja P2K3, 2 belum mempunyai sistem penandaan bagi peralatan yang sudah tidak aman lagi digunakan atau sudah
tidak digunakan, 3 belum memasang log out dan tag out LOTO pada mesin produksi yang dalam masa perawatan atau perbaikan untuk mencegah sarana
produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya, 4 belum mempunyai sistem penanda kebakaran berupa sirine safety protect di semua departemen kerja, 5 belum
mempunyai sarana tempat pelayanan kesehatan.
6.2 Saran
Saran untuk Perusahaan telah dikemukakan dan diuraikan sebelumnya dalam BAB V sehingga secara garis besar, pokok saran yang harus dilakukan Tabel 6.2:
107 Tabel 6.2: Saran
No Kriteria
Saran 1.
1.4.3 Perusahaan telah membentuk P2K3 sesuai dengan
peraturan perundangan Wajib
membentuk P2K3
panitia pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di perusahaan 2.
6.5.7 Terdapat sistem penandaan bagi peralatan yang
sudah tidak aman lagi digunakan atau sudah tidak digunakan
Wajib memunyai sistem penandaan bagi peralatan yang sudah tidak aman lagi
digunakan atau sudah tidak digunakan
3. 6.5.8 Dilakukan penerapan
sistem penerapan penguncian pengoperasian lock out system
untuk mencegah sarana produksi tidak dihidupkan sebelum
saatnya Wajib memasang log out dan tag out
LOTO pada mesin produksi yang dalam masa perawatan atau perbaikan untuk
mencegah sarana
produksi tidak
dihidupkan sebelum saatnya
4. 6.7.6 Peralatan dan sistem
tanda bahaya keadaan darurat disediakan, diperiksa, diuji, dan
dipelihara secara berkala sesuai dengan peraturan perundangan,
standar dan pedoman teknis Wajib
mempunyai sistem
penanda kebakaran berupa sirine safety protect di
semua departemen kerja
5. 7.4.4 Perusahaan menyediakan
pelayanan kesehatan Kerja wajib
mempunyai sarana
tempat pelayanan kesehatan, seperti mendirikan
poliklinik di perusahaan untuk pelayanan kesehatan kepada semua pekerja
108
DAFTAR PUSTAKA A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja,
Semarang : Badan Penerbit undip.
Angka Kecelakaan Kerja Tahun Ini Meningkat, 10 Mei 2012, diakses tanggal 25
Agustus 2012,
http:www.jamsostek.comindex.php201208252709 2
Angka-Kecelakaan-Kerja-Tahun-ini-Meningkat.
Anselm Strauss, dkk., 2007, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, Terjemahan oleh Muhammad Shodiq, dkk.,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Deddy Mulyana, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Eko Budiarto, 2002, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Gempur Santoso, 2004, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
John Ridley, 2008, Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Terjemahan oleh
Soni Astranto, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kepmenaker, 1987, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.KEP 155MEN1987 tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No.KEP.125MEN1982, tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah, dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, http:www.docstoc.comdoc13259006
himpunan_peraturan_hiperkes_pdf, diakses tanggal 15 Juni 2012.
Kepres, 1993, Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Kepentingan Asuransi Tenaga Kerja, http:www.docstoc.com doc 1325900607612
himpunan_peraturan_hiperkes_pdf, diakses tanggal 10 Juni 2012.
Lexy J. Moleong, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhammad Noor Cahyo E. P, 2003, Perbandingan Analisis Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian serta Tindak Koreksi dan Pencegahan di Sebuah
Perusahaan Tekstil di Kabupaten Semarang dengan Persyaratan OHSAS 18001:1999 elemen 4.5.2, Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.
109
Noor Dian Syah, 2007, Tinjauan Penerapan Pendokumentasian dengan Standar SMK3 Permenaker Nomor 5 Tahun 1996 di PT Sinar Djadja Semarang,
Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Norman K. Denzin dkk., 2009, Handbook of Qualitative Research, Terjemahan oleh
Dariyatno, dkk., Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Peraturan Pemerintah, 2012, Peraturan Pemerintah No.502012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, diakses tanggal 10 juni
2012, http:www.docstoc.comdoc13259006himpunan_ peraturan_hiperkes _pdf.
Permenaker, 1981, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor.PER.01MEN1981 tentang Ketentuan Wajib Melapor Penyakit
akibat Kerja, http:www.docstoc.comdoc13259006himpunan_peraturan_ hiperkes_ pdf , diakses tanggal 10 juni 2012.
Ridwan Harrianto, 2010, Buku Ajar Kesehatan Kerja, Jakarta: EGC. Robbin Stephen P, 2001, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT INDEKS kolompok
Gramedia.
Soehatman Ramli, 2010, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001, Jakarta: PT Dian Rakyat.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D, Bandung:
Alfa Beta.
Soekidjo Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Suma‟mur P.K., 1996, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Gunung
Agung.
Syukri Sahab M.S., 1997, Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Jakarta: PT Bina Sumber Daya Manusia.
Tarwaka, dkk., 2004, Ergonomi untuk Kesehatan Kerja dan Produktivitas,
Surakarta: UNIBA Press.
____________, 2008, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja, Surakarta: Harapan Press.
LAMPIRAN
110
Lampiran 1: Wawancara dan Pengisian Lembar check list
Nomor Narasumber : 01
Hari dan Tanggal Pengambilan Data : Kamis, 10 Januari 2013
IDENTITAS NARASUMBER
1.
Nama : Antonius Binawan Adimulyo
2.
Umur : 36 Tahun
3.
Jenis Kelamin : Laki-laki
4.
Pendidikan Terakhir : Sarjana Teknik Kimia
5.
Unit Kerja : Quality Sytem
6.
Jabatan : Manajer
7.
Masa Kerja : 11 Tahun
111 Lanjutan lampiran 1
Wawancara dan Pengisian Lembar Check List dengan
Manajer Quality Syistem
Keterangan: P = Pewawancara dan R = Responden. 1. Wawancara Nomor 1
Kriteria 1.2.4 P: ”Jelaskan di PT Marimas Putera Kencana pengusaha atau pengurus
bertanggung jawab secara penuh untuk menjamin pelakasanaan SMK3? ‟‟
R: ‟‟Iya pasti itu mas, misalnya: Disini sudah lama semenjak Tahun 2002 sudah memiliki penetapan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 yang
tertulis dan disahkan oleh direktur, Manajemen PT Marimas Putera Kencana menyatakan komitmenya untuk senantiasa meningkatkan dan mengembangkan
kiat kerja yang baik dan teratur secara terus menerus dengan melaksanakan dan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja melalui: 1 penyertaan setiap
karyawan dalam mewujudkan ketenangan, kesejahteraan dan keselamatan kesehatan kerja, 2 pemahaman dan penerapan K3 untuk semua karyawan
perusahaan, 3 penurunan bahaya potensial, kejadian atau kecelakaan kerja pada perusahaan, 4 pemeliharaan lingkungan kerja agar tetap selalu sehat, nyaman
dan aman, 5 penyedian sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu dan produktivitas, 6 perbaikan sistem manajemen K3 secara konsisten dan
berkesinambungan.” 2. Wawancara Nomor 2
Kriteria 1.2.5
112 P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana petugas yang bertanggungjawab
untuk penanganan keadaan darurat telah ditetapkan dan mendapatkan pelatihan? Berikan contohnya bila ada?
” R: ‟‟Iya sudah mas, manajer QS melakukan identifikasi terhadap potensi keadaan
darurat yang ada serta membuat form daftar potensi keadaan darurat, misalnya: dengan metode dokumentasi berupa pembuatan standar keadaan darurat, nomor
telepon penting, struktur organisasi keadaan darurat, tugas dan tanggungjawab tim penanggulangan keadaan darurat dan dan standar penyimpanan tabung gas
bertekanan, standar keadaan darurat sudah disosialisasikan kepada setiap karyawan, uji coba pelatihan penanganan keadaan darurat dilakukan sekali
dalam setahun di bawah koordinasi koordinator tim penanggulangan serta hasilnya tertulis dalam form evaluasi uji coba penanganan keadaan darurat.”
3. Wawancara Nomor 3 Kriteria 1.2.6
P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana mendapatkan saran dari para ahli di bidang K3 yang berasal dari dalam atau luar perusahaan?
” R: ‟‟Dari Top Management sendiri sudah memberikan masukan, misal tentang
pembuatan IPAL dan penangkal petir yang sesuai dengan standar dan memperoleh masukan dari disnakertrans
tentang pelatihan tentang K3.” 4. Wawancara Nomor 4
Kriteria 1.3.3 P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana pengurus harus meninjau ulang
pelaksanaan SMK3 secara berkala untuk menilai kesesuaian dan efektivitas SMK3?
113 R: ”Iya dilakukan peninjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen
Quality System oleh manajer dilakukan evaluasi penerapan kebijakan K3, tujuan, sasaran dan kinerja K3, audit K3 merupakan alat untuk mengukur
besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja secara sistematik, hasil temuan audit K3 dan evaluasi efektifitas penerapan SMK3 dan
kebutuhan untuk mengubahnya, menerima saran untuk perbaikan yang dilaksanakan dalam jangka waktu setahun sekali
.” 5. Wawancara Nomor 5
Kriteria 1.4.1 P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana keterlibatan dan penjadwalan
konsultasi tenaga kerja dengan wakil perusahaan didokumentasi dan disebarluaskan ke seluruh tenaga kerja?
” R: ”Iya disini itu ada forum komunikasi keluarga marimas FK2M diadakan
sebulan sekali yang bertujuan untuk konsultasi antara tenaga kerja dan wakil perusahaan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan serta di
dokumentasikan dengan foto kegiatan dan di sebarluaskan melalui papan informasi yang ada di departemen personalia di tempel foto kegiatan FK2M yang
dilaksanakan setiap sebulan sekali.” 6. Wawancara Nomor 6
Kriteria 2.4.1 P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana informasi yang dibutuhkan mengenai
kegiatan K3 disebarluaskan secara sistematis kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan, dan pemasok?
”
114 R: ”iya sudah mas, misal penggunaan APD serta pemberian informasi tentang
prosedur keamanan dalam lingkungan kerja baik yang tertempel atau di informasikan secara langsung oleh petugas kepada seluruh tenaga kerja bagian
produksi, dan tamu yang ber kunjung di perusahaan.”
7. Wawancara Nomor 7 Kriteria 3.1.1
P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana prosedur yang terdokumentasi mempertimbangkan bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko yang dilakukan
pada tahap perancangan dan modifikasi?
”
R: ”Iya ada mas, misal: identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko semuanya ada, bagian produksi kita di sini ada mesin mixer, single line, dan multi line kita
lakukan identifikasi, dan dicatat record ada di departemen QS .”
8. Wawancara Nomor 8 Kriteria 3.2.2
P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tinjauan kontrak oleh petugas yang berkompeten?
”
R: ”Iya ada mas, disini melakukan identifikasi potensi bahaya pada setiap jenis pekerjaan yang ada di perusahaan dilakukan oleh departemen Quality System
karena sebagai penanggung jawab Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan record
ada di departemen QS.” 9. Wawancara Nomor 9
Kriteria 5.1.1
115 P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana terdapat prosedur yang
terdokumentasi yang dapat menjamin bahwa spesifikasi teknik dan informasi lain yang relevan dengan K3 telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli?
” R: ”Iya terorganisir dengan baik semuanya, prosedur pembelian yang
terdokumentasi yang mempertimbangkan faktor K3, dan pengisian checklist yang kaitanya dengan keputusan pembelian, prosedur pemeriksaan barang dan jasa
yang akan di beli, misal: pembelian bahan baku gula, plastik kemasan.” 10. Wawancara Nomor 10
Kriteria 6.1.1 P:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana petugas yang kompeten telah mengidentifikasi bahaya, menilai dan mengendalikan risiko yang timbul dari
suatu proses kerja ?”
R: “Iya mas disini itu manajer di departemen produksi yang menentukan identifikasi bahaya, misal: pengisian checklist untuk identifikasi sumber bahaya,
penilaian resiko di tempat kerja, dan penentuan skala prioritas tingkat resiko yang telah dinilaiuntuk tindakan perbaikan .”
11. Wawancara Nomor 11 Kriteria 6.3.1
P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana persyaratan tugas tertentu termasuk
persyaratan kesehatan diidentifikasi dan dipakai untuk menyeleksi dan menempatkan tenaga kerja
?” R: ”Iya mas ada, misal dilakukanya medical check up baik cek darah dan cek urin
agar mengetahui ada tidaknya kandungan NAPZA, foto rontgen kepada calon
116 pekerja yang sudah melewati tahap seleksi akhir tes masuk agar dapat diketahui
organ tubuh di dalamnya kondisinya seperti apa masih normal apa tidak. 12. Wawancara Nomor 12
Kriteria 6.3.2 P:
”Apakah di PT Marimas Putera Kencana penugasan pekerjaan harus berdasarkan kemampuan dan keterampilan serta kewenangan yang dimiliki
?” R: ”Iya mas disini ada semacam pelatihan yang bertempat di training center
perusahaaan guna memberikan keterampilan kepada tenaga kerja agar dapat melakukan tugas pekerjaan sesuai prosedur, misal training tentang bagaimana
bekerja dengan cara selamat.” 13. Wawancara Nomor 13
Kriteria 6.4.1 P:
”Apakah di PT Marimas Putera Kencana pengusaha atau pengurus melakukan penilaian risiko lingkungan kerja untuk mengetahui daerah yang memerlukan
pembatasan izin masuk ?”
R: ”Iya mas disini ada ruang kerja bagian penimbangan premiks yang tidak
semua pekerja boleh masuk ke dalam ruangan tersebut, hanya pekerja yang berwenang di bagian tersebut yang berhak masuk, misal: ada dokumen
identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang mengidentifikasikan pembatasan ijin masuk dan terdapat map atau denah pembatasan ijin masuk.”
14. Wawancara Nomor 14 Kriteria 6.5.2
P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana semua catatan yang memuat data
secara rinci dari kegiatan pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan
117 yang dilakukan atas sarana dan peralatan produksi harus disimpan dan
dipelihara ?”
R: ”Iya mas disini semua dokumen registrasi pabrik atau tentang catatan inspeksi lengkap, riwayat pemeliharaan, perubahan dan registrasi secara lengkap.”
15. Wawancara Nomor 15 Kriteria 6.5.4
P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana Pemeriksaan, pemeliharaan,
perawatan, perbaikan dan setiap perubahan harus dilakukan petugas yang kompeten dan berwenang?
” R: ”Iya mas ada, disini terdapat dokumen penugasan kepada personel yang
kompeten untuk kegiatan perawatan, perbaikan dan perubahan, serta dilengkapi dengan fotocopy sertifikat keahlian personel yang ditugaskan.”
16. Wawancara Nomor 16 Kriteria 6.5.9
P: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana terdapat prosedur yang dapat
menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang berada didekat sarana dan peralatan produksi pada saat proses pemeriksaan,
pemeli haraan, perbaikan dan perubahan?”
R: ”Di sini terdapat prosedur yang menjelaskan tentang pengaturan pengawasan, agar pada setiap proses pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan
yang dapat menjamin bahwa tugas pekerjaan dilakukan dengan aman.” 17. Wawancara Nomor 17
Kriteria 6.7.4
118 P:
”Apakah di PT Marimas Putera Kencana petugas penanganan keadaan darurat ditetapkan dan diberikan pelatihan khusus serta diinformasikan kepada seluruh
orang yang ada di tempat kerja?” R: ”Disini manajer QS melakukan identifikasi terhadap potensi keadaan darurat
yang ada serta membuat form daftar potensi keadaan darurat, misalnya: dengan metode dokumentasi berupa pembuatan standar keadaan darurat, nomor telepon
penting, struktur organisasi keadaan darurat, tugas dan tanggungjawab tim penanggulangan keadaan darurat dan dan standar penyimpanan tabung gas
bertekanan, standar keadaan darurat sudah disosialisasikan kepada setiap karyawan, uji coba pelatihan penanganan keadaan darurat dilakukan sekali
dalam setahun di bawah koordinasi koordinator tim penanggulangan serta hasilnya tertulis dalam form evaluasi uji coba penanganan kea
daan darurat.” 18. Wawancara Nomor 18
Kriteria 6.7.6 P:
”Apakah di PT Marimas Putera Kencana peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan darurat disediakan, diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang relevan
?” R: ”Disini tidak mempunyai sistem tanda bahaya misal sirine tanda bahaya
kebakaran, hanya mempunyai bell pengeras suara.” 19. Wawancara Nomor 19
Kriteria 6.8.1
119 P:
”Apakah di PT Marimas Putera Kencana telah mengevaluasi alat P3K dan menjamin bahwa sistem P3K yang ada memenuhi peraturan perundang-
undangan, standar dan pedoman teknis ?”
R: ”Disini punya standar prosedur tentang P3K di departemen produksi, dokumen penilaian P3K yang diperlukan di tempat kerja berdasarkan identifikasi
kebutuhan P3K dan terdapat catatan inspeksi tentang fasilitas P3K misal berbagai macam obat-obatan umum yang di sediakan pada kotak P3K di bagian
produksi.” 20. Wawancara Nomor 20
Kriteria 6.8.2 P
: ”Apakah di PT Marimas Putera Kencana petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk sesuai den
gan peraturan perundangan?” R: ”iya disini petugas yang bertanggungjawab atas P3K sudah diberikan
pelatihan dari perusahaan yang biasanya bekerja sama dengan dinas PMI Kota Semarang untuk melaksanakan pelatihan tersebut, dan juga PT Marimas Putera
Kencana setiap 6 bulan sekali dilaksanakan donor darah.” 21. Wawancara Nomor 21
Kriteria 7.1.1 P
: ”
Apakah di PT Marimas Putera Kencana pemeriksaan atau inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur?
” R: ”Iya disini manajer departemen Quality System yang melaksanakan
pemeriksaan atau inspeksi secara berkala, misal pengecekan mesin produksi dilakukan 3 bulan sekali, semua prosedur tentang pemeriksaan tempat kerja dan
120 cara kerja yang telah terdokumentasi untuk inspeksi yang termasuk jadwal dan
checklist yang mencakup seluruh lokasi dan sumber bahaya.” 22. Wawancara Nomor 22
Kriteria 7.2.1 P
: “
Apakah di PT Marimas Putera Kencana pemantauan atau pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan secara teratur dan hasilnya didokumentasikan,
dipelihara dan digunakan untuk penilaian dan pengendalian risiko? ”
R: ”Iya disini terdapat jadwal pemantauan lingkungan secara rutin 6 bulan sekali, juga ada prosedur yang terdokumentasi berupa jadwal dan checklist yang
mencakup seluruh lokasi dan sumber bahaya yang di gunakan untuk membuat review pengendalian resiko.”
23. Wawancara Nomor 23 Kriteria 7.2.2
P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana pemantauan atau pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi?
” R: “disini tidak semua catatan sumber-sumber bahaya yang ada di lingkungan
kerja ada, serta hanya ada dokumen penetapan faktor-faktor lingkungan kerja yang di pantau oleh manajer Quality System
yang rutin memonitoring.” 24. Wawancara Nomor 24
Kriteria 7.2.3 P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana pemantauan atau pengukuran lingkungan kerja dilakukan oleh petugas atau pihak yang berkompeten dan
berwenang dari dalam atau luar perusahaan? ”
121 R: “disini pemantauan lingkungan kerja terjadwal dan dilakukan secara reguler
untuk menjamin bahwa kondisi lingkungan kerja sesuai dengan standar atau nilai ambang batas NAB serta penunjukan personelnya adalah orang yang
berkompeten dari dalam perusahaan yang telah mempunyai sertifikat keahlian yang ditugaskan dan laporanya terdokumentasi, misal manajer produksi yang
melakukan pengukuran lingkungan kerja mempunyai sertifikat pelatihan K3L” 25. Wawancara Nomor 25
Kriteria 7.4.1 P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada tempat kerja yang mengandung potensi bahaya
tinggi sesuai dengan peraturan perundangan? ”
R
:
“Iya ada mas, disini dilakukan check up rutin setahun sekali dilakukan foto rontgen kepada semua tenaga kerja bagian produksi, karena di bagian produksi
itu renta n sekali terpapar paparan debu.”
26. Wawancara Nomor 26 Kriteria 7.4.3
P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-
undangan? ”
R: “Iya ada, dokter pemeriksanya datang ke perusahaan untuk melaksanakan pemeriksaan ke semua tenaga kerja dan hasil diagnosisnya dilaporkan ke
perusahaan pada manajer personalia.” 27. Wawancara Nomor 27
Kriteria 7.4.5
122 P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana catatan mengenai pemantauan kesehatan tenaga kerja dibuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan?
” R: “Iya semua data tentang rekam medis semua tenaga kerja ada dan sangat di
perlukan untuk upaya pencegahan dan perbaikan terhadap faktor penyebab timbulnya penyakit, dokumen sistem pemantauan kesehatan kerja, kartu tanda
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, laporan analitis statistik kesehatan kerja semua dokumen tersimpan di departemen personalia.”
28. Wawancara Nomor 28 Kriteria 8.3.1
P
:
“Apakah PT Marimas Putera Kencana mempunyai prosedur pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
?” R: “Iya semua data ada, misal: dokumen prosedur penyelidikan kecelakaan,
insiden dan penyakit akibat kerja, formulir dan checklist penyelidikan kecelakaan.‟‟
29. Wawancara Nomor 29 Kriteria 9.1.1
P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana terdapat prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko yang berhubungan dengan
penanganan secara manual dan mekanis? ”
R: “Iya semua ada prosedurnya, misal: prosedur mekanisme kerja tubuh ketika mengangkat, prosedur memindahkan beban menggunakan kereta dorong, dan
prosedur pemindahan beban menggunakan forklift .”
30. Wawancara Nomor 30 Kriteria 9.1.2
123 P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan berwenang?
” R: “Iya semua ada, dan yang bertanggungjawab atas identifikasi bahaya dan
penilaian risiko adalah manajer departemen Quality System .”
31. Wawancara Nomor 31 Kriteria 9.2.1
P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan disimpan dan dipindahkan dengan cara yang aman sesuai dengan
peraturan perundangan? ”
R: “Iya semua ada prosedurnya, misal: terdapat prosedur kerja aman untuk penanganan bahan, material safety data sheets MSDS yang ada di masing
masing bahan semua ada tertempel, prosedur penanganan keadaan darurat, dan juga sudah ada prosedur penanganan yang aman, misal: prosedur mekanisme
kerja tubuh ketika mengangkat, prosedur memindahkan beban menggunakan kereta dorong, dan prosedur pemindahan beban menggunakan alat yang bernama
forklift .‟‟
32. Wawancara Nomor 32 Kriteria 9.2.3
P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan dibuang dengan cara yang aman sesuai dengan peraturan
perundangan? ”
124 R:
“Iya semua ada prosedurnya, misal pembuangan limbah cair diolah kembali menjadi air bersih, sisa hasil limbah gula sapon dijual, atau sisa retur di jual
sebagai bahan campuran pembuatan palet.” 33. Wawancara Nomor 33
Kriteria 9.3.1 P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana telah mendokumentasikan dan menerapkan prosedur mengenai penyimpanan, penanganan dan pemindahan
BKB sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang relevan?
R: “Disini belum pernah ada mas, soalnya perusahaan tidak banyak menggunakan bahan kimia yang berbahaya, misal kaporit.”
34. Wawancara Nomor 34 Kriteria 12.2.1
P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana anggota manajemen eksekutif dan pengurus berperan serta dalam pelatihan yang mencakup penjelasan tentang
kewajiban hukum dan prinsip serta pelaksanaan K3? ”
R: “Iya pasti mas, bahkan dari top manajemen yang bertanggungjawab atas acara pelatihan dan bertindak sebagai salah satu narasumber.”
35. Wawancara Nomor 35 Kriteria 12.2.2
P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana manajer dan pengawas atau penyelia menerima pelatihan yang sesuai dengan peran dan tanggungjawab mereka?
”
125 R: “Iya ada mas, daftar hadir training K3nya ada baik untuk eksekutif atau senior
manajemen, serta materi training K3nya ada lengkap yang di ikuti oleh eksekutif atau senior manajemen.”
36. Wawancara Nomor 36 Kriteria 12.3.1
P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk tenaga kerja baru dan yang dipindahkan agar mereka dapat
melaksanakan tugasnya secara aman? ”
R: “Iya ada mas, semua tenaga kerja telah diberikan pelatihan tentang tugas dan tanggungjawab masing-masing yang pelaksanaanya bertempat di training center
perusahaan.” 37. Wawancara Nomor 37
Kriteria 12.5.1
P
:
“Apakah di PT Marimas Putera Kencana mempunyai sistem yang menjamin kepatuhan terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku untuk melaksanakan tugas khusus, melaksanakan pekerjaan atau mengoperasikan peralatan?
” R: “Disini tidak ada lisensi dalam kualifikasi melaksanakan tugas, apabila
pelaksanaan tugas khusus hanya dikerjakan oleh orang yang berkompeten di biudangnya dengan standar instruksi kerja, misal dalam pekerjaan perbaikan
instalasi listrik, petugas yang mengerjakan adalah tenaga kerja dari departemen teknik, .”
126 Lanjutan lampiran 1
No .
Elemen Butir Implementasi SMK3 PP
No.502012 Pelaksanaan
Keterangan Ada
Tidak Ada
1 2
3 4
5 6
1. .
Pemba ngunan
dan pemeli
haraan komitm
en Kriteria 1.1.1
“Kebijakan K3 yang tertulis,
bertanggal, ditandatangani
oleh pengusaha atau pengurus
secara jelas menyatakan
tujuan dan sasaran K3 serta komitmen
terhadappeningkat
an K3”.
Terlampir pada dokumen kebijakan K3 perusahaan
Kriteria 1.1.3 “Mengkomunikasi
kan kebijakan K3 kepada seluruh
tenaga kerja tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok dengan
tata cara yang
tepat”.
Di lakukan sosialisasi kebijakan K3 setiap ada
rapat rutin ataupun workshop di perusahaan, serta pe
mberian informasi la ngsung kepada setiap pelanggan atau
pema sok yang berkunjung ke perusahaan.
Kriteria 1.2.2 “, „‟penunjukan pena
nggungjwab K3 ha rus ada dokumen
yang mengidentif ikasi penunjukan
penanggung jawab K3 yang telah di
sah kan, dokumen Penunjuk K3
”.
Penanggung jawab K3 setiap departemen merupakan
tanggung jawab manajer yang tidak ada penunjukan
deskripsi atau jabatan sebagai persetujuan K3
perusahaan.
Kriteria 1.2.4 “Pengusaha atau
pengurus bertang gung jawab penuh
untuk menjamin pelakasanaan
SM
K3”.
Top manajemen men andatangani kebijak an K3
perusahaan dan menerapkan ISO 900 0:2000 yang
terintegr asi dengan Kebijakan K3 perusahaan
127 Lanjutan lampiran 1
1 2
3 4
5 6
Kriteria 1.4.3 “Perusahaan telah
membentuk P2K3 sesuai dengan
peraturan Perundang-
undangan”.
Masih dalam rencana pembentukan P2K3 di
perusahaan, tahun ini segera di resmikan
sudah ada draf baik kebijakan K3, struktur
organisasi calon anggota P2K3
Kriteria 1.4.4 “Ketua P2K3 adalah
pimpinan puncak atau p
engurus”.
- Kriteria 1.4.5
“Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai
peraturan
Perundangan”.
-
Kriteria 1.4.6 “P2K3 menitikber
atkan kegiatan pada pengembangan
kebijakan dan prosedur mengen
dalikan resiko”.
-
Kriteria 1.4.7 “Susunan pengurus
P2K3 di dokumen tasi kan dan di info
rmasikan kepada
tenaga kerja”.
-
Kriteria 1.4.8 “Perusahaan Telah
mengadakan Perte muan secara terat ur
dan hasilnya di sebarluaskan di
tempat kerja”.
Pertemuan antara penanggungjawab K3
setiap departemen di perusahaan dilaksanakan
3 bulan sekali, serta record hasil
pertemuan di simpan untuk review di
pertemuan yang akan datang dan di
sebarluaskan kepada pekerja oleh manajer
di setiap departemen.
128 Lanjutan lampiran 1
1 2
3 4
5 6
Kriteria 1.4.9 “P2K3 melaporkan
kegiatanya secara teratur sesuai deng
an peraturan
perundangan”.
-
2. Pembuatan
dan dokumentasi
rencana K3 Kriteria 2.1.1
“Terdapat prosedur terdokumentasi
untuk identifikasi bahaya, penilaian
dan pengendalian
resiko K3”.
Terlampir dalam dokumen K3
perusahaan, misal: dokumen identifikasi
dan penilaian resiko dari kegiatan
pengelolaan material, daftar alat bantu
mekanis yang digunakan, prosedur
pemindahan material yang aman.
3. Pengendalian,
perancangan, dan
peninjauan kontrak
Kriteria 3.2.2 “Identifikasi bahaya
dan penilai an risiko dilakukan pada
tinjauan kon trak oleh petugas yang
kompeten
”.
Terlampir dalam dokumen K3
perusahaan dan petugas tim audit K3
dari perusahaan
4. Pengendalian
dokumen Kriteria 4.1.1
“Dokumen K3 mempunyai
identifikasi status, wewenang, tanggal
pengeluaran dan
tanggal modifikasi”.
Terlampir dalam dokumen K3
perusahaan
5. Pembelian
dan pengendalian
produk Kriteria 5.1.2
“Spesifikasi pembelian untuk
Setiap sarana produksi, zat kimia
Atau jasa harus di lengkapi Spesifikasi
yang sesuai dengan persyaratan
Perundangan dan
Standar K3”.
Terlampir pada dokumen K3
perusahaan, Misal kaporit di cek
MSDS ada, SOP pembelian peralatan
produksi ada
129 Lanjutan lampiran 1
1 2
3 4
5 6
Kriteria 5.2.1 “Barang dan
jasa yang dibeli diperiksa
kesesuaianya dengan spesifikasi
pembelian”.
Terlampir dalam dokumen K3
perusahaan, selalu dicek kelengkapanya sebelum
barang turun.
6. .
Keamanan bekerja
berdasarkan SMK3
Kriteria 6.1.1 “Petugas yang
kompeten telah mengidentifikasi
bahaya, menilai dan mengendalikan risiko
yang timbul dari
suatu proses
kerja”.
Petugas yang melaksanakan adalah
manajer departemen produksi
Kriteria 6.1.5 “Terdapat sistem izin
kerja untuk tugas berisiko
tinggi”.
Jika ada pekerjaan berisiko tinggi dan
pegwai tidak mampu mengatasinya maka di
lakukan oleh pihak luar non pegawai.
Kriteria 6.1.6 “APD disediakan
sesuai kebutuhan dan digunakan secara
benar serta selalu dipelihara
dalam kondisi layak pakai”.
Misal: masker, wear
pack, safety shoes, helmet semua ada dan
di cek kelayakan secara berkala
Kriteria 6.1.7 “APD yang digunakan
dipasti kan telah dinyata kan layak
pakai sesuai dengan
standar”.
Semua APD dicek fisik dan analisa kelayakan
secara berkala.
130 Lanjutan lampiran 1
1 2
3 4
5 6
Kriteria 6.2.1 “Dilakukan
pengawasan
untuk menjamin bahwa setiap
pekerjaan dilaksanakan
dengan aman dan mengikuti
prosedur dan petunjuk kerja
yang telah ditentukan”.
IK instruksi kerja terlampir
dalam dokumen di setiap departemen
Kriteria 6.4.2 “Terdapat
pengendalian
atas daerah atau tempat dengan
pembatasan izin masuk”.
Sterilisasi ruangan penimbangan
premiks kecuali petugas yang berwenang diperbolehkan masuk
Kriteria 6.4.3 “Tersedianya
fasilitas dan
layanan di tempat kerja
sesuai dengan standar dan
pedoman teknis”.
Terdapat sarana atau fasilitas seperti parkir, locker, kantin,
toilet, tempat ibadah mushola dll
Kriteria 6.4.4 “Rambu K3
harus dipasang
sesuai dengan standard
dan pedoman teknis”.
Misal: rambu parkir, peletekan
apar, jalur evakuasi kebakaran, dilarang merokok di area ini
131 Lanjutan lampiran 1
1 2
3 4
5 6
Kriteria 6.5.2 “Semua catatan
yang memuat data secara rinci dari
kegiatan pemeriksaan,
pemeliharaan, perbaikan dan
perubahan yang dilakukan atas
sarana dan peralatan produksi
harus disimpan
dan dipelihara”.
Dicek catatan dan dokumen tentang pemeliharaan alat
produksi yang di pegang manajer produksi
Kriteria 6.5.3 Sarana dan
peralatan produksi memiliki sertifikat
yang masih berlaku sesuai
dengan persyaratan
peraturan P
erundangan”.
Peralatan produksi dicek tanggal masa berlaku
Kriteria 6.5.7 “Terdapat sistem
untuk penandaan bagi peralatan
yang sudah tidak aman lagi untuk
digunakan atau sudah tidak
digunakan”.
Peralatan yang tidak digunakan langsung di pindahkan dari
tempatnya kemudian di uji kelayakan, apabila masih bisa
diperbaiki digunakan kembali, kalau tidak di jual rongsok.
Kriteria 6.5.8 Dilakukan
penerapan sistem penguncian
pengoprasian lock out System untuk
mencegah agar sarana produksi
tidak dihidupkan sebelum
saatnya”.
Tidak ada priosedur sistem penandaan atau pelabelan, misal:
bagi alat yang diginakan ataupun alat yang rusak.
132 Lanjutan lampiran 1
1 2
3 4
5 6
Kriteria 6.8.1 “Perusahaan telah
mengevaluasi alat P3K dan
menjamin bahwa sistem P3K yang
ada memenuhi peraturan
Perundangan, standar dan
pedoman teknis.”
Terdapat peralatan P3k di departemen produksi
7. Standar
pemantauan Kriteria 7.4.4
“Perusahaan menyediakan
pelayanan kesehatan kerja
sesuai peraturan p
erundangan”.
Pelayanan kesehatan di lakukan di luar
perusahaan
8. Pelaporan
dan perbaikan
kekurangan Kriteria 8.3.1
“Mempunyai prosedur
pemeriksaan dan pengkajian
kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja
”.
Terlampir dalam dokumen K3 perusahaan
9. Pengelolaan
material dan perpindahan
Kriteria 9.2.1 “Terdapat
prosedur yang menjamin bahwa
bahan disimpan dan dipindahkan
dengan cara yang aman sesuai
dengan peraturan Perundangan
”.
SOP pemindahan barang terlampir
Kriteria 9.2.3 “Terdapat
prosedur yang menjamin bahwa
bahan dibuang dengan cara yang
aman sesuai dengan peraturan
Perundangan
”.
SOP pembuangan limbah terlampir
Miasal: BOD
133 Lanjutan lampiran 1
1 2
3 4
5 6
Kriteria 9.3.3 “Terdapat sistem
untuk mengidentifikasi
dan pemberian label secara jelas
pada bahan kimia
berbahaya”.
Belum jelas mana bahan kimia berbahaya
yang harus di beri label atau tidak,karena minim
penggunaan BKB
Kriteria 9.3.4 “Terdapat rambu
peringatan bahaya terpasang sesuai
dengan persyaratan
peraturan Perun dangan dan
standar yang
relevan”.
Misal: rambu dilarang merokok di area ini,
dilarang masuk ruangan ini selain petugas,
jumlah apar yang tersedia, jalur evakuasi
kebakaran
10. Pengembangan keterampilan
dan kemampuan
Kriteria 12.5.1 “Mempunyai
sistem yang menjamin
kepatuhan terhadap
persyaratan lisensi atau
kualifikasi sesuai dengan peraturan
Perun dangan yang berla ku
untuk melak sanakan tugas
khusus, melaksa nakan pekerjaan
atau mengoper asikan peralatan
”.
Tugas khusus dilakukan oleh pekerja di
bidangnya masing- masing,larena tidak ada
prosedur yang terdokumentasi yang
menyatakan keharusan adanya sertifikasi atau
kualifikasi terhadap tenaga kerja yang
mengoperasikan peralatan khusus.
134
Lampiran 2: Formulir Kebijakan K3
PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA
PEDOMAN K3
KEBIJAKAN K3
Tanggal Efektif : 01-
06-02 Bagian
: I No. Terbit Revisi
: 01 Halaman
: 1 dari 8
KEBIJAKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA
Manajemen PT. MARIMAS PUTERA KENCANA menyatakan komitmennya untuk senantiasa meningkatkan dan mengembangkan kiat kerja yang baik dan teratur
secara terus menerus dengan melaksanakan dan menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja melalui:
1. Penyertaan setiap karyawan dalam mewujudkan ketenangan, kesejahteraan dan kesehatan keselamatan kerja.
2. Pemahaman dan penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja K3 untuk semua karyawan perusahaan.
3. Penurunan “Potential Hazard” bahaya potensial, kejadian atau kecelakaan kerja
pada perusahaan.
4. Pemeliharaan lingkungan kerja agar tetap selalu sehat, nyaman dan aman. 5. Penyediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu dan produktivitas.
6. Perbaikan sistem manajemen K3 secara konsisten dan berkesinambungan.
Semarang, 01 Juni 2003
Harjanto Halim Direktur
135 Lanjutan lampiran 2
STATUS TERBITAN HALAMAN BAGIAN
HALAMAN REVISI
BAGIAN HALAMAN
REVISI
Disahkan oleh : Harjanto Halim
Direktur Tanggal
: 25 APRIL 2002
PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA
PEDOMAN K3
KEBIJAKAN K3
Tanggal Efektif : 01-
06-02 Bagian
: I No. Terbit Revisi
: 01 Halaman
:
3 dari 8
136 Lanjutan lampiran 2
LEMBAR PENGENDALIAN
PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA
PEDOMAN K3
KEBIJAKAN K3
Tanggal Efektif : 01-06-
02 Bagia
n : I
No. Terbit Revisi : 01 0 Halaman
:
4 dari 8
BAGIAN HALAMAN
REVISI TGL.
DISETUJUI KETERANGAN
137 Lanjutan lampiran 2
PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA
PEDOMAN K3
KEBIJAKAN K3
Tanggal Efektif : 01-06-02
Bagian : I
No. Terbit Revisi : 01 0 Halaman
: 5 dari 8
DAFTAR DISTRIBUSI NOMER
SALINAN PEMEGANG DOKUMEN
PEDOMAN K3 ASLI
Wakil Manajemen 01
Direktur 02
Wakil Direktur 03
Manajer Pembelian 04
Manajer Pemasaran 05
Manajer Personalia 06
Manajer R D 07
Manajer PPIC 08
Manajer QC 09
Manajer Pengolahan 10
Manajer Pengemasan 11
Manajer Teknik 12
Manajer Umum 13
Manajer Keuangan 14
Manajer QS
138 Lanjutan lampiran 2
PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA
PEDOMAN K3
KEBIJAKAN K3
Tanggal Efektif : 01-06-02
Bagian : I
No. Terbit Revisi : 01 0 Halaman
: 6 dari 8
VI. STATUS PEDOMANSTATUS PEDOMAN VI.1. DISTRIBUSI
VI.1.1. Pedoman K3 harus disetujui oleh Direktur sebelum dikeluarkan. VI.1.2. Tiap salinan pedoman K3 harus menunjukkan apakah salinan tersebut
terkendali atau tidak. Semua salinan terkendali harus dicap dan bernomor. VI.1.3. Sekertaris harus bertanggung jawab atas penerbitan salinan terkendali
dari pedoman K3, dan harus memelihara sebuah daftar distribusi dari pemegangnya.
VI.2. PENGENDALIAN PERUBAHAN
VI.2.1. Semua revisi dan penerbitan pedoman K3 harus disetujui oleh direktur sebelum dikeluarkan
VI.2.2. Sekertaris harus bertanggung jawab atas tersebarnya semua revisi dari pedoman K3.
VI.2.3. Revisi harus dilakukan dengan menggantikan halaman yang bersangkutan. Tiap halaman yang direvisi harus diidentifikasikan oleh nomor
revisi dan tanggal revisi. Semua revisi harus diterbitkan dengan menyertakan pengantar berupa lembar pengendalian, yang juga harus berisi uraian dari revisi
itu.
Revisi harus bernomor urut rev. : 0,1,2, dst., sampai saat terbitan baru mencakup semua perubahan sebelumnya.
Sekertaris harus bertanggung jawab untuk menerbitkan ulang pedoman K3 setiap 3 tahun sekali. Aturan penomoran status terbit dengan menggunakan angka
nomor terbit : 01,02,03, dst. Status terbit akan selalu berganti ke nomor berikutnya, apabila nomor revisi telah
mencapai nomor urut 10. rev : 10 Semua pemegang salinan terkendali pedoman K3 bertanggung jawab atas
kemutakhiran
dokumen yang
dipercayakan kepadanya
tersebut dan
mengembalikan terbitan atau halaman yang kadaluarsa kepada sekertaris. Status revisi dari tiap halaman pedoman K3 harus menjadi sasaran audit sebagai
bagian dari program audit mutu internal.
VI.3. LINGKUP Lingkup
K3 yang diaplikasikan di lingkungan kerja dan pabrik PT. Marimas Putera Kencana
139 Lanjutan lampiran 2
PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA
PEDOMAN K3
KEBIJAKAN K3
Tanggal Efektif : 01-06-02
Bagian : I
No. Terbit Revisi : 01 0 Halaman
: 7 dari 8
VII. JOB DESCKRIPTION VII. 1. KETUA UMUM Ketua Umum
1. Membuat Kebijakan K3. 2. Memberikan komitmen penuh terhadap pelaksanaan sistem K3.
3. Menyediakan sarana-sarana untuk mendukung kelangsungan sistem K3 yang diimplementasikan.
VII. 2. Ketua 1. Memastikan bahwa Kebijakan K3 telah dipahami, diimplementasikan
dan dipelihara 2. Mengusahakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
implementasi sistem K3 3. Memonitoring dan memastikan bahwa tugas dari masing-masing
pengurus telah berjalan sesuai dengan job descriptionnya. 4. Memprakarsasi dan memimpin rapat K3 secara berkala sehingga dapat
memastikan tercapainya kesesuaian dan efektifitas secara berkala. VII. 3. Koordinator
1. Menggantikan fungsi Ketua I bila berhalangan atau tidak ada ditempat. 2. Membuat Pedoman K3
3. Mengkoordinir Tim K3 tiap-tiap lokasi
VII. 4 Sekertaris 1. Mendampingi Ketua I Koordinator dalam setiap meeting K3
2. Membuat notulen hasil meeting K3 tersebut dan mendistribusikannya ke Pengurus K3
3. Mendokumentasikan dokumen-dokumen K3. 4. Mengontrol peredaran dokumen-dokumen K3
5. Mengendalikan perubahan dokumen K3
VII. 5 Ketua Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja, Pengendalian Limbah Pengelolaan, Pencegahan Penanganan Kebakaran
1. Membuat Prosedur Operasional Standar sesuai dengan bidangnya masing -masing.
140 Lanjutan lampiran 2
PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA
PEDOMAN K3
KEBIJAKAN K3
Tanggal Efektif : 01-06-02
Bagian : I
No. Terbit Revisi : 01 0 Halaman
: 8 dari 8
2. Membuat Instruksi Kerja, Manual Operasi, Formulir, Gambar Teknik, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.
3. Mengidentifikasi saranaperalatan-peralatan yang diperlukan untuk implementasi sistem K3.
4. Memonitoring implementasi K3 sesuai bidangnya. 5. Melakukan koordinasi dengan koordinator dan tim K3 lokasi.
VII. 6. Bagian Audit K3 dan Lingkungan 1. Memantau dan bertanggung jawab atas efektivitas sistem k3 yang
berjalan. 2. Menyusun program dan jadwal audit.
3. Meminta tindakan perbaikan ke masing-masing koordinator bidang atas masalah yang ditemukan.
VII. 7. Bagian Pelatihan Pengembangan K3 1. Menyusun materi dan jadwal pelatihan yang berkaitan dengan program
K3. 2. Memberikan pelatihan kepada semua karyawan.
3. Menilai efektivitas pelatihan.
VII. 8. K3 Lokasi 1. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di masing-masing lokasi
yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Mengambil tindakan awal untuk menyelesaikan permasalahan.
3. Mendokumentasikan setiap permasalahan yang terjadi. 4. Melaporkan permasalahan tersebut ke rapat K3.
5. Memastikan bahwa
peralatansarana yang
dibutuhkan untuk
implementasi K3 tersedia di lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. 6. Memonitoring implementasi K3 di masing-masing lokasi.
141 Lampiran 3: Formulir Pedoman K3
PT. MARIMAS PUTERA
KENCANA
PEDOMAN K3
KEBIJAKAN K3
Tanggal Efektif : 01-06-02
Bagian : I
No. Terbit Revisi : 01 0 Halaman
:
1 dari 2
1. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Manajemen PT. Marimas Putera Kencana memberikan pembinaan dan
persyaratan-persyaratan untuk keamanan, kesehatan dan perlindungan kerja di seluruh lokasi usahanya, untuk memperkecil terjadinya kecelakaan dan penyakit
diantara karyawan. Wujud pembinaan dan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1.1. Pelatihan