40
Gambar 2.4: Lambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sumber: Kepmenaker No. KEP.1135MEN1987
Makna dari lambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di atas dapat dijelaskan sesuai dengan Kepmenaker No. KEP.1135MEN1987 tentang Bendera Keselamatan
dan Kesehatan Kerja sebagai berikut: 1. Bentuk lambang adalah palang berwarna hijau dilingkari roda bergigi sebelas
berwarna hijau di atas dasar putih. 2. Palang bermakna bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja.
3. Roda gigi berarti bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani. 4. Warna putih pada dasar berarti bersih dan suci.
5. Warna hijau pada lambang berarti selamat, sehat dan sejahtera. Sebelas gerigi roda berarti 11 Bab dalam Undang-undang keselamatan Kerja.
2.6 Produktivitas Kerja
Menurut John Ridley, 2008:119 produktivitas terdiri dari beberapa pengertian. Pertama, secara fisiologis, produktivitas adalah sikap mental bahwa mutu
kehidupan ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini.
41 Dalam suatu perusahaan atau pabrik, manajemen harus terus dilakukan untuk cara
perbaikan proses produksi, sistem kerja, lingkungan kerja, teknologi. Kedua, produktivitas adalah perbandingan antara keluaran output dan masukan input.
2.4.3 Faktor yang berpengaruh pada Produktivitas Kerja
Faktor yang berpengaruh pada produktivitas kerja yaitu: 2.4.3.1 Beban Kerja
Tubuh manusia dirancang untuk dapat beraktifitas dalam pekerjaan setiap hari. Pekerjaan disatu pihak, arti penting untuk kemajuan dan peningkatan prestasi,
sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup. Dipihak lain, dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuh.
Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental Tarwaka, dkk., 2004:72.
Seorang tenaga kerja punya kemampuan tersendiri dengan hubungannya dengan beban kerja, beberapa tenaga kerja lebih cocok untuk beban kerja fisik, mental
ataupun sosial. Derajat tepat suatu penempatan meliputi kecocokan pengalaman, keterampilan, dan motivasi
dalam bekerja Suma‟mur P.K., 1996:48. 2.4.3.2 Beban tambahan akibat lingkungan kerja
Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi,
yang berakibat beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja Suma‟mur P. K., 1996:49.
42 Terdapat 5 lima faktor penyebab beban tambahan yang dimaksud, yaitu: 1
faktor fisik, antara lain: penerangan, suhu, udara, kelembaban, suara; 2 faktor kimia, yaitu: gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda padat; 3 faktor
biologi, baik dari golongan tumbuhan atau hewan; 4 faktor fisiologis seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja; 5 faktor mental psikologi, yaitu: hubungan
diantara pekerja ata u dengan pengusaha Suma‟mur P.K., 1996:49.
2.4.3.3 Kapasitas Kerja Kapasitas kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya, hal
ini dipengaruhi oleh:
2.4.3.3.1 Ketrampilan Semakin tinggi keterampilan kerja yang dimiliki, semakin efisien badan dan jiwa
pekerja, sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit. Tidaklah heran apabila angka sakit dan mangkir kerja sangat kurang pada mereka yang punya keterampilan tinggi,
bila mereka cukup termotivasi dan dedikasi Suma‟mur P.K., 1996:50.
Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap jumlah produktivitas kerja para karyawan.
Keterampilan karyawan perusahaan dapat ditingkatkan dengan pelatihan dan kursus. Peningkatan percepatan keterampilan tenaga kerja dalam jangka panjang
menjadi struktur bentuk “guci” dengan konsentrasi dibagian tengah untuk dapat
43 dilaksanakan pekerjaan untuk peningkatan proses industrialisasi A.M. Sugeng
Budiono, 2003:234.
2.4.3.3.2 Masa kerja Masa kerja ternyata berhubungan secara negatif dengan keluar masuknya
karyawan dan kemungkinan, namun ada hubungan yang positif terhadap produktivitas. Masa kerja yang lama akan cenderung seseorang karyawan betah
dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungan kerja yang cukup lama sehingga seseorang karyawan akan
nyaman dengan pekerjaannya Robin Stepen P, 2001:275.
2.9 Kerangka Teori