PIH dan PHI memperkenalkan hukum sebagai suatu kerangka yang menyeluruh, PIH mempelajari ilmu hukum secara umum dengan memperkenalkan pengertian- PIH mempelajari dan memperkenalkan pengertian-pengertian dan konsep-konsep

3. Kedudukan, hak dan kewajiban setiap orang dalam masyarakat dan Negara menurut hukum Indonesia; 4. Macam-macam lembaga atau institusi pembentuk atau pembuat dan pelaksana atau penegak hukum menurut hukum Indonesia; 5. Prosedur hukum acara peradilan dan birokrasi hukumpemerintahan apabila menghadapi masalah hukum dengan setiap orang dan para pelaksana hukum Indonesia. Dalam hal ini yang ingin diketahui adalah bilamana terjadi sangketa hukum atau penyelesaian sengketa hukum di pengadilan maupun di luar pengadilan menurut hukum positi Indonesia.  Persamaan PIH dengan PHI : 1. PHI dan PIH sama-sama merupakan mata kuliah prasyarat dan pengantar atau sebagai mata kuliah dasar basis leervakken bagi mata kuliah atau studi lanjut tentang “Hukum” cabang-cabang hukum positif. Oleh karena itu, PIH dan PHI bukan mata kuliah jurusan atau pilihan.

2. PIH dan PHI merupakan ilmu dasar bagi siapa saja yang ingin mempelajari ilmu

hukum secara luas.

3. Objek studi PIH dan PHI adalah “hukum”. PIH dan PHI memperkenalkan konsep-

konsep dasar, pengertian-pengertian hukum, dan generalisasi-generalisasi tentang hukum dan teori hukum positif dogmatik hukum yang secara umum dapat diaplikasikan.

4. PIH dan PHI memperkenalkan hukum sebagai suatu kerangka yang menyeluruh,

yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu, sehingga orang dapat memperoleh suatu overzicht atau suatu pemahaman yang umum dan lengkap tentang hukum. PIH dan PHI menyajikan satu ringkasan yang komprehensif dari konsep atau teori hukum dalam keseluruhan.  Perbedaan PIH dengan PHI 1. PHI atau Inleiding tot het positiefrecht van Indonesie bahasa Belanda atau Introduction Indonesian of Law atau Introduction Indonesian Positive Law bahasa Inggris mempelajari hukum positif yang berlaku secara khusus di Indonesia. Artinya PHI menguraikan secara analisis dan deskriptif mengenai tatanan hukum dan aturan-aturan hukum, lembaga-lembaga hukum di Indonesia yang meliputi latar belakang sejarahnya, positif berlakunya, apakah sesuai dengan asas-asas hukum dan teori-teori hukum positif dogmatik hukum. 2. PIH atau Inleiding tot de Rechtswetenschap bahasa Belanda atau Introduction of Jurisprudence atau Introduction science of Law bahasa Inggris merupakan pengantar guna memperkenalkan dasar-dasar ajaran hukum umum algemeine rechtslehre.

3. PIH mempelajari ilmu hukum secara umum dengan memperkenalkan pengertian-

pengertian dan konsep-konsep dasar tentang hukum pada umumnya yang tidak hanya berlaku di Indonesia saja tetapi yang berlaku pada masyarakat hukum lainnya.

4. PIH mempelajari dan memperkenalkan pengertian-pengertian dan konsep-konsep

dasar serta teori-teori hukum secara umum, termasuk mengenai sejarah terbentuknya lembaga-lembaga hukum maupun pengantar falsafahnya dalam arti kerohanian kemasyarakatan. Kesimpulannya PIH membahas atau mempelajari dasar-dasar hukum secara umum atau yang berlaku secara universal, misalnya mengenai pengertian-pengertian, konsep-konsep dasar dan teori-teori hukum, serta sejarah terbentuknya hukum dan lembaga-lembaga hukum dari sudut pandang falsafah kemasyarakatan. Sedangkan PHI mempelajari konsep-konsep, pengertian-pengertian dasar dan sejarah terbentuknya hukum dan lembaga-lembaga hukum, aturan-aturan hukum serta teori hukum positif Indonesia.  Freemasonry adalah sebuah organisasi persaudaraan yang asal-usulnya tidak jelas antara akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Freemasonry kini ada dalam beragam bentuk di seluruh dunia dengan jumlah anggota diperkirakan sekitar 6 juta orang, termasuk 150000 orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Skotlandia dan Loji Besar Irlandia, lebih dari seperempat juga orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Bersatu Inggris dan kurang dari dua juta orang di Amerika Serikat. Organisasi Freemasonry tidak memunyai pusat dan setiap negara memunyai organisasi yang berdiri sendiri. Sekalipun demikian setiap organisasi Freemasonry di mana pun akan memunyai nomor pendirian dan berhubungan satu dengan lainnya. Freemasonry merupakan organisasi yang tertutup dan ketat dalam penerimaan anggota barunya. Organisasi ini bukan merupakan organisasi agama dan tidak berdasarkan pada teologi apapun. Tujuan utamanya adalah membangun persaudaraan dan pengertian bersama akan kebebasan berpikir dengan standar moral yang tinggi.  Monoteisme Kultural yaitu berketuhanan yang satu.  Lex Posterior yaitu hukum baru, derogate lex prior yaitu sebelumnya. Lex posterior derogat legi priori adalah asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang terbaru posterior mengesampingkan hukum yang lama prior. Asas ini biasanya digunakan baik dalam hukum nasional maupun internasional.  Rechtsvacuum yaitu kekosongan hukum. “kekosongan hukum” dapat diartikan sebagai “suatu keadaan kosong atau ketiadaan peraturan perundang-undangan hukum yang mengatur tata tertib tertentu dalam masyarakat”, sehingga kekosongan hukum dalam Hukum Positif lebih tepat dikatakan sebagai “kekosongan undang-undangperaturan perundang-undangan”  Het Recht Hink Achter De Feiten Aan pengertian secara istilah motto hukum Belanda ini yaitu hukum undang-undang berjalan dibelakang kejadianperistiwa yang muncul di masyaarakat. Undang-undang senantiasa terseok-seok tertatih-tatih berupaya mengejar peristiwa fakta yang seyogianya diaturnya.  Teori Stufenbau adalah teori mengenai sistem hukum oleh Hans Kelsen yang menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga dengan kaidah berjenjang dimana norma hukum yang paling rendah harus berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi, dan kaidah hukum yang tertinggi seperti konstitusi harus berpegangan pada norma hukum yang paling mendasar grundnorm. Menurut Kelsen norma hukum yang paling dasar grundnorm bentuknya tidak kongkrit abstrak. Contoh norma hukum paling dasar abstrak adalah Pancasila  Lex Specialist derogat lex generalis adalah asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang bersifat khusus lex specialis mengesampingkan hukum yang bersifat umum lex generalis. Contohnya, dalam pasal 18 UUD 1945, gubernur, bupati, dan wali kota harus dipilih secara demokratis. Aturan ini bersifat umum lex generalis. Pasal yang sama juga menghormati pemerintahan daerah yang bersifat khusus lex specialis, sehingga keistimewaan daerah yang gubernurnya tidak dipilih secara demokratis seperti Daerah Istimewa Yogyakarta tetap dipertahankan  Di Inggris, Yurisprudensi, jurist artinya ahli hukum. Prudence artinya kebijakan, ketetapan, kehati-hatian.  Terjadinya Yurisprudensi. Terjadi Rechtsvacuum – dibutuhkan keputusan – melakukan perundingan – putusan yang adil – dicontoh hakim lain dalam kasus yang serupa.  Paul Scholten berpendapat hukum ada didalam Undang-Undang tapi masih harus diketemukan ditafsirkan adil atau tidak.  Politik Hukum Nasional. Politik hukum merupakan policy atau kebijakan Negara dibidang hukum yang sedang dan akan berlaku dalam suatu Negara. Dengan adanya politik hukum, Negara dapat menentukan jenis-jenis atau macam-macam hukum, bentuk hukum, materi, danatau sumber hukum yang diberlakukan dalam suatu Negara pada saat ini dan yang akan datang. Selain itu, dapat diketahuinya lembaga- lembaga pembuat atau pembentuk hukum rechtvorming, lembaga pelaksana dan penegak hukum, lembaga penemu atau penggali dan penafsir hukum rechtsvinding dalam suatu Negara.  Apabila dihubungkan dengan pengertian “politik hukum” dan “nasional”, maka politik hukum nasional merupakan policy atau kebijakan dasar penyelenggara Negara dalam bidang hukum nasional, baik yang sedang berlaku ius constitutum maupun yang akan berlaku ius constituendum guna pencapaian tujuan bangsa dan Negara yang diamanatkan oleh UUD 945.  Politik Hukum Nasional seyogianya memuat: 1. Pembentukan dan mengkodifikasi hukum nasional yang berwatak nasional untuk mengganti hukum warisan kolonal; 2. Penataan hukum nasional yang menyeluruh, terpadu, serta mengakui keberadaan hukum agama dan adat masing-masing; 3. Menciptakan hukum yang responsive yang berkeadilan dan berkepastian hukum; 4. Menciptakan proses peradilan yang cepat, tepat, mudah sederhana, murah, terbuka, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN; 5. Mengembangkan dan meenciptakan kesadaran hukum masyarakat yang demokratis dan menghormati serta menjunjung tinggi hak asasi manusia; 6. Menciptakan hukum yang mampu meningkatkan kesejahteran atau kemakmuran untuk rakyat; 7. Meningkatkan profesionalisme pembentuk atau pembuat dan pelaksanapenegak hukum.  Idealnya politik hukum nasional hukum nasional harus ditekankan pada pencapaian tujuan atau mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang adil dan makmur sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UU 1945 yakni : 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; 2. Memajukan kesejahteraan umum; 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa; 4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.  politik hukum nasional bertujuan meletakkan dasar-dasar Negara Indonesia sebagai Negara hukum rechtsstaat yang demokratis dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.  Hukum merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub sistem hukum yang saling berkaitan satu sama lainnya dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan hukum, yakni keadilan gerechtigkeit, kemanfaatan zweckmassigkeit, dan kepastian hukum rechtssicherheit.  Berdasarkan kriterianya hukum dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Menurut sumbernya, hukum dibedakan sebagai berikut : 1. Sumber hukum formal, terdiri dari : 1 Hukum undang-undang; 2 Hukum kebiasaanhukum adat; 3 Hukum traktat perjanjian; 4 Hukum yurisprudensi; 5 Doktrin hukum pendapat atau ajaran ahli hukum. 1. Sumber hukum material terdiri dari : 1 Filosofis menurut filosofi, 2 Sosiologis hukum yang disesuaikan dengan fakta sosial, dan 3 Historis dengan mempertimbangkan sejarah. 1. Menurut bentuknya, hukum ini terdiri dari : 1. Hukum tertulis, hukum ini terdiri dari: 1 Hukum tertulis yang dikodifikasikan, misalnya Hukum pidana dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana, Hukum Perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang WvK. 2 Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan, misalnya Undang-Undang: Merek, Hak Cipta, Hak Paten, Kepailitan, Arbitrase, Perseroan Terbatas, Yayasan, Koperasi, Notaris, dan sebagainya. Kodifikasi adalah membukukan hukum sejenis, secara lengkap, sistematis menjadi satu dalam satu kitab undang-undang. Berbeda dengan unifikasi, adalah penyatuan hukum yang berlaku secara nasional. 1. Hukum tidak tertulis Hukum Kebiasaan dan Hukum Adat, yaitu hukum yang tumbuh dan berkembang dari keyakinan dan kesadaran hukum masyarakat, tetapi tidak tertulis, dan masyarakat menaatinya seperti halnya menaati undang-undang hukum tertulis. 2. Menurut tempat berlakunya, hukum dibedakan sebagai berikut. 1. Hukum nasional, yaitu hukun yang berlaku dalam suatu Negara. 2. Hukum internasionl, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara Negara danatau antara organisasilembaga internasional. 3. Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku di Negara lain atau Negara asing. 4. Hukum gereja Kanonik, yaitu hukum yang ditetapkan oleh gereja katolik Roma berlaku untuk anggotanya. 5. Hukum Islam, yaitu hukum yang berlaku untuk orang-orang yang beragama Islam. 6. Menurut waktu berlakunya hukum dibagi dalam: 1. Ius Constitutum ius positumius operatum, yaitu hukum yang berlaku pada waktu sekarang dalam suatu masyarakat di wilayah tertentu; 2. Ius constituendum, yaitu hukum yang diterapkan berlaku untuk waktu yang akan datang atau hukum yang dicita-citakan; 3. Hukum asasi kodrat, yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dan kapan aja tidak terbatas oleh ruang waktu dan tempat. Hukum asasi ini berlaku untuk semua bangsa dan bersifat abadi. 7. Menurut fungsinya atau cara mempertahankannya, dibedakan sebagai berikut. 1. Hukum material materiel recht atau substantive law, yaitu keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur hubungan hukum antar subjek hukum yang satu dengan subjek hukum yang lain yang mengutamakan kepentingan tertentu. 2. Hukum formal atau formeelrechtprocesrechtajective law atau hukum acara, yaitu keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material, misalnya Hukum Acara Pidana. 8. Menurut sifatnya, hukum dibedakan sebagai berikut. 1. Hukum yang memaksa atau hukum imperaktif dwingendrecht, yaitu peraturan atau norma hukum yang dalam keadaan konkret tidak dapat dikesampingkan oleh para pihak yang bersengketa atau harus ditaati secara mutlak. 2. Hukum pelengkap atau hukum yang bersifat mengatur hukum fakultatif, yaitu peraturan atau norma hukum yang dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan oleh para pihak yang mengadakan perjanjian, seperti tentang bentuk perjanjian boleh tertulis dan boleh tidak tertulis, boleh dilakukan atau dibuat dihadapan notaris atau di bawah tangan. 9. Menurut isinya, hukum dibedakan sebagai berikut : 1. Hukum publik public lawrecht, yaitu keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara Negara dengan orang dan atau badan yang mengutamakan kepentingan umum, seperti Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha NegaraHukum Administrasi NegaraHukum Tata Pemerintahan, Hukum Pidana, Hukum Internasional Publik dan Hukum Acara Pidana, Tata Usaha Negara, dan Mahkamah Konstitusi. 2. Hukum privat atau hukum sipil private lawprivaatrecht, yaitu keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara perseorangan danatau badan pribadi yang mengutamakan kepentingan pribadi, atau keseluruhan peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara perseorangan yang satu dengan perseorangan yang lain untuk kepentingan pribadi, seperti Hukum Dagang dalam WvK.  Sumber-sumber Hukum, sumber hukum ialah “asal mulanya hukum” segala seuatu yang dapat menimbulkan aturan-aturan hukum sehingga mempunyai kekuatan mengikat. Yang dimaksud “segala sesuatu” tersebut adalah factor-faktor yang mempengaruhi terhadap timbulnya hukum, dari mana hukum ditemukan atau dari mana berasalnya norma hukum.  Sumber hukum material adalah faktor-faktor yang menentukan kaidah hukum, tempat dari mana berasalnya isi hukum, atau faktor-faktor yang menentukan isi hukum yang berlaku.  Faktor-faktor yang menentukan isi hukum dapat dikelompokkan atas “faktor ideal filosofis, faktor sejarah historis dan faktor kemasyarakatan Sosiologis”.  Sumber Hukum Formal ialah tempat dari mana dapat ditemukan atau diperoleh aturan-aturan hukum yang berlaku yang mempunyai kekuatan mengikat masyarakat dan pemerintah sehingga ditaati.  Sumber hukum formal van Apeldoorn adalah dari mana timbulnya hukum yang berlaku yang mengikat hakim dan penduduk. Sumber hukum formal adalah yang menjadi determinan formal membentuk hukum formele detrminanten van de rechtsvorming, menentukan berlakunya hukum.  Bentuk sumber-sumber hukum formal ialah 1. Undang-Undang. Undang-undang dalam arti material wet in materiele zin adalah “setiap keputusan atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah atau penguasa yang berwenang yang isinya mengikat secara umum” atau setiap “keeputusan atau ketetapan pemerintah atau penguasa yang berwenang yang memuat ketentuan- ketentuan umum” atau “peraturan-peraturan umum yang dibuat oleh penguasa yang berwenang”. Undang-undang dalam arti “formal” wet in formale zin ialah “setiap keputusan pemerintah atau penguasa yang berwenang yang karena prosedur terjadinya atau pembentukannya dan bentuknya dinamkan “undang-undang”.

1. Kebiasaan ialah perbuatan manusia mengenai hal tertentu yang tetap, dilakukan