II.3.3 Insentif
Insentif tujuannya diberikan untuk memotivasi pegawai. Insentif tidak hanya dalam bentuk fisik seperti uang saja namun juga bisa dalam bentuk non fisik, misalnya
kebutuhan emosi dan intelektual. Gaji tidak secara otomatis menjamin orang menyukai pekerjaannya. Dalam
memotivasi pegawai, perlu dilakukan beberapa kombinasi yang tepat dan diberikan pada waktu yang tepat pula. Kombinasi tersebut yakni antara kebutuhan fisik dan non fisik.
Beberapa sifat dasar dalam sistem pengupahan insentif yakni: a
Pembayarannya diupayakan agar cukup sederhana sehingga dimengerti dan dihitung oleh karyawan yang bersangkutan.
b Upah insentif yang diterima benar-benar dapat menaikkan motivasi kerja
sehingga efisiensi kerja juga meningkat. c
Pelaksanaan pengupahan insentif hendaknya cukup cepat sehingga karyawan yang berprestasi lebih, cepat merasakannya.
d Penentuan standar kerja ataupun produksi hendaknya secermat mungkin.
II.4 Wartawan
Wartawan atau jurnalis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI edisi IV tahun 2008 disebutkan sebagai orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita
untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio dan televisi; juru warta; jurnalis. Sedangkan Pasal 1 UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers mendefinisikan wartawan sebagai
orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.
Pengertian jurnalis menurut AJI yakni profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga kolumnis,
penulis lepas, fotografer
dan desain grafis
editorial. Sementara itu wartawan, dalam pendefinisian
Persatuan Wartawan Indonesia PWI, hubungannya dengan kegiatan tulis
menulis yang di antaranya mencari data riset, liputan, verifikasi untuk melengkapi laporannya.
Istilah jurnalis baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkiblat ke
Amerika Serikat . Istilah ini kemudian berimbas
pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya, redaktur menjadi editor. Pada awal
abad ke-19 , jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk
jurnal ,
seperti Charles Dickens
pada awal kariernya. Dalam abad terakhir ini artinya telah menjadi seorang penulis untuk koran dan juga majalah.
Banyak orang mengira jurnalis sama dengan reporter, seseorang yang mengumpulkan informasi dan menciptakan laporan atau cerita. Tetapi, hal ini tidak benar
karena ia tidak meliputi tipe jurnalis lainnya, seperti kolumnis, penulis utama, fotografer
dan desain editorial.
Profesi sebagai wartawan untuk memburu berita tentu tak semua orang dapat melakukannya. Wartawan membutuhkan seperangkat pengetahuan dan metode tertentu
dalam meliput kejadiannya. Tak heran jika Ignas Kleden menyebut pekerjaan sebagai wartawan adalah pekerjaan intelektual.
Kleden menyebutkan pekerjaan seorang wartawan bukan pekerjaan teknis melainkan pekerjaan intelektual. Berita yang disajikan dalam koran misalnya, bukanlah