16 b. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnyadalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensiyang seharusnya dipelajaridikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaianpenguasaan hasil pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar sangat membantu guru dalam membuat keputusan
yang terkait dengan pembelajaran seperti perencanaan planning, aktivitas, pengimplementasian pembelajaran implementing, dan penilaian assessing.
5. Pengembangan Bahan Ajar
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, standar kompetensi
lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan bahan ajar apa yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik
sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Apabila bahan ajar yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan
bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahuan sendiri, ataupun penggalian informasi dari
narasumber baik ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media masa, internet, dan lain-lain.
Meskipun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti
kita tidak perlu mengembangkan bahan ajar sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan ajar yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu guru perlu membuat
bahan ajar sebagai pedoman bagi siswanya. Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran yang mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan
17 awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga, dan lain-lain.
Karakteristik siswa sekolah yang satu dengan sekolah yang lain tentunya berbeda- beda sehingga terkadang bahan ajar yang digunakan oleh suatu sekolah tidak
sesuai jika digunakan di sekolah lain. Maka dari itu, bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai
sasaran. Selanjutnya, pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan
masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk
menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dan sebagainya. Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu
dikembangkan bahan ajar yang tepat. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau
materi pembelajaran. Menurut Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar Depdiknas 2006, prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi
prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. a. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki
keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. b. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan
juga harus meliputi empat macam.
c. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.