4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari
pembelajaran tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Djamarah 2006: 105, yaitu bahwa suatu proses belajar mengajar dikatakan
berhasil jika memenuhi hal- hal sebagai berikut: 1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. 2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah
dicapai, baik secara individual maupun kelompok. Hasil Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono 2002: 3 adalah:
Suatu hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Diungkapkan pula oleh Hamalik 2004: 31: Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan kemampuan.
Dari pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari suatu interaksi dan setelah melalui kegiatan pembelajaran.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan evaluasi hasil belajar. Hasil belajar merupakan proses dari seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang relatif tetap. Berhasil tidaknya anak dalam belajar dapat dilihat dari pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru sebelumnya.
Dalam perkembangannya, hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan guru dalam mengajar. Hal ini terlihat dari apa yang telah dicapai siswa serta
keberhasilan siswa dalam memahami, mengerti konsep, dan materi yang telah diajarkan oleh guru.
Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 26 mengategorikan hasil belajar dalam tiga ranah, yaitu:
1. Ranah kognitif, terdiri dalam enam jenis perilaku, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. 2. Ranah afektif, terdiri dalam lima perilaku, yaitu penerimaan,
partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah psikomotorik, terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa,
gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
pembelajaran. Melalui hasil belajar juga dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini
adalah hasil belajar dalam aspek afektif, kognitif, dan psikomotor yang diperoleh melalui tes yang diberikan pada akhir pembelajaran.
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini berasumsi bahwa penggunaan modul sebagai bahan ajar sangat mendukung proses pembelajaran mandiri. Pembelajaran inkuiri terbimbing
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, dalam proses pembelajarannya siswa dituntut aktif dalam melakukan pembelajaran, namun
pada prosesnya guru tidak melepas begitu saja aktivitas siswa dalam pembelajaran, melainkan memberikan bimbingan. Pembelajaran berbasis masalah
merupakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dalam mencari solusi berdasarkan masalah yang dihadapi. Dalam pembelajaran berbasis masalah
tidak sekedar bagaimana siswa mudah dalam belajar, tetapi bagaimana siswa memahami suatu persoalan nyata, tahu solusi yang tepat, serta dapat menerapkan
solusi tersebut untuk memecahkan masalah. Pembelajaran menggunakan modul berbasis latihan inkuiri terbimbing dan modul latihan berbasis masalah termasuk
dalam pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan tanggung jawab individu atau kelompok, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas. Penelitian ini dilakukan pengujian membandingkan hasil belajar fisika siswa yang
menggunakan modul berbasis latihan inkuiri terbimbing dengan siswa yang menggunakan modul latihan berbasis masalah, sehingga diketahui apakah ada
perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang menggunakan modul berbasis latihan inkuiri terbimbing dengan siswa yang menggunakan modul latihan
berbasis masalah. Penelitian ini, menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
Hasil evaluasi kedua kelas tersebut dianalisis untuk memperoleh data hasil belajar mana yang lebih baik. Perolehan nilai dihitung melalui uji statistik. Hasil
akhirnya berupa kesimpulan hasil belajar fisika mana yang lebih tinggi antara siswa yang menggunakan modul berbasis latihan inkuiri terbimbing dengan siswa
yang menggunakan modul latihan berbasis masalah tersebut. Keterkaitan penggunaan modul dengan hasil belajar siswa dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran
C. Anggapan Dasar
Anggapan dasar penelitian ini adalah: 1.
Kelas sampel memiliki kemampuan awal dan pengalaman belajar yang sama. 2.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika beragam atau berbeda-beda. Modul berbasis latihan
inkuiri terbimbing
Modul latihan berbasis masalah
Hasil Belajar