Hasil Penguraian Bahan Organik 1. Nitrogen 2. Fosfor

12 hewan yang telah mati atau hasil buangan dari limbah domestik dan industri. Kemudian bahan organik yang sukar terdegradasi adalah polychlorinated biphenyl PCBs dan polycyclic aromatic hydrocarbons PAH Effendi 2003. b. Hasil Penguraian Bahan Organik b.1. Nitrogen Pada perairan laut, ketersediaan jenis-jenis nitrogen sangat ditentukan oleh reaksi redoks yang dimediasi bakteri. Oleh karena itu proses perubahan nitrogen dari satu bentuk ke bentuk yang lain bergantung pada reaksi oksidasi dan reaksi reduksi Fenchel dan Blackburn 1979 in Valiela 1984 dan Libes 1992. Pada reaksi oksidasi, PON Partikulate Organic Nitrogen mengalami penguraian menjadi DON Dissolved Organik Nitrogen Libes 1992. DON yang terbentuk selanjutnya didegradasi oleh bakteri dan dengan cepat menghasilkan NH 3. Bentuk ini kemudian mengalami perubahan menjadi NH 4 + karena bereaksi dengan H + atau H 2 O Valiela 1984 dan Libes 1992. Kemudian NH 4 + segera dioksidasi menjadi nitrit NO 2 - selanjutnya berubah menjadi nitrat NO 3 . Pada reaksi reduksi, salah satu proses yang terjadi adalah fiksasi nitrogen. Nitrogen dalam bentuk gas yang berasal dari proses reduksi nitrit ataupun dari udara difiksasi ke dalam senyawa-senyawa organik melalui bakteri tertentu dan blue-green algae Valiela 1984; Grahame 1987; Thurman 1991; Libes 1992; Millero dan Sohn 1992. Senyawa-senyawa nitrogen organik ini kemudian berubah menjadi bentuk-bentuk nitrogen anorganik terlarut seperti NO 3 , NO 2 - , dan NH 3 Valiela 1984 dan Davis 1991. Hasil dari proses ini kemudian diserap oleh fitoplankton.

b.2. Fosfor

Penyerapan oleh produser primer dan bakteri menyebabkan rendahnya konsentrasi fosfat terlarut DIP = Dissolved Inorganic Phosphat pada permukaan perairan. DIP mengalami pertambahan dalam perairan karena terjadi proses hydrolysis DOP Dissolved Organic Phosphat. Perubahan ini berlangsung sangat cepat sehingga DOP dapat menjadi terbatas hanya pada hitungan jam Valiela 1984. Fosfat seperti halnya nitrat juga dilepaskan kembali ke dalam kolom air melalui penguraian jaringan organik secara oksidatif Davis 1991. Banyak 13 regenerasi fosfor berlangsung melalui dekomposisi bakteri yang memberikan formasi ortofosfat. Menurut Thurman 1991, karena proses hydrolysis dan kehadiran bakteri menyebabkan bahan organik yang mengandung posfor jauh lebih cepat berkurang jika dibandingkan dengan bahan organik yang mengandung nitrogen. Hidrolisis abiotik juga terjadi tetapi kecepatan perubahan melalui proses ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi aerobik. Senyawa fosfat diregenerasikan melalui pembusukan fosfor organik partikulat POP. Kematian, eksresi, dan molting organisme merupakan sumber- sumber POP. Beberapa POP dilepaskan sebagai DOP melalui pembusukan organisme yang mengalami kematian pada kolom air, disamping itu beberapa diantaranya masuk ke dalam sedimen. Pada sedimen selanjutnya didegradasi menjadi DIP dan sebagian DIP mengendap atau diserap Valiela 1984. DIP pada perairan laut semuanya dalam bentuk ion-ion ortofosfat Valiela 1984; Grahame 1987; Millero dan Sohn 1992.

b.3. Silikat