Grafik MSE model II Jaringan Syaraf Tiruan

pada jenis dan ketebalan karet yang dijadikan sebagai data pemodelan II. Perlakuan data model II sama seperti pada model I. Data tersebut dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok data untuk training dan kelompok data untuk testing. Dari 450 data ukur dipilih data training sejumlah 312 data atau 69.3 dari jumlah data ukur model dan data testing digunakan sejumlah 138 data ukur atau 30.7 dari data ukur model II. Jumlah struktur lapisan layer ada 3 lapisan. Node yang digunakan pada masing-masing lapisan layer terdiri dari 8 node pada lapisan masukan layer input, 15 node pada lapisan tersembunyi hidden layer dan 3 node pada lapisan keluar layer output. Dari proses JST yang dilakukan pada data Model II untuk training dan testing terdiri dari 8 parameter masukan. Data masukan model II Jaringan Syaraf Tiruan dapat dilihat seperti pada Gambar 20, ada tiga parameter masukan yang ditambah bila dibanding dengan model I Gambar 19 Jaringan Syaraf Tiruan, yaitu jenis karet mounting, tebal karet mounting dan karet ring.

a. Grafik MSE model II Jaringan Syaraf Tiruan

Pada grafik MSE hasil dari training dan testing data pemodelan pada model II didapat seperti pada Gambar 29. Iterasi dihentikan pada iterasi ke- 300000 karena nilainya semakin kecil. Pada gambar menunjukkan nilai sudah dibawah 0,01 MSE. Gambar 29 Mean Square Error model II b. Training model II Jaringan Syaraf Tiruan Hasil training model II JST untuk masing-masing sumbu dapat dilihat pada Tabel 12. Berikut ini akan diuraikan menurut masing-masing sumbu : Tabel 12 Hasil training percepatan mdet 2 pada sumbu data ukur dan JS Posisi data No Arah sumbu level Data ke JST Ukur mdet 2 rpm Roda Jenis karet H-karet Rendah 56 0.176 0.16 800 besi Ma78 25 1 Sb-x Tinggi 237 0.817 1.11 1400 karet Ms80 15 Rendah 56 0.122 0.13 800 besi Ma78 25 2 Sb-y Tinggi 237 0.749 1.01 1400 karet Ms80 15 Rendah 51 0.124 0.23 800 besi Ma78 20 3 Sb-z Tinggi 237 0.990 1.52 1400 karet Ms80 15 Pada gambar berikut ini akan diuraikan hasil training antara data ukur percepatan getaran dengan hasil pemodelan yang menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan JST untuk masing-masing sumbu. • Sumbu-x Gambar 30 yaitu percepatan getaran yang terjadi pada sumbu-x. Sebaran data pada gambar ini menunjukkan linier pada data JST, akan tetapi pada data ukur lebih besar dari 0.8 mdet 2 . Berikut ini uraian data yang terendah dan tertinggi hasil pemodelan. - Hasil JST yang terendah pada data ke 56 yaitu traktor A, menggunakan roda karet pada 800 rpm dengan nilai 0.176 mdet 2 dan hasil data ukur 0,16 mdet 2 . Percepatan pada sumbu-x ukur lebih kecil dari percepatan pada sumbu-x JST. - Hasil JST yang tertinggi pada data ke 237 yaitu traktor C, menggunakan roda besi pada 1400 rpm dengan nilai 0.817 mdet 2 dengan data ukur 1.11 mdet 2 . Percepatan pada sumbu-x JST lebih kecil dari pada sumbu-x ukur. 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 P e r c epata n s u mbu- x J S T m det 2 Percepatan sumbu-x ukur mdet 2 Gambar 30 Percepatan pada sumbu-x data ukur dan JST model II • Sumbu-y Gambar 31 yaitu percepatan getaran yang terjadi pada sumbu-y. Sebaran data pada Gambar ini menunjukkan linier pada data JST, pada data ukur lebih besar dari 0.8 mdet 2 . Berikut ini akan diuraikan data yang terendah dan tertinggi hasil pemodelan. - Hasil JST yang terendah pada data ke 56 yaitu traktor A, menggunakan roda karet pada 800 rpm dengan nilai 0.122 mdet 2 dan hasil data ukur 0,13 mdet 2 . Percepatan pada sumbu-y JST lebih kecil dari percepatan pada sumbu-y ukur. - Hasil JST yang tertinggi pada data ke 237 yaitu traktor C, menggunakan roda besi pada 1400 rpm dengan nilai 0.749 mdet 2 dengan data ukur 1.01 mdet 2 . Percepatan yang terjadi pada sumbu-y JST lebih kecil dari pada sumbu-y ukur. 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 P e r c epat an s u mbu- y J S T m det 2 Percepatan sumbu-y ukur mdet 2 Gambar 31 Percepatan pada sumbu-y data ukur dan JST model II • Sumbu-z Gambar 32 yaitu percepatan getaran yang terjadi pada sumbu-z. Sebaran data pada Gambar ini menunjukkan linier pada data JST, pada data ukur lebih besar dari 0.8 mdet 2 . Berikut ini akan diuraikan data yang terendah dan tertinggi hasil pemodelan. - Hasil JST yang terendah pada data ke 51 yaitu traktor A, menggunakan roda karet pada 800 rpm dengan nilai 0.124 mdet 2 dan hasil data ukur 0,23 mdet 2 . Percepatan pada sumbu-z JST lebih kecil dari percepatan pada sumbu-z ukur. - Hasil JST yang tertinggi pada data ke 237 yaitu traktor C, menggunakan roda besi pada 1400 rpm dengan nilai 0.990 mdet 2 dengan data ukur 1.152 mdet 2 . Percepatan pada sumbu-z JST lebih kecil dari pada sumbu-z ukur. 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 P e r c epatan s u mb u- z J S T m det 2 Percepatan sumbu-z ukur mdet 2 Gambar 32 Percepatan pada sumbu-z data ukur dan JST model II c. Testing model II Jaringan Syaraf Tiruan Hasil testing model I dengan JST untuk masing-masing sumbu dapat dilihat pada Tabel 13. Berikut ini akan diuraikan menurut masing-masing sumbu : Tabel 13 Hasil testing percepatan mdet 2 pada sumbu data ukur dan JST Posisi data No Arah sumbu level Data ke JST Ukur mdet 2 rpm Roda Jenis karet H-karet Rendah 23 0,184 0,20 1200 Besi Ma78 25 1 Sb-x Tinggi 62 0,654 0,42 1400 Besi Ma78 15 Rendah 23 0,131 0,15 1200 Besi Ma78 25 2 Sb-y Tinggi 111 0,560 0,44 2000 karet Ms80 25 Rendah 21 0,126 0,16 1200 Besi Ma78 20 3 Sb-z Tinggi 96 0,756 0,60 2000 Karet Ma78 25 Pada gambar berikut ini akan diuraikan hasil testing antara data ukur percepatan getaran dengan hasil pemodelan yang menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan JST untuk masing-masing sumbu. • Sumbu-x Gambar 33 yaitu percepatan getaran yang terjadi pada sumbu-x. Sebaran data pada Gambar ini menunjukkan getaran yang relatif linier, sekalipun ada data ukur yang terpisah dari garis linier. Hal ini menunjukkan ada gangguan pada percepatan getaran arah sumbu-x yang searah pandangan operator yaitu arah maju traktor. Berikut ini uraian data yang terendah dan tertinggi hasil pemodelan. - Data JST terendah berada pada data urutan ke 23 yaitu traktor A, menggunakan roda besi pada 1200 rpm dengan nilai 0.184 mdet 2 dan data ukur 0,20 mdet 2 . Peredam yang digunakan adalah jenis Ma78 dengan ketebalan H25 mm - Data JST tertinggi ada pada data ke 62 yaitu traktor B, menggunakan roda besi pada 1400 rpm dengan nilai 0.654 mdet 2 dengan data ukur 0.42 mdet 2 . Peredam yang digunakan adalah jenis Ma78 dengan ketebalan H15 mm. 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 P e r c epatan s u mbu- x J S T m det 2 Percepatan sumbu-x ukur mdet 2 Gambar 33 Percepatan pada sumbu-x data ukur dan JST model II • Sumbu-y Gambar 34 yaitu percepatan getaran yang terjadi pada sumbu-y. Pada sumbu-y sebaran data menunjukkan sebaran data yang bagus ataupun masih dalam batas penyebaran yang wajar. Hal ini dapat dilihat tidak ada data yang tersebar atau menjauh dari garis linier. Dimana hasil JST sumbu-y tidak ada yang lebih besar dari 0.6 mdet 2 , sedangkan pada data ukur ada data yang lebih besar dari 0.8 mdet 2 . Sebaran ini disebabkan disain tiga unit traktor hampir tidak ada gangguan yang dapat mengganggu ke arah kiri dan ke arah kanan operator. Berikut ini uraian data yang terendah dan tertinggi hasil pemodelan. - Data JST terendah berada pada data urutan ke 23 yaitu traktor A, menggunakan roda besi pada 1200 rpm dengan nilai 0,131 mdet 2 dan data ukur 0,15 mdet 2 . Peredam yang digunakan adalah jenis Ma78 dengan ketebalan H25 mm - Data JST tertinggi ada pada data ke 111 yaitu traktor C, menggunakan roda besi pada 2000 rpm dengan nilai 0,560 mdet 2 dan data ukur 0,44 mdet 2 . Peredam yang digunakan adalah jenis Ms80 dengan ketebalan H25 mm. 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 P e r c epat an s u mbu- y J S T m det 2 Percepatan sumbu-y ukur mdet 2 Gambar 34 Percepatan pada sumbu-y data ukur dan JST model II • Sumbu-z Gambar 35 adalah percepatan getaran pada sumbu-z yaitu arah tegak lurus atau arah memotong sumbu-x dan sumbu-y. Gambar sebaran data ini cendrung lebih baik dari Gambar sebelumnya. Berikut ini uraian data yang terendah dan tertinggi hasil pemodelan. - Data JST terendah pada sumbu ini berada pada data urutan ke 21 yaitu traktor A, menggunakan roda besi pada 1200 rpm dengan nilai 0,126 mdet 2 dan data ukur 0,16 mdet 2 . Peredam yang digunakan adalah jenis Ma78 dengan ketebalan H20 mm - Data JST tertinggi berada pada data ke 96 yaitu traktor B, menggunakan roda besi pada 2000 rpm dengan nilai 0,756 mdet 2 dan data ukur 0,60 mdet 2 . Peredam yang digunakan adalah jenis Ma78 dengan ketebalan H25 mm. 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 P e r c epatan s u mbu- z J S T m det 2 Percepatan sumbu-z ukur mdet 2 Gambar 35 Percepatan pada sumbu-z data ukur dan JST model II d. Nilai Standard Error Prediction SEP model II Pemodelan yang dilakukan dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan JST untuk model II, data dipilih training dan data testing secara acak. Hasil pemodelan untuk data testing dipilih sejumlah 30.7 dari 450 data. Dengan demikian didapat nilai Standard Error Prediction SEP untuk tiga arah sumbu getaran seperti diterakan dalam Tabel 14. Untuk sumbu-x 0.099, sumbu-y 0.085 dan untuk sumbu-z 0.334. Sedangkan Coeffisien of Variation CV untuk sumbu- x adalah sebesar 29.313 , sumbu-y 29.189 dan untuk sumbu-z adalah sebesar 23.818 . Tabel 14 Ketelitian model II JST untuk tiga unit traktor aman arah sumbu-x arah sumbu-y arah sumbu-z JST Mean SEP CV Mean SEP CV Mean SEP CV Training 0.382 0.118 30.831 0.330 0.105 31.863 0.368 0.117 31.810 Testing 0.339 0.099 29.313 0.291 0.085 29.189 0.334 0.080 23.818

4.3 Nilai Kekerasan Karet