4.3 Nilai Kekerasan Karet
Karet peredam mounting yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu karet alam dan karet sintetis. Jenis
kedua karet memiliki kekerasan shore A yang berbeda satu sama lain. Sebelum diproduksi dan di gunakan, terlebih dahulu karet peredam
dilakukan uji kekerasan shore A pada Laboratorium Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor yang terdiri dari beberapa sampel. Uji pertama dengan kekerasan
shore A 55. Hasil uji yang didapat kurang baik terhadap beban kejut, dan bersifat tidak mampu menahan berat enjin, sehingga dikhawatirkan akan terjadi slip
akibat puntiran dan tarikan sabuk penerus daya. Untuk berikutnya dipilih karet dengan shore A yang tingkat kekerasannya lebih tinggi. Hasil yang didapat
sesuai dengan keinginan yang digunakan dalam penelitian. Lampiran sertifikat hasil uji karet
mounting di Laboratorium Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor BPTK dapat dilihat pada lampiran 2 untuk karet alam Ma78, lampiran 3 untuk
karet alam Mb80 dan lampiran 4 untuk karet sintetis Ms80. Pengujian sifat fisik karet shore A dilakukan dengan menggunakan
standar ASTM D.2240-97. Diplih shore A, bahwa prediksi kekerasan yang dibutuhkan bukan jenis karet dengan kekerasan melebihi shore A Tabel 4, Tabel
5 dan Tabel 6 seperti kekerasan shore D yang tingkatan shorenya lebih keras. Hasil pengujian untuk tiga jenis karet peredam
mounting tersebut dapat lihat seperti pada Tabel 15.
Tabel 15 Nilai kekerasan karet peredam Mounting
No Jenis karet
Kekerasan shore Nomor sertifikat
Keterangan 1
Ma78 78 shore A
309 F 2006 Karet alam
2 Mb80
80 shore A 308 F 2006
Karet alam 3
Ms80 80 shore A
310 F 2006 Karet sintetis
Karet ring yang digunakan sebagai peredam pada setiap sambungan antara dua komponen atau lebih adalah jenis karet sintetis yang mudah diperoleh
di pasar dan karet tersebut tidak dilakukan uji kekerasan hardness, karena
karet tersebut sebagai penghalang untuk tidak terjadinya perpindahan getaran dengan leluasa kesemua bagian traktor.
4.4 Aplikasi Karet Peredam Getaran