4.4 Aplikasi Karet Peredam Getaran
Sebagai perbandingan sebelum dan sesudah memakai peredam mounting antara model I dan model II, perlu dilakukan aplikasi untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan karet tersebut dapat mereduksi atau meredam getaran. Pada aplikasi putaran rpm enjin yang ditinjau adalah pada
putaran 1600 rpm atau dengan frekuensi 26,6 Hz. Hal ini mengingat putaran yang optimal dilakukan operator saat mengoperasikan traktor di lahan.
Karet peredam mounting yang dipasang antara enjin dengan rangka
pada traktor roda dua akan berfungsi sebagai mediator reduksi peredam getaran. Pengaruhnya dapat dilihat pada persentase selisih antara sebelum
pemasangan karet peredam model I dengan setelah pemasangan karet peredam model II. Keberhasilan pemasangan peredam dapat dikatakan baik
apabila nilai hasil setelah pemasangan lebih kecil dari nilai sebelum pemasangan karet peredam Model I.
4.4.1 Pengaruh Traktor Terhadap Getaran Untuk menganalisis pengaruh kondisi traktor terhadap getaran, digunakan
jenis karet yang sama dan ketebalan yang sama. Berikut ini akan diuraikan percepatan getaran pada traktor dan pengaruhnya berdasarkan sumbu.
Percepatan getaran mekanis pada traktor diukur dan di bandingkan antara sebelum dan setelah pemasangan karet peredam. Karet peredam yang paling
baik adalah karet yang mampu mereduksi secara optimal getaran yang terjadi pada masing-masing sumbu.
Pengoperasian traktor dengan menggunakan roda karet dan roda besi pada umumnya memperlihatkan pola percepatan getaran yang relatif sama
Gambar 36, Gambar 37 dan Gambar 38. Secara umum percepatan getaran pada ketiga unit traktor telah menurun setelah diberi karet peredam. Hal ini
menunjukkan bahwa semua jenis karet peredam yang dipakai dalam penelitian ini mampu mereduksi getaran dengan
level yang berbeda-beda sesuai dengan jenis dan kekerasan shore A serta ketebalan karet peredam.
0. 49
4 0.
35 4
0. 37
1 0.
97 8
0. 76
3 0.
694 1.
68 1
1. 50
1. 85
5
0. 28
6 0.
20 0.
201 0.
64 9
0. 564
0. 58
5 0.
22 8
0. 22
8 0.
30 2
0. 21
0. 14
4 0.
13 7
0. 44
2 0.
39 7
0. 36
6 0.
41 2
0. 38
1 0.
51 9
0. 18
9 0.
13 4
0. 13
2 0.
33 4
0. 31
3 0.
28 0.
48 7
0. 45
3 0.
61 6
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
A sb‐x
A sb‐y
A sb‐z
B sb‐x
B sb‐y
B sb‐z
C sb‐x
C sb‐y
C sb‐z
Pe rc
ep at
an ge
ta ra
n md
et
2
Traktor dan arah sumbu getaran
H0 H15
H20 H25
a. Menggunakan peredam Ma78 dengan roda karet
0. 49
3 0.
533 0.
522 1.
203 1.
10 6
1. 048
1. 712
1. 514
1. 753
0. 25
8 0.
18 2
0. 16
8 0.
622 0.
50 6
0. 539
0. 30
7 0.
26 7
0. 36
9 0.
19 1
0. 13
9 0.
14 0.
296 0.
26 6
0. 272
0. 322
0. 30
8 0.
438
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
A sb‐x
A sb‐y
A sb‐z
B sb‐x
B sb‐y
B sb‐z
C sb‐x
C sb‐y
C sb‐z
Pe rc
ep at
an ge
ta ra
n m
d et
2
Traktor dan arah sumbu getaran
H0 H15
H20 H25
b. Menggunakan peredam Ma78 dengan roda besi Gambar 36 Kondisi tiga unit traktor memakai karet peredam Ma78 dengan roda
karet dan roda besi pada ketebalan H0: tanpa peredam, H15: ketebalan 15 mm, H20: ketebalan 20 mm dan H25 : ketebalan 25
mm. A, B, C merek traktor. Sb-x, sb-y dan sb-z: Percepatan getaran masing-masing sumbu.
0. 49
4 0.
35 4
0. 37
1 0.
97 8
0. 76
3 0.
694 1.
68 1
1. 50
1. 85
5
0. 34
7 0.
23 7
0. 23
7 0.
53 1
0. 48
1 0.
45 9
0. 25
7 0.
25 9
0. 33
7 0.
26 0.
17 2
0. 16
3 0.
46 8
0. 41
4 0.
37 8
0. 45
0. 41
8 0.
55 4
0. 22
7 0.
15 6
0. 15
1 0.
39 9
0. 36
0. 33
6 0.
55 7
0. 50
4 0.
66
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
A sb‐x
A sb‐y
A sb‐z
B sb‐x
B sb‐y
B sb‐z
C sb‐x
C sb‐y
C sb‐z
Pe rc
ep at
an ge
ta ra
n md
et
2
Traktor dan arah sumbu getaran
H0 H15
H20 H25
a. Menggunakan peredam Mb80 dengan roda karet
0. 493
0. 533
0. 52
2 1.
203 1.
106 1.
048 1.
712 1.
514 1.
753
0. 310
0. 213
0. 196
0. 545
0. 45
5 0.
44 5
0. 30
8 0.
28 2
0. 37
4 0.
225 0.
162 0.
161 0.
346 0.
30 7
0. 31
8 0.
405 0.
36 9
0. 495
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
A sb‐x
A sb‐y
A sb‐z
B sb‐x
B sb‐y
B sb‐z
C sb‐x
C sb‐y
C sb‐z
Pe rc
ep at
an ge
ta ra
n m
de t
2
Traktor dan arah sumbu getaran
H0 H15
H20 H25
b. Menggunakan peredam Mb80 dengan roda besi Gambar 37 Kondisi tiga unit traktor memakai karet peredam Mb80 dengan roda
karet dan roda besi pada ketebalan H0: tanpa peredam, H15: ketebalan 15 mm, H20: ketebalan 20 mm dan H25: ketebalan 25
mm. A, B, C merek traktor. Sb-x, sb-y dan sb-z: Percepatan getaran pada sumbu
0. 49
4 0.
35 4
0. 37
1 0.
97 8
0. 76
3 0.
69 4
1. 68
1 1.
50 1.
85 5
0. 31
0. 206
0. 20
5 0.
42 5
0. 39
9 0.
37 3
0. 37
5 0.
35 5
0. 47
2 0.
27 6
0. 17
7 0.
17 1
0. 40
1 0.
36 5
0. 33
6 0.
39 4
0. 37
9 0.
50 9
0. 25
9 0.
17 6
0. 17
7 0.
42 6
0. 38
4 0.
37 8
0. 47
6 0.
43 9
0. 57
4
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
A sb‐x
A sb‐y
A sb‐z
B sb‐x
B sb‐y
B sb‐z
C sb‐x
C sb‐y
C sb‐z
Pe rc
ep at
an ge
ta ra
n md
et
2
Traktor dan arah sumbu getaran
H0 H15
H20 H25
a. Menggunakan peredam Ms80 dengan roda karet
0. 493
0. 533
0. 52
2 1.
203 1.
106 1.
048 1.
712 1.
514 1.
753
0. 32
8 0.
220 0.
207 0.
43 5
0. 375
0. 354
0. 294
0. 28
2 0.
380 0.
26 2
0. 19
0. 196
0. 391
0. 345
0. 37
4 0.
412 0.
372 0.
489
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
A sb‐x
A sb‐y
A sb‐z
B sb‐x
B sb‐y
B sb‐z
C sb‐x
C sb‐y
C sb‐z
Pe rc
ep at
an ge
ta ra
n m
de t
2
Traktor dan arah sumbu getaran
H0 H15
H20 H25
b. Menggunakan peredam Ms80 dengan roda besi Gambar 38 Kondisi tiga unit traktor memakai karet peredam Ms80 dengan roda
karet dan roda besi pada ketebalan H0: tanpa peredam, H15: ketebalan 15 mm, H20: ketebalan 20 mm dan H25: ketebalan 25
mm. A, B, C merek traktor. Sb-x, sb-y dan sb-z: Percepatan getaran pada sumbu
4.4.2 Pengaruh Kondisi Traktor Terhadap Getaran a. Traktor A
Pola percepatan getaran antara roda karet dan roda besi cendrung sama. Setelah pemakaian karet peredam percepatan getaran menurun terhadap
perbedaan kekerasan serta ketebalan karet peredam yang digunakan. Gambar 36, Gambar 37 dan Gambar 38 untuk roda karet dan roda besi menunjukkan
Gambaran bahwa penggunaan jenis dan kekerasan karet peredam, berpengaruh pada getaran. Berikut ini dapat diperhatikan uraian berdasarkan tipe roda traktor.
•
Roda karet. Percepatan getaran untuk traktor A, lebih rendah saat dengan
menggunakan roda karet. Percepatan getaran yang rendah ada pada sumbu-z yang memasang karet peredam jenis alam dengan kekerasan Ma78 dan
ketebalan H25 mm. Sebelum pemasangan karet peredam percepatan getaran pada traktor A pada sumbu-x=0.494 mdet
2
, sumbu-y=0.354 mdet
2
dan pada sumbu-z=0.371 mdet
2
. Setelah pemasangan karet peredam, percepatan getaran pada sumbu-x=0.189 mdet
2
, sumbu-y=0.134 mdet
2
dan sumbu-z=0.132 mdet
2
. •
Roda besi. Pada perlakuan yang sama sebelum pemasangan karet
peredam dengan menggunakan roda besi, percepatan getaran pada sumbu sumbu-x=0.493 mdet
2
, sumbu-y=0.533 mdet
2
dan sumbu-z=0.522 mdet
2
. Setelah pemasangan karet peredam getaran, percepatan getaran pada masing-
masing sumbu turun. Pada sumbu-x=0.200 mdet
2
, sumbu-y =0.141 mdet
2
, dan pada sumbu-z=0.130 mdet
2
dengan ketebalan karet peredam H20 mm. Percepatan getaran sebelum pemasangan karet peredam, antara roda
karet dan roda besi menunjukkan adanya perbedaan. Perbedaan percepatan getaran antara dua tipe roda diprediksi pengaruh kontak langsung roda dengan
lantai. Sehingga memperbesar resonansi getaran pada traktor dan merambat melalui rangka hingga ke stang kemudi.
Dengan dilakukan pemasangan karet peredam pada traktor, percepatan getaran terjadi reduksi pada masing-masing sumbu terutama sumbu-z. Reduksi
percepatan getaran dengan menggunakan roda besi sebesar 75,1 bila dibandingkan sebelum pemakaian karet peredam. Sedangkan pengoperasian
dengan menggunakan roda karet setelah pemasangan karet peredam nilai percepatan getaran sebesar 64,4 . Hal ini menunjukkan peranan karet
peredam sebagai pereduksi percepatan getaran cukup berpotensi mereduksi getaran untuk dua tipe roda pada sumbu-z.
Sebelum pemasangan karet peredam, getaran pada sumbu-z untuk dua tipe roda erat kaitannya dengan jam kerja traktor roda dua Tabel 7. Seperti
diketahui bahwa getaran yang terjadi pada ketiga unit traktor roda dua bersumber dari enjin yaitu akibat pergerakan translasi piston dalam ruang bakar. Selama
terjadi pembakaran di ruang bakar, semua bagian enjin yang merupakan satu unit dan satu kesatuan akan bergetar dengan frekuensi yang berbeda-beda,
tergantung pada material, hambatan dan panjang lintasan getaran yang dilalui dari sumbernya ruang bakar. Bila dilihat rendahnya percepatan getararan pada
Gambar 36, Gambar 37 dan Gambar 38, bahwa jam operasi traktor A masih sedikit dan dapat dikatagorikan relatif baru dibanding dengan traktor B dan
traktor C. Jadi komponen yang ada pada traktor A belum ada yang dapat dikatagorikan aus maupun adanya kerusakan. Sedangkan pada traktor B dan
traktor C, getaran relatif lebih tinggi dan dapat diprediksi karena adanya gangguan terutama pada enjin.
b, Traktor B Percepatan getaran antara roda karet dan roda besi cendrung sama.
Setelah pemakaian karet peredam percepatan getaran rata-rata menurun mengikuti pola penurunan getaran yang sama sebagaimana pada traktor A.
Dapat diperhatikan pada Gambar 36, Gambar 37 dan Gambar 38 untuk roda karet dan roda besi, ketika pemasangan jenis dan kekerasan karet peredam
yang berbeda, percepatan cendrung menurun karena pengaruh ketebalan karet peredam. Berikut ini dapat diperhatikan uraian berdasarkan tipe roda traktor.
•
Roda karet. Percepatan getaran untuk traktor B, lebih rendah saat dengan
menggunakan roda karet. Percepatan getaran yang rendah ada pada sumbu-z yang memasang karet peredam jenis alam dengan kekerasan Ma78 dan
ketebalan H25 mm. Sebelum pemasangan karet peredam percepatan getaran pada traktor A pada sumbu -x=0.978 mdet
2
, sumbu-y=0.763 mdet
2
dan pada sumbu-z=0.694 mdet
2
. Setelah pemasangan karet peredam dengan jenis karet dan ketebalan yang sama pada masing-masing sumbu, getaran pada traktor
turun. Percepatan getaran pada sumbu-x=0.334 mdet
2
, sumbu-y=0.313 mdet
2
dan pada sumbu-z=0.280 mdet
2
. •
Roda besi. Pada perlakuan yang sama sebelum pemasangan karet
peredam percepatan getaran yang rendah terjadi pada sumbu-y. Dengan demikian pada ketiga sumbu yang sama, pemasangan karet peredam dan
ketebalan yang sama, percepatan getaran pada sumbu-x=1.203 mdet
2
, sumbu- y=1.106 mdet
2
dan sumbu-z=1.048 mdet
2
. Setelah pemasangan karet peredam pada masing-masing sumbu dapat menurunkan percepatan getaran yaitu pada
sumbu-x=0.296 mdet
2
, sumbu-y =0.266 mdet
2
, dan pada sumbu-z=0.272 mdet
2
dengan ketebalan karet peredam H25 mm. Dari uraian nilai percepatan getaran dengan pengoperasian dua tipe roda,
bahwa percepatan getaran sebelum pemasangan karet peredam, antara roda karet dan roda besi menunjukkan adanya perbedaan percepatan getaran.
Sebagaimana diketahui bahwa karet merupakan bahan yang mempunyai sifat isolator untuk mereduksi energi getaran yang baik. Roda karet lebih rendah
terjadi percepatan getaran. Dengan dilakukan pemasangan karet peredam pada traktor, masing-
masing sumbu terutama sumbu-z dan sumbu-y terjadi penurunan percepatan getaran yang relatif rendah. Bila dibandingkan sebelum pemakaian karet
peredam berarti percepatan getaran pada sumbu-z dengan pengoperasian menggunakan roda karet percepatan getaran dapat direduksi sebesar 59.0 .
Sedangkan setelah pemasangan karet peredam pada pengoperasian dengan menggunakan roda besi, pada sumbu-y dapat menurunkan percepatan getaran
jauh lebih baik pada sumbu-y yaitu 75.4 . Menunjukkan peranan karet peredam yang dipasang sebagai pereduksi percepatan getaran cukup berpotensi untuk
menurunkan getaran pada traktor B yang menggunakan dua tipe roda. Percepatan getaran pada sumbu-z lebih banyak diakibatkan oleh
tumbukan antara roda traktor dengan lantai. Disamping itu, panjang stang kemudi juga dapat mempengaruhi besarnya getaran pada sumbu-z. Semakin
panjang stang kemudi, akan semakin besar terjadi defleksi. Sehingga dapat menimbulkan defleksi pada stang kemudi yang langsung berhubungan dengan
operator. Percepatan getaran yang terjadi pada sumbu-y, dapat diprediksi bahwa
disebabkan adanya gaya ayun yang bekerja kearah kiri dan kanan traktor. Hal ini terjadi akibat putaran poros engkol yang tidak seimbang
unbalance. Sebagaimana diketahui gerakan piston pada traktor umumnya menggunakan tipe
horizontal flat. Gerakan pada langkah isap akan menarik piston dan sejalan
kearah tarikan, piston bergerak keatas. Pada langkah selanjutnya akan ada gaya yang mendorong kembali piston kearah semula sebagai langkah kompres
tenaga, selanjutnya piston bergerak ke arah bawah. Hal yang sama dapat
diprediksi juga bahwa percepatan getaran pada sumbu-y erat hubungannya dengan kondisi bantalan pada poros engkol yang sudah semestinya diganti.
Pendapat ini tercermin, bahwa pada konstruksi semua mesin peranan bantalan sangat penting, bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros dan
elemen mesin lainnya dapat bekerja dengan baik dan benar. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak
dapat bekerja dengan semestinya. Karena dalam konstruksi mesin, peranannya bantalan sama seperti peranan sebuah pondasi pada sebuah bangunan Sularso
dan Suga 1987. Kerusakan pada bantalan dapat diprediksi bahwa selama pengoperasian
belum ada pergantian sukucadang yang berhubungan dengan bantalan, terutama bantalan poros enjin. Karena dalam operasional sehari-hari dianggap
masih layak pakai. Kalau hal ini terus dibiarkan, maka kerusakan akan terus menjalar sehingga terjadi kerusakan pada poros berupa aus pada salah satu
sisinya akibat pembebanan yang tidak merata. Selanjutnya akan mempengaruhi kesemua sistem ruang bakar pada enjin traktor. Sehingga tidak bisa dihindari lagi
akan terjadi getaran yang sangat besar. Keausan yang terjadi pada bantalan juga diakibat karena kurang
perawatan dan pelumasan yang tidak terjadwal secara baik dan benar. Salah satu penyebab utama kerusakan bantalan adalah kurangnya pelumasan. Hal ini
sering dilakukan pelumas yang sudah rusak kekentalannya tidak dibuang, akan tetapi dilakukan penambahan saja. Sehingga mengakibatkan adanya panas yang
timbul dari gesekan yang besar antara bantalan dengan poros, terutama pada saat menerima beban berat besar, yang memerlukan pelumasan yang sangat
baik. Sedangkan bila adanya lapisan pelumas yang benar dan sesuai dengan spesifikasi maka akan sangat membantu bantalan dalam menerima tumbukan
dan getaran sehingga tidak akan mengeluarkan suara ataupun getaran yang berlebihan.
c. Traktor C Bila dibanding dengan dua unit traktor yang tersebut diatas, traktor C
merupakan traktor yang berusia paling tua dan paling banyak jam operasinya. Sebelum pemasangan karet peredam menunjukkan nilai percepatan yang sangat
tinggi, baik saat menggunakan roda karet maupun menggunakan roda karet. Selanjutnya percepatan getaran setelah pemakaian karet peredam berbanding
lurus dengan ketebalan karet peredam dan berbanding terbalik dengan kekerasan karet peredam. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 36, Gambar 37 dan
Gambar 38 bahwa semakin tebal karet peredam, maka semakin besar percepatan getaran yang terjadi. Berikutnya dapat diperhatikan pola percepatan
getaran setelah pemasangan karet peredam berlawanan dengan pola percepatan getaran traktor A dan traktor B. Dari kenyataan ini dapat diprediksi
pada traktor ini ada permasalahan yang serius terutama pada sistem enjin. Berikut ini dapat diperhatikan uraian percepatan getaran yang terjadi pada traktor
C berdasarkan tipe roda yang digunakan. •
Roda karet. Nilai percepatan getaran pada tarktor C lebih redah pada
sumbu-z setelah pemasangan karet peredam jenis alam yang kekerasan Ma78. Sebelum pemasangan karet peredam percepatan getaran pada ketiga sumbu
traktor C adalah sumbu-x=0.1.681 mdet
2
, sumbu-y=1.500 mdet
2
dan pada sumbu-z=1.855 mdet
2
. Setelah pemasangan karet peredam, percepatan getaran pada masing-masing sumbu, yaitu untuk sumbu-x=0.228 mdet
2
, sumbu-y=0.228 mdet
2
dan sumbu-z=0.302 mdet
2
. •
Roda besi. Pada perlakuan yang sama sebelum pemasangan karet
peredam, percepatan getaran pada masing-masing sumbu adalah relatif tinggi, yaitu pada sumbu-x=1.712 mdet
2
, sumbu-y=1.514 mdet
2
dan sumbu-z=1.753 mdet
2
. Setelah pemasangan karet peredam, getaran pada masing-masing sumbu turun. Karet peredam yang digunakan adalah karet peredam Ma78.
Getaran untuk sumbu-x=0.307 mdet
2
, sumbu-y=0.267 mdet
2
, dan pada sumbu- z=0.369 mdet
2
dengan ketebalan karet peredam H15 mm. Dari uraian pada pemakaian dua tipe roda untuk traktor C, sebelum
pemasangan karet peredam, saat traktor menggunakan roda besi menunjukkan nilai rata-rata tinggi. Selanjutnya setelah pemasangan karet peredam pada
percepatan getaran menurun karena pengaruh karet peredam. Hal ini dapat diprediksi bahwa percepatan getaran yang disebabkan akibat pergerakan piston
yang tidak normal, dapat direduksi oleh karet peredam. Dengan dilakukan pemasangan karet peredam pada traktor, getaran
pada masing-masing sumbu terutama sumbu-x relatif menjadi rendah. Berarti pada operasi dengan menggunakan roda karet getaran dapat direduksi sebesar
86.4 bila dibandingkan sebelum pemakaian karet peredam pada sumbu yang sama. Sedangkan menggunakan roda besi, setelah pemasangan karet peredam
nilai percepatan getaran dapat direduksi sebesar 82.4 . Hal ini menunjukkan
peranan karet peredam sebagai pereduksi percepatan getaran cukup berpotensi menurunkan getaran untuk dua tipe roda terhadap masing-masing sumbu.
Besarnya getaran yang terjadi pada sumbu-y lebih disebabkan karena adanya gaya ayun yang bekerja kearah kiri dan kanan traktor. Gaya ini
kemungkinan besar terjadi akibat tumbukan piston yang tidak seimbang unbalance dalam silinder enjin. Pada umumnya disain ruang bakar enjin traktor
menggunakan tipe horizontal flat. Tipe ini arah gerakan piston dalam ruang
bakar bergerak kedepan searah gerakan maju traktor. Apabila pelumasan tidak sempurna terjadi gesekan yang besar antara permukaan piston dan silinder
sehingga disamping mempercepat keausan komponen enjin, juga semakin memperbesar terjadinya getaran pada traktor.
d. Perbandingan Kondisi Traktor Terhadap Getaran Analisis pengaruh kondisi ketiga unit traktor terhadap getaran, percepatan
getaran masing-masing traktor berbeda sesuai dengan jam kerja dan tipe roda yang digunakan saat operasi. Percepatan getaran antara ketiga traktor yang
digunakan, getaran traktor A relatif lebih rendah dibanding traktor B dan C. Secara umum percepatan getaran pada ketiga unit traktor menurun setelah
dipasang karet peredam dengan level yang berbeda-beda.
Tabel 16 Perbandingan kondisi traktor sebelum dan setelah pemasangan karet peredam.
Kondisi traktor terhadap getaran Sebelum pakai karet peredam
Setelah pakai pakai peredam Merek
Traktor Tipe roda
Sb-x Sb-y Sb-z Sb-x Sb-y Sb-z Karet
0.494 0.354 0.371 0.189 0.134 0.132 A
Besi 0.493 0.533 0.522 0.200 0.141 0.130
Karet 0.978 0.763 0.694 0.334 0.313 0.280
B Besi
1.203 1.106 1.048 0.296 0.266 0.272 Karet
1.681 1.500 1.855 0.228 0.228 0.302 C
Besi 1.712 1.514 1.753 0.307 0.267 0.369
4.4.3 Pengaruh Jenis Karet Peredam Terhadap Getaran Penggunaan karet peredam pada traktor roda dua dalam bahasan berikut
akan dibahas pengaruh jenis karet peredam terhadap percepatan getaran. Untuk melihat pengaruh jenis karet terhadap getaran, digunakan ketebalan karet sama
dan merek traktor yang sama untuk masing-masing jenis karet.
Pada prinsip dasar bahwa semua jenis karet peredam dapat mereduksi percepatan getaran yang terjadi selama memenuhi persyaratan atau karakteristik
sebagai karet peredam. Perbedaan antara jenis karet terhadap percepatan getaran terletak pada tinggi atau rendahnya kemampuan karet tersebut dalam
mereduksi percepatan getaran. Hal ini tidak terlepas juga dari jenis dan kekerasan karet peredam. Perbedaan jenis akan menunjukkan, sejauh mana
percepatan getaran yang terjadi pada traktor mampu diturunkan oleh karet peredam tersebut. Berikut ini akan ditinjau pengaruh jenis karet terhadap getaran
yang terjadi berdasarkan merek traktor.
a. Traktor A Pengaruh jenis karet peredam pada traktor A menunjukkan bahwa
kekerasan karet berbanding lurus dengan besarnya percepatan getaran yang terjadi Gambar 39. Semakin keras jenis karet peredam, maka percepatan
getaran semakin besar. • Roda
karet Pada Gambar 39a menunjukkan percepatan getaran traktor
menggunakan roda karet. Percepatan getaran pada tiga sumbu dengan menggunakan karet peredam Ma78 relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
kekerasan karet peredam lain. Setelah pemasangan karet peredam percepatan getaran minimum terjadi pada sumbu-z sebesar 0.132 mdet
2
dengan ketebalan karet peredam H25 mm. Hal ini memperlihatkan bahwa traktor A pada
pengoperasian menggunakan roda karet lebih tepat menggunakan karet peredam Ma78 dengan ketebalan H25 mm. Dibandingkan dengan jenis dan
kekerasan karet peredam lain, karet peredam ini memiliki sifat karakteristik yang lunak sehingga tidak mudah menimbulkan percepatan getaran yang lebih tinggi.
Sedangkan pada dua jenis dan kekerasan karet lainnya seperti karet Mb80 dan Ms80 dengan nilai percepatan getaran terjadi lebih tinggi yaitu sebesar
0.151 mdet
2
untuk karet peredam Mb80. Untuk karet peredam Ms80 percepatan getaran sebesar 0.171 mdet
2
terjadi pada sumbu-z.
0. 49
4 0.
35 4
0. 37
1 0.
49 4
0. 35
4 0.
37 1
0. 49
4 0.
35 4
0. 37
1 0.
286 0.
20 0.
20 1
0. 21
0. 14
4 0.
13 7
0. 18
9 0.
13 4
0. 13
2 0.
34 7
0. 23
7 0.
23 7
0. 26
0. 172
0. 16
3 0.
22 7
0. 15
6 0.
15 1
0. 31
0. 20
6 0.
20 5
0. 27
6 0.
17 7
0. 17
1 0.
25 9
0. 17
6 0.
17 7
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H15-Sb x H15-Sb y H15-Sb z H20-Sb x H20-Sb y H20-Sb z H25-Sb x H25-Sb y H25-Sb z
P e
rc ep
at an
g et
ar a
n m
d et
2
Tebal karet peredam mm Traktor A menggunakan roda karet
M0 Ma
Mb Ms
a. Menggunakan roda karet
0. 49
3 0.
53 3
0. 52
2 0.
49 3
0. 53
3 0.
52 2
0. 49
3 0.
53 3
0. 52
2 0.
25 8
0. 18
2 0.
168 0.
20 0.
14 1
0. 13
0. 191
0. 13
9 0.
140 0.
310 0.
213 0.
196 0.
23 9
0. 16
3 0.
14 9
0. 225
0. 162
0. 16
1 0.
32 8
0. 22
0. 20
7 0.
26 8
0. 18
0. 17
0. 26
2 0.
19 0.
196
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H15-Sb x H15-Sb y H15-Sb z H20-Sb x H20-Sb y H20-Sb z H25-Sb x H25-Sb y H25-Sb z
P e
rc epat
an ge
te ra
n m
d e
t
2
Tebal karet peredam mm Traktor A menggunakan roda besi
M0 Ma
Mb Ms
b. Menggunakan roda besi Gambar 39 Pengaruh jenis dan kekerasan karet peredam dengan menggunakan
roda karet dan roda besi pada traktor A. M0: tanpa peredam, Ma78: karet alam shore A 78, Mb80: karet alam shore A 80, Ms80: karet
sintetis shore A 80, H0: tanpa peredam, H15: ketebalan 15 mm, H20: ketebalan 20 mm dan H25: ketebalan 25 mm. Sb-x, sb-y dan
sb-z: arah percepatan getaran masing-masing sumbu.
• Roda besi
Pada Gambar 39b menunjukkan percepatan getaran traktor lebih rendah terjadi pada sumbu-z sebesar 0.130 mdet
2
. Percepatan getaran ketiga sumbu dengan menggunakan karet peredam Ma78 relatif lebih rendah bila dibanding
dengan kekerasan karet peredam lain. Hal ini memperlihatkan bahwa traktor A pada pengoperasian menggunakan roda besi lebih tepat menggunakan karet
peredam Ma78 dengan ketebalan H20 mm. Kekerasan karet ini lebih lunak sehingga tidak mudah menimbulkan percepatan getaran yang lebih tinggi pada
sumbu ini. Sedangkan untuk dua jenis dan dua tingkat kekerasan karet lainnya mempunyai nilai percepatan yang relatif tinggi pada semua sumbu. Seperti
terlihat pada Gambar 39b untuk karet peredam Mb80 nilai percepatan getaran yang rendah terjadi pada sumbu-z dengan ketebalan karet peredam H20 mm.
Juga hal yang sama diikuti karet peredam Ms80 dengan nilai percepatan sebesar 0.170 mdet
2
. Menurunnya percepatan getaran pada sumbu-z menunjukkan bahwa
pemasangan karet peredam pada traktor A menggunakan roda besi jauh lebih baik bila dibanding sebelum pemasangan karet peredam.
Sebagaimana telah dibahas, bahwa jam operasi traktor A lebih kecil bila dibanding dengan dua traktor lainnya. Dari uraian menunjukkan bahwa
percepatan getaran yang terjadi pada traktor A erat hubungannya dengan kekerasan karet peredam. Semakin keras karet peredam, maka semakin besar
nilai percepatan getaran yang terjadi. Bila dilihat getaran yang terjadi pada traktor A dapat dikategorikan dalam batas getaran normal. Hal ini dilihat dari segi usia
dan jam operasi traktor tersebut. Bila diperhatikan antara sumbu dan percepatan getaran yang terjadi pada
traktor A, adanya hubungan dengan reduksi yang terjadi setelah pemasangan karet peredam. Sebelum pemasangan karet peredam percepatan getaran pada
tiga sumbu traktor ini dengan menggunakan roda karet, sumbu-x merupakan sumbu yang sangat tinggi terjadi getaran, selanjutnya diikuti sumbu-z dan yang
paling rendah adalah percepatan getaran pada sumbu-y. Pola percepatan getaran sebelum pemasangan karet peredam tidak terjadi setelah pemasangan
karet peredam. Sumbu-z adalah sumbu yang paling minimum terjadi percepatan getaran. Lain halnya sebelum pemasangan karet peredam saat traktor
menggunakan roda besi, sumbu-y merupakan sumbu yang sangat tinggi terjadi percepatan getaran. Selanjutnya percepatan getaran pada sumbu-z yang paling
rendah. Hal ini berbeda dengan percepatan getaran yang terjadi saat traktor menggunakan roda karet. Setelah pemasangan karet peredam, percepatan
getaran pada sumbu-z adalah semua percepatan getaran yang minimum. b. Traktor B
Percepatan getaran yang terjadi pada traktor B relatif menyerupai yang pola terjadi pada traktor A Gambar 40. Nilai percepatan getaran pada traktor B
lebih tinggi, karena jam operasi traktor B lebih banyak bila dibanding dengan traktor A. Namun demikian percepatan getaran traktor ini akan lebih rendah bila
digunakan karet peredam jenis dan kekerasan Ma78. Karet ini lebih lunak dari dua jenis dan kekerasan karet lainnya. Berikut akan diuraikan pengaruh traktor B
dengan pemasangan jenis dan kekerasan karet peredam menurut tipe roda traktor.
• Roda karet
Pada Gambar 40a memperlihatkan percepatan getaran yang terjadi pada pengoperasian menggunakan roda karet. Percepatan getaran pada tiga sumbu
dengan menggunakan karet peredam Ma78 relatif lebih rendah bila dibanding dengan dua jenis dan kekerasan karet peredam lainnya. Saat traktor B operasi
dengan menggunakan roda karet percepatan getaran yang paling minimum terjadi pada sumbu-z sebesar 0.280 mdet
2
dengan pemasangan karet peredam Ma78. Dibandingkan dengan jenis dan kekerasan karet peredam lain, karet
peredam ini memiliki sifat karakteristik yang lunak sehingga tidak mudah menimbulkan percepatan getaran yang lebih tinggi.
Sedangkan pada dua jenis dan kekerasan karet lainnya seperti karet Mb80 dan Ms80. Nilai percepatan getaran pada dua karet peredam ini lebih
tinggi yaitu sebesar 0.336 mdet
2
pada sumbu-z dengan karet peredam Mb80 ketebalan H25 mm. Untuk karet peredam Ms80 percepatan getaran sebesar
0.171 mdet
2
terjadi pada sumbu-z dengan tebal karet peredam H20 mm.
0. 97
8 0.
76 3
0. 69
4 0.
97 8
0. 76
3 0.
69 4
0. 97
8 0.
76 3
0. 69
4 0.
64 9
0. 56
4 0.
58 5
0. 44
2 0.
39 7
0. 36
6 0.
33 4
0. 31
3 0.
280 0.
53 1
0. 48
1 0.
45 9
0. 46
8 0.
41 4
0. 37
8 0.
39 9
0. 36
0. 33
6 0.
42 5
0. 39
9 0.
37 3
0. 40
1 0.
36 5
0. 33
6 0.
42 6
0. 38
4 0.
37 8
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H15 ‐Sb x H15‐Sb y
H15 ‐Sb z H20‐Sb x H20‐Sb y
H20 ‐Sb z H25‐Sb x H25‐Sb y
H25 ‐Sb z
Pe rc
ep at
an ge
ta ra
n m
de t
2
Tebal karet peredam mm Traktor B menggunakan roda karet
M0 Ma
Mb Ms
a. Menggunakan roda karet
1. 20
3 1.
10 6
1. 04
8 1.
20 3
1. 10
6 1.
04 8
1. 20
3 1.
10 6
1. 04
8
0. 622
0. 506
0. 53
9 0.
36 6
0. 31
3 0.
30 4
0. 29
6 0.
266 0.
272 0.
545 0.
45 5
0. 445
0. 392
0. 333
0. 316
0. 346
0. 307
0. 31
8 0.
435 0.
37 5
0. 35
4 0.
403 0.
342 0.
33 6
0. 391
0. 34
5 0.
374
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H15 ‐Sb x H15‐Sb y H15‐Sb z H20‐Sb x H20‐Sb y H20‐Sb z H25‐Sb x H25‐Sb y H25‐Sb z
P er
cepat an
get ar
an m
det
2
Tebal kater peredam mm Traktor B menggunakan roda besi
M0 Ma
Mb Ms
b. Menggunakan roda besi Gambar 40 Pengaruh jenis dan kekerasan karet peredam dengan menggunakan
roda karet dan roda besi pada traktor B. M0: tanpa peredam, Ma78: karet alam shore A 78, Mb80: karet alam shore A 80, Ms80: karet
sintetis shore A 80, H0: tanpa peredam, H15: ketebalan 15 mm, H20: ketebalan 20 mm dan H25: ketebalan 25 mm. Sb-x, sb-y dan
sb-z: Arah percepatan getaran masing-masing sumbu.
• Roda besi
Pada Gambar 40b menunjukkan percepatan getaran traktor B dengan menggunakan roda besi. Percepatan getaran yang paling rendah saat
menggunakan roda besi yaitu pada sumbu-y sebesar 0.266 mdet
2
dengan ketebalan karet peredam H25 mm. Percepatan getaran pada tiga sumbu dengan
menggunakan karet peredam Ma78 relatif lebih rendah bila dibanding dengan kekerasan karet peredam lain. Kekerasan karet ini lebih lunak sehingga tidak
mudah menimbulkan percepatan getaran yang lebih tinggi pada sumbu ini. Hal yang sama juga terjadi reduksi yang baik pada dua sumbu lainnya yaitu sumbu-x
dan sumbu-z. Sedangkan untuk dua jenis dan kekerasan karet lainnya mempunyai nilai
percepatan yang relatif sama antara ketiga karet peredam tersebut. Seperti terlihat pada Gambar 40b untuk karet peredam Mb80 nilai percepatan getaran
yang terendah pada sumbu-z dengan nilai percepatan getaran 0.316 mdet
2
, tebalan karet peredam H20 mm. Juga hal yang sama diikuti karet peredam Ms80
dengan nilai percepatan sebesar 0.336 mdet
2
. Menurunnya percepatan getaran pada sumbu-y menunjukkan bahwa
pemasangan karet peredam kekerasan Ma78 pada traktor B saat menggunakan roda besi dapat direduksi jauh lebih baik dibanding sebelum pemasangan karet
peredam. Nilai percepatan getaran sebelum pemasangan karet peredam pada sumbu-y sebesar 1.106 mdet
2
. Dari uraian menunjukkan bahwa pengoperasian dua tipe roda pada
traktor B erat hubungannya dengan kekerasan karet peredam. Meskipun antara karet peredam tidak terlihat perbedaan yang tinggi, namun dari Gambar 40b
dapat dilihat, bahwa semakin keras karet peredam, maka semakin besar nilai percepatan getaran yang terjadi.
Pada Gambar 40a untuk roda karet, percepatan getaran sebelum pemakaian karet peredam relatif tinggi dibanding dengan menggukan roda besi.
Percepatan getaran yang tinggi terjadi pada sumbu-x, berikutnya sumbu-y dan paling rendah pada sumbu-z. Pola percepatan getaran yang sama juga terjadi
setelah pemasangan karet peredam. Percepatan getaran yang paling minimum semua terjadi pada sumbu-z. Sedangkan operasi traktor menggunakan roda
besi, juga mengikuti pola yang sama seperti pada penggunaan roda karet. Akan tetapi pada pemasangan karet peredam Ma78, getaran yang minimum terjadai
pada sumbu-y. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara percepatan getaran pada sumbu dengan operasi menggunakan dua tipe roda.
c. Traktor C Percepatan getaran yang terjadi pada traktor C terhadap jenis dan
kekerasan karet peredam jauh berbeda dengan pola yang terjadi pada traktor A dan traktor B Gambar 41. Nilai percepatan getaran pada traktor ini berbanding
lurus dengan jenis dan kekerasan karet peredam. Dengan bertambahnya kekerasan karet peredam, maka getaran semakin tinggi. Nilai percepatan traktor
C lebih tinggi karena jam operasi traktor ini lebih banyak bila dibanding dengan dua traktor yang sudah dibahas sebelumnya. Namun demikian percepatan
getaran traktor ini rendah setelah pemasangan karet peredam dengan kekerasan Ma78. Karet ini lebih lunak dari pada dua jenis dan kekerasan karet peredam
lainnya. Berikut akan diuraikan pengaruh traktor C dengan pemasangan jenis dan kekerasan karet peredam menurut penggunaan tipe roda traktor.
• Roda karet
Pada Gambar 41a memperlihatkan percepatan getaran yang terjadi saat traktor operasi menggunakan roda karet. Percepatan getaran pada tiga sumbu
dengan menggunakan karet peredam Ma78 lebih rendah bila dibanding dengan dua jenis dan kekerasan karet peredam lainnya. Traktor C dengan menggunakan
roda karet percepatan getaran yang paling minimum terjadi pada sumbu-x sebesar 0.228 mdet
2
dengan pemasangan karet peredam Ma78, tebal H15 mm. Bila dibandingkan dengan jenis dan kekerasan karet peredam lain, karet
peredam ini memiliki sifat karakteristik yang lunak sehingga tidak mudah menimbulkan percepatan getaran yang lebih tinggi.
Sedangkan pada dua jenis karet lainnya seperti karet Mb80 dan Ms80. Nilai percepatan getaran pada dua karet peredam ini lebih tinggi yaitu sebesar
0.257 mdet
2
pada sumbu-z dengan karet peredam Mb80 ketebalan H15 mm. Untuk karet peredam Ms80 percepatan getaran sebesar 0.171 mdet
2
terjadi pada sumbu-z dengan tebal karet peredam 15 mm.
1. 681
1. 500
1. 855
1. 681
1. 500
1. 855
1. 681
1. 500
1. 855
0. 22
8 0.
22 8
0. 302
0. 412
0. 381
0. 519
0. 487
0. 453
0. 616
0. 257
0. 259
0. 337
0. 450
0. 418
0. 554
0. 557
0. 504
0. 660
0. 375
0. 355
0. 472
0. 39
4 0.
37 9
0. 509
0. 476
0. 43
9 0.
574
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H15 ‐Sb x H15‐Sb y H15‐Sb z H20‐Sb x H20‐Sb y H20‐Sb z H25‐Sb x H25‐Sb y H25‐Sb z
P er
cepat an
get ar
an m
det
2
Tebal karet peredam mm
Traktor C menggunakan roda karet
M0 Ma
Mb Ms
a. Menggunakan roda karet
1. 712
1. 51
4 1.
753 1.
712 1.
51 4
1. 753
1. 712
1. 51
4 1.
753
0. 307
0. 267
0. 36
9 0.
32 9
0. 302
0. 420
0. 322
0. 30
8 0.
43 8
0. 30
8 0.
282 0.
37 4
0. 437
0. 391
0. 515
0. 405
0. 36
9 0.
495 0.
29 4
0. 282
0. 380
0. 40
9 0.
37 3
0. 492
0. 412
0. 372
0. 48
9
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H15 ‐Sb x H15‐Sb y H15‐Sb z H20‐Sb x H20‐Sb y H20‐Sb z H25‐Sb x H25‐Sb y H25‐Sb z
P er
cep at
an ge
ta ra
n m
d et
2
Tebal karet peredam mm
Traktor C menggunakan roda besi
M0 Ma
Mb Ms
b. Menggunakan roda besi Gambar 41 Pengaruh jenis dan kekerasan karet peredam dengan menggunakan
roda karet dan roda besi pada traktor C. M0: tanpa peredam, Ma78: karet alam shore A 78, Mb80: karet alam shore A 80, Ms80: karet
sintetis shore A 80, H0: tanpa peredam, H15: ketebalan 15 mm, H20: ketebalan 20 mm dan H25: ketebalan 25 mm. Sb-x, sb-y dan
sb-z: Arah percepatan getaran masing-masing sumbu.
• Roda besi
Gambar 41b menunjukkan percepatan getaran pada traktor C dengan menggunakan roda besi. Setelah pemasangan karet peredam, percepatan
getaran yang paling rendah pada traktor C yaitu pada sumbu-y sebesar 0.267 mdet
2
dengan ketebalan karet peredam H15 mm. Percepatan getaran pada tiga sumbu dengan menggunakan karet peredam Ma78 relatif lebih rendah bila
dibanding dengan kekerasan karet peredam lain. Karakteristik karet ini memiliki kekerasan yang lebih lunak sehingga tidak menimbulkan percepatan getaran
yang lebih tinggi pada sumbu ini. Hal yang sama juga terjadi penurunan getaran yang baik pada dua sumbu lainnya yaitu sumbu-x dan sumbu-z.
Sedangkan untuk dua jenis dan kekerasan karet lainnya mempunyai nilai percepatan yang relatif sama antara ketiga karet peredam tersebut. Seperti
terlihat pada Gambar 41b untuk karet peredam Mb80 nilai percepatan getaran yang terendah pada sumbu-y dengan nilai percepatan getaran 0.282 mdet
2
, tebal karet peredam H15 mm. Hal yang sama juga dapat dilihat pada karet
peredam Ms80 yang mampu menurunkan percepatan sebesar 0.282 mdet
2
pada sumbu-y. Nilai percepatan getaran sebelum pemasangan karet peredam pada sumbu-y sebesar 1.514 mdet
2
. Turunnya percepatan getaran pada sumbu- y menunjukkan bahwa pemasangan karet peredam Ma78 pada traktor C saat
menggunakan roda besi dapat diturunkan jauh lebih baik dibanding sebelum pemasangan karet peredam.
Dari pembahasan menunjukkan bahwa pengunaan dua tipe roda pada traktor C erat hubungannya dengan kekerasan karet peredam. Dari Gambar
41b dapat dilihat, bahwa semakin keras karet peredam, maka semakin besar nilai percepatan getaran yang terjadi.
Bila dilihat lebih jauh lagi adanya hubungan antara percepatan getaran pada sumbu dengan jenis dan kekerasan karet peredam. Hal ini dapat dilihat
pada penggunaan roda karet dengan kekerasan karet peredam Ma78, getaran minimum terjadi pada sumbu-x. Akan tetapi saat traktor menggunakan roda besi
percepatan getaran yang minimum terjadi semua pada sumbu-y. Disamping hal tersebut, terlihat juga percepatan getaran sebelum pemakaian karet peredam
saat menggunakan roda karet dan roda besi. Percepatan getaran pada sumbu-y lebih rendah dibanding dua sumbu lainnya.
Dari uraian untuk ketiga unit traktor Gambar 41 bahwa pemasangan karet peredam jenis alam dengan kekerasan Ma78 lebih mampu mereduksi
percepatan getaran bila dibanding karet jenis alam dengan kekerasan Mb80 dan karet sintetis dengan kekerasan Ms80
d. Analisis Pengaruh Jenis Karet Peredam Terhadap Getaran Melihat getaran yang terjadi pada tiga unit traktor terhadap pemasangan
tiga jenis kekerasan karet, getaran yang paling rendah terjadi saat pemasangan karet peredam Ma78. Sedangkan pemasangan karet peredam dengan
kekerasan Mb80 dan Ms80 percepatan getaran yang terjadi lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karet peredam dengan kekerasan Ma78 lebih berpotensi
untuk menurunkan getaran pada traktor roda dua di banding dengan karet Mb80 dan Ms80. Nilai percepatan getaran pada traktor A menggunakan roda karet
mampu meredam getaran 0.132 mdet
2
pada sumbu-z dan pada sumbu yang sama dengan roda besi mampu meredam 0.130 mdet
2
. Percepatan getaran yang rendah pada traktor B menggunakan roda karet pada sumbu-z = 0.280
mdet
2
, dengan roda besi pada sumbu-y sebesar 0.266 mdet
2
. Sedangkan pada tarktor C percepatan getaran yang rendah sebesar 0.228 mdet
2
pada sumbu-x dan pada sumbu-y dengan menggunakan roda besi percepatan getaran 0.267
mdet
2
. Karet peredam jenis alam dengan kekerasan Ma78 relatif lebih mampu
mereduksi percepatan getaran bila dibanding dengan karet jenis alam dengan kekerasan Mb80 dan karet jenis sintetis dengan kekerasan Ms80. Hal ini
menunjukkan bahwa karet lunak dapat mereduksi getaran lebih baik dari pada karet yang lebih keras. Ini membuktikan seperti pendapat ilmuan bahwa Black
dan Adams 1981; Spotts 1985; Sularso dan Suga 1987. 4.4.4 Pengaruh Tebal Karet Peredam Terhadap Getaran
Untuk melihat pengaruh ketebalan karet terhadap getaran, digunakan jenis karet yang sama serta merek traktor yang sama. Berdasarkan dua
pembahasan yang sudah dilakukan, bahwa kekerasan karet peredam Ma78 adalah karet yang mampu menurunkan getaran pada ketiga unit traktor. Dengan
ini pembahasan akan ditinjau pada jenis dan kekerasan karet peredam Ma78. Pengaruh ketebalan karet peredam terhadap getaran untuk traktor A dan
traktor B mengikuti pola percepatan getaran yang sama yaitu semakin tebal karet peredam, semakin turun percepatan getaran yang terjadi pada traktor.
Sedangkan pada traktor C ketebalan karet peredam mempengaruhi tinggi atau
rendahnya percepatan getaran pada traktor. Dengan bertambah ketebalan karet peredam, maka percepatan getaran yang terjadi pada traktor C semakin besar.
Berikut ini akan diuraikan pengaruh tebal karet peredam Ma78 untuk masing- masing traktor.
a. Traktor A Pengaruh percepatan getaran pada traktor A, semakin tebal karet
peredam yang dipasang maka percepatan getaran semakin rendah. Pada traktor yang menggunakan roda karet Gambar 42a, setelah pemasangan karet
peredam percepatan getaran yang rendah setelah memasang karet peredam ketebalan H25 mm. Sedangkan untuk traktor menggunakan roda besi
percepatan getaran yang optimal terjadi pada sumbu-z dengan ketebalan karet peredam H20 mm Gambar 42b.
Pada Gambar 42a untuk tiga sumbu secara berturut-turut, persamaan pada sumbu x adalah y = 0.046x
2
- 0.332x + 0.776 dengan R² = 0.994 , sumbu-y adalah y = 0.036x
2
- 0.251x + 0.567 dengan R² = 0.995 dan persamaan pada sumbu-z adalah y = 0.041x
2
- 0.284x + 0.611 dengan nilai R² = 0.997. Sedangkan traktor menggunakan roda besi menunjukkan pola yang sama
dengan menggunakan roda karet. Secara berturut-turut percepatan getaran pada tiga sumbu traktor ini pada sumbu x adalah y = 0.056x
2
- 0.378x + 0.809 dengan R² = 0.986, untuk sumbu-y adalah y = 0.087x
2
- 0.558x + 0.990 dengan R² = 0.966 dan terakhir persamaan pada sumbu-z yaitu y = 0.091x
2
- 0.573x + 0.991 dengan R² = 0.966.
Kalau melihat dua persamaan untuk dua tipe roda menunjukkan tidak mungkin ketebalan karet peredam ditambah. Karena nilai persamaan percepatan
getaran pada tiga sumbu mendekati nilai yang maksimal. Meskipun ketebalan karet peredam ditambah, akan memperbesar nilai percepatan getaran pada
traktor A. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya yang bekerja pada karet akibat getaran. Sehingga ada kemungkinan dengan bertambahnya ketebalan karet
peredam getaran akan turun semakin rendah pada salah satu sumbu, namun pada sumbu-y percepatan getaran akan menjadi besar karena pengaruh ayunan
pada karet akibat berat enjin traktor dan akibat gaya tarik yang ditimbulkan oleh sabuk penerus daya.
Traktor A menggunakan roda karet
0.494 0.286
0.210 0.189
0.371 0.354
0.200 0.144
0.134 0.201
0.137 0.132
y = 0.046x2 - 0.332x + 0.776 R² = 0.994
y = 0.036x2 - 0.251x + 0.567 R² = 0.995
y = 0.041x2 - 0.284x + 0.611 R² = 0.997
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H0 H15
H20 H25
Tebal karet peredam mm P
er c
ep at
a n get
ar an
m det
2
Sb-x Sb-y
Sb-z sb-x
sb-y sb-z
a. Menggunakan roda karet
Traktor A menggunakan roda besi
0.493 0.258
0.191 0.139
0.522 0.200
0.533 0.182
0.141 0.168
0.130 0.140
y = 0.056x
2
- 0.378x + 0.809 R² = 0.986
y = 0.087x
2
- 0.558x + 0.990 R² = 0.966
y = 0.091x
2
- 0.573x + 0.991 R² = 0.966
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H0 H15
H20 H25
Tebal karet peredam mm P
er c
epa tan
get a
ran m
d et
2
Sb-x Sb-y
Sb-z sb-x
sb-y sb-z
b. Menggunakan roda besi
Gambar 42 Pengaruh tebal karet peredam menggunakan roda karet dan roda besi traktor A. H0: tanpa peredam, H15: ketebalan 15 mm, H20:
ketebalan 20 mm dan H25: ketebalan 25 mm. Sb-x, sb-y dan sb-z: arah percepatan getaran masing-masing sumbu.
Persamaan Gambar 42 memperlihatkan bahwa karet peredam dengan ketebalan H25 dan H20 mm pada traktor A, relatif dapat mereduksi getaran.
Menunjukkan bahwa karet ini lebih mampu meredam percepatan getaran karena sifat lunak elastis karet tersebut. Dengan adanya karet peredam yang dipasang
pada traktor, telah mengurangi gesekan friction langsung akibat getaran yang
ditimbulkan terhadap rangka traktor Mabie dan Ocvirk 1977. b. Traktor B
Pengaruh percepatan getaran pada traktor B, semakin tebal karet peredam yang dipasang maka percepatan getaran semakin rendah. Ketika
menggunakan roda karet dan roda besi Gambar 43, setelah pemasangan karet peredam percepatan getaran yang rendah terjadi pada pemasangan karet
peredam dengan ketebalan yang sama yaitu H25 mm pada sumbu yang berbeda. Gambar 43a adalah percepatan getaran pada sumbu-z yang
menggunakan roda karet sedangkangkan Gambar 43b percepatan getaran traktor pada sumbu-y saat menggunakan roda besi.
Secara berturut-turut berdasarkan Gambar 43a untuk roda karet, persamaan percepatan getaran pada masing-masing sumbu sebagai berikut.
Pada sumbu-x adalah y = 0.055x
2
- 0.490x + 1.411 dengan R² = 0.999,sumbu- y adalah y = 0.028x
2
- 0.295x + 1.032 dengan R² = 0.998 dan pada sumbu z adalah y = 0.005x
2
- 0.174x + 0.875 dengan nilai R² = 0.973. Sedangkan pada saat traktor menggunakan roda besi menunjukkan pola yang sama dengan
pengoperasian menggunakan roda karet. Secara berturut-turut percepatan getaran pada tiga sumbu yaitu sumbu-x adalah y = 0.127x
2
- 0.936x + 2.004 dengan R² = 0.998, sumbu-y adalah y = 0.138x
2
- 0.962x + 1.917 dengan R² = 0.992 dan terakhir persamaan pada sumbu-z yaitu y = 0.119x
2
- 0.852x + 1.777 dengan R² = 0.999.
Memperhatikan dua persamaan pada dua tipe roda untuk masing-masing sumbu menunjukkan bahwa tidak mungkin ketebalan karet peredam ditambah
pada traktor B. Kecuali pada sumbu-z ada kemungkinan akan relatif turun lebih rendah lagi. Hal ini tidak akan terjadi pada dua sumbu lainnya. Karena dengan
bertambah ketebalan karet peredam, ada kemungkinan percepatan getaran perlahan akan menjadi lebih besar oleh gaya ayun yang bekerja pada karet
akibat getaran yang ditimbulkan oleh enjin dan berat traktor.
0.978 0.649
0.442 0.334
0.763 0.564
0.397 0.313
0.694 0.585
0.366 0.280
y = 0.055x
2
- 0.490x + 1.411 R² = 0.999
y = 0.028x
2
- 0.295x + 1.032 R² = 0.998
y = 0.005x
2
- 0.174x + 0.875 R² = 0.973
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H0 H15
H20 H25
P er
cepat an
get ar
an m
det
2
Tebal karet peredam mm Traktor B menggunakan roda karet
Sb-x Sb-y
Sb-z sb-x
sb-y sb-z
a. Menggunakan roda karet
1.203
0.622 0.366
0.296 1.106
0.506 0.313
0.266 1.048
0.539 0.304
0.272
y = 0.127x
2
- 0.936x + 2.004 R² = 0.998
y = 0.138x
2
- 0.962x + 1.917 R² = 0.992
y = 0.119x
2
- 0.852x + 1.777 R² = 0.999
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H0 H15
H20 H25
P er
cep at
an ge
ta ra
n m
d et
2
Tebal karet peredam mm Traktor B menggunakan roda besi
Sb-x Sb-y
Sb-z sb-x
sb-y sb-z
b. Menggunakan roda besi Gambar 43 Pengaruh tebal karet peredam menggunakan roda karet dan roda
besi traktor B. H0: tanpa peredam, H15: ketebalan 15 mm, H20: ketebalan 20 mm dan H25: ketebalan 25 mm. Sb-x, sb-y dan sb-z:
arah percepatan getaran masing-masing sumbu.
c. Traktor C Pengaruh percepatan getaran pada traktor C tidak sama pola percepatan
getaran seperti dua traktor yang telah dibahas sebelumnya. Percepatan getaran yang terjadi pada traktor C, semakin tebal karet peredam yang dipasang maka
percepatan getaran semakin tinggi. Dengan demikian karet peredam yang optimal untuk untuk dua tipe roda traktor C adalah karet dengan ketebalan H15
mm. Gambar 44 adalah traktor yang menggunakan roda karet dan roda besi.
Setelah pemasangan karet peredam percepatan getaran turun. Percepatan getaran lebih rendah pada sumbu-x saat menggunakan roda karet dan pada
sumbu-y dengan menggunakan roda besi Gambar 44a dan Gambar 44b. Nilai percepatan pada tiga sumbu terhadap ketebalan karet peredam
menunjukkan nilai yang relatif sama. Pada Gambar 44a untuk ketiga sumbu secara berturut-turut, persamaan pada masing-masing sumbu sebagai berikut.
Sumbu-x adalah y = 0.382x
2
- 2.249x + 3.461 dengan R² = 0.883, sumbu-y adalah y = 0.336x
2
- 1.978x + 3.067 dengan R² = 0.887 dan pada sumbu z adalah y = 0.412x
2
- 2.412x + 3.760 dengan nilai R² = 0.878. Sedangkan pada saat traktor menggunakan roda besi menunjukkan pola yang hampir sama ketika
traktor menggunakan roda karet. Secara berturut-turut percepatan getaran pada tiga sumbu adalah sebagai berikut, untuk sumbu-x adalah y = 0.349x
2
- 2.162x + 3.452 dengan R² = 0.927, sumbu-y adalah y = 0.313x
2
- 1.924x + 3.059 dengan R² = 0.923 dan terakhir persamaan pada sumbu-z yaitu y = 0.350x
2
- 2.141x + 3.471 dengan R² = 0.920.
Pada Gambar 44a saat traktor menggunakan roda karet, ada dua sumbu yang nilai percepatannya sama yaitu sumbu-x=228 mdet
2
dan sumbu-y=228 mdet
2
. Dengan memperhatikan hasil dua persamaan antara dua sumbu pada penggunaan roda yang sama, maka ketebalan karet peredam pada sumbu-x
lebih baik dari persamaan pada sumbu-y. Pada sumbu-y nilai R² = 0.887 sedangkan pada sumbu-x R² = 0.883.
Dari dua Gambar ketika traktor menggunakan roda karet dan roda besi, bahwa ketebalan karet peredam pada traktor C tidak mungkin ditambah dari
ketebalan H15 mm. Karena persamaan nilai percepatan getaran pada tiga sumbu mendekati nilai yang maksimal untuk menurunkan percepatan getaran.
Apabila ketebalan karet peredam ditambah, maka akan berpengaruh pada
tingginya nilai percepatan getaran pada traktor C. Hal ini disebabkan pengaruh energi getaran yang bersumber dari enjin terhadap karet peredam.
a. Menggunakan roda karet
b. Menggunakan roda besi Gambar 44 Pengaruh tebal karet peredam menggunakan roda karet dan roda
besi traktor C. H0: tanpa peredam, H15: ketebalan 15 mm, H20: ketebalan 20 mm dan H25: ketebalan 25 mm. Sb-x, sb-y dan sb-z:
arah percepatan getaran masing-masing sumbu.
1.712
0.307 0.329
0.322 1.514
0.267 0.302
0.308 1.753
0.369 0.420
0.438
y = 0.349x
2
- 2.162x + 3.452 R² = 0.927
y = 0.313x
2
- 1.924x + 3.059 R² = 0.923
y = 0.350x
2
- 2.141x + 3.471 R² = 0.920
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H0 H15
H20 H25
P er
cepat an
get ar
an m
det
2
Tebal karet peredam mm Traktor C menggunakan roda besi
Sb-x Sb-y
Sb-z sb-x
sb-y sb-z
1.681
0.228 0.412
0.487 1.500
0.228 0.381
0.453 1.855
0.302 0.519
0.616
y = 0.382x
2
- 2.249x + 3.461 R² = 0.883
y = 0.336x
2
- 1.978x + 3.067 R² = 0.887
y = 0.412x
2
- 2.412x + 3.760 R² = 0.878
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
H0 H15
H20 H25
P er
ce pat
an get
ar an
m d
et
2
Tebal karet peredam mm Traktor C menggunakan roda karet
Sb-x Sb-y
Sb-z sb-x
sb-y sb-z
Pengaruh tiga unit traktor terhadap ketebalan karet peredam Gambar 44a dan Gambar 44b, ketebalan optimum karet peredam tidak mungkin
ditambah ataupun dikurangi. Karena akan berpengaruh pada tiga sumbu percepatan getaran. Seandainya pada sumbu-z ditambah ketebalan, maka karet
terhadap sumbu-y akan terjadi puntiran oleh gaya sabuk penerus daya dan juga akan berpengaruh terjadinya gaya ayun akibat berat enjin traktor. Sementara
pada sumbu-x mungkin saja akan bisa diprediksi hal yang sama seperti pada sumbu-y. Sedangkan apabila dikurangi ketebalannya, maka akan terjadi
sebaliknya atau sebanding dengan apa yang terjadi akibat penambahan ketebalan karet peredam.
Persamaan Gambar 44 memperlihatkan diantara tiga ketebalan karet yang optimal dan lebih mampu mereduksi percepatan getaran adalah karet
peredam dengan ketebalan H15 mm. d. Analisis ketebalan karet peredam
Pada umumnya pola percepatan getaran pada traktor A dan traktor B menunjukkan pola yang sama terhadap tebal karet peredam. Semakin tebal karet
peredam getaran yang terjadi semakin rendah kecuali traktor C. Pada traktor C yang menunjukkan penambahan ketebalan karet akan meningkatkan percepatan
getaran pada traktor. Pengaruh dari ketebalan karet peredam terhadap getaran dapat dilihat dari persamaan.
• Tebal karet peredam traktor A adalah H25 mm dengan roda karet, persamaan pada sumbu-z adalah y = 0.041x
2
- 0.284x + 0.611 dengan nilai R² = 0.997, sedangkan untuk roda besi pada sumbu yang sama
dengan ketebalan karet peredam H20 mm persamaannya adalah y = 0.091x
2
- 0.573x + 0.991 dengan R² = 0.966. • Tebal karet peredam traktor B adalah H25 mm menggunakan roda karet,
persamaannya adalah y = 0.005x
2
- 0.174x + 0.875 dengan nilai R² = 0.973 sedangkan dengan roda besi tebal karet yang sama,
persamaannya adalah y = 0.138x
2
- 0.962x + 1.917 dengan R² = 0.992. • Tebal karet peredam traktor C untuk dua tipe roda adalah H15 mm.
Persamaan pada sumbu-x dengan roda karet adalah y = 0.382x
2
- 2.249x + 3.461 dengan R² = 0.883, dan persamaan pada sumbu-y menggunakan
roda besi adalah y = 0.313x
2
- 1.924x + 3.059 dengan R² = 0.923.
Karet ketebalan lebih besar dari H15 mm lebih mampu mereduksi percepatan getaran untuk traktor A dan traktor B. Sedangkan untuk traktor C
ketebalan yang mampu mereduksi percepatan getaran adalah karet dengan ketebalan lebih kecil dari H20 mm.
4.5 Analisis Ergonomika