PREPARASI SENYAWA O-(4-METOKSIBENZOIL) PARASETAMOL DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (Mus musculus)

SKRIPSI

EKA PUTRI EMILIA A.F.

PREPARASI SENYAWA
O-(4-METOKSIBENZOIL) PARASETAMOL
DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA
MENCIT (Mus musculus)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
i

Lembar Pengesahan

PREPARASI SENYAWA O-(4-METOKSIBENZOIL)
PARASETAMOL DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK
PADA MENCIT (Mus musculus)


SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2013

Oleh :
EKA PUTRI EMILIA AGUSTINA FRANSISKA
NIM : 09040076

Disetujui oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Bambang Tri Purwanto, MS., Apt

Drs.H.Achmad Inoni, Apt


NIP. 195710061985031003

NIP. 0020124205

ii

Lembar Pengujian

PREPARASI SENYAWA O-(4-METOKSIBENZOIL)
PARASETAMOL DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK
PADA MENCIT (Mus musculus)

SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
pada Tanggal 17 Juli 2013

Oleh :
EKA PUTRI EMILIA AGUSTINA FRANSISKA
NIM : 09040076


Disetujui Oleh:
Penguji I

Penguji II

Dra.
Uswatun Chasanah
M.Kes.,
AptMS.
Dr. Bambang
Tri Purwanto,
Apt,
Arina NIP.
Swastika
Maulita,
S.Farm.,
Apt
19571006
198503
1 003


Drs. H. Achmad Inoni, Apt
NIP. 0020124205

Penguji III

Penguji IV

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS
NIP. 114 0609 0449

Annisa Farida Muti, M.Sc, Apt
UIDN. 0707098603

iii

RINGKASAN
PREPARASI SENYAWA O-(4-METOKSIBENZOIL) PARASETAMOL
DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (Mus musculus)
Eka Putri Emilia Agustina Fransiska

Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran bahwa
telah terjadi kerusakan jaringan (Guyton dan Hall, 2007). Nyeri juga merupakan
salah satu faktor utama yang membawa seseorang untuk pergi ke dokter
(Soelistiono, 2004). Pengobatan ideal yang sering dilakukan untuk menangani
nyeri adalah dengan cara menghilangkan penyebabnya. Saat ini pengobatan yang
umum digunakan untuk mengatasi nyeri salah satunya adalah golongan obat
NSAID (Katzung, 2001). Seperti yang kita ketahui, selain efek analgesik dan anti
inflamasinya, golongan NSAID juga mempunyai banyak efek samping (Wilmana,
2007). Untuk meningkatkan efek farmakologisnya dan mengurangi efek samping,
dilakukan preparasi struktur dari parasetamol. dengan harapan untuk mendapatkan
senyawa dengan aktivitas yang lebih besar, keselektifan yang lebih tinggi,
toksisitas atau efek samping sekecil mungkin dan kenyamanan yang lebih besar
(Doni, 2011). Dalam pengembangan obat analgesik, pada penelitian ini telah
dilakukan preparasi senyawa parasetamol yang telah diketahui memiliki aktivitas
sebagai analgesik.
Pada penelitian ini preparasi dilakukan yaitu dengan tujuan untuk
mendapatkan senyawa baru dari hasil preparasi antara parasetamol dengan 4metoksibenzoil klorida, yang diharapkan memiliki aktivitas analgesik sebagai
penekan respon nyeri pada mencit (Mus musculus), serta membandingkan
aktivitasnya dengan parasetamol. Preparasi sruktur senyawa parasetamol
dilakukan dengan cara mereaksikan senyawa parasetamol dengan substituen 4metoksibenzoil klorida melalui reaksi asilasi. Pelarut yang digunakan dalam

penelitian ini adalah aseton p.a dan menggunakan basa piridin sebagai katalis juga
untuk pengikat HCl. kemudian dilakukan uji kemurnian dengan menggunakan uji
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji jarak lebur, untuk analisis kualitatif
menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan identifikasi struktur menggunakan
spektrofotometer inframerah dan spektrometer resonansi magnet inti (1H-NMR).
Selanjutnya dilakukan uji aktivitas analgesik dengan menggunakan metode
Writhing test. Metode ini merupakan metode uji aktivitas yang memberikan
hubungan bertingkat antara intensitas rangsangan nyeri dan dosis analgesik yang
dibutuhkan untuk menahan rangsangan nyeri.
Hasil preparasi diperoleh hasil sebesar 51,89%, dengan organoleptis bentuk
serbuk, warna putih, dan tidak berbau. Diketahui titik leburnya adalah 160-1630C,
dengan Rf 0,76 pada fase gerak non polar dengan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan dengan senyawa kontrol positif, yang menunjukkan bahwa senyawa
hasil preparasi bersifat non polar, dan didapatkan hasil ED50 sebesar 30,92 mg/Kg
BB mencit. Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa senyawa O-(4metoksibenzoil) parasetamol mempunyai aktivitas analgesik yang lebih tinggi
daripada parasetamol.

iv

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul

PREPARASI

SENYAWA

O-(4-METOKSIBENZOIL)

PARASETAMOL DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT
(Mus musculus), guna memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini adalah berkat
bantuan serta dorongan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1.

Bapak Dr. Bambang Tri Purwanto, Apt., MS. Selaku pembimbing utama dan

Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt. Selaku pembimbing kedua. Saya ucapkan
banyak sekali terima kasih atas segala waktu yang telah diluangkan diantara
berbagai kesibukan yang ada, kesabaran yang amat sangat dalam memberikan
penjelasan dan pengarahan, bimbingan serta segala masukan dan bantuannya
selama peneliti menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS dan ibu Annisa Farida Muti,
M.Sc, Apt. Selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan
untuk perbaikan skripsi ini.
3.

Ibu Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt. Selaku Ketua Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah memberikan fasilitas, dukungan serta kesempatan kepada saya untuk
dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

4. Para laboran, mbak Susi, mas Ferdi dan mas Bowo yang selalu dan senantiasa
membantu kelancaran penelitian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu saya yang terbaik, kakek dan nenek saya yang terkeren serta

adik-adik saya yang tersayang meski terkadang menyebalkan, terima kasih
selalu memberikan doa, cinta dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas kepada
saya, serta senantiasa memberikan pengorbanan, perhatian, dorongan, dan
banyak sekali semangat kepada saya dalam mengerjakan skripsi ini.

v

6. Sahabat yang saya sayangi, sahabat FELOGA-AK (Firdha,Lita, Onha, Gaya,
Athy, Aminah, Kiki) yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang
terus menerus kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman skripsi kimia medisinal : Artabah, Firdha, Rizal, Gaya, Mirza,
Rere, Khaer, mbak Tika, Athy, Desi, Onha, Rezky yang telah bekerja keras
bersama-sama dalam menyelesaikan skripsi ini. Kalian keren guys.
8.

Teman-teman KKN saya : Angga, Reza, Danil, Paijo, Ijul, Evi, Sri yang
selalu bisa membuat saya gila saat saya sedang galau dengan skripsi ini.

9. Seseorang nan jauh disana Rizky Boy Whinda Sandy yang selalu menjadi

patokan semangat saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman angkatan 2009, terima kasih atas semua kenangan canda tawa
yang sempat terukir dalam kebersamaan kita selama 4 tahun ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
kelancaran skripsi ini.
Atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, saya menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan.
Untuk itu, penulis mengharapkan masukan baik kritik maupun sarandari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya, khususnya dalam bidang farmasi.

Malang, Juli 2013

Penulis

vi

ABSTRACT

PREPARATION AND ANALGESIC ACTIVITY TEST OF O-(4METHOXYBENZOYL) PARACETAMOL IN MICE (Mus musculus)
According to development the new drug of NSAID group, preparation of
O-(4-methoxybenzoyl) paracetamol had been done by reaction of paracetamol and
4-methoxybenzoyl chloride, based on Schotten-Baumann method. The yield of the
compound preparation of O-(4-methoxybenzoyl) paracetamol was 52% with
organoleptic powder, white and no smell, and its melting point was 160-1630C,
with Rf 0.76 on a non-polar movement phase. The compound was identified by
using the spectrophotometric data of ultra-violet, infra-red and also the 1H-nuclear
magnetic resonance spectrometric.
The analgesic activity was tested using the writhing test method. That is
done by comparing the activity of a group of test compound O-(4-metoksibenzoil)
paracetamol with the standart compound paracetamol, with each dose of 25, 50,
and 100 mg/kg mice body weight, which then can be viewed the pain inhibition
percentage so that the results obtained calculation of ED50 was around 30.92
mg/kg mice body weight, whereas the comparison group showed paracetamol
ED50 was around 67.78 mg/Kg mice body weight.
The result from the analgesic activity test for this new compound shows
that this new compound O-(4-methoxybenzoyl) paracetamol has better analgesic
activity than paracetamol.
Keyword : preparation,
paracetamol, mice.

analgesic

activity

vii

test,

O-(4-methoxybenzoyl)

ABSTRAK
PREPARASI SENYAWA O-(4-METOKSIBENZOIL) PARASETAMOL
DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (Mus musculus)
Dalam mengembangkan senyawa obat baru turunan analgesik NSAID
yang mempunyai aktivitas lebih tinggi, maka dilakukan preparasi senyawa
parasetamol dengan 4-metoksibenzoil klorida melalui reaksi asilasi yang dapat
menghasilkan senyawa baru yaitu O-(4-metoksibenzoil) parasetamol, yang
didasarkan pada metode Schotten-Baumann. Dan kemudian didapatkan persentase
hasil dari senyawa hasil preparasi O-(4-metoksibenzoil) parasetamol sebesar 52%
dengan organoleptis bentuk serbuk, warna putih dan tidak berbau, dan diketahui
titik leburnya adalah 160-1630C, dengan Rf 0,76 pada fase gerak non polar.
Selanjutnya dilakukan uji identifikasi struktur dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR dan spektrometer 1H-NMR.
Pada aktivitas uji analgesik digunakan metode writhing test. Metode ini
digunakan untuk membandingkan aktivitas dari kelompok senyawa uji O-(4metoksibenzoil) parasetamol dengan kelompok kontrol positif parasetamol,
dengan dosis masing-masing 25, 50, dan 100 mg/kgBB mencit, yang kemudian
bisa dilihat % hambatan nyeri nya sehingga didapatkan hasil perhitungan ED50
adalah 30,92 mg/kgBB mencit sedangkan pada kelompok kontrol positif
didapatkan hasil perhitungan ED50 adalah 67,78 mg/KgBB mencit.
Hasil dari uji aktivitas analgesik pada senyawa hasil preparasi telah
menunjukkan bahwa senyawa hasil preparasi O-(4-metoksibenzoil) parasetamol
memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan parasetamol.
Kata kunci : Preparasi, uji analgesik, O-(4-metoksibenzoil) parasetamol, mencit.

viii

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGUJIAN .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................. vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DARTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3. TujuanPenelitian ........................................................................... 5
1.4. Hipotesis ........................................................................................ 5
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 6
2. 1. Tinjauan tentang Nyeri .................................................................. 6
2.1.1. Definisi Nyeri ...................................................................... 6
2.1.2. Klasifikasi Nyeri .................................................................. 7
2.1.3. Reseptor Dan Jenis Rangsang Nyeri .................................... 8
2.1.4. Mediator Nyeri..................................................................... 9
2.1.5. Mekanisme Nyeri................................................................. 10
2.2. Tinjauan tentang Pengobatan Nyeri .............................................. 10
2.2.1 Analgesik Opioid ................................................................. 10
2.2.2.Analgesik Non Opioid.......................................................... 11
2.3. Tinjauan tentang Parasetamol ....................................................... 14
2.4. Tinjauan tentang Reaksi Asilasi .................................................... 15
2.5. Tinjauan tentang Preparasi Senyawa

ix

O-(4-Metoksibenzoil) Parasetamol............................................... 16
2.6. Tinjauan tentang Kemurnian Dan Identifikasi Senyawa............... 16
2.6.1. Tinjauan tentang Titik Lebur ............................................... 16
2.6.2. Tinjauan tentang Kromatografi Lapis Tipis ........................ 17
2.6.3. Tinjauan tentang Identifikasi
Senyawa Dengan Spektrofotometer UV-Vis ....................... 17
2.6.4. Tinjauan tentang Identifikasi
Senyawa Dengan Spektrofotometer FT-IR ......................... 18
2.6.5. Tinjauan tentang Identifikasi Senyawa
Dengan Spektrometer Resonansi Magnet Inti ..................... 18
2.7. Tinjauan tentang Metode Pengujian Aktivitas Analgesik ............. 19
2.7.1. Metode Stimulasi Panas ....................................................... 19
2.7.2. Metode Stimulasi Listrik ..................................................... 20
2.7.3. Metode Stimulasi Tekanan .................................................. 21
2.7.4. Metode Stimulasi Kimiawi .................................................. 22
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 23
3. 1. Skema Konseptual ........................................................................ 23
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 26
4. 1. Bahan Penelitian ............................................................................ 26
4.1.1.Bahan Kimia......................................................................... 26
4.1.2.Hewan Coba ......................................................................... 26
4. 2. Alat Penelitian ............................................................................... 27
4.2.1.Alat-alat Untuk Preparasi dan Analisis ................................ 27
4.2.2.Alat-alat Untuk Uji Aktivitas ............................................... 27
4. 3. Metode Penelitian .......................................................................... 27
4.3.1.Prosedur Preparasi Senyawa
O-(4-Metoksibenzoil) Parasetamol ...................................... 27
4.3.2.Analisa Senyawa Hasil Preparasi ......................................... 28
4.3.3.Identifikasi Struktur Unsur Senyawa
O-(4-Metoksibenzoil) Parasetamol ...................................... 29
4.3.4.Uji Aktivitas Analgesik ........................................................ 30
4.3.5.Analisa Data ......................................................................... 32

x

BAB V HASIL PENELITIAN......................................................................... 35
5.1. Senyawa Hasil Preparasi .............................................................. 35
5.1.1. Persentase Senyawa Hasil Preparasi ................................... 35
5.2

Analisis Senyawa Hasil Preparasi ................................................. 35
5.2.1. Pemeriksaan Organoleptis ................................................... 35
5.2.2. Pemeriksaan Kemurnian Senyawa ..................................... 35

5.3

Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Preparasi .............................. 36
5.3.1 Analisis Senyawa Hasil Preparasi dengan
Spektrofotometer Ultraviolet ............................................... 37
5.3.2 Analisis Senyawa Hasil Preparasi
dengan Spektrofotometer IR ................................................ 38
5.3.3 Analisis Senyawa Hasil Preparasi dengan
Spektrometer 1H-NMR........................................................ 39

5.4

Uji Aktivitas Analgesik ................................................................. 42
5.4.1. Penentuan Frekuensi Geliat................................................. 42
5.4.2. Analisis data dengan ANOVA ............................................ 42
5.4.3. Perhitungan % hambatan nyeri ........................................... 43
5.4.4. Penentuan ED50 ................................................................... 44

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 46
BAB VII KKESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 53
7.1

Kesimpulan ................................................................................... 53

7.2

Saran ............................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54
LAMPIRAN ..................................................................................................... 57

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1. Skema Mekanisme Terjadinya Nyeri
dan Mekanisme Kerja Obat NSAID ......................................................... 13
2.2. Struktur Kimia Paracetamol ...................................................................... 14
2.3. Struktur Analgesik dari Parasetamol....................................................15
2.4. Mekanisme Reaksi Asilasi Secara Umum ................................................ 15
3.1. Skema Konseptual..................................................................................... 23
4.1. O-(4-Metoksibenzoil) parasetamol ........................................................... 28
4.2. Bagan Uji Aktivitas ................................................................................... 34
5.1. Spektrum ultraviolet senyawa parasetamol dalam metanol ..................... 37
5.2. Spektrum ultraviolet senyawa hasil preparasi dalam metanol ................. 37
5.3. Spektrum inframerah parasetamol ............................................................ 38
5.4 Spektrum inframerah senyawa hasil preparasi ........................................... 39
5.5 Spektrum 1H-NMR senyawa parasetamol ................................................. 40
5.6 Spektrum 1H-NMR senyawa hasil preparasi ............................................. 41
5.7 Kurva Hubungan Antara Log Dosis dengan % Hambatan Nyeri senyawa
pembanding parasetamol........................................................................... 44
5.8 Kurva Hubungan Antara Log Dosis dengan % Hambatan Nyeri
senyawa hasil preparasi ............................................................................ 44

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

V.1. Hasil pemeriksaan organoleptis senyawa hasil preparasi ...................... 35
V.2. Hasil penentuan jarak lebur .................................................................... 35
V.3. Nilai Rf senyawa hasil preparasi dan parasetamol dengan tiga macam
fase gerak ................................................................................................ 36
V.4. Karakteristik spektrum inframerah senyawa parasetamol ...................... 38
V.5. Karakterisitik spektrum inframerah senyawa hasil preparasi ................. 39
V.6. Karakteristik spektrum 1H-NMR senyawa parasetamol ......................... 40
V.7. Karakteristik spektrum 1H-NMR senyawa hasil preparasi ..................... 41
V.8. Frekuensi geliat....................................................................................... 42
V.9. Persentase Hambatan Nyeri .................................................................. 43
V.10. ED50 ........................................................................................................ 45

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1

Biodata ............................................................................................. 57

2

Surat Pernyataan .............................................................................. 58

3

Perhitungan persentase hasil preparasi ............................................ 59

4

perhitungan persentase hambatan nyeri ........................................... 60

5

Data Statistik Hasil Perhitungan ANOVA ...................................... 61

6

Hasil Perhitungan ED50 .................................................................. 63

7

Gambar Perlakuan Pada Hewan Coba ............................................. 64

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke-4, Jakarta : Departemen
Kesehatan Indonesia, hal. 649.
Anonim., 2008. Daftar Obat Esensial Nasional. Jakarta : Kepmenkes RI, hal. 19.
Anonim.,

2012.

Chemical

product

and

Company

Identification.

http://www.sigmaaldrich.com.pdf. Diakses pada tanggal 20 November
2012.
Bersal, 2010. Pengelolahan dan Analisa Data-1 Menggunakan SPSS. Jakarta :
Departemen Biostatistika FKM Universitas Indonesia, hal. 58-63.
Broto, Rawan. 2008. Nyeri Pada Penyakit Reumatik. http://www.Rawanbroto
rheumatik.com. Diaskes 28 Agustus 2010.
Corwin, Elizabet. 2000. Keadaan Penyakit atau Cedera. Dalam Buku Saku
Patofisiologi. EGC. Jakarta, hal. 391.
Diyah, N. W., Purwanto, B.T., Susilowati, R., 2002. Uji Asktivitas Analgesik
Senyawa Asam O-(4-butilbenzoil) salisilat Hasil Sintesis Pada Mencit.
Surabaya : Laporan Penelitian Universitas Airlangga.
Domer, F.R., 1971. Animal Experimental in Pharmacological Analysis,
Springfield : Charles Thomas Publisher, p. 272-276.
Doni, A., 2011. Preparasi Senyawa 4-metoksibenzoil Salisilamid dan Uji
Analgesik pada Mencit (Mus musculus). Surabaya: Skripsi Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1999. Kimia Organik. Diterjemahkan oleh
A.H. Pudjaatmaka.Jilid I, Edisi ke-3.Erlangga, Jakarta, hal. 174, 311-363.
Field., Martin. 1995. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. EGC.
Ganiswarna, S.G, 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat, Jakarta: bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 207-210,
214-215.
Ganong, W.F., 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Terjemahan: M. D.
Widjajah kusumah, edisi 17. Jakarta:EGC.
Gringauz, A., 1997. Introduction to Medical Chemistry How Drugs Act and
Why. New York : Willey VCH, pp.141-167.

xv

Gunawan, S.G., 2007. Analgesik Opioid dan Antagonis. Dalam : Dewoto, H.R
(Eds). Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima, Jakarta: bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 210.
Guyton, A.C. dan Hall, JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11,
Jakarta: EGC, hal. 552-563.
Katzung, B.G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 8, Buku 2, Jakarta:
Penerbit Salemba Medika, hal. 573.
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Lineberry, CG. 1981. Methods in Animal Experimentation. New York:
Academic Press.
Lund, W., 1994. The Pharmaceutical Codes Principles and Practice of
Pharmacetics. 12th Ed., London : The Pharmaceutical Press.
Mutschler, E., 1991. Dinamika Obat. Edisi kelima, Bandung : Institusi Teknologi
Bandung, hal. 177, 179.
Martinez, V., Thakur, J.S. Mogil, Y. Tache, E.A. Mayer. 1999. Differential
Effect of Chemical and Mechanical Colonic Iritation on Behavioral
Pain Response to Intraperitoneal Acetic Acid in Mice. Tersedia dalam
bentuk : URL: http://.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses pada tanggal 27 Juni
2013.
Pine, S.H., Hendricson, J.B., Cram, D.J., and Hammond, G.S., 1988. Kimia
Organik 2, terjemahan : Roehyati, J., Susanti, W., terbitan keempat,
Bandung : ITB. Press.
Pudjono., Joyce., Jung, C. 2002. Sintesis dibenzoil resorsinol dari benzoil
klorida dan resorsinol Melalui Modifikasi Metode Schotten-Baumann.
Vol. 5. No. 1. Yogyakarta: SIGMA, hal. 62.
Purcell, W.P., Bass, G.E., and Clayton, J.M., 1972. Strategy of Drug Design: A
Guide to Biological Activity. New York: John Wiley & Sons Inc, p. 126142.
Purwanto.,Susilowati,

R.

2000.

Hubungan

Struktur-Aktivitas

Obat

Analgetika. Dalam : Siswandono.,Soekardjo, B (Eds.). Kimia Medisinal
Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, hal. 255-256.

xvi

Ranney, Don. 2001. Anatomy of Pain. http://www.ash.uwaterloo.ca. Skripsi Nur
Annisa (2007). FK UMM. Malang.
Satiadarma, Mulja, Thahjono dan Kartasasmita. 2004. Asas Pengembangan
Prosedur Analisis, Edisi Pertama. Surabaya : Airlangga University Press,
hal. 183-210.
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Terjemahan : Brahm
U. Pendit, edisi 2. Jakarta: EGC.
Silverstein, R.M., Kiemle, D.J., and Webster, F.X., 2005. Spectrofotometric
Identification of Organic Compound. Seventh Edition, New York : John
Willey and sons, pp. 95-135, 181-213.
Siswandono dan Soekardjo, B., 2000. Metode Modifikasi Struktur Molekul
Obat. Dalam : Siswandono dan B. Soekardjo (Eds). Kimia Medisinal 1.
Surabaya : Airlangga University Press, hal. 283-297.
Soelistiono, H.

2004.

Analgesic in

Dental Pain

(Clinical Review).

http://www.pabmi.com. Diaskes 5 November 2010.
Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: ECG.
Tjay T.H., Rahardja K.,2007. Obat-obat penting, Edisi ke-6, Jakarta : Penerbit
PTE lex Media Komputindo kelompok Kompas-Gramedia, hal. 49,
312-314.
Turner, R.A., 1965. Screening Method in Pharmacology. Vol.1. New York :
Academic Press, p. 100-117.
Vogel, A.I., 1986. A Text Book of Practical Chemistry Including Qualitative
Organic Analysis. 4th Ed., London: English Book Society and Longman
Green & Co Ltd, p. 269-270.
Willmana, P.F., dan Gan, S., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik AntiInflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Farmakologi
dan Terapi. Edisi kelima, Jakarta: bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 230-233, 237-238.

xvii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
perasaan bahwa dia pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Nyeri adalah
mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran bahwa telah terjadi kerusakan
jaringan (Guyton dan Hall, 2007). Nyeri merupakan salah satu keluhan utama
yang membawa seseorang untuk pergi ke dokter. Keluhan tersebut merupakan
tanda dan gejala yang tidak terlalu sulit dikenali secara klinis namun penyebabnya
bervariasi (Soelistiono, 2004). Respon nyeri merupakan mekanisme pertahanan
tubuh (Guyton dan Hall, 2007), melalui proses deteksi, lokalisasi dan identifikasi
adanya kerusakan jaringan agar dapat segera diatasi. Setiap perasaan nyeri dengan
intensitas sedang sampai kuat sering disertai oleh rasa cemas (ansietas) dan
keinginan kuat untuk melepaskan diri dari perasaan tersebut (Field dan Martin,
1999).
Pengobatan

ideal

untuk

setiap

respon

nyeri

adalah

menghilangkan

penyebabnya. Saat ini pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi nyeri
salah satunya adalah golongan obat Non Steroid Anti Inflamasi Drugs (NSAID)
yang bekerja dengan cara menghambat enzim siklo-oksigenase, sehingga konversi
asam arachidonat menjadi prostaglandin (PGE2) terhambat (Katzung, 2001).
Pengobatan menggunakan NSAID ini banyak memiliki efek samping antara lain
tukak lambung, gangguan fungsi trombosit dan reaksi hipersensitifitas berupa
rhinitis vasomotor, udem angioneurotik, urtikaria (Wilmana, 2007). Seperti yang
kita ketahui, selain efek analgesik dan anti inflamasinya, golongan NSAID
mempunyai beberapa efek samping tersebut, untuk meningkatkan efek
farmakologisnya dan mengurangi efek samping, dilakukan preparasi struktur dari
parasetamol.
Dimana preparasi struktur kimia yang akan dilakukan, dapat menghasilkan
berbagai senyawa turunan, dengan harapan untuk mendapatkan senyawa dengan
aktivitas yang lebih besar, keselektifan yang lebih tinggi, toksisitas atau efek sam-

1

2

ping sekecil mungkin dan kenyamanan yang lebih besar. Struktur kimia obat
ternyata dapat menjelaskan sifat-sifat obat dan terlihat bahwa unit-unit struktur
atau gugus-gugus molekul obat berkaitan dengan aktivitas biologisnya (Doni,
2011). Preparasi struktur senyawa penuntun yang berdasarkan pada pemilihan
gugus atau substituen secara rasional akan lebih ekonomis, dimana untuk
mendapatkan senyawa baru dengan aktivitas yang dikehendaki, faktor coba-coba
ditekan seminimal mungkin sehingga jalur preparasi menjadi lebih pendek
(Siswandono dan Soekarjo, 2000).
Paracetamol merupakan derivat asetanilida yang merupakan metabolit dari
fenasetin yang dahulu banyak digunakan sebagai analgetikum, tetapi pada tahun
1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan
karsinogen). Hingga saat ini pada umumnya dianggap sebagai analgesik yang
paling aman, juga untuk swamedikasi. Senyawa ini bila dikombinasikan dengan
obat anti inflamasi non steroid (NSAID) atau obat pereda nyeri opioid, dapat
digunakan untuk mengobati nyeri yang lebih parah. Efek analgesik paracetamol
serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai
sedang, menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkan efek sentral. Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu
tidak digunakan sebagai anti reumatik. Paracetamol merupakan penghambat
biosintesis protaglandin yang lemah. Efek iritasi dan pendarahan lambung tidak
terlihat pada paracetamol, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan
asam basa (Willmana, 2007).
Paracetamol diserap cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara
1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Parasetamol juga mengalami
hidroksilasi, metabolit hidroksilasi dapat menimbulkan methemoglobinemia dan
hemolisis eritrosit. Obat ini di ekskresikan melalui ginjal (Willmana, 2007). Oleh
karena aktivitas dari parasetamol yang cukup lemah dan banyaknya efek samping,
di upayakan modifikasi struktur dari parasetamol. Modifikasi yang dapat
dilakukan antara lain dengan menambahkan beberapa gugus senyawa ke dalam
struktur parasetamol.

3

Secara umum, aktivitas biologis suatu senyawa dipengaruhi oleh sifat-sifat
kimia fisika. Sifat-sifat tersebut ditentukan oleh jumlah, macam dan susunan atau
molekul obat. Sifat-sifat fisika kimia dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu sifat
lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik terutama mempengaruhi
kemampuan senyawa dalam menembus membran biologis. Sifat elektronik
mempengaruhi penembusan membran biologis dan ikatan obat reseptor. Sedang
sifat sterik terutama menentukan keserasian interaksi molekul senyawa dengan
reseptor dalam sel (Purcell, 1972).
Secara

teoritis,

penambahan

gugus

4-metoksibenzoil

pada

struktur

parasetamol akan meningkatkan lipofilitas dari parasetamol. Dari hasil
perhitungan teoritis menggunakan program komputer, O-(4-metoksibenzoil)
paracetamol mempunyai nilai log P = 2,30 dan MR (Molar Refraction) = 77,02(
cm3/mol); sedangkan parasetamol mempunyai nilai log P = 0,28 dan MR = 40,25(
cm3/mol) . Data tersebut menunjukkan bahwa lipofilitas senyawa O-(4-metoksi

benzoil) paracetamol lebih besar daripada parasetamol. Peningkatan lipofilitas
menyebabkan meningkatnya penembusan senyawa ke dalam membran biologis
sehingga jumlah senyawa yang berinteraksi dengan reseptor diharapkan akan
meningkat. Meningkatnya lipofilitas dan jumlah senyawa yang berinteraksi
dengan reseptor menyebabkan peningkatan aktivitas biologis. Peningkatan nilai
MR menyebabkan peningkatan efek sterik sehingga keserasian interaksi senyawa
dengan reseptor dalam sel meningkat (Purcell, 1972).
Dalam penelitian ini akan dilakukan reaksi asilasi gugus amin dari
parasetamol dengan 4-metoksibenzoil klorida menggunakan reaksi ScottenBaumman yang dimodifikasi. Sebagai media pelarut digunakan aseton yang
merupakan pelarut semi polar yang mampu melarutkan senyawa organik dan juga
berbagai garam. Pelarut ini berperan meningkatkan kereaktifan nukleofil anion
dan pada akhir proses dapat bercampur sebagian dengan air, serta bersifat mudah
menguap dengan titik didih 670C sehingga mudah dihilangkan (Pine, 1988).
Sebagaimana seperti yang telah diketahui bahwa pada struktur parasetamol, gugus
–OH fenolik dan gugus amin dapat bereaksi dengan 4-metoksibenzoil klorida,
tetapi karena gugus amin mempunyai sifat nukleofil yang lebih besar dibanding

4

gugus -OH fenolik, maka reaksi asilasi akan terjadi pada gugus amin (Fessenden,
1999).
Uji kemurnian dari senyawa hasil preparasi dilakukan dengan penentuan titik
lebur dan kromatografi lapis tipis dengan menggunakan dua macam fase gerak.
Sedangkan identifikasi struktur dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer
ultraviolet (UV-Vis) dan spektrofotometer infra merah (IR) serta spektrometer
resonansi magnet inti (1H-NMR) (Silverstein, 2005).
Untuk mengetahui efek analgesik suatu senyawa, dapat digunakan beberapa
metode antara lain metode stimulasi panas dengan pemanasan hot plate pada
mencit, stimulasi listrik atau tekanan pada ekor mencit, dan stimulasi kimiawi
yang dilakukan pada mencit dengan diberi senyawa penginduksi nyeri. Senyawa
yang digunakan sebagai penginduksi nyeri adalah fenilkuinon, bradikinin, larutan
KCl 2%, larutan NaCl 4%, larutan asam asetat atau histamin (Domer, 1971).
Pada penelitian ini, uji aktivitas analgesik dilakukan dengan metode yang
menggunakan zat kimia sebagai penginduksi nyeri (metode Writhing test).
Metode ini dapat untuk menguji aktivitas analgesik senyawa NSAID karena nyeri
yang ditimbulkan oleh senyawa kimia yang digunakan melibatkan mediator
inflamasi. Disamping itu metode ini sederhana, mudah pelaksanaan dan
pengamatannya. Metode Writhing testmerupakan metode uji aktivitas yang
memberikan hubungan bertingkat antara intensitas rangsangan nyeri dan dosis
analgesik yang dibutuhkan untuk menahan rangsangan nyeri (Turner, 1965).
Dalam penelitian ini sebagai penginduksi nyeri digunakan larutan asam asetat
0,6%, karena mudah didapat dan merupakan penginduksi nyeri yang sering
dipakai dalam uji analgesik dengan metode Writhing test.

5

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahyang diambil adalah
sebagai berikut :
1. Apakah senyawa O-(4-metoksibenzoil) parasetamol dapat dihasilkan melalui
reaksi asilasi antara parasetamol dengan 4-metoksibenzoil klorida ?
2. Apakah senyawa O-(4-metoksibenzoil) parasetamol memiliki aktivitas
analgetik sebagai penekan respon nyeri pada mencit (Mus musculus) dan
bagaimana aktivitasnya jika dibandingkan dengan parasetamol ?

1.3 Tujuan Penelitian
Terkait dengan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mendapatkan senyawa O-(4-metoksibenzoil) parasetamol dari reaksi antara
4-metoksibenzoil klorida dengan paracetamol.
2. Mengetahui aktivitas analgesik senyawa O-(4-metoksibenzoil) parasetamol
sebagai

penekan

respon

nyeri

pada

mencit

(Mus

musculus)

dan

membandingkan aktivitasnya dengan parasetamol.

1.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan diatas hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Senyawa O-(4-metoksibenzoil) parasetamol dapat dihasilkan melalui reaksi
asilasi antara 4-metoksibenzoil klorida dengan parasetamol.
2.

Senyawa O-(4-metoksibenzoil) parasetamol mempunyai aktivitas sebagai
penekan respon nyeri pada mencit (Mus musculus) dan aktivitasnya lebih
tinggi dibanding parasetamol.

1.5 Manfaat Penelitian
Mendapatkan senyawa baru, yaitu O-(4-metoksibenzoil) parasetamol yang
diharapkan mempunyai aktivitas analgesik, sehingga dapat digunakan sebagai
alternatif calon obat analgesik turunan parasetamol.