menyimpang dari aqidah Islam, sehingga membingungkan penonton dalam memahaminya. Oleh karena itu menurut Effendy, 1986, informasi yang
dikomunikasikan melalui televisi harus aktual, obyektif, dengan kata-kata dan kalimat yang sederhana sehingga mudah dicerna oleh khalayak.
Kegiatan Pendalaman Keagamaan Tabel 13 Koefisien Regresi Pengaruh Kegiatan Pendalaman Keagamaan Ibu
Rumah Tangga terhadap Pola Menonton Sinetron Religius
Pola Menonton Sinetron Religius Y1 Kegiatan Pendalaman
Keagamaan X3 Pola
tingkah laku
Lama menonton
menit Frekuensi
kali Pilihan
tayangan yang
ditonton Keberanian
mengambil resiko
1. Desa Kedung Jaya - Kegiatan di luar rumah
0,213 0,040
0,711 0,365
-3,337 - Kegiatan di dalam
keluarga 0,235
-0,048 -0,087
-0,012 0,202
2. Desa Tuk - Kegiatan di luar rumah
0,780 -0,545
-0,205 -0,078
-0,910 - Kegiatan dalam keluarga
-0,206 0,100 0,045 0,025 0,066
Keterangan : Berpengaruh secara nyata dengan selang kepercayaan 95
Probability keberanian mengambil resiko kegiatan di luar rumah 0,036
Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa Ibu rumah tangga di komplek perumahan yang banyak melakukan kegiatan keagamaan di luar rumah kurang
terpengaruh oleh muatan cerita sinetron religius. Ibu rumah tangga di komplek perumahan yang terbiasa melakukan kegiatan keagamaan di luar rumah tidak
yakin bahwa muatan cerita negatif dalam sinetron religius mempengaruhi perilaku beragama. Sinetron religius merupakan tayangan hiburan biasa seperti tayangan
sinetron lainnya meskipun ada nuansa keagamaan. Kegiatan keagamaan yang dilakukan di luar rumah oleh Ibu rumah tangga
di komplek perumahan cenderung berpengaruh positif terhadap pola menonton sinetron religius. Sebaliknya kegiatan keagamaan Ibu rumah tangga di
perkampungan yang dilakukan di luar rumah cenderung berpengaruh negatif terhadap pola menonton sinetron. Hal ini terjadi karena kegiatan keagamaan yang
dilakukan Ibu rumah tangga dikomplek perumahan lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan keagamaan Ibu rumah tangga di perkampungan, sehingga Ibu
rumah tangga di komplek perumahan lebih banyak waktunya untuk menonton. Ibu rumah tangga di komplek perumahan yang terbiasa melakukan
kegiatan keagamaan cenderung meningkatkan penilaiannya terhadap muatan cerita sinetron religius dibandingkan dengan Ibu rumah tangga yang berada di
perkampungan. Hal ini terjadi karena kegiatan keagamaan yang dilakukan Ibu rumah tangga dikomplek perumahan lebih sedikit di bandingkan dengan Ibu
rumah tangga di perkampungan sehingga konsep-konsep agama yang dimiliki Ibu rumah tangga di perkampungan lebih banyak dibandingkan dengan Ibu rumah
tangga di komplek perumahan. Sejalan dengan pendapat Pannen et al, 2004, bahwa perkembangan
televisi sarat dengan pesan-pesan negatif mengharuskan pemirsa memiliki critical viewing skill
yaitu keterampilan untuk memahami isi makna dan maksud pesan yang implisit disampaikan melalui penggunaan bahasa, visual maupun aural
dalam suatu program televisi sehingga pemirsa dapat mengidentifikasi program televisi tersebut berdasarkan kelompok pemirsa yang dituju intended audience,
serta makna dari pesan yang disampaikan inten of the message.
Pengaruh Pola Menonton Sinetron Religius Terhadap Perilaku Beragama Ibu Rumah Tangga Muslimah
Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa semakin sering Ibu rumah tangga di komplek perumahan memberikan penilaian terhadap muatan cerita sinetron
religius berpengaruh positif terhadap perilaku beragama. Semakin sering Ibu rumah tangga memberikan penilaian mengenai makna cerita sinetron religius
ternyata berpengaruh positif terhadap penambahan pengetahuan mereka mengenai nilai-nilai agama.
Beberapa pilihan tayangan sinetron religius dapat meningkatkan sikap Ibu rumah tangga di komplek perumahan terhadap nilai-nilai agama di bandingkan
dengan yang frekuensi menontonnya rendah. Hal ini terjadi karena konsep
program sinetron religius beda-beda. Selain itu berdasarkan pengamatan penulis, ada beberapa tayangan sinetron religius yang diputar ulang sehingga mengurangi
minat khalayak untuk menonton. Ibu rumah tangga di perkampungan, semakin sering menonton sinetron
religius dapat meningkatkan pengetahuan mengenai nilai-nilai agama. Begitu juga dengan semakin sering memberikan penilaian mengenai makna cerita sinetron
religius semakin mendorong tindakannya untuk dapat menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai agama. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Lubis
2001 : ”Televisi adalah jendela dunia rumah kita pesan-pesan dan informasi baik
hiburan maupun tidak, berdatangan menghampiri kita dalam bentuk model perilaku maupun tokoh identifikasi diri”.
Tabel 14 Koefisien Regresi Pengaruh Pola Menonton Sinetron Religius terhadap Perilaku Beragama Ibu rumah Tangga Muslimah
Perilaku Beragama
Ibu rumah Tangga Muslimah
Y2 Pola Menonton Sinetron Religius
Y1 Aspek
Pengetahuan Aspek
Sikap Aspek
Tindakan
1. Desa Kedung Jaya Pola Tingkah Laku