agama. Ibu rumah tangga ketika menonton sinetron religius berdasarka jadwal yang telah diketahui, situasi dan keinginannya untuk menonton sinetron.
Referensi menonton dicari apabila Ibu rumah tangga tidak bisa menonton atau mengikuti jadwal tayang sinetron religius karena aktivitas kesehariannya yang
tidak memungkinkan. Berikut salah satu petikan komentar Ibu rumah tangga di perkampungan yang berinisial ”ED”:
”Saya membaca jadwal tayangan di tabloid atau di televisi untuk melihat jadwal dan tema sinetron yang menarik untuk ditonton”
Dengan demikian Ibu rumah tangga mencari referensi menonton apabila
tidak bisa menonton atau mengikuti jadwal tayang sinetron religius atau bahkan untuk membandingkan nilai ketertarikannya dengan tayangan lain sesuai jadwal.
Karakteristik Sinetron Tabel 12 Koefisien Regresi Pengaruh Karakteristik Sinetron Religius terhadap
Pola Menonton Sinetron Religius
Pola Menonton Sinetron Religius Y1 Karakteristik
Sinetron Religius X2 Pola
tingkah laku
Lama menonton
menit Frekuensi
kali Pilihan
tayangan yang
ditonton Keberanian
mengambil resiko
1. Desa Kedung Jaya Tema Cerita
0,217
1
0,049 0,069
0,043 0,123
Muatan Cerita -0,194 -0,282
-0,355
1
-0,128 -0,418 Kualitas Akting
0,043 0,075
0,075 0,075
-0,059 Penampilan Fisik
0,045 0,041
-0,039 -0,068
0,266 Kesesuaian Jam
Tayang -0,322 -0,929
-0,634 -0,102
-1,468
2. Desa Tuk Tema Cerita
0,313
2
0,055 0,060
0,021 0,386
Muatan Cerita -0,123
-0,248 -.343
2
-0,130 -0,967 Kualitas Akting
0,200 0,105 0,027
0,002 0,063
Penampilan Fisik -0,300
0,025 0,026
0,039 0,128
Kesesuaian Jam Tayang
1,995 0,129 -0,349
-0,263 -0,748
Keterangan : Berpengaruh secara nyata dengan selang kepercayaan 95
1
Probability pola tingkah laku tema cerita 0,040
1
Probability frekuensi muatan cerita 0,035
2
Probability pola tingkah laku tema cerita 0,014
2
Probability frekuensi muatan cerita 0,043 Probability keberanian mengambil resiko tema cerita 0,010
Probability keberanian mengambil resiko muatan cerita 0,004
Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa tema cerita yang realistis meningkatkan intensitas Ibu rumah tangga di komplek perumahan dan di perkampungan dalam
menilai secara kritis muatan cerita sinetron religius. Banyaknya relevansi tema cerita berpengaruh positif terhadap intensitas Ibu rumah tangga di komplek
perumahan maupun di perkampungan memberikan penilaian terhadap muatan cerita sinetron religius, sedangkan banyak muatan cerita negatif menurunkan
frekuensi Ibu rumah tangga di komplek perumahan maupun di perkampungan menonton tayangan sinetron religius.
Tema cerita selain menjadi bahan pembicaraan dan penilaian Ibu rumah tangga di perkampungan ternyata dapat meningkatkan keyakinannya bahwa
muatan cerita sinetron religius mempengaruhi perilaku beragama. Semakin banyak muatan cerita negatif mengurangi keyakinan Ibu rumah tangga di
perkampungan bahwa muatan cerita sinetron religius berpengaruh terhadap perilaku beragama. Muatan cerita negatif dianggap banyak yang tidak masuk akal
bahkan menyimpang dari ajaran agama. Berikut ini adalah salah satu petikan tanggapan Ibu rumah tangga di perkampungan dengan inisial ”CH”:
”Sering kali tayangan sinetron religius dalam beberapa tayangan berbau mistik dan penggambaran adzab dari Allah terlihat mengerikan, padahal
kenyataannya tidak seburuk itu. Kalau bisa tayangan sinetron religius di TV lebih realistis jangan terlalu berlebihan, jangan sampai Islam itu identik
dengan hal yang berbau mistik dan Allah itu terlihat kejam, sebab Allah maha pengasih dan maha penyayang. Dia tidak menghukum umatnya,
sebab apa yang terjadi pada setiap diri manusia itu adalah akibat dari ucapan dan perbuatan manusia itu sendiri, sehingga tayangan sinetron
religius tidak menyesatkan aqidah” Tanggapan Ustadz Jeffry dalam Nurdiansyah 2005 memperkuat
tanggapan dari responden bahwa diperlukan adanya badan syariah yang mengontrol maraknya sinetron Islami. Sinetron religius yang berkaitan dengan
nilai-nilai agama ini diharapkan memiliki muatan cerita dengan nuansa baru dan kebenaran nilai-nilai agama yang terdapat didalamnya.
Makna pesan yang disampaikan melalui televisi yang dalam hal ini adalah yang bernuansa religi, terjadi juga pada penelitian Rasyid et al 2006, bahwa
unsur mistik dan pernyataan dari presenter, para normal dianggap sering
menyimpang dari aqidah Islam, sehingga membingungkan penonton dalam memahaminya. Oleh karena itu menurut Effendy, 1986, informasi yang
dikomunikasikan melalui televisi harus aktual, obyektif, dengan kata-kata dan kalimat yang sederhana sehingga mudah dicerna oleh khalayak.
Kegiatan Pendalaman Keagamaan Tabel 13 Koefisien Regresi Pengaruh Kegiatan Pendalaman Keagamaan Ibu
Rumah Tangga terhadap Pola Menonton Sinetron Religius
Pola Menonton Sinetron Religius Y1 Kegiatan Pendalaman
Keagamaan X3 Pola
tingkah laku
Lama menonton
menit Frekuensi
kali Pilihan
tayangan yang
ditonton Keberanian
mengambil resiko
1. Desa Kedung Jaya - Kegiatan di luar rumah