Berikut ini adalah salah satu petikan wawancara dengan Ibu rumah tangga di komplek perumahan yang berinisial ”ED” dengan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi: ”Tayangan sinetron religius banyak yang tidak masuk akal dan di buat-buat,
seperti adzab terhadap seseorang sebelum di kubur”
Tabel 9 Koefisien Korelasi antara Karakteristik Individu dengan Pola Menonton Sinetron Religius
Pola Menonton Sinetron Religius Y1 Karaktersitik
Individu X1 Pola tingkah
laku menonton
Lama menonton
menit Frekuensi
kali Pilihan
tayangan yang
ditonton Keberanian
mengambil resiko
1. Desa Kedung Jaya
Umur -0,160
0,205 0,058
0,070 0,077
Pendidikan 0,109
-0,209 -0,234
-0,296 0,191
Penghasilan Keluarga
0,001 -0,236 -0,159 -0,113 0,225 Tanggungan
Keluarga 0,153 0,000 0,039 0,140 -0,176
2. Desa Tuk Umur
-0,047 -0,090
-0,095 -0,079
0,177 Pendidikan
-0,240 -0,002
-0,136 -0,180
0,035 Penghasilan
Keluarga -0,234 0,035 -0,017 -0,070 -0,199
Tanggungan Keluarga
-0,112 0,094 0,340 0,134 -0,069
Keterangan : Nilai-nilai dalam tabel adalah koefisien korelasi Rank Spearman
korelasi nyata pada taraf 0,05 nyata
Pada Ibu rumah tangga di perkampungan, semakin banyak tanggungan keluarga semakin tinggi frekuensi menonton tayangan sinetron religius. Ibu rumah
tangga di perkampungan menyatakan bahwa tayangan sinetron religius memiliki kelebihan dibandingkan dengan sinetron lainnya karena ada nuansa keagamaan
dan keteladanan. Berikut salah satu petikan wawancara dengan Ibu rumah tangga di perkampungan yang berinisial ”JJ”:
”Hampir setiap hari saya menonton sinetron religi karena ada unsur agamanya, selain itu anak saya suka menonton juga”
Selain itu melalui tayangan sinetron religius tingkat kedekatan Ibu dengan anak menjadi lebih tinggi, bahkan seorang Ibu dapat memberikan penjelasan
mengenai makna cerita yang terkandung dalam sinetron religius sehingga anak menjadi lebih memahami makna cerita yang sebenarnya. Menurut Zubaedi,
2005, hal tersebut perlu dilakukan oleh seorang Ibu karena tayangan TV terbukti cukup efektif dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku anak-anak
dikarenakan media ini sekarang telah berfungsi sebagai sumber rujukan dan wahana peniruan. Tayangan TV akan berdampak positif bagi pembentukan
moralitas anak-anak jika cara pemanfaatan dilakukan secara benar. Bahkan berdasarkan hasil penelitian Safari, 2004 sebanyak 86,73 persen dari 98
responden menyatakan bahwa dampak film keagamaan berpengaruh positif terhadap perilaku siswa.
Tabel 10 Hasil Analisis Chi-Square Pola Menonton Sinetron Religius Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pola Menonton Sinetron Religius Y1 Karaktersitik
Individu X1 Pola tingkah
laku menonton
Lama menonton
menit Frekuensi
kali Pilihan
tayangan yang
ditonton Keberanian
mengambil resiko
1. Desa Kedung Jaya