Jumlah daun pada percobaan ini dihitung dari daun yang telah mekar sempurna. Pada Tabel Lampiran 9 dapat dilihat bahwa interaksi TDZ dan IAA
tidak berpengaruh nyata hingga minggu terakhir pengamatan. Penambahan IAA juga tidak berpengaruh nyata hingga minggu terakhir pengamatan. Tunas yang
ditanam pada media dengan konsentrasi IAA 3 ppm memiliki jumlah daun yang hampir sama dengan media tanpa penambahan Zat Pengatur Tumbuh.
Pemberian TDZ pada beberapa taraf perlakuan juga memberikan hasil yang tidak berbeda nyata, kecuali pada 6 MST Tabel 6. Pada minggu keenam
pertambahan jumlah daun pada media tanpa ZPT lebih tinggi dibandingkan dengan perlakukan lainnya. Pada 7 - 8 MST sidik ragam kembali memberikan
hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh terjadinya stagnasi kembali akibat ruang tumbuh yang terbatas sehingga daun yang terbentuk
melengkung dan tetap menggulung.
Tabel 6. Rata-rata Jumlah Daun Pisang Rajabulu Cianjur yang Baru Terbentuk
pada Tanaman Awal Akibat Pengaruh IAA dan TDZ cm
Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7
8 MST
AUKSIN
IAA 0 ppm 0.43
0.76 0.90
1.09 1.62
1.81 2.05
2.09 IAA 3 ppm
0.14 0.43
0.90 1.38
1.57 1.81
2.09 2.19
SITOKININ
TDZ 0 ppm 0.14 a
0.57 a 1.00 a
1.36 a 1.78 a
2.21 a 2.57 a
2.57 a
TDZ 0.01ppm 0.28 a
0.64 a 0.78 a
1.14 a 1.57 a
1.64 b 1.86 a
1.86 a TDZ 0.1 ppm
0.43 a 0.57 a
0.93 a 1.21 a
1.43 a 1.57 b
1.79 a 1.79 a
Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5.
Pengaruh penambahan IAA pada jumlah akar berbeda nyata pada 3-5 MST. Pada 6-8 MST penggunaan IAA tidak memberikan hasil yang berbeda
nyata. Analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian TDZ pada media untuk multiplikasi memberikan pengaruh yang nyata bila dibandingkan dengan kontrol.
Konsentrasi TDZ yang lebih tinggi yakni 0.1 ppm memberikan jumlah akar paling sedikit Gambar 4. Respon mulai terlihat sejak 5 MST, dengan kecenderungan
adanya penurunan jumlah akar dengan penambahan zat pengatur tumbuh pada media Tabel 7.
A B
Gambar 4. Penampakan Planlet Pisang Rajabulu Cianjur A Kontrol atau MS0 tanpa Zat Pengatur Tumbuh, B Perlakuan TDZ 0.1 ppm pada 8 MST
Jumlah akar tanaman kontrol lebih banyak dari tanaman yang diberi perlakuan
Pada Tabel 7 terlihat penambahan TDZ 0.1 mgl ke dalam media mengakibatkan penurunan jumlah akar pisang Rajabulu Cianjur hingga
setengahnya dibandingkan dengan kontrol pada 8 MST. Peningkatan konsentrasi TDZ diduga meningkatkan konsentrasi etilen
yang dapat menghambat pembentukan akar Hutchinson et al., dalam Devilana 2005. Media kontrol lebih baik digunakan karena secara ekonomi lebih murah
dan berpengaruh baik pada tanaman. Tabel 7. Rata-rata Jumlah Akar Pisang Rajabulu Cianjur yang Baru Terbentuk
pada Tanaman Awal Akibat Pengaruh IAA dan TDZ cm
Perlakuan 1
2 3
4 5
6 7
8 MST AUKSIN
IAA 0 ppm 0.48 a
0.90 a 1.29 b
1.95 b 2.19 b