Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata PT. Xpro Agrotama Cinangneng Berbasis Budidaya Ikan di Desa gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PT.
XPRO AGROTAMA BERBASIS BUDIDAYA IKAN DI DESA
GUNUNG MULYA KECAMATAN TENJOLAYA

AYUTYAS SAYEKTI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi
pengembangan Agrowisata Berbasis Budidaya Ikan di Desa Gunung Mulya
Kecamatan tenjolaya Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Ayutyas Sayekti
NIM H34100108

ABSTRAK
AYUTYAS SAYEKTI. Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata PT. Xpro
Agrotama Cinangneng Berbasis Budidaya Ikan Di Desa Gunung Mulya
Kecamatan Tenjolaya.
Dibimbing oleh BURHANUDDIN.
PT. Xpro Agrotama Cinangneng adalah perusahaan budidaya ikan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan sebagai Agrowisata, berada di Desa Gunung Mulya
Kecamatan Tenjolaya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi Industry
foresight, Tantangan, Sasaran yang mempengaruhi pengembangan usaha
agribisnis dalam Agrowisata pada PT. Xpro Agrotama Cinangneng. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan Aritektur strategi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa PT. Xpro Agrotama Cinangneng berpotensi dikembangkan
menjadi Agrowisata, memiliki tantangan untuk memperbaiki infrastruktur yang
ada dan dengan sasaran untuk membuka lapangan pekerjaan dan mensejahterakan

masyarakat desa. Bentuk strategi yang akan dilakukan oleh PT. Xpro Agrotama
Cinangneng selama kurun waktu kurang lebih dua puluh tahun kedepan adalah:
Perbaikan kinerja manajemen, kualitas SDM karyawan dan sistem informasi
manajemen, Menciptakan nilai kegunaan penjualan dan pembudidayaan ikan bagi
masyarakat Desa Gunung Mulya, Meningkatkan nilai tambah pada perusahaan
agar memiliki daya tarik bagi konsumen, Kegiatan promosi yang intensif.
Kata kunci: Agrowisata, Arsitektur Strategi,
Sasaran

Industry foresight, Tantangan,

ABSTRACT
AYUTYAS SAYEKTI. Agrotourism PT. Xpro Agrotama Cinangneng
Development Strategic Analysis of Aqua-culture at Gunung Mulya Village
Subdistrict Tenjolaya. Supervised by BURHANUDDIN.
The purpose of this research is to identifying industry foresight, challenge, and
target which can influence the development Agribussiness in Agrotourism PT.
Xpro Agrotama Cinangneng. The method
in this research is Strategic
Architecture. The goal improves that PT. Xpro Agrotama Cinangneng has a

potensial to be developed for Agrotourism, has a callenge to fix infrastructure
which exist, then with the purpose to open job vacancy and make the people in the
village to be prosperous. The form of this strategy that PT. Xpro Agrotama
Cinangneng will do in 20 years to go, are fix the management performance, the
quality of the human resources and managemet informatic system, create the
selling used value and aqua-culture for the people in Gunung Mulya village,
develop the additional amount value the company so the company will have the
interest for the consumer, promotion events which is intensive.
Keywords: Agrotourism, Defiance,
Architecture,

Industry foresight, Target, Strategic

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PT.
XPRO AGROTAMA BERBASIS BUDIDAYA IKAN DI DESA
GUNUNG MULYA KECAMATAN TENJOLAYA

AYUTYAS SAYEKTI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata PT. Xpro Agrotama
Cinangneng Berbasis Budidaya Ikan di Desa gunung Mulya
Kecamatan Tenjolaya
Nama
: Ayutyas Sayekti
NIM
: H34100108

Disetujui oleh


Dr Ir Burhanuddin, MM
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah
strategi pengembangan, dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Agrowisata
Berbasis Budidaya Ikan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten
Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Burhanuddin, MM selaku
pembimbing, yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan

penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Jarwadi Budi Hernowo MSc.f, Ibu
Helianthi Dewi, S.Hut,MSi dan Bapak Sudiyono selaku responden ahli yang
sudah banyak memberi masukkan, Bapak komjen. Pol. Drs. Jusuf Manggabarani
selaku pemilik dari PT. Xpro Agrotama Cinangneng, serta Bapak Dudung
Mustiady, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak, Mamah, Anjar, serta seluruh keluarga, atas
segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

Ayutyas Sayekti

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR


ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran konseptual
Strategi
Arsitektur Strategi
Industry Foresight
Tantangan Organisasi
Sasaran

Visi dan Misi
Strategi Pengembangan
Budidaya Perikanan
Pariwisata
Macam-Macam Agrowisata
Tujuan dan Manfaat Agrowisata
Faktor-Faktor Kritis Dalam Pengembangan Agrowisata
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Data dan Instrumentasi
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan Data
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Letak dan Aksesibilitas
Iklim, Topografi dan Demografi
Lokasi dan Tata Letak
Struktur Organisasi Usaha
Sumberdaya Alam
HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi PT. Xpro Agrotama Cinangneng
Visi dan Misi Usaha
Tujuan PT. Xpro Agrotama Cinangneng
Sumber Daya PT. Xpro Agrotama Cinangneng
Industry foresight

1
1
2
3
3
3
5
5
5
5
5
5
9
9

9
10
10
11
11
12
14
15
15
16
16
16
19
19
20
20
20
22
23
23

23
24
24
25

Tantangan Organisasi
Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
Sasaran PT. Xpro Agrotama Cinangneng
Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan PT. Xpro Agrotama
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

28
28
30
34
36
44
44
44
45
46
61

DAFTAR TABEL
1 Perkembangan kunjungan wisatawan di Kabupaten Bogor Tahun
2007-2012a
2 Uraian Tugas PT. Xpro Agrotama Cinangneng 2014
3 Sumberdaya Manusia PT. Xpro Agrotama Cinangneng 2014
4 Hasil Wawancara mengenai Industry Foresight
5 Hasil Wawancara mengenai tantangan
6 Hasil Wawancara mengenai sasaran
7 Rekomendasi strategi pengembangan PT. Xpro Agrotama
Cinangneng

1
22
25
26
32
34
42

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran operasional analisis strategi pengembangan
agrowisata berbasis budidaya ikan di PT. Xpro Agrotama
Cinangneng Desa Gunung Mulya
2 Rencana Arsitektur Strategi Usaha Agrowisata di PT. Xpro Agrotama
Cinangneng Desa Gunung Mulya
3 Struktur Organisasi PT. Xpro Agrotama Cinangneng
4 Arsitektur Strategi Pengembangan PT. Xpro Agrotama Cinangneng
2015-2035

15
19
21
38

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Kuisioner Karakteristik dan Pendapat Ahli
Hasil Wawancara dengan Responden
Cara Pencapaian Program yang akan dilakukan
Dokumentasi Penelitian

46
51
58
60

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Bogor no 19 tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah dan Peraturan Bupati Bogor no 83 tahun 2009,
tentang pendoman operasional pemanfaatan ruang bahwa Kecamatan Tenjolaya
diperuntukan sebagai pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, tanaman
tahunan dan pemukiman pedesaan. Jenis kegiatan pertanian lahan basah di
wilayah tersebut meliputi budidaya perikanan air tawar, perikanan indoor
(aquarium) dan ikan hias. Kecamatan Tenjolaya memiliki potensi budidaya ikan
mas, ikan gurame, patin dan ikan hias. Dalam pola pengembangan wilayah
tersebut perlu didukung oleh industri non farm yang meliputi sektor pertanian,
peternakan dan kehutanan (Buku Potensi Lokasi Usaha Perikanan Kabupaten
Bogor ,2011)
Kabupaten Bogor dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata
khususnya Agrowisata di Jawa Barat karena didukung oleh kondisi geografis
yang baik, alam yang cenderung sejuk serta lokasinya cukup strategis yang
berdekatan dengan kawasan Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek).
Peningkatan kecenderungan masyarakat perkotaan akan keperluan terhadap
nilai-nilai ekologis (lingkungan) dan historis kultural juga wisata menjadikan
Kabupaten Bogor sebagai salah satu pasar pariwisata bagi masyarakat yang
membutuhkan tempat wisata. Rata-rata jumlah kunjungan wisatawan ke
Kabupaten Bogor setiap tahunnya terjadi peningkatan terutama mulai tahun 2009
hingga tahun 2012 sebesar 2 255 219 wisatawan lokal dan 67 658 wisatawan
mancanegara 0.042 persen (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor,
2012). Berdasarkan data tersebut di atas bahwa peluang bagi Kabupaten Bogor
untuk mengembangkan usaha Agrowisata cukup besar.
Tabel 1Perkembangan kunjungan wisatawan di Kabupaten Bogor Tahun 20072012a
Kunjungan wisatawan
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
a

Wisatawan
lokal

Wisatawan
mancanegara

2 009 371
2 077 039
2 104 271
2 156 198
2 209 764
2 255 219

24 055
25 263
25 381
17 739
20 246
67 658

Jumlah
2 033 426
2 103 136
2 039 652
2 173 937
2 230 010
2 322 877

Presentase
pertumbuhan
(%)
0.034
-0.03
0.065
0.025
0.042

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor (diolah)

Tenjolaya sebagai Wilayah Kabupaten Bogor bagian Barat juga sudah mulai
berkembang kegiatan Agrowisata. Kegiatan kowisata yang terdapat di Kecamatan
Tenjolaya belum terlalubnayak seperti kampung sunda yang berada di Desa Tapos

2

2, Gunung Salak Endah resort dan kampung desa yang berada di Tapos 3, selain
itu adanya Aldepos Salacca yang mendirikan agrowisata di Desa Gunung Mulya
yang berbasis Perkebunan buah. Namun demikian Agrowisata yang sudah ada
belum dibekembangkan secara maksimal contohnya di Kecamatan Tenjolaya
memiliki potensi perikanan yang sebenarnya bisa dioptimalkan dan
dikembangkan menjadi Agrowisata mina, sehingga diperlukan strategi untuk
mewujudkan Agrowisata mina. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi strategi pengembangan usaha Agrowisata berbasis budidaya ikan
di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor.
Perumusan Masalah
Usaha Budidaya ikan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya ini
merupakan tempat usaha pembudidayaan ikan air tawar yang terbesar di Desa
Gunung Mulya selain itu terdapat tanaman perkebunan dan peternakan sapi dan
kambing yang dikelola didalam satu perusahaan yang sama. Usaha ini masih
terbilang baru, karena perusahaan PT. Xpro Agrotama Cinangneng baru berdiri
sekitar 4 tahun.
Permasalahan utama adalah bagaimana menangkap potensi besar yang ada
dan dapat dikembangkan secara optimal dalam mencapaikan visi dan misi
perusahaan sebagai salah satu unit usaha yang nanti berkembang menjadi
Agrowisata berbasis perikanan yang dapat memanfaatkan lingkungan sekitar,
masyarakat sekitar, sumberdaya alam yang ada. Permasalahan tersebut dilihat dari
sisi internal dan eksternal dari perusahaan maupun Desa Gunung Mulya.
Bagaimana kekuatan unit usaha ini dapat dioptimalkan sehingga dapat menjadi
usaha besar yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk sekitar dengan
memberdayakan dan meningkatkan perekonomian Desa Gunung Mulya.
Bagaimana juga melihat peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan
usaha yang bergerak dibidang peternakan sapi potong dan juga melihat bagaimana
ancaman yang timbul dari unit usaha yang nantinya bergerak menjadi entitas
usaha baru dalam bentuk Agrowisata. Masih belum adanya Agrowisata yang
berbasis budidaya ikan di Kecamatan Tenjolaya menjadikan subunit bisnis usaha
ini memiliki peluang besar untuk menjadi Agrowisata yang dapat menarik banyak
konsumen dan meningkatkan profit perusahaan, selain itu peluang yang dapat di
manfaatkan dengan unit usaha ini adalah efisiensi yang terjadi akibat integrasi
antara peternakan, perkebunan, dan sumberdaya manusia sekitar yang dikaryakan.
Permasalahan tersebut muncul karena umur unit usaha yang masih
tergolong baru yaitu sekitar empat tahun, sehingga masih sedikit pengalaman yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut dalam mencapai produktivitas usaha sesuai
dengan target dan untuk mengembangkan usaha yang sebenarnya berpeluang
menjadi Agrowisata. Untuk mencapai hal tersebut, formulasi arsitektur strategi
sangat berperan penting. Berdasarkan uraian di atas, adapun beberapa
permasalahan penelitian yang akan dikaji yakni berupa:
1. Industry foresight, Tantangan, Sasaran apa saja yang mempengaruhi
usaha budidaya ikan di Desa Gunung Mulya untuk menjadi Agrowisata
2. Strategi apa yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk
mengembangkan menjadi Agrowisata ataupun agroedutourisme.

3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penilitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi Industry foresight, Tantangan, Sasaran yang
mempengaruhi pengembangan usaha agribisnis dalam Agrowisata
2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat digunakan oleh pihak tempat
usaha Agrowisata berbasis budidaya ikan berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan usaha.

Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, didapat beberapa manfaat yaitu :
1. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis, untuk dapat menganalisis suatu
permasalahan dan merumuskan suatu strategi pengembangan yang tepat.
2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen dan pengelola
dalam menerapkan strategi untuk pengembangan di wilayah tersebut.
3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan
keputusan strategi pengembangan

TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan mengenai penelitian terdahulu sangat diperlukan bagi topik
penelitian terkait, hal tersebut dimaksudkan agar peneliti mampu memahami topik
penelitian secara mendalam dan mengetahui persamaan beserta perbedaan
penelitian terdahulu dengan topik yang akan diteliti agar tidak terjadi pengulangan
dan dapat mencadi acuan.
Kurniawan (2008), melakukan analisa strategi pengembangan usaha bunga
potong krisan pada Loka Farm. Penulis menggunakan matriks IE dan SWOT
dalam tahapan matching stage. Pada tahapan tersebut didapatkan beberapa strategi
yang fokus pada kegiatan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Untuk
menentukan prioritas strategi berdasarkan waktu, peneliti menggunakan road map
strategi. Rancangan road map tersebut dibagi dalam tiga tahap yaitu persiapan
menuju tahap pengembangan, pengembangan usaha, dan mempertahankan usaha
Loka Farm akan tetapi dalam road map tidak dijelaskan rentang waktu dan
impelementasi strategi yang diterapkan.
Lestari (2009), melakukan analisa strategi pemasaran pada wisata mancing
Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan responden pada
penelitian ini secara purposive sampling dan accidental sampling dengan
pengisisan matriks EFE, IFE dan QSPM. Desain penelitian menggunaka metode
deskriptif melalui studi kasus da menganalisis data secara kualitatif dan kuantitatif
berdasarkan wawancara dan penyebaran kuisioner, fishing valley memiliki 9
faktor eksternal dan 6 faktor internal dan menghasilkan bahwa perusahaan harus
mempeluas relasi, meningkatkan kinerja para karyawan, dan merekrut karyawan
baru yang lebi potensial.

4

Elva (2010), melakukan analisa perencanaan strategi pengembangan pasar
tanaman hias bromelia melalui pendekatan arsitektur strategi di Kabupaten Bogor.
Identifikasi faktor-faktor yang menentukan pengembangan yang mempengaruhi
kondisi usaha Ciapus Bromel. Setelah proses identifikasi faktor-faktor
dilaksanakan, faktor-faktor tersebut diintegrasikan dan diplotkan program dari
strategi yang telah dirumuskan ke dalam bentangan arsitektur. Hasil audit yang
didapatkan adalah memiliki hasil secara umum terbagi menjadi dua bagian yang
diterapkan di Ciapus Bromel selama kurun waktu 2010-2014 adalah strategi
dominan yang dilakukan secara kontinu dan program yang dilakukan secara
bertahap denga menghasilkan bahwa perusahaan memiliki dua kekuatan penting
yaitu varietas terbanyak dan latar belakang dari pihak pengelola dan terdapat
empat program strategi yang diterapkan dan hal tersebut lebih kepada perbaikan
kinerja para karyawan di perusahaan tanaman hias.
Wahyudi (2011), melakukan analisa strategi pengembangan usaha rangkaian
tanaman hias kreatif pada “creative shop” di Desa Babakan, Kabupaten Bogor.
Alat bantu yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE dan memetakan posisi
perusahaan dengan matriks SWOT, matriks QSP dan Arsitektur Strategik untuk
mendapatkan alternatif strategi. Strategi yang paling sesuai untuk dilakukan
strategi intensif yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan
produk dan memalui matriks SWOT dan QSP diperoleh sembilan strategi
berdasarkan prioritas yang dapat dijalankan oleh perusahaan dan dapat
menerapkan semua strategi yang diterjemahkan dalam bentuk program kegiatan
berdasarkan prioritas waktu pelaksanaan untuk mengembangkan perusahaan.
Hasil dari penelitian adalah perusahaan memiliki 10 kekuatan dan 10 kelemahan
dan memberikan rekomendasikan untuk tumbuh dan berkembang dengan strategi
intensif dan integratif.
Pinem (2011) didapatkan hasil bahwa Cahaya Kita yang merupakan usaha
budidaya benih ikan lele Sangkuriang mempunyai posisi Internal yang kuat.
Posisi Internal tersebut adalah kekuatan utama ditunjukan oleh perusahaan yang
sudah melakukan penelitian untuk mendukng kegiatan budidaya, sedangkan
kelemahan utama dari perusahaan adalah sistem penjualan yang dapat merugikan
perusahaan. Sisi eksternal perusahaan dibawah rata-rata, dimana perusahaan
belum mampu merespon peluang, yakni permintaan yang terus menerus
meningkat, sedangkan ancaman yang belum mampu diatasi adalah adanya
persaingan, belum ada sertifikasi dan perubahan iklim. Berdasarkan pemetaan
matriks IE, Cahaya Kita berada pada sel V yang berarti posisi jaga dan
pertahankan. Hasil analisis matriks SWOT dan tahap akhir berupa pemilihan
prioritas strategi yang dijalankan melalui analisis QSPM. Alternatif stategi yang
tepat dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sesuai dengan tujuan yaitu penetrasi
pasar dan pengembangan proses yang dilakukan dengan meningkatkan kapasitas
produksi.

5

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran konseptual
Strategi
Manajemen strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan rencana-rencana yang
dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Pearce dan Robinson,
1997). Menurut Stoner dan Freeman (1994), konsep strategi dapat dilihat dari dua
perspektif yang berbeda, yang pertama dilihat mengenai apa yang hendak
dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan, yang dimaksudkan bahwa
strategi diberi batasan sebagai program yang luas untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misi dari perusahaan tersebut, dan
yang kedua dari apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sebuah perusahaan, jadi
pola tanggapan organisasi yang sekali-kali dilakukan terhadap lingkungan. Tujuan
perusahaan akan dapat tercapai apabila suatu strategi yang baik dikombinasikan
dengan pelaksanaan yang baik, akan tetapi apabila strategi yang baik tetapi
pelaksanannya tidak baik maka tujuan perusahaan tersebut secara menyeluruh
tidak akan tercapai.
Strategi merupakan alat yang penting dalam mencapai keunggulan bersaing.
Perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal
dan merebut peluang yang ada. Strategi pada umumnya dirancang oleh para
manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas
(Stoner dan Freeman, 1994)
Arsitektur Strategi
Alat bantu yang digunakan adalah rancangan arsitektur strategi. Arsitektur
strategi merupakan pendekatan yang lebih fleksibel dalam melakukan
perencanaan strategis sekaligus sebagai solusi untuk menghadapi perubahan
lingkungan bisnis. Yoshida (2006) menyatakan bahwa arsitektur strategi dibuat
sebagai suatu rancangan peta strategi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk
merumuskan strateginya kedalam kanvas (blue print) rencana organisasi untuk
meraih visi dan misi dalam bentangan waktu yang telah ditentukan. Rumusan
arsitektur strategi memiliki 3 tahap yaitu industry foresight, tantangan dan sasaran.
Industry Foresight
Industry foresight menurut Hamel dan Prahald (1995) diacu dalam Wahyudi
(2010), industry foresight merupakan asumsi terbaik yang disepakati bersama
tentang masa depan suatu industri atau perusahaan maupun organisasi yang
diperlukan untuk menunjang evolusi pada bisnis tersebut. Industrry foresight ini
memberikan gambaran tentang hal-hal yang potensial dalam organisasi untuk
dikembangkan di masa depan dan memungkinkan organisasi tersebut untuk
mengambil posisi sebagai pemimpin.
Tantangan Organisasi
Tantangan organisasi adalah sarana atau cara operasional yang harus
dimiliki dan harus diaplikasikan organisasi untuk memperoleh keunggulan-

6

keunggulan bersaing secara baru dan bertahap (Hamel 1995, diacu dalam Yoshida
2006). Tantangan rencana organisasi merupakan rencana awal (tujuan jangka
pendek) yang perlu dipersiapkan organisasi meliputi potensi bisnis dan perkiraan
investasi baru yang diperlukan untuk merealisasikan bisnis baru.
Lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan
internal. Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada dalam
perusahaan yang secara langsung mempengaruhi kegiatan perusahaan yang
meliputi organisasi perusahaan, budaya perusahaan, sumberdaya keuangan,
pemasaran, produksi dan fasilitas perusahaan, sedangkan lingkungan eksternal
merupakan lingkungan yang berada diluar perusahaan yang secara tidak lansung
mempengaruhi kegiatan perusahaan. Lingkungan eksternal dapat memberikan
peluang maupun ancaman bagi perusahaan.
Lingkungan internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri dan umumnya dapat dikendalikan oleh perusahaan. Analisis lingkungan
internal merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap kekuatan dan
kelemahan dari dalam perusahaan dengan mengkaji manajemen pemasaran,
keuangan, operasi dan produksi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi
dan manajemen (David, 2010).
1. Manajemen
Manajemen memiliki lima fungsi aktivitas dasar dalam perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, penunjukkan staf dan pengendalian. Pada
penelitian ini fungsi dasar manajemen yang dibahas hanya pada fungsi
perencanaan saja, perencanaan terdiri dari semua aktifitas manajerial yang
berkaitan dengan persiapan untuk menghadapi masa yang akan datang,
karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu merumuskan strategi.
2. Pemasaran
Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh pengusaha atau perusahaan
dalam pemasaran agar produk sesuai dengan keinginan pasar adalah :
pangsa pasar,pelayanan,kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian
distributor, kondisi satuan kerja pemasaran,kegiatan promosi,harga jual
produk,komitmen manajemen menurut David (2010) maka pembuat strategi
harus mempertimbangkan kondisi pemasaran yang ada beserta faktor-faktor
dalam merumuskan strategi yang baru dan lebih berkembang.
3. Keuangan
Sistem keuangan dalam perusahaan harus dapat dikelola sebaik
mungkin sehingga dana yang didapat mampu dibagikan keseluruhan bagian
usaha. Penyediaan dana yang cukup dan tepat akan berdampak pada
program-program dari perusahaan yang tidak akan terlaksana dan sulit
untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh peusahaan. Kekuatan keuangan
juga penting untuk merumuskan strategi, kekuatan keuangan yang lemah
akan berdampak pada hilangnya beberapa strategi alternatif yang suatu saat
akan sangat bermanfaat dalam berjalannya suatu perusahaan.
4. Produksi dan Operasi
Produksi adalah seluruh aktivitas yang mentransformasikan input
menjadi produk jasa. Sistem produksi menyusun program untuk
dilaksanakan dan melakukan pengendalian produksi mencakup pembekalan,
proses muatan, perawatan, sarana produksi dan pengendalian mutu.
5. Penelitian dan pengembangan

7
Penelitian dan pengembangan dalam suatu perusahaan memiliki
peranan penting dalam ketahanan perusahaan untuk menghadapi persaingan.
Perusahaan melakukan investasi untuk penelitian dan pegembangan suatu
produk atau jasa superior untuk mendapatkan keunggulan bersaing.
6. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen adalah untuk meningkatkan kinerja
perusahaan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem
informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, memberi kode,
menyimpan dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat
menjawab pertanyaan operasional dan strategi yang penting.
Lingkungan eksternal adalah proses yang digunakan oleh pembuat strategi
untuk memantau lingkungan eksternal dalam menentukan peluang dan ancaman
yang dihadapi oleh perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari komponen atau
variabel lingkungan yang berasal dari luar perusahaan dan di luar jangkauan
organisasi dan kendali perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan
intervensi . Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Lingkungan Makro
a. Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi
iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi,
maka akan semakin buruk pula iklim berbisnis. Faktor kunci yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara
adalah ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, dan produk dan jasa.
b. Sosial Budaya
Sosial dan budaya yang terjadi cenderung akan membentuk gaya
hidup dari masyarakat itu sendiri, pekerjaan, memproduksi dan yang
dikonsumsi. Perubahan sosial, budaya dan lingkungan memiliki
pengaruh yang besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar dan
pelanggan David (2009)
c. Politik, Pemerintah, dan Hukum
David (2009) faktor-faktor politik pemerintah dan hukum dapat
menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan yang kecil maupun
perusahaan yang sudah besar. Perusahaan dan industri baru yang
bergantung pada kontrak pemerintah atau subsidi dapat menjadi bagian
yang paling penting dalam audit eksternal.
d. Teknologi
Kekuatan pada teknologi menggambarkan peluang dan ancaman
dalam merumuskan formulasi strategi menurut David (2009) kemajuan
teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor,
pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran dan posisi
kompetitif perusahaan menurut Kotler dan Amstrong (2004) lingkungan
teknologi merupakan kekutan-kekuatan baru, yang menciptakan produk
dari pasar baru.
e. Kekuatan kompetitif
Untuk menganalisis linkungan industri, menggunakan model
lima kekuatan porter yang melakukan pendekatan untuk
mengembangkan strategi dalam banyak industri, yang dapat dilihat

8

2.

melalui kemungkinan masuknya pesaing baru, kekuatan tawar menawar
pemasok/penjual, kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen, tekanan
dari produk subtitusi, dan persaingan antar perusahaan sejenis.
Lingkungan Mikro
Analisis lingkungan mikro dilakukan berdasarkan konsep kekuatan
bersaing Porter (David, 2006), pesaing suatu industry dapat dilihat sebagai
kombinasi atas lima kekuatan, yakni:
a. Persaingan antar perusahaan sejenis
Perusahan akan mendapatkan kondisi keunggulan dengan
pesaingnya dalam menjalankan usaha apabila strategi yang digunakan
memberikan keunggulan kompetitif yang lebih besar dibandingkan
dengan pesaingnya. Perubahan strategi pada suatu perusahan
memungkingkan akan mendapat serangan balasan seperti menurunkan
harga, menaiki kualitas produk, melakukan inovasi produk dan
menyediakan jasa dan lain-lain.
b. Adanya pesaing baru dalam pasar
Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru dan
keinginan untuk merebut pangsa pasar yang telah ada. Akibat yang
ditimbulkan harga menjadi turun sehingga mengurangi laba yang
diterima. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam dunia indusrtri
tergantung pada hambatan masuk diantaranya terkait dengan teknologi
dan pengetahuan khusus, pengalaman, preferensi merek, tingkat
kesetiaan konsumen di gabung dengan reaksi para pesaing yang sudah
ada sehingga dapat dipikirkan oleh pendatang baru.
c. Kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga
turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang
lebih baik. Kekuatan tawar-menawar pembeli ditentukan oleh produk
yang di tawarkan produsen, misanya pembelian, ciri produk,
kemudahan beralih dari produk hasil produksi produsen dan informasi
yang dimiliki pembeli. Pembeli dikatakan kuat jika kelompok pembeli
terpusat atau membeli dengan jumlah yang besar, produk yang dibeli
standar, pembeli mendapat laba kecil, pembeli menunjukan ancaman
untuk melakukan integrasi balik dan produk industri tidak dianggap
penting bagi mutu produk atau jasa pembeli.
d. Kekuatan tawar menawar pemasok
Kekuatan tawar menawar pemasok bertujuan untuk melihat
sejauh mana kebutuhan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui
kenaikan harga, pengurangan kualitas produk yang dipasok dan peran
produk yang dipasok bagi pelanggan. Pemasok dikatakan memiliki
daya tawar menawar yang kuat bila tidak adanya produk pengganti lain
yang djual kepada industri, produk pemasok merupakan input penting
bagi bisnis pembeli, industri bukan merupakan pelanggan yang penting
bagi kelompok pemasok dan produk pemasok terdiferensiasi atau
pemasok telah menciptakan biaya peralihan.
e. Potensi pengembangan produk pengganti
Industri akan bersaing dengan industri produk pengganti dalam
merebut pasar yang akan membatasi laba potensial industri. Produk

9
pengganti yang perlu mendapatkan perhatian lebih besar adalah produk
lain yang menjalankan fungsi yang sama atau produk yang mempunyai
kecendrungan memilki harga atau prestasi yang lebih baik dari produk
lainnya.
Faktor-kator analisis lingkungan makro dimaksudkan untuk mengetahui
peluang dan ancaman yang dapat diamati oleh suatu perusahaan karena
lingkungan eksternal adalah aspek-aspek yang cenderung berada diluar
perusahaan tetapi dapat mempengaruhi perusahaam, sehingga dapat digunakan
dalam merumuskan strategi untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki dan
menghindari ancaman yang akan dihadapi.
Sasaran
Sasaran diidentifikasi dengan memperjelas visi, misi dan tujuan organisasi
maupun perusahaan. Biasanya sasaran perusahaan merupakan visi, misi, dan
tujuan perusahaan itu sendiri. Sararan jangka pendek merupakan kuantifikasi dari
tantangan organisasi (Yoshida, 2006)
Visi dan Misi
Visi merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa yang akan datang
yang diinginkan dalam benak sendiri untuk terwujud oleh seluruh anggota
organisasi atau perusahaan visi diperlukan untuk memotivasi tenaga kerja untuk
bekerja lebih efektif. (Umar, 2008)
Misi merupakan penjabaran secara tertulis mengenai visi agar menjadi
mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh anggota perusahaan dalam menurut
Pearce dan Robinson (2008) dalam Umar (2001) misi merupakan maksud unik
yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan
mengidentifikasikan lingkup operasinya dalam hal produk, pasar, serta teknologi.
Misi dijabarkan secara rinci oleh perusahaan melalui jangka menengah dan jangka
pendek. Tujuan jangka pendek adalah hasil yang diinginkan yang berfungsi
sebagai pedoman spesifik atas tindakan selama periode satu tahun atau kurang
sedangkan tujuan jangka menengah adalah hasil yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi selama periode beberapa tahun (David, 2006).
Tujuan perusahaan merupaan pernyataan kualitatif mengenai keadaan atau
hasil yang ingin dicapai di masa datang. Terdapat tiga tujuan ekonomis yang
menjadi pedoman bagi hampir semua organisasi bisnis yaitu; kelangsungan hidup,
pertumbuhan, dan profitabilitas (Pearce dan Robinson, 1997)
Strategi Pengembangan
Dalam melakukan usaha dan pengembangan usaha diperlukan strategi yang
akan dilakukan untuk menentukan pengambilan keputusan untuk perusahaan.
Strategi yang dilakukan untuk menentukan pengambilan keputusan harus
dipersiapkan dengan baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan pada
umumnya strategi pengembangan pun berorientasi pada fungsi manajemen.
Definisi pengembangan usaha adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang
pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
peluang pertumbuhan yang terjadi pada perusahaan. Pengembangan usaha dalam
perikanan adalah suatu kegiatan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan
penapatan dan skala usaha sehingga terbentuk keseimbangan dari perusahaan

10

menjadi lebih mandiri. Diperlukan proses manajerial untuk melakukan
pengembangan usaha berupa perumusan dan penyusunan strategi yang tepat bagi
perusahaan, selain itu strategi yang telah dirumuskan perlu dikelola dengan baik
dalam suatu organisasi. Terdapat beberapa hal yang dapat dikombinasikan
berdasarkan perencanaan dan strategi yang telah dirumuskan, yaitu :
1. Sasaran sederhana jangka panjang
Sasaran sederhana jangka panjang berorientasi pada tanggung jawab
yang jelas terhadap pegawai maupun konsumen dan memberikan stabilitas
dan kejelasan kesatuan dari arah suatu perusahaan.
2. Analisis lingkungan persaingan
Menganalisis kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan umum
dari konsumen dan dapat mempengaruhi posisi pasar dan dapat memotivasi
sumberdaya manusia yang terlibat dalam organisasi atau perusahaan.
3. Penilaian sumberdaya yang objektif
Organisasi maupun perusahaan harus mampu dengan baik mengenal
kondisi sumberdaya dan kemampuan perusahaan dan produk yang akan
dijual, selain itu perusahaan harus mampu memotivasi para pegawai untuk
bekerja efektif dan efisien dan dapat mengendalikan mutu produk.
4. Penerapan yang efektif
Pada penerapan strategi yang tepat maka akan berguna untuk
menerapkan strategi yang efektif pada sistem manajemen yang mampu
memegang komitmen dengan baik dan mengkoordinasi seluruh pegawai dan
sumberdaya lainnya untuk melengkapi strategi yang akan dan sudah
diterapkan.
Budidaya Perikanan
Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan ikan atau
budidaya ikan, binatang air lainnya atau tanaman air yang dimulai dari
penangkapan, budidaya hingga pengolahannya, (Departemen Kelautan dan
Perikanan, 2006). Budidaya perikanan merupakan kegiatan memelihara ikan,
binatang air atau tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan didalam
budidaya ikan terdapat kegiatannya yang terdiri atas pembenihan, pendederan dan
pembesaran yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Budidaya kolam air deras adalah budidaya yang dilakukan pada kolam yang
didesain untuk memungkinkan terjadinya aliran air (flowtrough) dalam
pemeliharaan ikan dengan padat penebaran yang tinggi, aliran air pada kolam air
deras relatif lebih deras dan kaya akan oksigen. Budidaya ikan yang dilakukan
pada wadah budidaya berupa kandang yang terbuat dari kayu, papan atau bambu
yang ditempatkan di dasar sungai dan dirancang sedemikian rupa sehingga aliran
air sungai masih memungkinkan masuk untuk sirkulasi air disebut dengan
budidaya keramba.
Pariwisata
Damanik dan Weber (2006), pariwisata dalam arti luas adalah suatu
kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaaan rutin atau
mencari suasana yang lain. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi
bagian terpenting dari kebutuhan dasar masyarakat negara maju dan sebagian

11
kecil masyarakat negara berkembang. Pariwisata semakin berkembang sejalan
dengan perubahan-perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan politik.
Menurut Asosiasi Wisata Agro Indonesia, Agrowisata merupakan suatu
bentuk wisata yang sangat spesifik, dimana pengunjung dapat menikmati
keindahan dan keunikan alam sekaligus menikmati produk agro atau dapat tinggal
di lingkungan pertanian, terlibat dalam proses produksi yang seluruhnya
dilakukan untuk dapat mengalami, menikmati, mempelajari, dan menghayati
bagian dari kehidupan keseharian yang berlangsung di suatu lingkungan
pertanian. Agrowisata tidak hanya memanfaatkan keindahan alam dan
keanekaragaman kegiatan pertanian. Dewasa ini banyak tercipta model-model
Agrowisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian tertentu. Agrowisata
hortikultura, Agrowisata tanaman perkebunan, ataupun varian kebun-kebun
perkebunan adalah contoh dari sekian banyak Agrowisata yang dapat
dikembangkan (Departemen Pertanian, 2008).
Macam-Macam Agrowisata
Harahap (2000) menyatakan bahwa Agrowisata yang dapat dikembangkan
di Indonesia antara lain:
1. Wisata di daerah perkebunan
Wisata ini dapat dilakukan berupa kegiatan pra produksi (pembibitan),
pemeliharaan dan pasca produksi (pengelolaan dan pemasaran).
2. Wisata di daerah pertanian tanaman pangan dan hias
Wisata di daerah pertanian tanaman pangan dan tanaman hias
merupakan paket kunjungan ke kebun buah dan kebun bunga. Para
wisatawan menikmati buah-buahan dengan cara memetik sendiri dan
juga dapat melihat secara langsung teknologi pengalengan buah.
3. Wisata di daerah perikanan
Para wisatawan dapat menyaksikan teknologi budidaya ikan di lokasi wisata.
Selain itu wisatawan juga dapat melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan aktivitas perikanan seperti memancing dan menjaring. Para
wisatawan juga bisa diajari cara budiaya ikan air tawar.
4. Wisata di daerah peternakan
Wisata pada daerah ini merupakan kegiatan usaha yang bertujuan
untuk mempelajari cara-cara beternak tradisional maupun secara modern,
seperti pada kawasan peternakan unggas, sapi perah, dan ternak potong.
Tujuan dan Manfaat Agrowisata
Agrowisata merupakan hasil dari pengembangan pariwisata dan pertanian.
(Departemen Pertanian, 2003) menyebutkan bahwa tujuan dari Agrowisata
adalah untuk meningkatkan penerimaan devisa bagi negara Indonesia maupun
pendapatan bagi daerah yang bersangkutan. Adapun tujuan lainnya adalah sebagai
berikut:
1. Mengamankan dan melestarikan keberadaan dan citra produk pertanian
Indonesia sebagai salah satu diversifikasi produk wisata Indonesia.
2. Menciptakan iklim berusaha yang baik kepada para pengusaha di bidang
agro dan pariwisata di dalam penyelenggaraan dan pelayanan Agrowisata
(Sugeng, 2004) mengungkapkan bahwa sektor pertanian yang didalam

12

perkembangannya terdapat Agrowisata, dapat menciptakan lapangan
pekerjaan.
Manfaat Agrowisata secara umum adalah sebagai berikut (Tirtawinata dan
Fachrudin, 1999):
1. Meningkatkan konservasi lingkungan
2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam
3. Memberikan nilai rekreasi
4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan
5. Mendapatkan keuntungan ekonomi.
Dalam perkembangan industri wisata agro, (Tirtawinata dan Fachrudin,
1999) mengungkapkan permasalahan dalam pengembangan dan pengelolaan
sebuah Agrowisata . Beberapa permasalahan tersebut yang masih relevan terhadap
kondisi saat ini antara lain :
1. Kurangnya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan Kesadaran
pengunjung terhadap lingkungan terutama di kawasan Agrowisata sangat
penting, karena tanpa adanya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan,
kelestarian sebuah Agrowisata akan menjadi rusak.
2. Koordinasi antar sektor dan instansi terkait yang belum berkembangDalam
pengembangan Agrowisata diperlukan sebuah koordinasi yang baik dari
semua sektor dan instansi terkait, yang meliputi pemerintah sebagai
pembuat aturan, rakyat atau petani sebagai subjek, dan dunia usaha
pariwisata sebagai penggerak ekonomi rakyat.
3. Belum adanya peraturan yang lengkap tentang Agrowisata Pemerintah
Indonesia belum mengeluarkan peraturan dan pengembangan yang lengkap
mengenai kebijakan pengembangan Agrowisata ke depan.
Faktor-Faktor Kritis Dalam Pengembangan Agrowisata
Deptan (2008) menyebutkan bahwa pengembangan Agrowisata yang
efektif dan efisien harus memperhatikan hal-hal penting sebagai berikut :
1. Sumberdaya manusia
Sumberdaya manusia meliputi kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan
pengelola Agrowisata dalam menyediakan, mengemas, menyajikan,
paket-paket wisata yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke
Agrowisata tersebut. Keberhasilan dari pengembangan Agrowisata sangat
tergantung pada kompetensi dari sumberdaya manusia yang terlibat dalam
Agrowisata tersebut, dalam hal ini keberadaan atau peran pemandu wisata
dinilai sangat penting sehingga diperlukan suatu pendidikan khusus
mengenai Agrowisata. Ketersediaan dan upaya penyiapan tenaga pemandu
Agrowisata saat ini dinilai masih terbatas.
2. Sumberdaya alam dan lingkungan
Sumberdaya alam dan lingkungan mencakup objek wisata yang dijual
serta lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Sehingga upaya
mempertahankan kelestarian alam dan keasrian sumberdaya alam yang
dijual sangat menetukankan keberlanjutan Agrowisata. Kondisi lingkungan
masyarakat sekitar menentukan minat wisatawan untuk berkunjung. Sebaik
apapun atraksi wisata yang ditawarkan, namun jika berada di masyarakat
yang tidak menerimanya maka akan menyulitkan dalam pemasaran
Agrowisata .

13
3. Promosi
Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan Agrowisata.
Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara
seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, media masa
(dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi
pada tempat publik (hotel, bandara, restoran, dan lainnya). Untuk
menjalankan usaha promosi diperlukan kerjasama pengelola Agrowisata
dengan biro perjalanan, perhotelan dan jasa angkutan. Salah satu metode
promosi yang dinilai efektif dalam mepromosikan obyek Agrowisata
adalah metode tasting, yaitu memberikan kesempatan pada calon konsumen
atau wisatawan untuk datang dan menentukan pilihan konsumsi dan
menikmati produk tanpa pengawasan berlebihan sehingga wisatawan
merasa nyaman.
4. Dukungan sarana dan prasarana
Kehadiran wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-kemudahan yang
diciptakan, mulai dari pelayanan yang baik, kemudahan akomodasi,
transportasi, dan kesadaran masyarakat sekitarnya. Upaya menghilangkan
hal-hal yang bersifat formal, kaku dan menciptakan suasana santai serta
kesan bersih dan aman merupakan aspek penting yang perlu diciptakan.
Selain itu, dukungan berupa kebijakan pemerintah yang kondusif
merupakan kerangka dasar yang diperlukan untuk mendorong
perkembangan Agrowisata.
5. Kelembagaan
Pengembangan Agrowisata memerlukan dukungan semua pihak,
diantaranya; pemerintah, swasta, lembaga terkait seperti biro perjalanan
wisata, perhotelan, perguruan tinggi, serta masyarakat. Pemerintah bertindak
sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya Agrowisata.
6. Aspek Pemilihan lokasi Agrowisata
Untuk menentukan lokasi Agrowisata perlu ada identifikasi wilayah
pertanian yang akan dijadikan kawasan Agrowisata dengan
mempertimbangkan beberapa faktor dominan seperti prasarana dasar, sarana,
transportasi, dan komunikasi selain itu identifikasi terhadap peran
masyarakat sekitar yang dapat menjadi pendorong bagi berkembangnya
Agrowisata di wilayah tersebut (Gumelar, 2012)
Karakteristik pemilihan lokasi Agrowisata yang perlu diperhatikan adalah :
Memilih lokasi berdasarkan karakteristik alam
a. Dataran rendah pada umumnya memiliki iklim kering dan suhu udara
yang lebih panas, pada daerah seperti ini lebih cocok digunakan untuk
Agrowisata peternakan akan tetapi peternakan tersebut harus
bermanfaat bagi pengunjung sehingga memiliki daya tarik tersendiri
agar pengunjung berminat untuk datang.
b. Dataran tinggi, pada dataran tinggi yang mempunyai topografi berbukitbukit dan cenderung mempunyai udara lebih sejuk, nyaman dan
mempunyai tanah yang subur maka cocok digunakan untuk usaha
Agrowisata yang berkaitan dengan perkebunan.
c. Kawasan sungai, sungai adalah salah satu sarana yang digunakan baik
bagi kehidupan sehari-hari, selain itu sungai juga bisa menjadi
pengairan bagi kolam-kolam tambak budidaya ikan yang berada

14

disekitarnya yang dimanfaatkan sebagai sumber dari sistem pengairan
terutama pada budidaya tambak ikan air deras.
Kerangka Pemikiran Operasional
Perkembangan yang cukup baik pada bisnis Agrowisata di Kabupaten
Bogor Barat seiring dengan peningkatan jumlah pengunjung wisata akan
menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi terutama pada usaha yang berada di
Desa Gunung Mulya yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi Agrowisata.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya maka usaha budidaya ikan di Desa
Gunung Mulya akan menghadapi permasalahan internal maupun eksternal. Usaha
budidaya ikan yang terletak di Desa Gunung Mulya ini merupakan salah satu
sentra perikanan kolam air deras di Kabupaten Bogor yang menjadikan tempat ini
sebagai produksi untuk pemancingan-pemancingan di daerah Kabupaten Bogor
Perusahaan perlu menerapkan strategi pengembangan yang tepat untuk lebih
memperkenalkan adanya tempat Agrowisata yang baik dan berpotensi selain itu
menambah wawasan dan untuk meningkatkan target pada pengunjung.
Langkah pertama dari penelitian ini adalah dengan menganalisis lingkungan
eksternal dan internal pada usaha budidaya ikan di Desa Gunung Mulya
Kecamatan Tenjolaya. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan pendekaan
fungsional yang terdiri dari manajemen, keuangan, produksi/operasi, pemasaran,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Analisis
internal di Desa Gunung Mulya dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan usaha tersebut, sementara analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk
megetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh usaha tersebut. Responden
ahli juga dilibatkan pada validasi faktor kunci maupun kriteria yang akan
ditetapkan. Alat analisis yang diguanakan melalui analisis arsitektur strategi
dengan melalui tiga tahapan. Tahapan dari analisis strategi merupakan hasil
internal, eksternal atau yang biasa dikenal dengan tantangan organisasi dan
sasaran, industry foresight berupa kekuatan, kelemahan , peluang, dan ancaman.
Alternatif strategi yang dihasilkan akan diplotkan pada arsitektur strategi agar
mengetahui waktu pelaksanaan dan tetap berlandaskan pada visi dan misi dari
usaha di Desa Gunung Mulya sehingga tidak terjadi penyimpangan tujuan yang
akan dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan
apa yang cocok dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya yang
berpotensi menjadi tempat Agrowisata di Kabupaten Bogor bagian Barat. Untuk
memperjelas gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan, dapat dilihat
bagan kerangka pemikiran operasional dalam Gambar 1.

15

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional analisis strategi pengembangan
agrowisata berbasis budidaya ikan di PT. Xpro Agrotama Cinangneng
Desa Gunung Mulya

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di tempat budidaya ikan PT. Xpro Agrotama
Cinangneng yang berlokasi di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya
Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

16

purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa usaha budidaya ikan di Desa
Gunung Mulya dapat dikembangkan menjadi tempat wisata, meningkatkan
pendapatan daerah dan dapat mensejahterakan warga sekitar dengan didirikannya
Agrowisata. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan February hingga Maret tahun
2014.

Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak
manajemen dari PT. Xpro Agrotama Cinangneng dan penduduk Desa Gunung
Mulya dan responden ahli seperti Dosen ekowisata IPB, Dosen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB dan Kepala Bidang Pariwisata Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Data sekunder yang diperlukan
dalam penelitian diperoleh dari study literatur berbagai buku, skripsi, internet,
laporan manajemen usaha budidaya ikan, serta instansi terkait seperti Badan Pusat
statistik (BPS), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Dinas
Pertanian Kabupaten Bogor mengenai Data kunjungan wisatawan, indikator
kinerja, Jumlah Produksi Perikanan Kabupaten Bogor.
Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan
bagi pihak manajemen usaha budidaya ikan di desa Gunung Mulya yaitu pemilik,
manajer dan bagian administrasi, selain itu bertanya langsung kepada pegawai PT.
Xpro Agrotama Cinangneng dan responden ahli yaitu dosen ekowisata Institut
Pertanian Bogor sebanyak dua orang dan Kepala Bidang Unit Ekowisata Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Instrumentasi pendukung lainnya
adalah komputer sebagai alat pencarian literatur dari internet serta pencatat dan
perekam data yang digunakan selama proses wawancara.

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data telah dilakukan dari tahap penyusunan skripsi yaitu bulan
February 2014 hingga Maret 2014. Metode pengumpulan data primer yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan langsung ke lokasi usaha
budidaya ikan dengan melakukan wawancara dengan pihak manajemen usaha
budidaya ikan beserta narasumber yang terkait seperti responden ahli seperti
kepala bidang unit ekowisata dan Dosen ahli ekowisata sebanyak dua orang.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan wawancara ke Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Bogor serta Dinas perikanan, Dinas Pertanian dan BPS,
penelusuran literature dari berbagai sumber buku, jurnal, artikel dan sumber
lainnya yang berkaitan dengan Agrowisata.

Metode Pengolahan Data
Pada pengolahan data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu analisis
deskriptif, merumuskan arsitektur strategi yang melalui perumusan berdasarkan

17
industry foresight, tantangan dan sasaran dari perusahaan PT. Xpro Agrotama
Cinangneng dan menganalisis formulasi strategi program.
1. Analisis Deskriptif
Analisis secara deskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran umum
usaha budidaya ikan di Desa Gunung Mulya dan lingkungan perusahaan. Analisis
deskriptif digunakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Informasi dalam
analisis deskriptif disajikan dalam bentuk tabulasi angka, dan gambar. Input
analisis ini adalah data primer yang berasal dari wawancara pihak internal dan
eksternal dari usaha budidaya ikan di desa Gunung Mulya serta operasi di
lapangan. Pada analisis dikembangkan daftar peluang yang da