Analisis kelayakan usaha Anggrek pot Mita Permata Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ANGGREK POT
MITRA PERMATA ANGGREK DI KELURAHAN
PASIR MULYA KOTA BOGOR

YUNITA FADHILAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan
Usaha Anggrek Pot Mitra Permata Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2014
Yunita Fadhilah
NIM H34124049



Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
YUNITA FADHILAH. Analisis Kelayakan Usaha Anggrek Pot Mitra Permata
Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor. Dibimbing oleh TINTIN
SARIANTI.
Anggrek pot merupakan salah satu produk florikultura yang berpotensi
untuk diusahakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan
usaha anggrek pot Mitra Permata Anggrek, dengan menganalisis 3 varietas yakni
varietas Dendrobium, Vanda dan Phalaenopsis. Metode analisis yang

digunakan yaitu analisis non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi, dan aspek lingkungan. Analisis
finansial ditentukan dari beberapa kriteria investasi seperti NPV, IRR, Net B/C
dan Payback Periode. Analisis finansial dilakukan dengan 4 skenario dan
menunjukkan hasil bahwa usaha layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas
dilakukan untuk menguji kelayakan usaha pada 2 kondisi yakni naiknya harga
input (bibit) dan penurunan jumlah produksi dengan menghitung persentase
switching value. Hasil dari uji sensitivitas terhadap 4 skenario menunjukkan
bahwa pada kondisi naiknya harga input bibit usaha anggrek pot yang paling
sensitif adalah skenario 3. Hasil uji sensitivitas penurunan jumlah produksi
menunjukkan bahwa usaha yang paling sensitif adalah skenario 1.
Kata kunci: anggrek pot, kelayakan usaha, skenario

ABSTRACT
YUNITA FADHILAH. Feasibility Analysis Business of Orchid Pot Mitra
Permata Anggrek in Pasir Mulya Kota Bogor. Supervised by TINTIN
SARIANTI.
Orchid pot is one of floriculture product that has the potential to be
developed . The purpose of this study is to analyze the feasibility of orchid pots
business Mitra Permata Anggrek, by analyzing the 3 varieties of varieties of

Dendrobium, Vanda and Phalaenopsis. The analytical method used is the analysis
is non-financial aspects such us the market, technical aspects, management and
legal aspects, social aspects of economic, and environmental aspects. Financial
analysis of investments is determined on several criteria such as NPV, IRR,
Net B / C and Payback Period. Non-financial analysis is done with 4 scenarios,
and the result is business orchid pots is proper to operation. Sensitivity analysis is
performed to test the feasibility of the two conditions that the rising price of inputs
(seeds) and reduction in the amount of production with calculate switching value.
Results of test sensitivity for 4 scenarios show in conditions that the rising price of
inputs (seeds), Orchid pot business use the 3 scenario its more sensitif. The results
of test sensitivity reduction in the amount of production is Orchid pot business use
the 3 scenario its more sensitif.
Keywords: business feasibility, orchid pots, scenario

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ANGGREK POT
MITRA PERMATA ANGGREK DI KELURAHAN
PASIR MULYA KOTA BOGOR

YUNITA FADHILAH


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 adalah Analisis
Kelayakan Usaha Anggrek Pot pada Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek
DiKelurahan Pasir Mulya Kota Bogor.
Penulis menyadari bahwa kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini
dapat terselesaikan karena bantuan beberapa pihak. Penulis mengucapkan

terimakasih kepada Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen pembimbing atas segala
arahannya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir.Rita
Nurmalina MS, selaku dosen evaluator dan penguji utama atas koreksi dan arahan
terhadap proposal dan ujian sidang penelitian ini. Terimakasih juga disampaikan
kepada Ibu Yusi selaku ketua kelompok tani dan seluruh anggota kelompok tani
Mitra Permata Anggrek, dan pihak-pihak yang telah membantu selama kegiatan
penelitian ini. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak, Ibu, adik
atas segala doa dan motivasinya. Terimakasih juga disampaikan kepada temanteman Alih Jenis Agribisnis angkatan tiga atas motivasinya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014
Yunita Fadhilah

v

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
TujuanPenelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya Anggrek
Pemasaran Anggrek
Metode Penelitian Kelayakan
Kriteria Investasi
Analisis Sensitivitas
Hasil Analisis Kelayakan
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data

Asumsi Dasar yang Digunakan
GAMBARAN UMUM
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Aspek Non finasial
Analisis Aspek Finasial
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

v
v
vi
vii
1
1
3
5
5
6
6

7
7
8
8
9
9
9
14
16
16
16
16
17
22
23
26
26
72
88
89

138

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Produksi tanaman hias di Indonesia tahun 1997-2012
Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 1
Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 2
Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 3
Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 4
Nilai sisa investasi usaha anggrek pot
Biaya investasi usaha anggrek pot

1

74
74
75
75
76
77

vi

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

19
20
21

Biaya penyusutan investasi usaha anggrek pot
Biaya reinvestasi usaha anggrek pot
Biaya tetap usaha anggrek pot
Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 1
Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 2
Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 3
Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 4
Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 1
Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 2
Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 3
Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 4
Analisis kelayakan investasi usaha anggrek pot skenario 1, skenario 2,
skenario 3 dan skenario 4
Switching value terhadap kenaikan harga input (bibit) usaha anggrek pot
skenario 1, skenario 2, skenario 3 dan skenario 4
Switching value terhadap penurunan jumlah produksi skenario 1,
skenario 2, skenario 3, dan skenario 4

77
78
79
80
81
82
82
83
84
84
85
86
87
88

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Bagan kerangka operasional
Struktur organisasi kelompok tani Mitra Permata Anggrek
Produk anggrek di kelompok tani Mitra Permata Anggrek (a) varietas
Phalaenopsis (b) varietas Vanda (c) varietas Dendrobium
Bibit usia remaja anggrek pot varietas Dendrobium
Kegiatan penyiraman tanaman anggrek
(a) Pupuk tanaman anggrek (b) zat pengatur tumbuh tanaman anggrek
(c) fungisisda tanaman anggrek (d) insectisida tanaman anggrek
Kegiatan pensortiran tanaman
Kegiatan penggantian media tanam
Contoh tanaman anggrek keki
Kegiatan pengepakkan
Layout screen house skenario 1
Layout screen house skenario 2
Layout screen house skenario 3
Layout screen house skenario 4

15
26
28
34
36
37
38
38
39
40
40
50
59
69

vii

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Luas panen, produksi dan produktivitas tanaman anggrek 2009-2012
Jenis dan sumber data
Cashflow skenario 1
Cashflow skenario 2
Cashflow skenario 3
Cashflow skenario 4
Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 1
Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 2
Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 3
Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 4
Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 1
Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 2
Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 3
Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 4
Laba rugi skenario 1
Laba rugi skenario 2
Laba rugi skenario 3
Laba rugi skenario 4

91
92
93
96
99
102
105
108
111
114
117
120
123
126
129
131
133
136

viii

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komoditi dari tanaman hias yang potensial dalam industri florikultura
adalah bunga anggrek. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang
memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat potensial untuk dikembangkan secara
komersial. Anggrek sangat diminati masyarakat karena memiliki warna dan
bentuk bunga yang beragam. Menurut para ahli botani, di dunia terdapat lebih dari
30 000 spesies anggrek alam. Di Indonesia, plasma nutfah anggrek diperkirakan
lebih dari 5000 jenis anggrek alam (Rukmana 2000), dari 5000 spesies anggrek
yang ada sebanyak 1 327 spesies tumbuh di Pulau Jawa, dan selebihnya tumbuh
di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Direktorat Jendral
Hortikultura Kementerian Pertanian 2011).
Menurut data Badan Pusat Statistik 2013, bunga anggrek memiliki nilai
produksi yang fluktuatif, tetapi terus meningkat mulai tahun 2010 hingga tahun
2012, berdasarkan data sementara penurunan terjadi pada tahun 2013 (Tabel 1).
Data menunjukkan bahwa jumlah produksi anggrek tahun 2013 lebih rendah dari
produksi tahun 2011. Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa anggrek
memiliki potensi, karena merupakan urutan ketiga dari jumlah produksi tanaman
hias, yakni setelah bunga krisan dan mawar.
Tabel 1 Produksi tanaman hias di Indonesia tahun 1997-2012
Tahun

Anggrek

1997

(Tangkai)
6 502 669

Kuping
Gajah
(Tangkai)
4 282 433

1998

7 780 202

1999
2000

(Tangkai)
12 504 879

Pisangpisangan
(Tangkai)
1 027 474

1 673 465

6 471 772

929 683

4 445 770

63 291 838

3 206 992

404 127

2 532 171

463 890

1 468 213

33 594 352

3 260 858

583 728

4 843 188

384 464

2 281 125

50 038 246

2001

4 450 787

773 299

4 448 199

448 338

7 387 737

84 951 741

2002

4 995 735

1 006 075

10 876 948

797 139

25 804 630

55 708 137

2003

6 904 107

1 263 770

7 113 901

681 919

27 406 464

50 766 656

2004

8 027 720

1 285 061

16 686 134

804 580

27 683 449

61 540 963

2005

7 902 403

2 615 999

14 512 619

1 131 568

47 465 794

60 719 517

2006

10 703 444

2 017 535

11 195 483

1 390 117

63 716 256

40 394 027

2007

9 484 393

2 198 990

11 271 385

1 427 048

66 979 260

59 492 699

2008

15 309 964

2 627 498

8 581 395

5 278 477

101 777 126

39 265 696

2009

16 205 949

3 833 100

9 775 500

4 124 174

107 847 072

60 191 362

2010

14 050 445

7 655 542

10 064 082

2 961 385

185 232 970

82 351 332

2011

15 490 256

4 724 730

5 448 740

2 791 257

305 867 882

74 319 773

2012

20 727 891

6 731 211

3 417 580

3 306 604

397 651 571

68 624 998

2013*)

15 456 959

3 154 300

1 582 422

2 074 305

383 984 867

74 449 317

Catatan :

*) Angka sementara

Sumber : Badan Pusat Statistik 2013

Gladiol

Krisan

Mawar

(Tangkai)
10 062 753

(Tangkai)
17 270 983

2

Jangkauan pemasaran bunga anggrek Indonesia tidak hanya dalam negeri
tetapi juga di ekspor ke beberapa negara, walaupun Indonesia juga masih
melakukan impor bunga anggrek, volume ekspor bunga anggrek tahun 2012
menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya.
Volume impor anggrek pada tahun 20121 sebanyak 4,30 ton dan volume ekspor
mencapai 57,61 ton. Data tersebut juga menunjukkan potensi bagi usaha anggrek.
Industri anggrek Indonesia selama ini sudah banyak diminati oleh para pelaku
usaha, baik dalam negri maupun permodalan asing. Menurut Direktorat Jenderal
Holtikultura 2011, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya
genetika hayati terbesar kedua setelah Brazil, hal ini merupakan modal dasar bagi
Indonesia untuk mengembangkannya secara mandiri menuju ekonomi fortikultura
yang berdayasaing, akan tetapi hasil produksi bunga anggrek menurun pada tahun
2013 (BPS 2013), hal ini menandakan bahwa pelaku usaha anggrek belum
memanfaatkan potensi yang dimiliki seoptimal mungkin.
Jumlah penawaran anggrek di Indoonesia lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah permintaan anggrek. Hal tersebut dapat dibuktikan dari beberapa nursery
selalu terjadi kekurangan produksi atau belum mamapu memenuhi permitaan
pasar. Penyebab dari kurangnya jumlah produksi tersebut dikarenakan
pertumbuhan permintaan anggrek yang cepat dan tidak disertai dengan
pertumbuhan dari penyediaan produk anggrek yang cepat. Jumlah penggemar
anggrek yang menjadi target pasar juga semakin bertambah, terutama setelah
krisis moneter (Setiawan 2002).
Anggrek telah berkembang di beberapa daerah di Indonesia, tentunya pada
daerah yang memiliki agroklimat yang sesuai untuk pengembangan anggrek.
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki
beberapa pelaku usaha komoditi anggrek. Hasil produksi bunga anggrek di Jawa
Barat memiliki nilai yang tertinggi, bila dibandingkan dengan hasil produksi di
beberapa daerah lainnya pada tahun 2009 hingga 2010. Data produksi bunga
anggrek di Jawa Barat dapat dilihat pada Lampiran 1.
Berdasarkan data pada lampiran 1 dapat terlihat bahwa tahun 2012 baik luas
panen maupun produksi anggrek mengalami peningkatan, walaupun luas panen
hanya meningkat sedikit, tetapi peningkatan hasil produksinya mengalami
peningkatan yang tajam. Terjadinya hal tersebut dikarenakan meningkatnya
permintaan anggrek dari tahun ketahun, karena semakin banyak fungsi bunga
anggrek. Tidak hanya untuk karangan bunga, dan hiasan ruangan, tetapi juga
untuk upacara penyelamatan, duka cita dan hiasan acara pesta. Tingginya
permintaan tersebut juga di dukung oleh beberapa pemerintah daerah, yakni
mengembangkan usaha anggrek di beberapa daerah potensial.
Jawa Barat merupakan sentral produksi anggrek di Indonesia, Bogor
merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah produksi anggrek tinggi
sebesar 3 825 712 tangkai2. Pelaku usaha anggrek di Kota Bogor bergerak di jenis
1

Ndik. 2014. Volume, nilai impor dan ekspor florikultura tahun 2012.
http://hortikultura.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=340:
volume-nilai-impor-dan-ekspor-flori-th2012&catid=57:ekspor-impor&Itemid=473.
[diakses Mei 2014]
2
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. 2012. Produksi Tanaman Hias di Jawa Barat.
http://diperta.jabarprov.go.id/assets/data/menu/Tanaman_Hias2012.pdf. [diakses Mei
2014]

3

usaha yang berbeda-beda, seperti pembibitan, pembungaan anggrek pot, dan
anggrek potong. Kecamatan Gunung Sindur merupakan daerah sentral produksi
bunga anggrek potong, sedangkan untuk Kota Bogor merupakan daerah produksi
bunga anggrek pot.
Diantara ragam jenis bunga anggrek, jenis anggrek yang cocok dan banyak
di budidayakan di Kota Bogor adalah anggek varietas Dendrobium (anggrek
simpodial), varietas Phalaenopsis (anggrek bulan), dan varietas Vanda (anggrek
monopodial). Pemilihan ketiga varietas ini dikarenakan anggrek Dendrobium
memiliki daya adaptasi yang tinggi, mudah dibudidayakan, memiliki banyak
variasi warna dan bentuk bunga, (TRUBUS 2005), sehingga anggrek dendrobium
memiliki jumlah permintaan yang tinggi. Anggrek vanda dan anggrek bulan
memiliki harga jual yang relatif tinggi dibandingkan dengan dendrobium,
sehingga para petani tertarik untuk mengusahakan anggrek jenis tersebut.
Jenis usaha anggrek yang beragam membuat para pelaku usaha anggrek di
Kota Bogor juga beragam. Anggrek pot merupakan salah satu jenis usaha yang
masih sedikit pelakunya di Kota Bogor, tetapi cukup banyak diusahakan di
Kabupaten Bogor. Permintaan anggrek pot cukup banyak, dan usaha anggrek pot
di Kota Bogor belum mampu untuk memenuhi permintaan anggrek pot.
Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor
merupakan salah satu yang mengusahakan anggrek pot. Sistem yang digunakan
oleh kelompok tani tersebut adalah unit usaha (beberapa orang bergabung dalam
membuat screen house dan menjalankan usaha) sebanyak 2 unit, namun ada pula
anggota kelompok yang memiliki screen house dan menjalankan usahanya
sendiri. Permintaan anggrek di Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek besar, dan
terus bertambah setiap tahunnya. Hasil produksi anggrek pot dari Kelompok Tani
Mitra Permata Anggrek tidak hanya dijual di Kota Bogor, tetapi juga ke beberapa
Kota Lain termasuk diluar pulau Jawa. Aktivitas usaha kelompok tani Mitra
Permata Anggrek merupakan salah satu yang terbaik di Provinsi Jawa Barat, oleh
karena itu peneliti memilih lokasi tersebut untuk dijadikan sebagai lokasi
penelitian.

Perumusan Masalah
Mitra Permata Anggrek merupakan salah satu kelompok tani yang
melakukan usahatani komoditi anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor.
Terdapat banyak ragam jenis anggrek dan jenis usaha anggrek, salah satu jenis
usaha anggrek adalah usaha anggrek pot, beberapa jenis anggrek yakni
Dendrobium, Phalaenopsis, dan Vanda merupakan jenis anggrek yang di
usahakan oleh para petani di Kelurahan Pasir Mulya tersebut.
Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh Kota Bogor, serta beberapa fasilitas
yang mendukung, maka Dinas Pertanian Kota Bogor berencana untuk menjadikan
Bogor sebagai Kota Anggrek3. Dibuatnya perencanaan ini berdasarkan beberapa

3

Sandra E. 2012. Bogor Sebagai Pusat Pengembangan Anggrek Indonesia.
http://eshaflora.blogspot.com/2011/12/bogor-sebagai-pusat-pengembangan.html.
[diakses Mei 2014]

4

hal, diantaranya: Bogor memiliki anekaragam spesies anggrek, yang tersedia di
Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor, memiliki LIPI sebagai lembaga yang dapat
melakukan perakitan varietas unggul yang sesuai dengan konsidisi
angroklimat dan topografi kota Bogor, serta dapat berproduksi dengan baik
pembungaannya, selain itu juga terdapat IPB (Institut Pertanian Bogor) yang
dapat melakukan penelitian lebih lanjut dari berbagai bidang.
Terdapat 5 varietas anggrek komersial yang menguasai lebih dari 80 persen
pasar anggrek, yakni: varietas Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya dan
Oncidium. Dari kelima varietas tersebut 3 varietas utama memiliki jumlah
permintaan yang lebih besar. Jumlah produksi anggrek masih belum mampu
memenuhi permintaan pasar terhadap anggrek, oleh karena itu masih terbuka
peluang untuk usaha anggrek. untuk mencapai atau mensukseskan perencanaan
yang dibuat oleh Dinas Pertanian Kota Bogor maka diperlukan penambahan
pelaku usaha anggrek. Jumlah pelaku usaha anggrek pot terbatas, sementara itu
permintaan anggrek pot terus meningkat, dan biaya investasi yang tinggi.
Beberapa hal tersebut dapat dijadikan alasan untuk mengkaji kelayakan usaha
anggrek pot terhadap tiga varietas anggrek yang diusahakan di Mitra Permata
Anggrek.
Perencanaan usaha anggrek pot yang akan dikaji berdasarkan pada
4 skenario. Skenario 1 adalah dengan usaha anggrek pot varietas Dendrobium 100
persen. Skenario yang ke-2 adalah usaha anggrek pot varietas Dendrobium 80
persen dan vanda 20 persen. Skenario ke-3 adalah usaha anggrek potvarietas
Phalaenopsis 50 persen dan Dendrobium 50 persen. Skenario yang ke-4 adalah
varietas Phalaenopsis 100 persen. Keempat skenario tersebut dibuat berdasarkan
besarnya permintaan anggrek, kemampuan penggabungan varietas dalam usaha
anggrek berdasarkan agroklimat seperti suhu, kelembaban, ketinggian dan
kemampuan tanaman anggrek varietas tertentu dalam menerima sinar matahari
Keempat skenario tersebut akan diasumsikan diusahakan dengan luasan lahan
yang sama dan teknologi screen house yang sama.
Perencanaan usaha anggrek pot yang dilakukan di Mitra Permata Anggrek,
juga dilakukan analisis terhadap kepekaan usaha anggrek pot pada keadaan
tertentu. Analisis sensitivitas dengan switching value dilakukan dengan asumsi
apabila terjadi hal yang tidak terduga selama masa menjalankan usaha, seperti
naiknya harga input, turunnya jumlah produksi, dalam dua kondisi tersebut
apakah usaha masih tetap dalam kondisi layak untuk dijalankan atau tidak. Hal
ini baik dikaji agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat lain yang
mungkin berniat membuka usaha anggrek pot di Kota Bogor, sehingga mereka
memperoleh keuntungan kelak, dan bukan merugi, karena usaha anggrek
membutuhkan investasi yang tidak sedikit, dibutuhkan screen house untuk tempat
membudidayakannya.
Berdasarkan penggambaran kondisi di Mitra Permata Anggrek, maka
dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian, yakni:
1. Bagaimana kelayakan usaha anggrek pot Kelompok Tani Mitra
PermataAnggrek apabila ditinjau dari berbagai aspek non finansial (pasar,
teknis, manajemen dan hukum, sosial ekonomi, serta lingkungan), dan aspek
finansial dengan 4 skenario (Dendrobium 100 persen, Dendrobium 80 persen
dan Vanda 20 persen, Dendrobiun 50 persen dan Phalaenopsis 50 persen,
Phalaenopsis 100 persen)?

5

2. Bagaimana tingkat kepekaan (sensitivitas) dengan switching value terhadap
usaha anggrek pot Mitra Permata Anggrek, terhadap kondisi naiknya harga
input, turunnya jumlah produksi bunga?

TujuanPenelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis usaha anggrek pot berdasarkan kriteria kelayakan aspek non
finansial dan aspek finansial pada Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek di
Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor, dengan 4 skenario (Dendrobium 100%,
Dendrobium 80% dan Vanda 20%, Dendrobiun 50% dan Phalaenopsis 50%,
Phalaenopsis 100%). Menganalisis usaha anggrek pot pada skenario berapa
yang paling baik untuk dijalankan oleh Kelompok Tani Mitra Permata
Anggrek diantara 4 skenario tersebut.
2. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) dengan switching value terhadap
usaha pembungaan anggrek pot pada Kelompok Tani Mitra PermataAnggrek,
terhadap kondisi naiknya harga input, dan turunnya produksi bunga.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi petani, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
mengenai kegiatan usaha yang selama ini dijalankan layak atau tidak untuk
dijalankan.
2. Bagi masyarakat luas, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi:masih
terdapat peluang atau tidaknya dalam usaha pembungaan anggrek di
Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor.
3. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pembuatan perencanaan pengembangan daerah dan
pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan usaha pembungaan anggrek.
4. Sebagai bahan informasi dan bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dibuat sebelumnya, dimana masalah
tersebut muncul dari sisi internal dan eksternal Mitra Permata Anggrek. Penelitian
dilakukan kepada petani yang menjadi anggota Kelompok Tani Mitra Permata
Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor. Penelitian ini juga terbatas hanya
jenis usaha anggrek pot, mengingat akan jenis usaha anggrek yang beragam.
Komoditi anggrek yang akan diteliti juga dibatasi hanya anggrek Dendrobium,
Phalaenopsis (anggrek bulan), dan Vanda. Peneliltian ini difokuskan pada
penilaian kelayakan finansial, nonfinansial. Kelayakan nonfinansial yang akan
dibahas dibatasi pada aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum
serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sedangkan kelayakan finansial yang

6

akan dibahas dibatasi pada perhitungan laba rugi, kriteria kelayakan investasi
yang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C dan tingkat pengembalian atau Payback
Periode. Selain itu dilakukan juga analisis sensitivitas.

TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya Anggrek
Media tumbuh yang digunakan untuk kegiatan budidaya anggrek berbedabeda, dengan kandungan yang berbeda disetiap media, penelitian sebelumnya
menyebutkan bahwa media tumbuh yang sering digunakan untuk budidaya
anggrek adalah: pakis, arang, potongan kayu, dan sabut kelapa Widiastoety et al.
(1994). Akan tetapi penelitian lain Widiastoety dan Suwanda (1989) juga
menambahkan mos dan kulit pinus sebagai media tanam anggrek. hasil penelitian
lain juga menyatakan Screen house merupakan teknologi yang biasa digunakan
sebagai naungan dalam proses budidaya anggrek, dan screen house juga
merupakan salah satu dari investasi usaha anggrek, pernyataan tersebut
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Zulkarnain (2009), dan Septiani (2013).
Anggrek Dendrobium dapat tumbuh dengan baik pada intensitas cahaya
tertentu dan membutuhkan naungan dalam proses budidayanya. Pemberian
naungan yang tepat dapat meningkatkan produksi bunga anggrek. Anggrek
Dendrobium lebih baik dibudidayakan dengan intensitas cahaya 55 persen,
dengan intensitas cahaya tersebut dapat mendorong pertumbuhan daun dan
pembentukan tunas pada tanaman anggrek Dendrobium. Pernyataan tersebut
didukung oleh hasil penelitian Widyastoety et al. (1995) dan Prasetio, Solvia
(2000). Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahawa dengan naungan 55
persen juga dapat menghasilkan produksi bunga tertinggi dibandingkan dengan
produksi bunga dengan naungan 65 persen dan 75 persen (Prasetio, Solvia 2000).
Hasil penelitian Ridwan (2004) menunjukkan bahwa anggrek Phalaenopsis untuk
pertumbuhannya memerlukan intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi, berkisar
antara 20-50 pesen.
Pemeliharaan tanaman anggrek terdiri dari penyiraman, pemupukan, dan
penyemprotan fungisida. Penyiraman tanaman anggrek Dendrobium dan
Phalaenopsis dilakukan setiap hari pada pagi hari (pukul 07.00- 09.99) dan sore
hari (pukul 15.00-16.30), sebab pada waktu-waktu tersebut penguapan biasanya
terjadi sedikit sehingga pupuk dapat diserap secara maksimal oleh tanaman.
penyiraman sebaikya dapat membasahi seluruh bagian tanaman. Pernyataan
tersebut berdasarkan hasil penelitian Ridwan (2004) dan Septiani (2013). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2004) dan Septiani (2013) juga
menunjukkan bahwa kegiatan pemupukan dilakukan dengan dosis 1 gram per liter
air dan dilakukan 2 kali seminggu, sedangkan untuk penyemprotan
fungisidadilakukan 1 kali seminggu. Hasil penelitian Ridwan (2004) menyatakan
bahwa pemupukan tanaman anggrek akan lebih efektif bila dilakukan pada bagian
daun karena mampu menyerap 90 persen dan bila melalui akar hanya dapat
menyerap 10 persen, dan biasanya dilakukan dengan cara penyemprotan pada

7

bagian daun tanaman. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman anggrek
dapat dilakukan dengan cara kimiawi dan mekanik, seperti memotong dan
membakar bagian tanaman yang terkena penyakit, sedangkan cara kimiawi dapat
dilakukan dengan menyemprotkan insektisida.

Pemasaran Anggrek
Bunga anggrek memiliki keragaman jenis, bentuk, dan warna. Beberapa hal
tersebut yang membuat permintaan bunga anggrek cenderung terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pernyataan tersebut didasari oleh hasil penelitian
Zulkarnain (2009), dan Septiani (2013). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan anggrek adalah
jenis, warna, harga, ketahanan, dan jumlah kuntum pertangkai. Jenis anggrek yang
paling disukai adalah Dendrobium dengan ketahana berkisar 5-7 hari pada suhu
kamar (suhu 28-30 0C, RH 85 persen), dan jumlah kuntum pertangkai 8-17
kuntum. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian Nurmalinda etal. (1999).
Pelaku usaha bunga anggrek memiliki cara yang berbeda-beda dalam
kegiatan pemasaran hasil produknya. Hasil penelitian Ridwan (2004) memasarkan
produknya ke beberapa konsumen baik dalam negeri maupun luar negeri, produk
yang dijual tidak hanya diproduksi sendiri tetapi juga dengan cara bermitra
dengan para produsen atau petani anggrek. hasil penelitian yang berbeda
ditunjukkan oleh Septiani (2013) yang hanya menjual produknya dipasar dalam
negeri, dan konsumen dapat datang langsung ke lokasi untuk memilih produk
anggrek yang akan dibeli atau dapat melakukan pemesanan lewat telepon dan
kemudian produk anggrek akan dikirimkan ke alamat konsumen. Pengirirman
kepada konsumen juga dapat merupakan pengiriman yang biasa ataupun
pengiriman kilat, dengan seluruh biaya pengiriman ditanggung oleh konsumen.

Metode Penelitian Kelayakan
Metode pemilihan lokasi penelitian analisis kelayakan yang dilakukan oleh
penelitian sebelumnya Sumantri et al.(2004), dan Ariesa, Tinaprilla (2012)
adalah secara sengaja (purposive), sedangkan beberapa peneliti lain tidak
menjelaskan alasan penetuan lokasi penelitian, seperti penelitian yang dilakukan
oleh Purwoko et al. dan Trisusantietal. Tetapi jenis dan sumber data yang
digunakan oleh seluruh peneliti tersebut merupakan data primer dan sekunder.
Penelitian mengenai analisis kelayakan pada umumnya menggunakan tiga
metode analisis, yakni analisis finansial, analisis non finansial, dan analisis
sensitivitas. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitianSusanti (2013), dan
Sari (2008), namun beberapa penelitian lain tidak menggunakan analisis
sensitivitas, sperti hasil penelitian Ridwan (2004) dalam penelitiannya Ridwan
mengkaji analisis switching value.
Penelitian terhadap aspek non finansial biasanya menggunakan metode
analisis: aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek
sosial ekonomi. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Penelitian
sebelumnya Ariesa dan Tinaprilla (2012), Susanti (2013), dan Damayanti (2011).

8

Sedangkan hasil penelitian lainnya menunjukan bahwa aspek sosial ekonomi tidak
digunakan Saputraet al.(2013). Penelitian aspek pasar biasanya mengkaji tentang
bauran pemasaran yang terdiri dari 4, yakni: produk, place, price, dan
promosi.Penelitian aspek teknis akan mengkaji tentang proses produksi bunga
mulai persiapan, penanaman, pemupukan, penanganan hama penyakit hingga
panen. Aspek manajemen akan mengkaji struktur organisasi dan deskripsi kerja
(tenaga kerja) di tempat usaha yang dikaji. Pernyataan ini didasarkan pada hasil
penelitian Susanti (2013), dan Sari (2008). Hasil penelitian Susanti (2013)
menambahkan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, yang dikaji adalah dampak
adanya usaha pembibitan anggrek di daerah tersebut terhadap penyerapan tenaga
kerja dan penerimaan oleh masyarakat sekitar. Sedangkan hasil penelitian Sari
(2008) tidak mengkaji hal tersebut.

Kriteria Investasi
Penelitian mengenai kelayakan usaha komoditi anggrek perlu untuk
dilakukan, karena biaya investasi yang dikeluarkan tidaklah sedikit, sehingga
sebelum menjalankan usaha perlu dilakukan analisis usaha tersebut layak atau
tidak untuk dijalankan. Beberapa peneliti yang menganalisis kelayakan usaha
komoditi anggrek adalah Zukarnain (2009), Septiani (2013), Ridwan (2004), dan
Damayanti (2011). Segmentasi usaha yang ditelitia dari ke empat peneliti tersebut
berbeda-beda, tetapi keempatnya menganalisis investasi usaha komoditi anggrek.
Pengkajian aspek finansial biasanya menggunakan kriteria investasi.
Penelitian sebelumnya juga menunjukan variabel yang digunakan dalam analisis
finansial seperti: Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (NetB/C),
Internal Rate of Return(IRR), danPayback Period (PP), hal tersebut menurut
Ariesa dan Tinaprilla (2012), Septiani (2013) dan Zulkarnain (2009) sedangkan
hasil penelitian (Swastawati 2011) tidak menggunakan vaeriabel (Net B/C), tetapi
menggunakan variabel Profitability Index (PI). Hasil penelitian Saputra et
al.(2013) menunjukkan hal yang lebih berbeda, dimana dalam analisis finasial
variabel yang digunakan adalah Harga Pokok Produksi (HPP), Total Product Cost
(TPC), Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR), Minimum
Atractive Rate of Return (MARR), Net Present Value (NPV), dan Pasar Potensial
(PP). Hasil penelitian Damayanti (2011) juga mengganalisis BEP pada analisis
finansial anggrek pot.

Analisis Sensitivitas
Beberapa penelitian analisis kelayakan usaha menggunakan metode analisis
sensitivitas, keputusan menggunakan metode tersebut tergantung pada apa yang
ingin dikaji oleh peneliti. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian
sebelumnya, dimana penelitian Damayanti (2011) tidak melakukan analisis
sensitivitas karena khusus menganalisis struktur biaya anggrek, sedangkan hasil
penelitian Saputra et al.(2013), Ariesa dan Tinaprilla (2012) melakukan analisis
sensitivitas.

9

Analisis switching value merupakan bagian dari analisis sensitivitas untuk
melihat perubahan maksimal yang masih dapat ditoleransi, analisis ini juga
digunakan untuk melihat kondisi kelayakan usaha anggrek yang paling sensitif
dipengaruhi oleh variabel apa. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian
Susanti (2013). Hasil penelitian Sari (2004) menunjukkan bahwa analisis
switching value dilakukan pada penurunan harga jual bunga, kenaikan harga
pupuk, obat-obatan serta upah tenaga kerja pria dan wanita.

Hasil Analisis Kelayakan
Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha anggrek walaupun dengan
segmen usaha dan permasalahan yang berbeda cenderung menunjukan hasil yang
menyatakan usaha anggrek layak untuk dijalankan. Penelitian sebelumnya
menunjukan bahwa analisis kelayakan usaha pembibitan kompot anggrek
Dendrobium layak untuk dijalankan
Septiani (2013), penelitian lainnya
menyatakan analisis kelayakan finansial terhadap perubahan segmentasi umur
budidaya anggrek layak untuk dijalankan Zulkarnain (2009), dan penelitian
kelayakan finansial hias anggrek Phalaenopsis sp. Juga layak Ridwan (2004).
Hasil dari analisis sensitivitas secara keseluruhan mengarah pada kenaikan
harga input (bahan baku) yang lebih berdampak terhadap usaha dibaningkan
dengan perubahan harga jual. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian
Trisusanti et al. dan Saputraet al.(2013) dimana hasil penelitian menunjukan
perubahan harga input lebih berpengaruh terhadap kelayakan bisnis, kemudian
hasil penelitian Ariesa, Tinaprilla (2012) dan Trisusantiet al. menyatakan bahwa
perubahan harga jual tidak terlalu berpengaruh terhadap kalayakan usaha.
Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa usaha anggrek lebih
sensitif terhadap perubahan harga jual anggrek, peningkatan harga bibit dan
perubahan jumlah produksi anggrek, pernytaan tersebut berdasarkan hasil
penelitian Septiani (2013). Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh hasil penelitian
Sari (2004) yakni usaha anggrek lebih sensitif pada penurunan harga jual
dibandingkan dengan kenaikan biaya pupuk, obat-obatan dan kenaikan upah
tenaga kerja.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan dari teori-teori yang
dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian kelayakan usaha anggrek pot
pada kelompom tani Mitra Permata Anggrek. teori yang dijadikan acuan meliputi
pengertian kelayakan usaha, aspek-aspek kelayakan usaha, kriteria investasi,
keputusan investasi, dan analisis sensitivitas. Teori mengenai batasan penilaian
layak juga dikaji, usaha anggrek pot akan layak bila aspek finansial dan non
finansial dinyatakan layak.

10

Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah
suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Bagi
seorang analis studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna yang dapat dipakai
sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu
bisnis baru, pengembangan bisnis atau menilai kembali bisnis yang sudaha
ada.Studi kelayakan bisnis juga merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan
investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Bagi penanam modal, studi
kelayakan bisnis dapat memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar
kemungkinan tingkat manfaat (benefit) dapat diterima dari suatu bisnis sehingga
hal ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan investasi(Nurmalina et al.
2010)
Aspek-aspek analisis kelayakan
Studi kelayakan bisnis dapat menunjukkan apakah bisnis yang direncanakan
atau sudah dilakukan layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan. Penilaian
dalam studi kelayakan bisnis dilakukan secara menyeluruh dari berbagai aspek
non finansial yang meliputi: aspek pasar, teknis, manajemen-hukum, sosialekonomi-budaya, lingkungan, dan dari aspek finansial (keuangan). Aspek-aspek
ini tidak dapat berdiri sendiri tapi saling berkaitan (Nurmalina et al. 2010).
Penjelasan lebih lanjut dari aspek non finansial tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aspek pasar
Menurut Jumingan 2009, dalam proses analisis studi kelayakan, analisis pasar
bisa dilakukan secara terpisah maupun merupakan bagian dari keseluruhan
studi kelayakan. Pada umunya tujuan studi pasar adalah mengukur dan
memperkirakan permintaan untuk menilai ketepatan waktu dan harga dari
proyek dalam memproduksi barang/ jasa. Mengadakan studi pasar secara
lebih teliti sering dibutuhkan karena sangat jarang data yang dikumpulkan
pada studi formal bisa menjawab hal-hal penting yang ingin diteliti.Beberapa
hal yang akan dikaji dalam aspek pasar adalah sebagai berikut:
a. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis
konsumen, perusahaan besar pemakai, dan perlu diperkirakan tentang
proyeksi permintaan tersebut.
b. Penawaran, bagaimana perkembangan penawaran dalam negeri, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti jenis barang yang
bisa menyaingi, kebijakan pemerintah, juga perlu diperhatikan.
c. Harga, dilakukan perbandingan dengan produksi dalam negri lainnya dan
apakah ada kecenderungan perubahan harga.
d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan digunakan
bauran pemasaran.
e. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai, market share yang bisa dikuasai
perusahaan, cara menghitungnya adalah:
Market share =

11

2.

3.

4.

5.

Aspek teknis
Merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis
secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun.
Aspek teknis dalam hal kemampuan berproduksi sangat terkait dengan aspek
finansial.Berdasarkan analisis pada aspek teknis dapat diketahui rancangan
awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Pelaksanaan
dari evaluasi aspek teknis seringkali tidak dapat memberikan suatu keputusan
yang baku, maka sangat perlu memperhatikan pengalaman pada bisnis lain
yang serupa dilokasi lain yang menggunakan teknik dan teknologi yang
serupa (Nurmalina et al. 2010).Beberapa pertanyaan utama yang perlu
mendapatkan jawaban dari aspek teknis ini adalah :
a. Lokasi bisnis, yakni dimana suatu bisnis akan dilaksanakan baik untuk
pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik.
Pemilihan lokasi sangat penting, mengingat apabila salah dalam memilih
lokasi akan berakibat pada meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan
nantinya. Dalam memilih lokasi tergantung pada jenis usaha atau investasi
yang akan dijalankan, setidaknya terdapat 4 jenis lokasi: lokasi kantor
pusat, lokasi pabrik (produksi), lokasi gudang, lokasi kantor cabang.
Secara umum ada beberapa pertimbangan dalam menentukan lokasi usaha,
yakni: jenis usaha yang akan dijalankan, jarak dengan pasar/konsumen
yang dituju, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan sarana dan prasarana,
jarak dengan pusat pemerintah, jarak dengan lembaga keuangan, kondisi
budaya/sikap masyarakat setempat, hukum yang berlaku di wilayah
setempat, kemudahan untuk melakukan perluasan usaha.
b. Seberapa besar skala operasi / luas produksi ditetapkan untuk mencapai
suatu tingkatan skala ekonomis.
c. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang
dipilih,termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain.
d. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk didalamnya
pertimbangan variabel sosial yaitu kemampuan atau penerimaan masyrakat
terhadap teknologi yang digunakan.
Aspek manajemen
Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa
pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Mengevaluasi
aspek manajemen lebih sulit dilakukan dibanding dengan aspek lain, karena
sifatnya yang tidak kasat mata serta cenderung kepada hal-hal yang kualitatif
(Nurmalina et al. 2010).
Aspek hukum
Aspek Hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan
(dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya dan mempelajari
jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana
yang berupa pinjaman (Nurmalina et al. 2010).
Aspek sosial, ekonomi dan budaya
Aspek ini akan menilai seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial,
ekonomi dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial
yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan
pengangguran, pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh bisnis
tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis (Nurmalina et al. 2010).

12

6.

7.

Aspek lingkungan
Aspek yang mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap
lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin
baik atau semakin rusak. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas
lingkungan dalam analisis suatu bisnis akan menunjang kelangsungan suatu
bisnis itu sendiri, karena tidak ada bisnis yang dapat bertahan lama apabila
tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt et al. 1987) dalam
(Nurmalina et al. 2010).
Aspek finansial
Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisa proyek menerangkan
pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan terhadap para
peserta yang tergabung di dalamnya (Gittinger, 1986). Aspek finansial
menghitung berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan
kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Dana untuk membangun usaha
lazim disebut dana modal tetap, sedangkan dana yang dibutuhkan untuk
memutar roda operasi bisnis setelah selesai dibangun disebut dana modal
kerja (Nurmalina et al. 2010).
Ada enam tujuan utama analisa finansial untuk proyek-proyek pertanian yang
dikemukakan oleh Gittinger (1986) :
a. Penilaian pengaruh finansial
Penelitian ini didasarkan atas analisa keadaan finansial setiap peserta
pada saat tersebut, dan suatu proyeksi keadaan finansial pada masa yang
akan datang sejalan dengan pelaksanaan proyek.
b. Penilaian penggunaan sumberdaya terbatas
Jumlah pengembalian (hasil) proyek dan pembayaran pinjaman-pinjaman
yang meningkat pada perusahaan perseorangan, merupakan indikator
yang penting dari penggunaan sumberdaya secara efisien.
c. Penilaian insentif (penarik)
Pengamatan secara finansial sangat dibutuhkan dalam penilaian insentif
pada para petani, manajer, dan pemilik (termasuk pemerintah) yang ikut
dalam proyek. Untuk perusahaan-perusahaan semi umum, apakah hasil
yang diperoleh cukup untuk mempertahankan kebutuhan finansial sendiri
dan memenuhi tujuan-tujuan finansial yang telah ditetapkan oleh
masyarakat.
d. Ketetapan suatu rencana pembelanjaan
Rencana finansial adalah dasar penentuan jumlah dan waktu
pembelanjaan dari luar apakah dari lembaga-lembaga keuangan atau
sumber dari dalam dan untuk penetapan bagaimana pembayaran
pinjaman cepat dilakukan. Perkiraan pengaruh inflasi baik pada
pendapatan dan biaya akan diperhitungkan dalam melakukan penilaian.
e. Koordinasi kontribusi finansial
Rencana finansial mengikuti kontribusi finansial dari berbagai peserta
proyek. Koordinasi tersebut dibuat pada dasar dari proyeksi seluruh
finansial untuk proyek sebagai suatu keseluruhan.
f. Penilaian kecakapan mengelola keuangan
Atas dasar proyeksi neraca finansial, khususnya untuk perusahaanperusahaan besar dan kesatuan (entity) proyek, analis dapat membuat

13

penilaian tentang kerumitan pengelolaan finansial
kemampuan pimpinan dalam mengelola proyek.

proyek

dan

Kriteria investasi
Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan
kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi. Beberapa kriteria tersebut adalah
nilai bersih kini (Net Present Value = NPV), rasio manfaat biaya (Gross Benefit
Cost Ratio = Gross B/C); Net Benefit Cost Ratio = Net B/C), tingkat
pengembalian internal (Internal Rate of Return = IRR), provitability rasio (PV/K),
dan jangka waktu pengembalian modal investasi (Payback Periode = PP).
Menentukan layak tidaknya suatu kegiatan investasi dapat dilakukan dengan
menggunakan metoda yang umum dipakai yakni metoda Discounted Cash Flow,
dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto dengan Discount
Factor(DF) yang besarnya mengikuti rumus:

Dengan (i) adalah discount rate (DR) atau tingkat diskonto yang ditentukan dan
(t) adalah tahun saat biaya dikeluarkan atau manfaat diterima. Penggunaan
discount factor erat kaitannya dengan preferensi waktu atas uang. Kriteria
investasi kelayakan bisnis diatas dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam
menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dilaksanakan. Selain itu
setiap kriteria kelayakan dapat dipakai untuk menentukan urutan-urutan berbagai
alternatif bisnis dari investasi yang sama.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan
yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan analisis ini
adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu
kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan
biaya atau manfaat. Apakah kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis sensitif
atau tidak terhadap perubahan yang terjadi (Nurmalina et al. 2010).
Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap
ketidakpastian (Gittinger, 1986). Aanalisis sensitivitas dilakukan dengan cara
mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing- masing dapat
terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang
sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas
perubahan variabel-variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan (NPV, IRR,
Net B/C). Analisis sesnsitivitas juga merupakan analisis pasca kriteria investasi
yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan
hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau ketidak tepatan dalam
penghitungan biaya atau manfaat (Nurmalina et al. 2010).
Perubahan-perubahan yang biasanya terjadi dalam menjalankan bisnis pada
umumnya dikarenakan:
a. Harga
b. Keterlambatan pelaksanaan
c. Kenaikan dalam biaya
d. Hasil produksi

14

Teknik analisis sensitivitas harus diperhatikan oleh analis yang menilai kelayakan
suatu bisnis akibat dari perubahan-perubahan yang mempengaruhi kelayakan
bisnis tersebut. Perlu mlakukan indentifikasi faktor-faktor perubahan yang
mungkin saja dapat terjadi pada bisnis tersebut (Nurmalina et al. 2010).

Kerangka Pemikiran Operasional
Kelompok tani Mitra Permata Anggrek merupakan salah satu kelompok tani
yang mengusahakan komoditi anggrek di Kota Bogor. Penelitian tentang
“Analisis Kelayakan Usaha Anggrek Pot Pada Kelompok Tani Mitra Permata
Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor” diawali dengan melihat adanya
potensi usaha anggrek yang besar, hal tersebut terlihat dengan adanya data
produksi anggrek yang terus meningkat dan ekspor anggrek yang meningkat pula
(data bersumber dari BPS 2012). Permintaan konsumen juga semakin meningkat
dari tahun ke tahunnya, serta kondisi iklim Bogor juga mendukung kegiatan usaha
anggrek pot tersebut, sehingga terdapat beberapa pelaku usaha yang tertarik untuk
mengusahakan pembungaan anggrek di Kota Bogor.
Ketua Dinas Pertanian Kotamadya Bogor merencanakan akan menjadikan
Bogor sebagai Kota anggrek, karena dinilai terdapat beberapa potensi yang
dimiliki oleh Bogor yang dapat mendukung perencanaan tersebut. Kendala terjadi
pada beberapa petani anggrek yang merugi, karena biaya investasi yang
dibutuhkan untuk usaha ini tidak sedikit, periode usaha yang cukup lama, dan
tidak dapat dipanen secara keseluruhan, panen akan bertahap karena bunga
anggrek yang tidak berbunga secara serentak.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para petani
anggrek, maka perlu dilakukan analisis kelayakan usaha anggrek pot berdasarkan
4 skenario di Kota Bogor. Analisis tersebut guna mengetahui apakah usaha
anggrek di Kota Bogor menguntungkan, dan layak atau tidak untuk dijalankan,
sehingga dapat memberikan informasi bagi petani dan masyarakat yang tertarik
untuk masuk kedalam usaha ini. Informasi tersebut berisi masih adakah peluang
usaha angrek pot di Kota Bogor, varietas apakah yang paling menguntungkan
bila diusahakan di Kota Bogor. Informasi ini diperlukan oleh masyarakat karena
biaya investasi anggrek yang tidak sedikit, dan agar para calon pelaku usaha dapat
mempersiapkan dengan baik sebelum membuka usaha anggrek pot.
Aspek yang diteliti dalam usaha pembungaan anggrek ini terdiri dari aspek
non finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan
aspek sosial), dan aspek finansial menggunakan cashflow, sertakriteria investasi
untuk menyatakan layak atau tidaknya usaha tersebut, yakni dengan menghitung
(NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period). Analisis finasial yang akan dilakukan
yaitu menghitung kelayakan usaha anggrek pot dengan 4 skenario, yaitu: usaha
anggrek pot varietas Dendrobium 100 persen (skenario 1); Usaha anggrek pot
varietas Dendrobium 80 persen dan vanda 20 persen (skenario 2); Usaha
anggrek pot varietas Phalaenopsis 50 persen dan Dendrobium 50 persen (skenario
3); varietas Phalaenopsis 100 persen (seknario 4). Keempat skenario tersebut
akan diasumsikan diusahakan dengan luasan lahan yang sama dan teknologi
screen house yang sama.Penelitian akan sensitivitas usaha juga dilakukan, guna
mengetahui bagaimana kondisi usaha bila terjadi beberapa hal yang diluar dugaan,

15

diasumsikan dua kondisi yakni: naiknya harga bahan input 10 persen, turunnya
jumlah produksi 10 persen. Adapun gambar dari kerangka operasional dapat
dilihat pada Gambar 1.

Ketua Dinas Pertanian Kotamadya Bogor merencanakan
akan menjadikan Bogor sebagai Kota anggrek

Usaha anggrek pot di Mitra Permata Anggrek Kelurahan
Pasir Mulya Kota Bogor

Permasalahan