Substitusi bungkil kelapa dengan minyak jagung dalam ransum domba dan pengaruhnya terhadap kecernaan zat makanan

i

SUBSTITUSI BUNGKIL KELAPA DENGAN MINYAK JAGUNG
DALAM RANSUM DOMBADAN PENGARUHNYA TERHADAP
KECERNAAN ZAT MAKANAN

ERMANA SUSRAMDINI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Substitusi Bungkil

Kelapa dengan Minyak Jagung dalam Ransum Domba dan Pengaruhnya Terhadap
Kecernaan Zat makanan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

Ermana Susramdini
NIM D240803

iv

ABSTRAK
ERMANA SUSRAMDINI. Substitusi Bungkil Kelapa dengan Minyak Jagung dalam
Ransum Domba dan Pengaruhnya Terhadap Kecernaan Zat Makanan. Dibimbing
olehKUKUH BUDI SATOTO danLILIS KHOTIJAH.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kecernaan zat makanan pakan
dengan pemberian level minyak jagung yang berbeda (0%, 1.5%, 3%, 4,5%) sebagai
pengganti bungkil kelapa pada domba jantan muda lepas sapih. Penelitian ini
dilakukan di kandang B, laboratorium PAU, Departemen Nutrisi dan Teknologi
Pakan. Penelitian ini dilakukan dari Agustus 2011 sampai dengan November 2011,
dan analisis kecernaan dilakukan pada Desember 2011. Ternak yang digunakan
adalah dua belasdomba lokal jantan lepas sapih usia ± 2 bulan, dengan berat badan
awal 9.467 ± 2.189 kg. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola searah dengan 1 perlakuan yang
terdiri dari 4 macam ransum dan 3 ulangan.Pengelompokanberdasarkan pada berat
badan kecil (7.35 ± 0.91 kg), sedang(9.05 ± 1.28 kg), dan besar (12.00 ± 0.588 kg).
Empat perlakuan yang diuji adalah MJ0 = 0% minyak jagung (pakan kontrol), MJ1.5
= pakan kontrol + 1,5% minyak jagung, MJ3 = pakan kontrol + 3% minyak jagung,
MJ4.5 = pakan kontrol + 4.5% minyak jagung . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
MJ0, MJ1.5, MJ3, MJ4.5 tidak berpengaruh terhadap kecernaan bahan kering, bahan
organik, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan TDN tetapi secara signifikan
mempengaruhi daya cerna BETN . Disimpulkan bahwa suplementasi minyak jagung
hingga 4,5% pada ransum domba lokal jantan lepas sapih tidak mempengaruhi
kecernaan ransum.
Kata kunci: domba lokal, minyak jagung, kecernaan nutrien


ABSTRACT
ERMANA SUSRAMDINI. Substitutions of Coconut Meal with Corn Oil in Young
Local Males Sheep and Effect on Nutrient Digestibility. Guided by KUKUH BUDI
SATOTO andLILIS KHOTIJAH.
The aim of this research was to assess digestibility of ratio with different
levels of corn oil (0%, 1.5%, 3%, 4.5%) as substitute to coconut mael the post
weaning local male sheep. The research was conducted in stable B, PAU laboratory,
Department of Nutrition and Feed Technology. The research was conducted from
Augst 2011 until November 2011, and the digestability analysis was carried out in
December 2011. The animals used were twelve post weaning male local sheeps aged
of ±2 months, with initial body weight of 9.467±2.189 kg. The experiment design
used in this study were block design with four treatments and three replications. The
block was based on body weight of small (7.35±0.91 kg), medium (9.05±1.28 kg),
and large (12.00±0.588 kg). Four levels of substitution were tested. They were MJ0
= 0% corn oil (control diet), MJ1.5= control diet + 1.5% corn oil, MJ3= control diet
+ 3% corn oil, MJ4.5= control diet + 4.5% corn oil. The results showed that MJ0,
MJ1,5, MJ3, MJ4.5 didn’t affect to digestibility of dry matter, organic matter, crude
protein, crude fat, crude fiber and TDN but significant influenced digestibility
BETN. It was concluded that supplementation up to 4.5% of corn iol in post weaning

local male sheep ration didn’t influence the ration digestibility.
Key words: Local sheep, corn oil, digestibility nutrient

v

SUBSTITUSI BUNGKIL KELAPA DENGANMINYAK JAGUNG DALAM
RANSUM DOMBA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KECERNAAN
ZAT MAKANAN

ERMANA SUSRAMDINI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

vi

vii

Judul Skripsi : Substitusi Bungkil Kelapa dengan Minyak Jagung dalam Ransum
Domba dan Pengaruhnya Terhadap Kecernaan Zat Makanan.
Nama
: Ermana Susramdini
NIM
: D24080369

Disetujui oleh

Ir. Kukuh Budi Satoto, MS
Pembimbing I

Dr. Ir. Lilis Khotijah, M.Si

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, M.Si
Ketua Departemen

Tanggal Lulus (

)

viii

ix

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwa Ta’alaatas
rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 – Maret 2012 dengan judulSubstitusi Bungkil
Kelapa dengan Minyak Jagung dalam Ransum Domba dan Pengaruhnya Terhadap

Kecernaan Zat Makanan.
Minyak jagung dipilih sebagai substitusi bungkil kelapa dalam penelitian ini
karena minyak jagung digunakan sebagai sumber lemak dan asam lemak tak jenuh
dalam ransum. Kandungan asam lemak tak jenuh dalam minyak jagung berperan
sebagai sumber asam lemak esensial yang berhubungan dengan kecernaan nutrien.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik, saran, danmasukanyang bersifatmembangunsangat penulis
harapkan demi penyempurnaan dimasa mendatang. Penulis berharap skripsi ini
dapat memberikan informasi baru dalamdunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi
pembacadan penulis khususnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2014

Ermana Susramdini

x

xi


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
METODE
Ternak Percobaan
Kandang dan peralatan
Lokasi dan Waktu
Ransum
Prosedur Penelitian dan Pemeliharaan
Koleksi feses
Peubah yang diamati
Rancangan Percobaan
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Zat makanan
Konsumsi bahan kering ransum
Konsumsi bahan organik
Konsumsi protein ransum
Konsumsi lemak kasar ransum

Konsumsi serat kasar ransum
Konsumsi bahan ekstrak tanpa nitrogen ransum
Kecernaan Zat Makanan dan Total Digestible Nutrien (TDN)
Kecernaan bahan kering
Kecernaan bahan organik
Kecernaan protein kasar
Kecernaan lemak kasar
Kecernaan serat kasar
Kecernaan bahan ekstrak tanpa niitrogen
Total Digestible Nutrien(TDN)
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UCAPAN TERIMA KASIH

viii
viii
1
2

2
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
5
5
6
7
7
7
7
8
9

9
9
10
10
10
11
13
15
15
15

xii

DAFTAR TABEL
Komposisi bahan pakan perlakuan
Kandungan nutrien ransum perlakuan
Rataan konsumsi zat makanan domba jantan lepas sapih
Rasio asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh dalam
ransum
5. Rataan kecernaan zat makanan dan TDN
1.
2.
3.
4.

2
3
4
4
7

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Sidik ragam(ANOVA) dan uji lanjut polinomual ortohogonal
kecernaan bahan kering
Sidik ragam(ANOVA) kecernaan bahan organik
Sidik ragam(ANOVA) kecernaan lemak kasar
Sidik ragam(ANOVA) kecernaan protein kasar
Sidik ragam(ANOVA) kecernaan serat kasar
Sidik ragam(ANOVA) kecernaan BETA-N
Sidik ragam(ANOVA) TDN

13
13
13
13
14
14
14

1

PENDAHULUAN
Bungkil kelapa merupakan produk sampingan dari pengolahan minyak kelapa
baik secara tradisional maupun dengan menggunakan teknologi pengolahan minyak
kelapa. Bungkil kelapa mengandung protein yang cukup tinggi yang baik untuk
pakan ternak. Menurut SNI (1996), protein kasar yang terkandung dalam bungkil
kelapa sebesar 18%, namun selain itu juga bungkil kelapa mengandung asam lemak
jenuh seperti Laurat yang cukup tinggi yaitu sekitar 46.9% (Santoso et al. 2006).
Penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk mengkaji kecernaan pakan dengan
sumber karbohidrat berbeda (jagung dan onggok) pada domba lokal jantan lepas
sapih fase pertumbuhan oleh Suci et al. (2011) yang menyatakan bahwa ransum
dengan sumber energi onggok dapat menggantikan ransum dengan sumber energi
jagung dan tidak memberikan pengaruh terhadap kecernaan bahan kering, lemak
kasar, serat kasar, dan protein kasar domba lokal jantan lepas sapih.
Perbaikan ransum pada penelitian sebelumnya perlu dilakukan untuk
menghasilkan produktivitas, performa dan kecernaan pakan yang maksimal pada
domba muda. Menurut Suci et al. (2011), pemberian pakan dengan onggok dan
bungkil kelapa mampu menghasilkan kecernaan bahan kering bahan pakan sebesar
441 g ekor-1 hari-1. Meskipun tidak terlalu tinggi, nilai tersebut masih dalam kisaran
normal. Sebab, kebutuhan bahan kering normal pada ternak domba dengan bobot
badan 10-20 kg adalah 98.33-196 gekor-1 hari-1(NRC 1985). Peningkatan terhadap
kualitas ransum dengan menggunakan onggok dan bungkil kelapa tersebut masih
dapat dilakukan dengan penambahan sumber energi yang disuplai dari bahan pakan
berupa minyak, seperti minyak jagung. Penambahan minyak ke dalam ransum
memiliki beberapa manfaat, seperti meningkatkan energi ransum, meningkatkan
efisiensi penggunaan energi melalui penghambatan metanogenesis, sebagai agen
defaunasi, dan sumber asam lemak tak jenuh esensial seperti linoleat, linolenat dan
arachidonat.
Minyak jagung memiliki nilai gizi yang tinggi yaitu sekitar 25.000 kkal g-1 ,
selain itu minyak jagung juga mengandung sitosterol yang dapat mencegah gejala
atherosclerosis (endapan pada pembuluh darah) yaitu terjadinya pembentukan
kompleks antara sitosterol dan Ca++ dalam darah. Dalam minyak jagung terdapat
banyak asam lemak esensial yang dibutuhkan pada pertumbuhan sel. Menurut
Ketaren (1986) minyak jagung mengandung 56.3% asam lemak linoleat yang
merupakan sumber asam lemak tidak jenuh selain sebagai sumber energi asam lemak
tak jenuh yang ada di minyak jagung juga diharapkan dapat mengurangi kandungan
asam lemak jenuh yang terdapat pada bungkil kelapa, yaitu asam lemak laurat
sebesar 46.9% (Santosoet al. 2006) yang nantinya akan memperbaiki kualitas daging
domba. Kandungan nutrisi suatu bahan pakan ditentukan oleh kandungan zat-zat gizi
di dalamnya, kemampuan degradasi dan adaptasi mikroba rumen yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kecernaan pakan. Kandungan energi yang tinggi dari
penambahan minyak jagung pada ransum tersebut akan membuat nutrisi pakan dapat
dimanfaatkan dengan baik untuk menunjang pertumbuhan domba lokal jantan muda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecernaan zat makanan pakan dengan
pemberian level minyak jagung yang berbeda pada domba jantan lokal muda.

2

METODE
Materi
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak daging
dan Kerja Blok B,Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan, serta Laboratorium PAU Institut Pertanian Bogor selama satu minggu.
Ternak Percobaan
Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah 12 ekor domba lokal jantan
umur ± 2 bulan bulan dengan bobot awal bobot badan besar (12.00±0.59 kg), sedang
(9.05±1.28 kg), dan kecil (7.35±0.91 kg). Ternak domba dikandangkan secara
individu dan ternak sudah dipelihara dan diberi pakan perlakuan selama 5 bulan.
Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan dalam penelitian adalah 12 kandang individu. Masingmasing kandang berukuran 125cm x 55cm x 110cm. Peralatan yang digunakan
antara lain timbangan digital, baki pakan, ember, plastik penampung feses dan sisa
pakan, alumunium foil, dan label.
Ransum
Ransum penelitian terdiri dari rumput lapang dan konsentrat dengan
perbandingan 30 : 70 serta air diberikan secara ad libitum. Komposisi bahan pakan
perlakuan disajikan pada Tabel 1 serta kandungan zat makanan konsentrat perlakuan
dan rumput disajikan pada Tabel 2.
Tabel 1Komposisi bahan pakanperlakuan
Bahan pakan
Rumput
Onggok
Bungkil kelapa
CaCO3
Garam
Premix
Urea
Minyak jagung

MJ0
30.00
17.00
50.50
1.30
0.25
0.15
0.80
0.00

Ransum penelitian
MJ1.5
MJ3
-------%BK------30.00
30.00
17.00
17.00
49.00
47.50
1.30
1.30
0.25
0.25
0.15
0.15
0.80
0.80
1.50
3.00

MJ4.5
30.00
17.00
46.00
1.0
0.25
0.15
0.80
4.50

Keterangan: MJ0: Ransum tanpa minyak jagung (ransum kontrol); MJ1,5: Ransum dengan 1.5% minyak jagung; MJ3: Ransum
dengan 3% minyak jagung; MJ4,5: Ransum dengan 4.5% minyak jagung; BK: Bahan Kering; PK: Protein Kasar;
LK: Lemak Kasar; SK: Serat Kasar; Beta-N: Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; TDN: Total Digestible Nutrien.

Prosedur penelitian
Pemeliharaan
Pemeliharaan domba dilakukan selama 4 bulan dengan masa adaptasi 1 bulan
dalam kandang individu.Pakan konsentrat diberikan sekali sehari pada pagi hari dan
pakan hijauan (rumput) diberikan 2 kali sehari, yakni setiap pagi dan sore hari. Pakan
yang diberikan 3-4 % dari bobot badan hidup dengan perbandingan hijauan :

3

konsentrat yaitu 30 : 70, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum.
Pengukuran kecernaan dilakuakan setelah pemeliharaan selama 5 hari.
Tabel 2 Kandungan nutrien ransum perlakuan berdasarkan bahan kering
Zat makanan
Bahan kering
Abu
Protein kasar
Lemak kasar
Serat kasar
Beta-N
TDN**

MJ0
68.03
8.49
16.60
4.53
23.60
46.77
71,89

Ransum penelitian
MJ1.5
MJ3
------- % BK ------66.28
67.78
7.92
7.83
17.93
19.25
6.79
6.47
24.77
27.42
42.59
39.03
70.68
69.47

MJ4.5
68.04
7.84
17.30
5.99
28.17
40.7
68.26

Keterangan: MJ0: Ransum tanpa minyak jagung (ransum kontrol); MJ1,5: Ransum dengan 1.5% minyak jagung; MJ3: Ransum
dengan 3% minyak jagung; MJ4,5: Ransum dengan 4.5% minyak jagung; BK: Bahan Kering; PK: Protein Kasar;
LK: Lemak Kasar; SK: Serat Kasar; Beta-N: Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; TDN: Total Digestible Nutrien.
** Perhitungan Total Digestible Nutrient(TDN) menurut Wardeh (1981)

Koleksi feses.
Pengumpulan (koleksi) feses dilakukan selama lima hari berturut-turut dan
koleksi feses diambil selama 24 jam. Feses yang baru keluar segera ditampung agar
tidak tercampur dengan urin. Feses yang terkumpul selama 24 jam ditimbang sebagai
bobot feses segar, kemudian sampel feses dikeringkan matahari untuk mendapatkan
berat feses kering matahari. Sampel yang sudah kering matahari langsung
dimasukkan dalam oven 60ºC, kemudian sampel dihaluskan dan dikomposit. Sampel
yang sudah dikomposit selanjutnya diambil 10% dari setiap perlakuan dan ulangan,
lalu dilakukan analisa proksimat untuk mengetahui kandungan zat makanan. Analisa
proksimat sampel feses, sisa pakan dan ransum dilakukan untuk melihat kecernaan
zat makanannya.
Rancangan percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) pola searah dengan 1 perlakuan yang terdiri dari 4 macam
ransum dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah:
MJ0= 0% minyak jagung (ransum kontrol)
MJ1.5= pemberian minyak Jagung 1.5%
MJ3 = pemberian minyak Jagung 3%
MJ4.5= pemberian minyak jagung 4.5%
Dengan Model matematik dari rancangan adalah sebagai berikut :
Xij =  + i +βj + ij
Keterangan :
 = Rataan umum pengamatan
i= Pengaruh pemberian ransum (i = 1, 2, 3,4)
Β j = Pengaruh kelompok ke-j
ij= Pengaruh galat ransum ke-i dan ulangan ke-j (j = 1, 2, 3,)
Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah konsumsi dan kecernaan bahan
kering (BK), protein kasar (PK), lemak kasar (LK), Serat kasar (SK), bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN), Total Digestible nutrient (TDN).Data yang diperoleh dari

4

penelitian dianalisis menggunakan analisa ragam Analyses of Variance (ANOVA)
dan bila terjadi perbedaan dilanjutkan dengan Uji Polinomial Ortogonal (Steel dan
Torrie 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Zat makanan
Konsumsi ransum akan mempengaruhi jumlah berbagai zat makanan yang
masuk dan dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Konsumsi zat makanan yang terdiri dari
konsumsi bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, bahan ekstrak tanpa
nitrogen dan Total Digestible Nutrien (TDN) domba jantan lepas sapih dapat dilihat
pada dilihat pada Tabel 3 dan rasio asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh
dalam ransum berdasarkan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3 Rataaan konsumsi bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan
Total Digestible Nutriendomba dengan ransum perlakuan.
Peubah
Konsumsi bahan kering
Konsumsi bahan organik
Konsumsi protein kasar
Konsumsi lemak kasar
Konsumsi serat kasar
Konsumsi Beta-N
Konsumsi TDN

MJ0
577.29 ± 167.76
494.24 ± 145.55
97.22 ± 28.25
26.65 ± 7.74
135.53 ± 39.39
268.54 ± 78.03
418.58 ± 153.25

Perlakuan
MJ1.5
MJ3
-1
-1
--------gekor hari -------480.2 ± 110.21
422.56 ± 96.52
87.06 ± 19.98
33.11 ± 7.60
118.64 ± 27.23
203.22 ± 46.64
327.17 ± 101.77

511.73 ± 150.65
448.21 ± 131.41
99.99 ± 29.44
33.80 ± 9.95
140.26 ± 41.29
197.41 ± 58.11
363.17 ± 148.57

MJ4.5
446.78 ± 164.13
407.96 ± 142.97
81.90 ± 28.80
28.50 ± 10.02
131.55 ± 46.26
131.55 ± 66.13
321.38 ± 150.30

Keterangan: MJ0: Ransum tanpa minyak jagung (ransum kontrol); MJ1,5: Ransum dengan 1.5% minyak jagung; MJ3: Ransum
dengan 3% minyak jagung; MJ4,5: Ransum dengan 4.5% minyak jagung; BK: Bahan Kering; PK: Protein
Kasar; LK: Lemak Kasar; SK: Serat Kasar; Beta-N: Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen; TDN: Total Digestible
Nutrien. SEM (Standard Error Mean): Standar eror rataan; ** : sangat berbeda nyata pada P