Inventarisasi dan Identifikasi Tungau Ektoparasit pada Cicak di Kawasan Taman Margasatwa Ragunan

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI TUNGAU
EKTOPARASIT PADA CICAK DI KAWASAN TAMAN
MARGASATWA RAGUNAN

RATNASARI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Inventarisasi dan
Identifikasi Tungau Ektoparasit pada Cicak di Kawasan Taman Margasatwa
Ragunan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Ratnasari
NIM G34100050

ABSTRAK
RATNASARI. Inventarisasi dan Identifikasi Tungau Ektoparasit pada Cicak di
Kawasan Taman Margasatwa Ragunan. Dibimbing oleh TARUNI SRI
PRAWASTI dan RIKA RAFFIUDIN.
Cicak berinteraksi dengan beragam jenis tungau, baik ektoparasit maupun
endoparasit. Ektoparasit merupakan salah satu bentuk parasit dimana organisme
hidup pada permukaan inang, menghisap darah, atau mencari makan pada rambut,
bulu, kulit, atau sekresi kulit. Banyak spesies cicak diinfestasi tungau Genus
Geckobia. Penelitian ini bertujuan (1) menginventarisasi, mengidentifikasi,
menganalisis ketotaksi tungkai tungau, (2) menghitung prevalensi dan intensitas
infestasi tungau pada cicak, (3) mempelajari keanekaragaman tungau ektoparasit
pada cicak di dalam dan di luar kawasan Taman Margasatwa Ragunan. Tungau
ektoparasit pada cicak dibuat sediaan utuh menggunakan polivinil alkohol. Hasil
identifikasi berdasarkan karakter tungau ditemukan dua belas spesies Geckobia

(G1, G2, G4, G5, G6, G7, G10, G11, G12, G13, G18, dan G19), sedangkan
berdasarkan ketotaksi tungkai, G2, G4, dan G6 termasuk kelompok Geckobia
grup 1, G10 termasuk kelompok G. gleadoviana, G11 termasuk kelompok G.
indica, G13 termasuk kelompok G. keegani, dan G19 termasuk kelompok G.
oedurae. Tungau G1, G5, G7, G12, dan G18 dimasukkan ke dalam Geckobia grup
baru. Intensitas infestasi tungau tertinggi terhadap cicak C. platyurus oleh tungau
G4. Intensitas infestasi tungau tertinggi terhadap cicak H. frenatus oleh tungau G1,
dan cicak H. garnotii oleh tungau G10. Intensitas infestasi total tertinggi terdapat
pada cicak H. garnotii.
Kata kunci: cicak, ektoparasit, Geckobia, ketotaksi, Taman Margasatwa Ragunan

ABSTRACT
RATNASARI. Inventory and Identification of Ectoparasites Mites on Gecko in
Taman Margasatwa Ragunan. Supervised by TARUNI SRI PRAWASTI and
RIKA RAFFIUDIN.
Gecko interacts with various types of mites, both ectoparasite and
endoparasite. Ectoparasite mites are parasitic organisms that live on the surface of
its host, sucking the blood or feed on hair, fur, skin, or skin secretions. Many
species of gecko were infested by Geckobia. The aim of this research was to
inventory, identify, analyze mite’s leg chaetotaxy, calculate the prevalance and

intensity of mite infestation, and learn the diversity of ectoparasites mites on
gecko in the inside and outside of Taman Margasatwa Ragunan. Mites were
prepared by whole mount method using polyvinyl alcohol media. Identification
results based on characters of mites found twelve species of Geckobia (G1, G2,
G4, G5, G6, G7, G10, G11, G12, G13, G18, and G19). However, based on
chaetotaxy, the G2, G4, and G6 were grouped in Geckobia grup 1, G10 in group
with G. gleadoviana, G11 in group with G. indica, G13 in group with G. keegani,
and G19 in group with G. oedurae. The G1, G5, G7, G12, and G18 in the new

group Geckobia. The highest of mite infestation intensity on gecko C. platyurus
was mite G4. The highest of mite infestation intensity on gecko H. frenatus was
mite G1, and gecko H. garnotii was mite G10. H. garnotii has the largest
infestation intensity values.
Key words: chaetotaxy, ectoparasite, gecko, Geckobia, Taman Margasatwa
Ragunan

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI TUNGAU
EKTOPARASIT PADA CICAK DI KAWASAN TAMAN
MARGASATWA RAGUNAN


RATNASARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan sejak
bulan Januari 2014 ini ialah Inventarisasi dan Identifikasi Tungau Ektoparasit
pada Cicak di Kawasan Taman Margasatwa Ragunan. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra Taruni Sri Prawasti, MSi,
Ibu Dr Ir Rika Raffiudin, MSi selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan ilmu yang bermanfaat selama melaksanakan penelitian dan
penulisan karya ilmiah, dan terima kasih kepada Ibu Dr. Nunik Sri Ariyanti, MSi
sebagai penguji ujian skripsi atas saran, masukan, dan perbaikan yang diberikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta, saudara, dan
seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan, doa, semangat, dan
bantuannya selama melaksanakan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tini dan Mbak Ani selaku
laboran yang telah banyak memberikan bantuan selama pengamatan di
laboratoruim, serta seluruh teman seperjuangan di Biologi 47, keluarga besar
OWA, Fia, Rizky, ka Cut, Abi, dan pegawai serta security Taman Margasatwa
Ragunan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014
Ratnasari

DAFTAR ISI


DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Tujuan Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat

2

Koleksi Cicak dan Tungau Ektoparasit

2

Pembuatan Preparat Tungau Ektoparasit

3


Identifikasi Cicak dan Tungau Ektoparasit

3

Pengelompokkan Tungau

3

Ketotaksi Tungkai

4

Analisis Data

5

HASIL

5


Distribusi dan Identifikasi Cicak

5

Prevalensi dan Inventarisasi Tungau Ektoparasit yang Menginfestasi Cicak

6

Ketotaksi Tungkai

7

Intensitas Infestasi Tungau pada Cicak

14

Kunci Determinasi Geckobia Imago

15


Deskripsi Geckobia Imago

15

PEMBAHASAN

18

SIMPULAN

20

DAFTAR PUSTAKA

20

LAMPIRAN

22


RIWAYAT HIDUP

24

DAFTAR TABEL

1 Jumlah individu cicak yang diperiksa (∑ individu), jumlah individu
cicak yang terinfestasi tungau (JI), dan nilai prevalensi (P) tiga spesies
cicak di tempat wilayah penangkapan
2 Jumlah dan persentase (%) tungau yang menginfestasi cicak C.
platyurus, H. frenatus, dan H. garnotii, pada (a) kepala, (b) telinga, (c)
ketiak, (d) badan, (e) paha, (f) ekor, (g) jari depan, dan (h) jari belakang
3 Ketotaksi tungkai
4 Perbandingan ciri-ciri tungau Geckobia sp1, Geckobia sp2, Geckobia
sp4, Geckobia sp5, Geckobia sp6, Geckobia sp7, Geckobia sp10,
Geckobia sp11, Geckobia sp12, Geckobia sp13, Geckobia sp18, dan
Geckobia sp19 dari cicak C. platyurus, H. frenatus, dan H. garnotii di
dalam dan luar kawasan TMR
5 Jumlah tungau (Telur, Larva, Nimfa, dan Imago), intensitas infestasi,
dan intensitas total tungau yang menginfestasi cicak C. platyurus, H.
frenatus, dan H. garnotii di dalam dan luar kawasan TMR

6

7
7

10

13

DAFTAR GAMBAR

1 Lokasi pengambilan sampel cicak di sekitar (a) kandang reptil, (b)
mamalia, dan (c) aves Taman Margasatwa Ragunan
2 Bagian-bagian tubuh tungau Geckobia a. Bagian tubuh (tampak dorsal),
b. bagian gnathosoma, c. kelisera, palpi, seta, spur, dan koksa pada
tungkai, d. skutum dorsal dan motif kutikula, dan e. segmen tungkai
3 Posisi tubuh tungau
4 Pola penyebaran seta pada tibia, femur, genu dan trokhanter tungau
Geckobia.
5 Tungau Geckobia
6 Fase hidup tungau Geckobia a. fase telur, b. fase larva (tampak dorsal),
c. fase nimfa (tampak dorsal), dan d. fase imago (tampak dorsal) di
dalam dan luar kawasan Taman Margasatwa Ragunan

3

4
5
8
12

14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tipe seta yang tersebar pada tubuh tungau Geckobia (Zhang 1963)
2 Glosarium

22
23

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cicak diklasifikasikan ke dalam Filum Chordata, Kelas Reptilia, Ordo
Squamata, Subordo Lacertilia, dan Famili Gekkonidae (Rooij 1915). Pada
umumnya cicak hidup di tempat gelap, di dalam lubang dan celah-celah batu
(Harrisson 1961). Cicak mampu hidup berdampingan dengan manusia,
penyebaran di daerah tropis sangat luas dan aktif bereproduksi sepanjang tahun
(Cook dan Richard 1999). Tiga spesies cicak yang tersebar secara acak dan cukup
luas di Indonesia antara lain, Cosymbotus platyurus, Hemidactylus frenatus, dan
Hemidactylus garnotii (Prawasti et al. 2013). Cicak C. platyurus memiliki lipatan
kulit di kedua sisi tubuh mulai dari ketiak tungkai depan sampai di anterior lekuk
paha tungkai belakang, jari melebar, dan memiliki ekor pipih memanjang dengan
pinggir bergerigi. Cicak H. frenatus memiliki jari melebar dan tidak berselaput,
tidak terdapat lipatan kulit, dan memiliki ekor bulat memanjang dengan 6 sisik
tuberkal. Sedangkan jari cicak H. garnotii tanpa selaput, tidak ada lipatan kulit di
kedua sisi tubuh, dan ekor pipih memanjang dengan sisi bergerigi (Rooij 1915).
Beberapa organisme melakukan interaksi untuk mempertahankan
hidupnya. Interaksi tersebut dapat berupa simbiosis komensalisme, parasitisme,
ataupun mutualisme. Cicak bisa berinteraksi dengan beragam jenis tungau, baik
ektoparasit maupun endoparasit (Walter dan Proctor 1999). Ektoparasit
merupakan salah satu bentuk parasit dimana organisme hidup pada permukaan
inang, menghisap darah atau mencari makan pada rambut, bulu, kulit, atau sekresi
kulit (Chandler dan Read 1961). Banyak spesies cicak yang diparasit oleh tungau
Genus Geckobia dari Famili Pterygosomatidae (Montgomery 1966). Tungau
termasuk anggota Filum Arthropoda, Subfilum Chelicerata, Kelas Arachnida,
Subkelas Acari, Famili Pterygosomatidae (Krantz 1978). Ciri-ciri utama tungau
yaitu tubuh terdiri atas tiga tagmata, yaitu; gnathosoma, podosoma, dan
ophistosoma. Podosoma dan ophistosoma menyatu membentuk idiosoma. Pada
gnathosoma terdapat sepasang kelisera yang digunakan untuk menusuk,
menghisap, dan mengunyah. Segmen abdomen tidak ada atau tidak jelas. Tungau
dewasa mempunyai empat pasang tungkai yang terletak pada podosoma (Krantz
1978).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tungau Acari dapat
menyebabkan penyakit anemia, penurunan aktivitas, atau dermatitis pada reptil.
Selain itu, spesies tungau yang termasuk ke dalam Famili Pterygosomatidae
adalah vektor dari banyak patogen. Sebagian besar Famili Pterygosomatidae dapat
ditemukan di bawah sisik kadal, terutama reptil yang termasuk dalam Famili
Gekkonidae, Agamidae, Cordylidae, dan Gerrhosauridae (Fajfer 2012).
Tungau Geckobia sp1, Geckobia sp2, dan Geckobia sp3 pada cicak C.
platyurus, H. frenatus, dan H. garnotii telah ditemukan di Indonesia (Prawasti et
al. 2013). Pada penelitian sebelumnya, ditemukan 7 spesies Geckobia di daerah
Cianjur, di daerah Tanggerang ditemukan 7 spesies Geckobia, di daerah Subang
ditemukan 7 spesies Geckobia, 8 spesies Geckobia ditemukan di daerah Bekasi,
dan ditemukan 8 spesies Geckobia di daerah sumedang (Abdussalam 2012,
Anggraini 2012, Heryanto 2013, Fitriana 2013, Nurhidayat 2013). Tungau G4, G5,

2
G6, dan G10 ditemukan pada semua daerah penelitian. Tungau G7 hanya
ditemukan di daerah Sumedang, tungau G1 tidak ditemukan di daerah Cianjur dan
Tanggerang. Sedangkan tungau G8, G9, G11, G12, G13, G14, dan G17
ditemukan pada beberapa daerah penelitian.
Salah satu ciri tungau untuk membantu proses identifikasi hingga tingkat
spesies adalah ketotaksi tungkai. Ketotaksi tungkai adalah salah satu ciri tungau
dengan melihat susunan seta dari tungkai satu hingga empat. Pengamatan
ketotaksi tungkai dilakukan untuk memberikan karakter diagnostik untuk banyak
spesies dari genus (Jack 1964).
Taman Margasatwa Ragunan merupakan salah salah satu suaka
margasatwa dan tempat wisata di daerah Jakarta. Jumlah koleksi yang terdapat
didalamnya sekitar 2.226 jenis satwa dan ditumbuhi lebih dari 50.000 pohon.
Berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan berarti memasuki sebuah hutan
tropis mini yang di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati dengan nilai
konservasi yang tinggi. Belum ada laporan tentang inventarisasi dan identifikasi
tungau ektoparasit pada cicak di Taman Margasatwa Ragunan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan (1) menginventarisasi, mengidentifikasi,
menganalisis ketotaksi tungkai tungau, (2) mengitung prevalensi dan intensitas
infestasi tungau pada cicak, (3) mempelajari keanekaragaman tungau ektoparasit
pada cicak di dalam kawasan Taman Margasatwa Ragunan (di sekitar kandang
reptil, mamalia, dan aves) dan di luar kawasan Taman Margasatwa Ragunan
(perumahan Kebagusan). Kebagusan adalah sebuah kelurahan yang terletak di
kecamatan Pasar Minggu dan berbatasan dengan Taman Margasatwa Ragunan di
sebelah barat.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Mei 2014. Pengambilan sampel
dilakukan di dalam kawasan Taman Margasatwa Ragunan (di sekitar kandang
reptil, mamalia, dan aves) (Gambar 1) dan di luar kawasan Taman Margasatwa
Ragunan (perumahan Kebagusan). Identifikasi cicak dan tungau, serta pembuatan
preparat tungau dilakukan di Laboratorium Mikroteknik dan Laboratorium Bagian
Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, FMIPA IPB.
Koleksi Cicak dan Tungau Ektoparasit
Cicak ditangkap langsung menggunakan tangan, atau menggunakan
semprotan berisi campuran air dan sabun. Cicak diberi label berdasarkan wilayah
penangkapan lalu diawetkan dalam alkohol 70%. Tungau yang melekat pada
setiap individu cicak yaitu di bagian (a) kepala, (b) telinga, (c) ketiak, (d) badan,
(e) paha, (f) ekor, (g) jari depan, dan (h) jari belakang diambil dengan
menggunakan sonde. Jumlah tungau dihitung dan disimpan secara terpisah dalam
tube berisi alkohol 70% berdasarkan tempat perlekatan pada tubuh cicak.

3

Central
area

U

Kantor
TMR

C

Piknik
area
area

B

A

S
Skala 1: 50.000

Pintu masuk
Gambar 1 Lokasi pengambilan sampel cicak di sekitar (a) kandang reptil,
(b) mamalia, dan (c) aves Taman Margasatwa Ragunan
Pembuatan Preparat Tungau Ektoparasit
Pembuatan preparat tungau dilakukan dengan metode sediaan utuh
menggunakan media polivinil alkohol. Tungau yang telah diawetkan dalam
alkohol 70% diletakkan di atas gelas objek kemudian ditetesi dengan media
polivinil alkohol dan ditutup dengan gelas penutup. Preparat dikeringkan pada hot
plate dengan suhu 400C selama satu minggu (Zhang 1963).
Identifikasi Cicak dan Tungau Ektoparasit
Cicak diidentifikasi dengan kunci determinasi Rooij (1915). Identifikasi
tungau menggunakan kunci determinasi Krantz (1978) hingga tingkat famili dan
Lawrence (1936) hingga tingkat genus. Tungau yang termasuk Genus Geckobia
dikelompokkan dan diberi nomor mengikuti Prawasti et al. (2013).
Pengelompokkan Tungau
Tungau dikelompokkan berdasarkan 11 karakter morfologi, yaitu bentuk
tubuh, ukuran tubuh, motif kutikula, skutum dorsal, tipe dan ukuran seta dorsal,
tipe dan ukuran seta ventral, tipe seta (Lampiran 1) dan spur pada palpa tibia,
ukuran kelisera, tipe-jumlah seta dan spur pada koksa, spur pada trochanter
(Gambar 2), dan ketotaksi (Gambar 3).

4

Gnathosoma (bagian mulut)
Podosoma (bagian abdomen
yang memiliki tungkai)

idiosoma

Ophistosoma (bagian
abdomen yang tidak ada
tungkai)

(a)

palpi
kelisera

koksa 1 & 2
menyatu
koksa 3 & 4
menyatu

seta
(b)

(c)

spur

Motif
kutikula

Skutum
dorsal

(d)

(e)

Gambar 2 Bagian-bagian tubuh tungau Geckobia. a. Bagian tubuh (tampak dorsal),
b. bagian gnathosoma, c. kelisera, palpi, seta, spur, dan koksa pada
tungkai, d. skutum dorsal dan motif kutikula, dan e. segmen tungkai
Ketotaksi Tungkai
Identifikasi ketotaksi tungkai menurut Jack (1964) dengan mengamati pola
penyebaran dan jumlah seta pada tibia, genu, femur, dan trokhanter dari tungkai
satu sampai tungkai empat. Hasil pengamatan jumlah dan pola penyebaran seta
dibuat rumus dan diagram (Gambar 3).
Tungau diletakkan pada gelas objek dengan gnathosoma menghadap ke kiri.
Pengamatan jumlah dan posisi seta dilakukan terhadap tungkai 1-4 bagian kanan.
Jumlah dan posisi seta (ketotaksi) diamati mulai dari segmen trokhanter, femur,
genu, dan tibia (Gambar 2d, Gambar 3).

5
Tungkai 1
seta antero-lateral

tibia

seta postero-lateral

genu

seta dorsal

femur

seta ventral

trokhanter

gnathosoma

idiosoma

Gambar 3 Posisi tubuh tungau
Analisis Data
Analisis keberadaan tungau pada cicak dilakukan dengan menghitung nilai
prevalensi (P), intensitas infestasi (I), dan intensitas total (It) (Barton dan Richards
1996). Nilai prevalensi adalah persentase cicak yang terinfestasi tungau. Intensitas
infestasi adalah rata-rata jumlah tungau spesies (i) yang menginfestasi setiap
individu cicak. Intensitas infestasi total adalah jumlah total tungau yang
menginfestasi per individu cicak.

Keterangan:
P
= prevalensi
I
= intensitas infestasi tungau
It
= intensitas total
n
= jumlah cicak yang terinfestasi tungau
ni
= jumlah cicak yang terinfestasi tungau spesies i
N
= jumlah cicak yang diperiksa
Ti
= jumlah tungau spesies i yang menginfestasi cicak
T
= jumlah total tungau yang menginfestasi cicak

HASIL
Distribusi dan Identifikasi Cicak
Cicak yang dikoleksi dari empat wilayah penangkapan berjumlah 127 ekor.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa 106 ekor adalah cicak C. platyurus, 10
ekor adalah cicak H. frenatus, dan 11 ekor cicak adalah H. garnotii (Tabel 1).
Cicak H. frenatus tidak ditemukan di luar kawasan Taman Margasatwa Ragunan,
cicak H. garnotii tidak ditemukan di sekitar kandang reptil, sedangkan cicak C.
platyurus ditemukan di semua wilayah penangkapan.

6
Tabel 1 Jumlah individu cicak yang diperiksa (∑ individu), jumlah individu cicak
yang terinfestasi tungau (JI), dan nilai prevalensi (P) tiga spesies cicak di
tempat wilayah penangkapan
Spesies Cicak
Wilayah penangkapan

C. platyurus

H. frenatus

H. garnotii

∑ ind

JI

P%

∑ ind

JI

P%

∑ ind

JI

P%

Sekitar kandang reptil

29

25

86.21

3

3

100

0

0

0

Sekitar kandang aves

25

18

72

4

4

100

3

3

100

Sekitar kandang mamalia
Luar kawasan TMR

20

18

90

3

3

100

5

5

100

32

19

59.38

0

0

0

3

2

66.67

Total

106

80

75.47

10

10

100

11

10

90.91

Prevalensi dan Inventarisasi Tungau Ektoparasit yang Menginfestasi Cicak
Jumlah cicak yang terinfestasi tungau ektoparasit sebanyak 100 dari
jumlah keseluruhan yang ditangkap yaitu sebanyak 127 ekor. Nilai prevalensi
cicak diinfestasi tungau pada keempat wilayah penangkapan sebesar 75.47% pada
cicak C. platyurus, pada cicak H. frenatus sebesar 100%, dan pada cicak H.
garnotii sebesar 90.91% (Tabel 1).
Cicak di luar kawasan TMR (perumahan Kebagusan) memiliki nilai
prevalensi lebih rendah dibandingkan dengan di dalam kawasan TMR (di sekitar
kandang reptil, aves, dan mamalia). Cicak C. platyurus memiliki nilai prevalensi
terendah pada keempat wilayah dibandingkan spesies cicak yang lain (Tabel 1).
Tungau ektoparasit yang berhasil ditemukan dari 100 individu cicak di
empat wilayah penangkapan sebanyak 810 tungau. Tungau diambil di delapan
lokasi pelekatan permukaan tubuh cicak yaitu, kepala (a), telinga (b), ketiak (c),
badan (d), paha (e), ekor (f), jari depan (g), dan jari belakang (h) dengan
menggunakan sonde. Lokasi pelekatan tungau ektoparasit tertinggi pada ketiga
spesies cicak yang ditemukan yaitu pada jari belakang, dengan nilai sebesar
38.99% pada cicak C. platyurus, 40.69% pada cicak H. frenatus, dan 36.81% pada
cicak H. garnotii. Lokasi pelekatan tungau ektoparasit dengan nilai persentase
cukup tinggi pada cicak C. platyurus yaitu pada kepala (pada lipatan mata)
(18.57%) dan telinga (11.67%). Sedangkan pada cicak H. frenatus dan H. garnotii
nilai persentase rendah pada kepala (0.69; 1.04) dan telinga (2.07; 1.04) (Tabel 2).
Tungau ektoparasit yang ditemukan pada ketiga spesies cicak memiliki
ciri-ciri yaitu, tubuh terdiri atas tiga tagmata, yaitu; gnathosoma, podosoma dan
ophistosoma. Gnathosoma terdiri dari kelisera, palpi, stigmata dan peritrema;
palpi dilengkapi dengan cakar; seta pada tubuh dengan bentuk dan ukuran
bervariasi, terdapat rambut tenent. Berdasar ciri-ciri tersebut, seluruh tungau yang
diamati termasuk anggota Famili Pterygosomatidae. Tungau yang ditemukan
memiliki skutum dorsal pada tubuh, mulut seluruhnya tampak di permukaan
anterior tubuh, koksa dilindungi oleh seta kaku atau spur, koksa 1 dan 2 menyatu
menjadi koksa anterior, koksa 3 dan 4 menyatu menjadi koksa posterior. Berdasar
ciri-ciri tersebut seluruh tungau yang ditemukan termasuk Genus Geckobia.

7
Tabel 2 Jumlah dan persentase (%) tungau yang menginfestasi cicak C. platyurus,
H. frenatus, dan H. garnotii, pada (a) kepala, (b) telinga, (c) ketiak, (d)
badan, (e) paha, (f) ekor, (g) jari depan, dan (h) jari belakang
Lokasi
pada
cicak

Tungau
C. platyurus

H. frenatus

H. garnotii



%



%



%

a

70

18.57

1

0.69

3

1.04

b

44

11.67

3

2.07

3

1.04

c

1

0.27

4

2.76

0

0.00

d

45

11.94

22

15.17

7

2.43

e

19

5.04

25

17.24

61

21.18

f

14

3.71

16

11.03

41

14.24

g

37

9.81

15

10.34

67

23.26

h

147

38.99

59

40.69

106

36.81

Total

377

100.00

145

100.00

288

100.00

Ketotaksi Tungkai
Ketotaksi tungkai merupakan ciri tungau dengan melihat pola susunan seta
pada tungkai satu hingga empat dan mengetahui jumlah serta posisi seta pada
segmen tungkai (tibia, genu, femur, dan trokhanter). Berdasarkan hasil
pengamatan ketotaksi tungkai pada kedua belas spesies tungau yang ditemukan
didapatkan bahwa, jumlah seta pada tibia sebanyak 20 dengan pola susunan seta
(5-5-5-5). Sedangkan pada genu, femur, dan trokhanter jumlah dan pola susunan
seta bervariasi (Tabel 3). Pola susunan seta tungau G2, G4, G6, G10, G11, G13,
dan G19 dapat dicocokkan dengan kunci ketotaksi tungkai berdasar Jack (1964).
Tabel 3 Ketotaksi Tungkai
Ketotaksi tungkai

Spesies

Kelompok

Pustaka

Tibia

Genu

Femur

Trokhanter

G1

(5-5-5-5)

(0-0-0-0)

(2-1-1-1)

(1-1-1-1)

Geckobia grup 4

Penelitian ini

G2

(5-5-5-5)

(1-0-0-1)

(3-2-2-2)

(1-1-1-1)

Geckobia grup 1

Jack 1964

G4

(5-5-5-5)

(1-0-0-1)

(3-2-2-2)

(1-1-1-1)

Geckobia grup 1

Jack 1964

G5

(5-5-5-5)

(0-0-0-0)

(2-2-2-2)

(1-1-1-1)

Geckobia grup 5

Penelitian ini

G6

(5-5-5-5)

(1-0-0-1)

(3-2-2-2)

(1-1-1-1)

Geckobia grup 1

Jack 1964

G7

(5-5-5-5)

(0-0-0-0)

(2-1-1-1)

(0-0-0-0)

Geckobia grup 6

Penelitian ini

G10

(5-5-5-5)

(0-0-0-0)

(3-2-2-2)

(1-1-1-1)

G. gleadoviana

Jack 1964

G11

(5-5-5-5)

(1-0-0-0)

(3-2-2-2)

(1-1-1-1)

G. indica

Jack 1964

G12

(5-5-5-5)

(1-0-0-0)

(3-2-1-1)

(1-1-0-0)

Geckobia grup 7

Penelitian ini

G13

(5-5-5-5)

(0-0-0-0)

(2-1-1-1)

(1-1-1-0)

G. keegani

Jack 1964

G18

(5-5-5-5)

(0-0-0-0)

(2-1-1-1)

(0-1-1-1)

Geckobia grup 8

Penelitian ini

G19

(5-5-5-5)

(0-0-0-0)

(2-1-1-2)

(1-1-1-1)

G. oedurae

Jack 1964

8
Pola penyebaran seta pada tibia, genu, femur dan trokhanter dari tungkai
satu sampai tungkai empat. Gambar 3 menunjukkan representasi dari distribusi
seta pada podomere proksimal di setiap genus. Setiap persegi panjang merupakan
tungkai kanan yang dilihat dari atas.

anterior
T1

posterior
T2

T3

T4

Ti
Ge
Fe
Trokh
Geckobia sp2

Geckobia sp4

Geckobia sp6

Geckobia sp10

Geckobia sp11

Geckobia sp13

9

Geckobia sp19

Geckobia sp1

Geckobia sp5

Geckobia sp7

Geckobia sp12

Geckobia sp18

Gambar 4 Pola penyebaran seta pada tibia, femur, genu, dan trokhanter tungau
Geckobia.
seta dorsal,
seta ventral,
seta antero-lateral,
seta postero-lateral. (T1) tungkai 1, (T2) tungkai 2, (T3) tungkai 3,
(T4) tungkai 4, (Ti) tibia, (Fe) femur, (Ge) genu, (Trokh) trokhanter

10

Tabel 4 Perbandingan ciri-ciri tungau Geckobia sp1, Geckobia sp2, Geckobia sp4, Geckobia sp5, Geckobia sp6, Geckobia sp7,
Geckobia sp10, Geckobia sp11, Geckobia sp12, Geckobia sp13, Geckobia sp18, dan Geckobia sp19 dari cicak
C. platyurus, H. frenatus, dan H. garnotii di dalam dan luar kawasan TMR
No
1
2
3
4

5

6

7

8

9

10

11

Pembeda
Bentuk tubuh
Panjang tubuh (µm)
Lebar tubuh (µm)
Motif kutikula
Skutum Dorsal tipe-jumlah seta
Seta dorsal
a. Anterior (tipe-ukuranµm)
b. Median (tipe-ukuran µm)
c. Posterior (tipe-ukuran µm)
Seta ventral (tipe-ukuran µm)
Gnathosoma
a. Spur palpal tibia
b. Seta palpal tibia (µm)
c. Panjang kelisera (µm)
Tungkai 1
a. Seta pada koksa
b. Spur pada trochanter
Tungkai 2
a. Jumlah spur pada koksa
b. Spur pada trochanter
Tungkai 3 dan 4
a. Jumlah spur pada koksa
b. Spur pada trochanter
Ketotaksi

G1
Bulat
530-640
570-680
Lineate
12-serrate

G2
Segitiga
230-260
300-400
Lineate
8- pilose

G4
Bulat ke lateral
180-210
200-240
Lineate
4- serrate

G5
Bulat ke lateral
300-450
350-490
Lineate
14-serrate

G6
Bulat
330-450
340-460
Lineate
8-serrate

G7
Bulat
440-570
490-610
Lineate
16-serrate

Tidak ada
Serrate, 20-32.5
Serrate, 37.5-45
Serrate, 20.5-44.5

Tidak ada
Pilose, 20-22.5
Pilose, 45-60
Pilose, 17.5-55

Tidak ada
Serrate, 32.5-40
Serrate, 40-42.5
Serrate, 24.5-38

Tidak ada
Pilose, 35-37.5
Pilose, 50-70
Pilose, 26-55

Tidak ada
Serrate, 40
Serrate, 47.5-52.5
Simple, 42.5-54

Tidak ada
Serrate, 32.5-35
Serrate, 40-42.5
Pilose-15-41.25

Tidak ada
Simple, 42.5-52.5
110-137.5

Ada- simple
Simple, 27.5-32.5
55-62.5

Ada-pilose
Simple, 32.5-35
40-45

Ada- serrate
Pilose, 47.5-55
72.5-97.5

Ada-pilose
Simple, 35-37.5
52.5-60

Tidak ada
Simple, 42.5-45
95-100

Ada- 2-serrate
Tidak ada

Ada-2-pilose
Ada- pilose

Ada-2-simple
Ada-serrate

Ada-2-simple
Ada- serrate

Ada-2-serrate
Ada -serrate

Ada-2-simple
Tidak ada

2-serrate
Tidak ada

2-pilose
Ada- pilose

2-pilose
Ada- serrate

2-pilose
Ada- serrate

2-pilose
Ada- serrate

2-serrate
Tidak ada

3-serrate
Tidak ada
(5-5-5-5)
(0-0-0-0)
(2-1-1-1)
(1-1-1-1)

5-pilose
Ada-pilose
(5-5-5-5)
(1-0-0-1)
(3-2-2-2)
(1-1-1-1)

3-4-pilose
Tidak ada
(5-5-5-5)
(1-0-0-1)
(3-2-2-2)
(1-1-1-1)

6-pilose
Ada-serrate
(5-5-5-5)
(0-0-0-0)
(2-2-2-2)
(1-1-1-1)

4-pilose
Ada- serrate
(5-5-5-5)
(1-0-0-1)
(3-2-2-2)
(1-1-1-1)

4-pilose
Tidak ada
(5-5-5-5)
(0-0-0-0)
(2-1-1-1)
(0-0-0-0)

Tabel 4 Lanjutan.
No
1
2
3
4

5

6

7

8

9

10

11

Pembeda
Bentuk tubuh
Panjang tubuh (µm)
Lebar tubuh (µm)
Motif kutikula
Skutum Dorsal tipe-jumlah seta
Seta dorsal
a. Anterior (tipe-ukuranµm)
b. Median (tipe-ukuran µm)
c. Posterior (tipe-ukuran µm)
Seta ventral (tipe-ukuran µm)
Gnathosoma
a. Spur palpal tibia
b. Seta palpal tibia (µm)
c. Panjang kelisera (µm)
Tungkai 1
a. Seta pada koksa
b. Spur pada trochanter
Tungkai 2
a. Jumlah spur pada koksa
b. Spur pada trochanter
Tungkai 3 dan 4
a. Jumlah spur pada koksa
b. Spur pada trochanter
Ketotaksi

G10
Bulat ke lateral
490-560
500-610
Lineate
Ada, 16 serrate

G11
Bulat ke lateral
260-300
380-440
Lineate
Ada, 9 pilose

G12
Bulat
180-190
200-210
Lineate
Ada, 14 serrate

G13
Bulat, tepi tidak beraturan
220-360
290-370
Lineate
Ada, 12 serrate

G18
Bulat ke lateral
510
610
Lineate
Ada, 14 serrate

G19
Bulat memanjang
420
410
Lineate
Ada, 16 pilose

Tidak ada
Pilose, 42.5-45
Pilose, 57.5-72.5
Pilose, 25-60

Tidak ada
Pilose, 30-35
Pilose, 67.5-72.5
Pilose, 16-59.5

Tidak ada
Pilose, 30-32.5
Pilose, 32.5-40
Pilose-17.5-37.5

Tidak ada
Serrate, 30
Serrate, 57.5-60
Serrate-21-43

Serrate-37.5
Serrate-42.5
Serrate-50
Serrate-20-45

Pilose-40
Pilose-40
Pilose-52.5
Serrate-32.5-52.5

Tidak ada
Pilose, 32.5-42.5
77.5-87.5

Ada- pilose
Simple, 25-32.5
70-72.5

Tidak ada
Simple, 37.5-40
40-52.5

Tidak ada
Simple, 40-45
80-92.5

Tidak ada
Simple-40
72.5

Ada-serrate
Simple-62.5
72.5

Ada-2-simple
Ada-serrate

Ada-2-simple
Tidak ada

Ada-1-simple
Ada - pilose

Ada-2-simple
Tidak ada

Ada-2-simple
Tidak ada

Ada-2-simple
Tidak ada

2-pilose
Ada-pilose

2-pilose
Tidak ada

2-pilose
Tidak ada

2-pilose
Tidak ada

2-serrate
Ada- simple

2-pilose
Tidak ada

4-pilose
Tidak ada
(5-5-5-5)
(0-0-0-0)
(3-2-2-2)
(1-1-1-1)

5-pilose
Ada- pilose
(5-5-5-5)
(1-0-0-0)
(3-2-2-2)
(1-1-1-1)

3-pilose
Tidak ada
(5-5-5-5)
(1-0-0-0)
(3-2-1-1)
(1-1-0-0)

4-pilose
Tidak ada
(5-5-5-5)
(0-0-0-0)
(2-1-1-1)
(1-1-1-0)

3-serrate
Tidak ada
(5-5-5-5)
(0-0-0-0)
(2-1-1-1)
(0-1-1-1)

4-pilose
Tidak ada
(5-5-5-5)
(0-0-0-0)
(2-1-1-2)
(1-1-1-1)

11

12

G1

G2

G7

G10

G11

G18

G6

G5

G4

G12

G13

G19

Gambar 5 Tungau Geckobia a. Geckobia sp1(tampak ventral), b. Geckobia sp2 (tampak ventral), c. Geckobia sp4 (tampak ventral), d.
Geckobia sp5 (tampak dorsal), e. Geckobia sp6 (tampak ventral), f. Geckobia sp7 (tampak ventral), g. Geckobia sp10 (tampak
dorsal), h. Geckobia sp11 (tampak ventral), i. Geckobia sp12 (tampak ventral), j. Geckobia sp13 (tampak ventral), k.
Geckobia sp18 (tampak ventral), l. Geckobia sp19 (tampak ventral) dengan skala 50 µm

Tabel 5 Jumlah tungau (Telur, Larva, Nimfa, dan Imago), intensitas infestasi, dan intensitas total tungau yang menginfestasi cicak
C. platyurus, H. frenatus, dan H. garnotii di dalam dan luar kawasan TMR
Spesies
Cicak Telur
DK
TMR

Larva

Nimfa

G1

G2

Jumlah Tungau dan Intensitas Infestasi
G4
G5
G6
G7
G10

It
G11

G12

G13

G18

G19

0

1 (1)

5.1

Cp

34 (1.8)

91 (2.8)

66 (2.2)

5 (1)

1 (1)

37 (2.5)

0

42 (1.4)

0

14 (1.4)

1 (1)

18 (1.3)

1 (1)

Hf

4 (4)

33 (3.7)

19 (2.7)

39 (5.6)

20 (3.3)

1 (1)

2 (1)

3 (1.5)

6 (2)

8 (2)

5 (5)

1 (1)

4 (1.3) 0

0

15

Hg
LK
TMR

0

38 (5.4)

86 (12.3)

13 (2.6)

9 (1.8)

2 (2)

15 (2.1)

4 (2)

4 (1.3) 58 (8.3)

22 (5.5)

4 (1.3)

5 (1.3) 0

0

33

Cp

13 (4.3)

27 (3)

9 (2.3)

5 (1.7)

0

5 (1.3)

0

4 (1)

0

0

0

0

2 (2)

1 (1)

0

3.4

Hf

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Hg
0
5 (5)
7 (2.3)
2 (1.7)
0
0
1 (1)
0
0
13 (13) 0
0
0
0
0
14
Keterangan: Angka di depan adalah jumlah tungau dan angka di dalam kurung adalah intensitas infestasi, DK (Dalam Kawasan, LK (Luar Kawasan), It (Intensitas
total), dan (-) = tidak ditemukan cicak.

13

14

Gambar 6 Fase hidup tungau Geckobia a. fase telur, b. fase larva (tampak dorsal),
c. fase nimfa (tampak dorsal), dan d. fase imago (tampak dorsal) di
dalam dan luar kawasan Taman Margasatwa Ragunan
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat empat fase perkembangan tungau
yaitu telur, larva, nimfa, dan imago (Gambar 5). Fase telur berjumlah 51 (6.30%),
fase larva berjumlah 194 individu (23.95%), fase nimfa berjumlah 187 individu
(23.09%), dan fase imago berjumlah 378 individu (46.67%). Hasil pengamatan
tersebut sesuai dengan fase perkembangan tungau dari Famili Pterygosomatidae
menurut Krantz (1978) dan termasuk dalam Genus Geckobia. Berdasarkan 11
karakter morfologi yang diamati (Tabel 4), pada penelitian ini ditemukan 12
spesies tungau Geckobia yaitu, Geckobia sp1, Geckobia sp2, Geckobia sp4,
Geckobia sp5, Geckobia sp6, Geckobia sp7, Geckobia sp10, Geckobia sp11,
Geckobia sp12, Geckobia sp13, Geckobia sp18, dan Geckobia sp19 (Gambar 4).
Tungau G1 sampai dengan G17 telah ditemukan pada penelitian sebelumnya,
sedangkan tungau G18 dan G19 baru ditemukan pada penelitian ini.
Intensitas Infestasi Tungau pada Cicak
Intensitas infestasi tungau tertinggi terhadap cicak C. platyurus di dalam
kawasan TMR sebesar 2.5 oleh tungau G4 dan di luar kawasan TMR sebesar 2
oleh tungau G13. Intensitas infestasi tungau tertinggi terhadap cicak H. frenatus
sebesar 5.6 oleh tungau G1, sedangkan cicak H. garnotii intensitas infestasi
tertinggi oleh tungau G10 sebesar 8.3 (di dalam kawasan TMR) dan 13 (di luar
kawasan TMR). Tungau G18 dan G19 ditemukan pada cicak C. platyurus dengan
nilai intensitas infestasi sebesar masing-masing 1, sedangkan tungau G5 dan G7
ditemukan pada cicak H. frenatus dan H. garnotii (Tabel 5).

15
Kunci Determinasi Geckobia Imago
1a Bentuk tubuh segitiga atau bulat dengan tepi tidak beraturan..........................2
1b Bentuk tubuh bukan segitiga dengan tepi beraturan.........................................3
2a Panjang tubuh 230-260 μm, lebar tubuh 300-400 μm, skutum dorsal dengan
seta berjumlah 8 dan bertipe pilose, ketotaksi (5-5-5-5) (1-0-0-1) (3-2-2-2) (11-1-1)............................................................................................Geckobia sp2
2b Panjang tubuh 220-360 μm, lebar tubuh 290-370 μm, skutum dorsal dengan
seta berjumlah 12 dan bertipe serrate, ketotaksi (5-5-5-5) (0-0-0-0) (2-1-1-1)
(1-1-1-0)....................................................................................Geckobia sp. 13
3a Bentuk tubuh bulat............................................................................................4
3b Bentuk tubuh bulat ke lateral, bulat memanjang...............................................7
4a Panjang tubuh >300 μm.....................................................................................5
4b Panjang tubuh 10....................................6
5b Skutum dorsal dengan seta tipe serrate berjumlah