PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE LATIHAN DILENGKAPI DENGAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IVB SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI METODE LATIHAN DILENGKAPI DENGAN ALAT

PERAGA PADA SISWA KELAS IVB SDN 1 METRO BARAT

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

Devi Nirwana Sianturi

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya kualitas pembelajaran

Matematika siswa kelas IV B SDN 1 Metro Barat, yang berkaitan dengan aktivitas

dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian tindakan kelas

ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, dalam

pembelajaran Matematika melalui penggunaan metode latihan dilengkapi dengan

alat peraga pada materi

Geometri. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research yang difokuskan pada

situasi kelas. Penelitian ini berlangsung dengan tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II,

siklus III. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Alat pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes hasil belajar.

Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

latihan dilengkapi dengan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar matematika siswa kelas IV B SDN 1 Metro Barat. Hal ini dapat dilihat dari

persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus I (66,20), siklus II (73,44), dan

siklus III (77,58) lalu persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (55,23),

siklus II (75,02), dan siklus III (85,03) sementara persentase rata-rata nilai hasil

belajar siswa pada siklus I (5,64), siklus II (7,73), dan siklus III (8,00).

Penggunaan Metode Latihan Dilengkapi dengan Alat Peraga dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar peserta didik.


(2)

(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI METODE LATIHAN DILENGKAPI DENGAN ALAT

PERAGA PADA SISWA KELAS IV B SDN 1 METRO BARAT

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Skripsi)

Oleh

DEVI NIRWANA SIANTURI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.

Peran pendidikan sangatlah penting untuk menciptakan kehidupan yang

cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Pendidikan mempunyai peranan

yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri

individu, terutama bagi p

erkembangan Bangsa dan Negara”. UU RI No 20

Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Secara makro pendidikan nasional bertujuan untuk

membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonomi sehingga mampu

melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang

beretika selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial

yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.


(5)

Salah satu pendidikan yang paling dibutuhkan oleh manusia adalah

pendidikan matematika. Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata

pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dan merupakan

bagian integral dari pendidikan nasional serta tidak kalah pentingnya bila

dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lain. Kurikulum 2004 menyatakan

bahwa, pembelajaran matematika mempunyai beberapa tujuan khusus,

diantaranya adalah:

a.

Melatih cara bepikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.

b.

Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,

intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran

divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi, serta

mencoba-coba.

c.

Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

d.

Mengembangkan

kemampuan

menyampaikan

informasi/

mengkomunikasikan gagasan melalui pembicaraan lisan, catatan,

grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Matematika juga merupakan ilmu dasar atau “

basic science

”, yang

penerapannya sangat dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ironisnya matematika dikalangan para pelajar merupakan mata pelajaran

yang kurang disukai, minat mereka terhadap pelajaran ini rendah sehingga

penguasaan siswa terhadap mata pelajaran matematika menjadi sangat

kurang. M. Alisuf Sabri seorang psikolog pendidikan IAIN fakultas

Tarbiyah Jakarta mengatakan bahwa kesulitan belajar yang paling sering

dihadapi oleh siswa, ialah pada saat siswa belajar matematika.

(http://www.pendidikan.di.indonesia.com/Sabri.html).

Kesulitan belajar adalah kesukaran siswa dalam menerima pelajaran di

sekolah. Kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa ini terjadi pada waktu


(6)

mengikuti pelajaran yang disampaikan atau ditugaskan oleh guru. Masalah

ini cukup mengglobal dan tidak hanya terjadi di Indonesia sebagaimana

hasil survey “

Education Testing Service

” pada Universi

tas Princeton,

Amerika Serikat dalam Cutler dan Mc Shane (1995: X) bahwa matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang dikuasai oleh pelajar.

(http://prawirabrahmanda.wordpress.com/hakekat-pendidikan-mat/.html).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa di SDN 1

Metro Barat diperoleh informasi bahwa siswa kelas IV B juga mengalami

kesulitan dalam pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil

belajar siswa yang kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari SD

tersebut. KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 6,2 sedangkan

hasil belajar yang diperoleh siswa kurang dari KKM tersebut. Persentase

siswa yang telah mencapai nilai KKM untuk mata pelajaran matematika

adalah 50% dari jumlah siswa (24 orang), 12 siswa telah mencapai nilai

KKM sedangkan 12 siswa lagi, belum. Aktivitas siswa dalam mengikuti

pelajaran matematika ini juga kurang. Ini dapat dilihat dari pencapaian

nilai siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Ada beberapa hal yang

membuat siswa tidak menyukai pelajaran matematika, diantaranya adalah:

1)

Bahasa guru sulit dimengerti

2)

Gaya guru dalam mengajar yang suka marah.

3)

Orang tua yang tidak bisa membantu anak dalam menyelesaikan

setiap tugas/pekerjaan rumah.


(7)

5)

Latihan yang terlalu banyak, dan jangka waktu penyelesaian yang

terlalu singkat.

6)

Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran

kurang menarik.

7)

Penggunaan alat peraga yang tidak efektif, (guru tidak menguasai

penggunaan alat peraga).

Bahasa yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, gaya guru

dalam mengajar, metode mengajar yang digunakan, penggunaan alat

peraga, serta peran orang tua merupakan faktor pendidik. Seorang guru

yang tidak mengetahui sifat, hakikat anak, dan cara memperlakukan anak

sesuai dengan sifat hakikatnya, sulit untuk melihat adanya keberhasilan di

dalam proses pendidikan itu sendiri. Itu sebabnya seorang guru harus

memiliki persyaratan pengetahuan pendidikan. Sedangkan soal ulangan

yang terlalu sulit dan latihan yang terlalu banyak tanpa memperhatikan

waktu yang diberikan, merupakan sesuatu yang salah. Seorang guru harus

memiliki pengetahuan psikologi anak dan perkembangannya, sehingga

dalam

pemberian

latihan

atau

ulangan,

guru

memperhatikan

perkembangan psikologi anak didiknya.

Lemahnya tingkat berfikir siswa menjadi sebuah tantangan besar bagi

para guru. Oleh karena itu guru dituntut mampu merancang dan

melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat, agar siswa

memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi

bermakna bagi siswa. Bermakna disini berarti bahwa siswa akan dapat


(8)

memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman

langsung dan nyata. Confusius dalam Zarkasi (2009: 49) pernah

menekankan pentingnya arti belajar dari pengalaman dengan perkataan;

“saya dengar dan saya lupa”, “saya lihat dan saya ingat”, “saya lakukan

dan saya paham”. Salah satu sistem yang dapat diterapkan yakni siswa

belajar dengan “melakukan”. Selama proses “melakukan” mereka akan

memahami dengan lebih baik dan menjadi lebih antusias di kelas.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa, dapat juga disebabkan

karena metode mengajar yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi

siswa, metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi

belajar siswa yang tidak baik pula. Penggunaan metode mengajar tidak

mungkin sama untuk setiap materi yang diajarkan dan pada jenjang yang

berbeda. Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan mampu

memberikan bantuan pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa adalah dengan menggunakan metode latihan yang dilengkapi

dengan alat peraga. Belajar matematika adalah proses yang aktif, semakin

bertambah aktif anak dalam belajar matematika semakin ingat anak akan

pelajaran matematika itu. Belajar matematika melalui latihan dapat

menghasilkan hasil yang baik, karena untuk memperoleh keterampilan dan

ketangkasan dalam matematika diperoleh latihan berkali-kali atau terus

menerus. Sebagai contoh, untuk terampil menjumlah, mengurang, mengali

dan membagi, anak harus secara teratur melakukan latihan baik lisan

maupun tulisan.


(9)

Belajar matematika dengan menggunakan alat peraga juga dapat

membantu siswa dalam pemahaman konsep, seperti yang kita tahu bahwa

siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh

panca indra. Siswa yang tahap berfikirnya masih pada tahap konkret

mengalami kesulitan untuk memahami operasi logis dan konsep

matematika tanpa alat bantu dengan alat peraga. Dalam pembelajaran

matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat peraga yang dapat

memperjelas apa yang disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat

dipahami dan dimengerti oleh siswa. Media berperan sebagai perangsang

belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak

menjadi bosan dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Penerapan metode

latihan yang dilengkapi dengan alat peraga khususnya bidang studi

matematika didasari kenyataan bahwa pada bidang studi matematika

terdapat banyak pokok bahasan yang memerlukan latihan dan alat peraga

untuk menjabarkan setiap materinya.

Metode

mengajar

apapun

dapat

digunakan

dalam

proses

pembelajaran, tetapi yang penting adalah bagaimana cara guru

mengorganisir belajar anak. Disini penulis berpendapat, bahwa metode

pun harus dipilih juga sebab hal ini akan memberikan efiensi mengajar,

sedang usaha mengorganisir belajar anak berperan di dalam hal

efektivitasnya, sehingga dapat benar-benar berkesan di dalam jiwa anak.

Jadi dengan adanya metode latihan dan alat peraga keduanya saling

melengkapi dalam efisiensi dan efektifitas mengajar. Disisi lain suasana

belajar akan lebih hidup, dan komunikasi antara guru dan siswa dapat


(10)

terjalin dengan baik. Hal ini diduga pula dapat membantu siswa dalam

upaya meningkatkan hasil belajarnya pada bidang studi matematika.

Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, peneliti mengangkat

judul penggunaan metode latihan dilengkapi dengan alat peraga dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada materi bangun

ruang siswa kelas IV B SDN 1 Metro Barat.

1.2

Identifikasi Masalah

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah

adalah sebagai berikut :

1.

Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik.

2.

Penggunaan alat peraga yang tidak efektif.

3.

Bahasa guru yang sulit dimengerti.

4.

Orang tua yang tidak bisa membantu anak dalam menyelesaikan

setiap tugas/ pekerjaan rumah.

5.

Latihan yang terlalu banyak, dan jangka waktu penyelesaian yang

terlalu singkat.

1.3

Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang menyebabkan rendahnya hasil

belajar siswa dan keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini

baik dari segi tenaga maupun dana yang dibutuhkan serta untuk

memperoleh hasil yang lebih baik, maka perlu dibatasi masalah penelitian

berkisar pada penggunaan metode latihan dengan alat peraga.


(11)

1.4

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Bagaimanakah penerapan metode latihan dilengkapi dengan alat

peraga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata

pelajaran matematika kelas IV B SDN 1 Metro Barat?

2.

Bagaimanakah penerapan metode latihan dilengkapi dengan alat

peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika kelas IV B SDN 1 Metro Barat?

1.5

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk :

1.

Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran

matematika kelas IV B SDN 1 Metro Barat melalui metode latihan

dilengkapi dengan alat peraga.

2.

Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

kelas IV B SDN 1 Metro Barat melalui metode latihan dilengkapi

dengan alat peraga.

1.6

Manfaat Penelitian

1.

Bagi Siswa

a.

Melatih siswa dalam hal kecakapan mental, sifat motorik, serta

hubungan, tanggapan.


(12)

b.

Membantu siswa dalam memperjelas konsep materi yang

diajarkan.

2.

Bagi Guru

a.

Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang penerapan

metode latihan yang dilengkapi alat peraga, pada pelajaran

matematika sehingga menjadi guru yang professional.

b.

Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya bagi guru

matematika tentang pentingnya metode latihan dan penggunaan

alat peraga dalam pembelajaran, guna meningkatkan hasil

belajar siswa.

3.

Bagi Peneliti

a.

Menambah pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas,

sehingga kelak dapat menjadi guru yang professional.

b.

Menambah wawasan dalam penggunaan metode latihan

(training) dan penggunaan alat peraga, pada pembelajaran

matematika.

4.

Bagi sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan acuan bagi

pengembang pembelajaran matematika menjadi bervariatif dan

menyenangkan.


(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi, (Zarkasi, 2006: 51). Engkoswara, dalam Tim Bakti Guru (1990: 7) mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku, yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian tentang pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan. Sedangkan menurut Hilgard dalam Zarkasi (2006: 52) learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedures. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat, pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi.

Teori belajar menurut Thorndike dalam Ahmadi (1997: 11) adalah pembentukan atau penguatan hubungan antara S (stimulus= perangsang) dan R (respons= reaksi, jawaban). Apabila ditanya berapakah 4 x 5, maka


(14)

jawabannya adalah 20. Dalam hal ini 4 x 5 merupakan S dan 20 merupakan R. Antara S dan R terjadi suatu hubungan yang erat sekali bila dilatih. Apabila diberikan S maka dengan sendirinya akan dibangkitkan R. Berkat latihan yang terus menerus, maka hubungan antara S dan R menjadi otomatis. Akibatnya belajar hanya menanamkan kebiasaan yang bersifat mekanis.

Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar secara berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, seperti yang dinyatakan oleh Hamalik (1993: 40) bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri siswa yang nyata serta latihan yang kontinu, perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Pendapat serupa dikemukakan Hudoyo (1988: 107) bahwa belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga timbul perubahan tingkah laku, misalnya setelah belajar, seorang mampu mendemonstrasikan keterampilan dimana sebelumnya siswa tidak dapat melakukannya. Selanjutnya Anwar (1990: 98) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan dari setiap tingkah laku yang merupakan pendewasaaan/pematangan yang disebabkan oleh suatu kondisi dari organisme.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses individu siswa dalam interaksinya dengan lingkungan, sehingga menyebabkan terjadinya proses tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan tersebut.


(15)

2.2 Hasil Belajar

Setiap proses belajar mengajar, keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 3) hasil belajar adalah:

Suatu hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran dengan proses evaluasi hasil belajar.

Sedangkan menurut Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang setelah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar adalah hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi rendahnya yang diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dikatakan tinggi apabila tingkat kemampuan siswa bertambah dari sebelumnya. (learning outcomes is the result of the final decision regarding the high and low values obtained, during the process of student learning. The result of high study is a student ability level increased from the previous). Demikianlah rumusan hasil belajar menurut (Nasrun, 1980: 25).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.


(16)

2.3 Proses Belajar Mengajar Matematika

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai tujuan tertentu. Reys-dkk, 1984 dalam Suwangsih (2006: 4) mengungkapkan matematika adalah, telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain. Metode pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif, (Suwangsih, 2006: 5). Dalam proses mengajar matematika terdapat adanya suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar. Seperti diungkapkan Usman (1995: 5) bahwa proses mengajar dikatakan sukses apabila anak-anak dapat mengemukakan apa yang dipelajarinya dengan bebas serta penuh kepercayaan dari berbagai situasi dalam hidupnya.

Dalam proses belajar mengajar matematika, seorang siswa tidak dapat mengetahui jenjang yang lebih tinggi tanpa melalui dasar atau hal-hal yang merupakan prasyarat dalam kelanjutan program pengajaran selanjutnya. Untuk mempelajari matematika dituntut kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kesiapan yang dimaksud adalah kematangan intelektual dan pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh anak, sehingga hasil belajar lebih bermakna bagi siswa. Hudoyo (1988: 4) berpendapat bahwa “belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu proses belajar”. Pendapat serupa dikemukakan Russeffendi (1988: 25) bahwa belajar


(17)

matematika bagi seorang anak merupakan proses yang kontinu sehingga diperlukan pengetahuan dan pengertian dasar matematika yang baik pada permulaan belajar untuk belajar selanjutnya.

Adapun sifat-sifat proses belajar matematika menurut Suwangsih (2006: 18) adalah sebagai berikut:

a. Belajar matematika merupakan suatu interaksi antara anak dengan lingkungan.

b. Belajar berarti berbuat.

c. Belajar matematika berarti mengalami. d. Belajar matematika memerlukan motivasi.

e. Belajar matematika memerlukan kesiapan anak didik. f. Belajar matematika harus menggunakan daya pikir. g. Belajar matematika memerlukan latihan.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar matematika haruslah diawali dengan mempelajari konsep-konsep yang lebih mendalam dengan menggunakan konsep-konsep sebelumnya. Atau dengan kata lain proses belajar matematika adalah suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam interaksi hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, yang berlangsung dalam lingkungan sekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu.

2.4 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan tingkah laku. Sardiman (2010: 101) mengungkapkan bahwa aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus saling berkait.


(18)

Sebagai contoh seseorang itu sedang belajar dengan membaca. Secara fisik kelihatan bahwa orang tadi membaca menghadapi suatu buku, tetapi mungkin pikiran dan sifat mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Hal ini menunjukan tidak adanya keserasian antara aktivitas fisik dengan aktivitas mental. Kalau sudah demikian, maka belajar itu tidak akan optimal. Begitu juga sebaliknya kalau yang aktif itu hanya mentalnya, juga kurang bermanfaat. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.

Adapun jenis-jenis aktivitas belajar menurut Paul.B. Diedrich dalam Sardiman (2010: 101) adalah: (a) visual activities, (b) oral activities, (c) listening activities, (d) writing activities, (e) drawing activities, (f) motor activities, (g) mental activities, dan(h) emotional activities.

Jadi, dengan klasifikasi aktivitas yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kunandar (2010: 277) mengungkapkan bahwa aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas, dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pelajaran. Dari


(19)

pengertian aktivitas belajar yang telah ada penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik untuk mengubah perilakunya melalui pengalaman, yang diperoleh secara langsung dalam proses belajar dan pembelajaran.

2.5 Pengertian Metode Latihan

Untuk memantapkan dan memperkuat terhadap penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, guru perlu memberikan latihan. Metode latihan disebut juga metode training, adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan, (Djmarah dan Zain, 2006: 95). Metode latihan juga dapat dikatakan sebagai suatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan sesuatu ketrampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru. Anonim (1990: 19) mengungkapkan bahwa Training method is a method that gives students the oportunitty to practise certain skills to do something based on the explanation or guidance teacher). Melalui metode ini dapat dikembangkan ketrampilan mengamati, menerapkan, dan mengkomunikasikan. Menurut Roestiyah (2001: 125) metode latihan adalah cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan serta teratur melaksanakannya dapat membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan bahkan mungkin siswa dapat memilki ketangkasan dengan sempurna. Adapun teknik latihan menurut Roestiyah (2001: 125) bertujuan


(20)

agar siswa memiliki keterampilan motoris/gerak, mengembangkan kecakapan intelek, dan memilki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain.

Kelebihan Metode Latihan

1. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, dan terampil menggunakan setiap peralatan.

2. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti, perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, tanda-tanda (simbol-simbol), dan sebagainya.

3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,dan sebagainya.

4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.

5. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan adanya konsentrasi dalam pelaksanaanya.

6. Pembentukan kebiasan-kebiasan membuat gerakan-grakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.


(21)

Kelemahan Metode Latihan

1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian. 2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.

4. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis. 5. Dapat menimbulkan verbalisme.

(Djamarah dan Zain, 2006: 6).

Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan

1. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.

2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama, pelajar tidak berhasil maka guru harus mengadakan perbaikan lalu penyempurnaan.

3. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal bersifat keterpaksaan.

4. Sifat latihan yang pertama, bersifat ketepatan, kemudian kecepatan, yang keduanya harus dimiliki oleh peserta didik.

(http://www.metode.mengajar.berdasarkan.tipologi.belajar.siswa.c om/Ramayulis)


(22)

2.6 Pengertian Alat Peraga

Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan dimana alat peraga berfungsi untuk membantu proses belajar mengajar, agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Nasution (1985: 100) mengemukakan bahwa “alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif”. Anshari (1999: 59) mengatakan bahwa alat peraga adalah alat-alat pelajaran secara pengindraan yang tampak dan dapat diamati.

Sedangkan Sujadna (1989 : 99) mengemukakan bahwa alat peraga adalah suatu alat bantu untuk mendidik/ mengajar supaya apa yang diajarkan dapat dimengerti anak didik. (Learning tools is a tool to educate or teach what is taught so easy to understand their students). Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa alat peraga adalah media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif. Piaget dalam Suherman (2003: 40) berpendapat bahwa siswa yang tahap berfikirnya masih pada tahap konkret mengalami kesulitan untuk memahami operasi logis dan konsep matematika tanpa alat bantu dengan alat peraga.

Penggunaan alat peraga dalam matematika oleh Brunner dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda konkret/alat peraga, sehingga siswa langsung dapat berfikir bagaimana, serta pola apa yang terdapat dalambenda-benda yang sedang diperhatikannya.

Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek konkret. Untuk memahami konsep abstrak, anak-anak memerlukan benda-benda konkret (riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai


(23)

melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Berpikir konkret pada prinsipnya hanya pada jenjang SD, dan setelah itu akan beralih ke taraf berpikir abstrak. Hal ini disebabkan karena matematika adalah ilmu yang abstrak. Contoh : penjumlahan 5 + 3 = 8 dimulai dengan menggabungkan 5 lidi dengan 3 lidi. Selanjutnya pada kelas yang lebih tinggi, 5 + 3 langsung dijawab dengan jawaban 8. Untuk membantu anak berpikir abstrak, harus banyak diberikan pengalaman-pengalaman dengan berbagai alat peraga. Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa alat peraga adalah alat bantu untuk mendidik/ mengajar, agar proses belajar mengajar dapat bermakna bagi siswa maupun guru.

2.7 Peranan Alat Peraga

Menurut kurikulum (Anonim, 1991: 26) peranan alat peraga disebutkan sebagai berikut:

a. Alat peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa.

b. Alat peraga memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu.

c. Alat peraga memungkinkan belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas.

d. Alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur. Teori lain mengatakan bahwa, alat peraga dalam pengajaran dapat bermanfaat sebagai berikut: Meletakkan dasar-dasar yang kuat untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme, dapat memperbesar perhatian siswa, meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga belajar akan lebih mantap, (Hamalik, 1997: 40). Dengan melihat


(24)

peranan alat peraga dalam pengajaran maka pelajaran matematika pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling membutuhkan alat peraga karena pada pelajaran ini siswa berangkat dari yang abstrak yang akan diterjemahkan ke sesuatu yang konkrit.

Jamzuri (2007: 1.9) mengemukakan faedah alat peraga bagi guru dan siswa:

a. Membantu siswa mempermudah dan memahami isi konsep. b. Membantu guru dalam proses belajar mengajar.

c. Memberi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat. d. Membantu siswa lebih aktif belajar.

e. Melatih siswa memecahkan masalah. f. Mendorong siswa berpikir kritis.

2.8 Manfaat Media Pengajaran

Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa manfaat. Sudjana, 1991 dalam Djamarah (2006: 134) merumuskan manfaat media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut:

1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektiv.

2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru. 3. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral

dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan.

5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.


(25)

6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi.

2.9 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Latihan dengan Alat Peraga

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, (Zarkasi, 2009: 51). Sama halnya dengan belajar matematika, untuk memahami setiap konsep matematika pemberian latihan dilengkapi alat peraga dapat membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Karena belajar matematika adalah berbuat artinya, belajar matematika itu adalah suatu kegiatan, dengan bermain, berbuat/ berlatih serta bekerja dengan alat-alat. Dengan berbuat anak menghayati sesuatu dengan seluruh indera dan jiwanya. Dengan berlatih maka belajar matematika akan menjadi efektif, teknik akan mejadi lancar, konsep makin lama makin jelas, generalisasi makin mudah disimpulkan, dan anak dapat lebih terampil menyelesaikan soal, karena hakikatnya matematika adalah salah satu pelajaran yang harus dilakukan, bukan sekedar menghapal atau dimengerti saja, (Suwangsih, 2006: 19). Bekerja dengan alat juga dapat membantu pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal, Piaget mengatakan bahwa berpikir konkret pada prinsipnya hanya pada jenjang anak SD, dan setelah itu ia akan beralih ke taraf berpikir abstrak. Untuk membantu anak berpikir abstrak, haruslah diberikan pengalaman-pengalaman dengan alat peraga. Setiap alat peraga yang mau dipergunakan harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan atau pelajaran yang akan diberikan kepada anak, menurut kadar keperluannya saja. Sebab pemakaian alat peraga yang terlalu, hanya akan


(26)

melambatkan anak berpikir abstrak dan sebaliknya, penyampaian pendidikan yang verbalitas akan membosankan anak.

Alat peraga bukanlah pengganti pelajaran lisan/ tertulis, namun alat peraga adalah sebagai pelengkap dan pembantu agar pelajaran lebih jelas dan betul-betul meresap pada anak, (Anshari, 2000 : 59). Sama halnya dengan alat peraga, pemakaian metode latihan juga harus diperhatikan, karena jikalau latihan dilakukan dalam jangka waktu yang lama, ini akan menimbulkan kebosanan dan verbalisme bagi siswa. Menurut Djamarah dan Zaid (1996: 97) dengan adanya latihan, guru dapat mengetahui bahwa anak-anak betul-betul telah mengerti pelajaran yang telah diberikan. Maksudnya memberikan pelajaran, ialah memberikan pengertian, faham, dan ilmu, sehingga dapat digunakan dengan baik dimana perlu. Caranya ialah dengan memberikan soal-soal lisan dan tulisan atau mengulang pelajaran itu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung seluruh isi pelajaran yang telah diajarkan, (Ahmadi, 1977 : 98).

2.10 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode latihan dilengkapi dengan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang siswa kelas IV B SDN 1 Metro Barat.


(27)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran, (Arikunto, 2006: 58).

3.2 Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru SDN 1 Metro Barat. Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas IV B, dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang, laki-laki 11 orang dan perempuan 13 orang pada tahun ajaran 2010/2011.

3.3 Tempat Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil lokasi di SDN 1 Metro Barat. Kota Metro.

a. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April mulai dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada tahun ajaran 2010/2011.


(28)

b. Lama Penelitian

Adapun penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan, dihitung dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data. Untuk mengumpulkan data, diperlukan suatu alat penelitian yang akurat, karena hasilnya sangat menentukan mutu penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam materi yang diajarkan, teknik tes dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Soal tes yang diberikan oleh guru, dibuat berdasarkan materi pada pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III, sedangkan teknik non tes digunakan untuk mengetahui respons siswa dan kinerja guru, terhadap pembelajaran matematika melalui metode latihan yang dilengkapi alat peraga. Teknik non tes yang digunakan berupa observasi kinerja siswa dan guru serta angket pertanyaan. Observasi pengamatan kinerja siswa dan guru, dilaksanakan pada saat pembelajaran, sedangkan angket pertanyaan dilaksanakan pada akhir pembelajaran.

3.5 Alat Pengumpulan Data

a. Data dalam penelitian ini diperoleh menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada siklus I, siklus II, siklus III. Pengumpulan data tes untuk mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi serta


(29)

mengetahui ketercapaian indikator. Soal tes tersebut dibuat berdasarkan materi pada pratindakan, siklus I, siklus II, siklus III. Teknik tes ini dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, sementara penilaian hasil kerja setelah proses pembelajaran.

b. Teknik pengumpulan data non tes diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Teknik non tes yang digunakan yaitu observasi pengamatan kinerja siswa dan guru serta angket pertanyaan. Observasi pengamatan kinerja siswa dan guru, dilaksanakan pada saat pembelajaran, sedangkan angket pertanyaan dilaksanakan setelah selesai pembelajaran.

1) Lembar panduan observasi siswa dan guru, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran, (Fathoni, 2006: 104). Kegiatan observasi ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk lebih memudahkan dan mengefektifkan pelaksanaan observasi peneliti mengamati keadaan siswa dan aktivitas guru dengan memberikan tanda checklist (√) pada lembar panduan observasi yang telah disediakan. Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini dibantu oleh guru matematika pada kelas yang diteliti.


(30)

2) Angket siswa, instrumen ini juga dirancang oleh peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum, (Fathoni, 2006: 111). Hasil dari penulisan angket ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Pemberian angket dilaksanakan pada pertemuan akhir siklus ke III.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif yang berguna untuk mengungkapkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi, serta cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

a. Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes dikerjakan siswa pada siklus I, siklus II, siklus III. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus : =


(31)

Keterangan :

= nilai rata-rata kelas ∑X = jumlah semua nilai siswa n = banyak siswa

( Arikunto, 2010: 264).

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat, Aqib (2006: 41). Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %, adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam Persen (%)

Tingkat keberhasilan (%) Arti

>80 Sangat tinggi

60-79 Tinggi

40-59 Sedang

20-39 Rendah

< 20 Sangat rendah


(32)

b. Kualitatif

Data kualitatif ini diperoleh dari data nontes yaitu observasi dan angket. Data observasi mengetahui kesulitan siswa dan guru selama proses pembelajaran matematika, melalui metode latihan dilengkapi alat peraga. Data tersebut juga digunakan untuk menentukan hasil angket. Analisis dilakukan dengan cara memadukan data secara keseluruhan. Analisis dan pendeskripsian data non tes ini bertujuan untuk mengungkapkan semua perilaku siswa dan guru selama proses pembelajaran dari siklus I, siklus II, siklus III. Nilai aktivitas siswa diperoleh dengan rumus:

N 100

Keterangan :

N : nilai yang dicari/diharapkan. R : skor mentah yang diperoleh siswa. SM : skor maksimum ideal.

100 : bilangan tetap. (Sumber: Purwanto, 2008: 102)

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan berbentuk siklus. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapainya tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran matematika. Dalam setiap siklus terdiri dari


(33)

4 kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, (Arikunto, 2006: 73). Penelitian tindakan kelas dalam ini terdiri atas tiga siklus, yaitu : siklus 1,siklus 2, siklus 3, yang dalam tiap siklusnya terdiri dari 4 langkah, yaitu:

a. Perencanaan ( planning ) adalah merencanakan program tindakan pembelajaran.

b. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya peningkatan hasil pada pelajaran matematika. c. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama

pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya.


(34)

Menurut Arikunto (2006: 74) siklus dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I

Siklus II

Siklus III

(Arikunto, 2006: 74. Penelitian Tindakan Kelas)

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I Pengamatan/ pengumpulan data I Refleksi I Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan

tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Pengamatan/ pengumpulan data II Refleksi II Apabila permasalahan belum terselesaikan Perencanaan

tindakan III Pelaksanaan Tindakan III

Pengamatan/ pengumpulan data III Refleksi III


(35)

3.8 Urutan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Dalam siklus pertama peneliti mempersiapkan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode latihan yang dilengkapi alat peraga, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan, adapun materi yang akan diajarkan adalah sifat bangun ruang sederhana.

b) Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan dilengkapi alat peraga.

c) Menyiapkan alat peraga berupa bangun ruang kubus, balok, tabung, kerucut, dan bola yang terbuat dari karton.

d) Menyiapkan instrument tes. Instrument tes berupa soal-soal beserta skor.

e) Menyusun serta membuat RPP, serta kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.


(36)

2) Tahap Pelaksanaan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tahap pelaksanaan pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 April 2011 dan Selasa 12 April 2011. Tindakan yang dilakukan dengan menggunakan metode latihan dilengkapi alat peraga pada siklus 1 sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Tujuan kegiatan apersepsi ini adalah: untuk menggali pengalaman siswa tentang apa yang telah dipelajari.

b) Guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan belajar mengajar yang hendak dilaksanakan, yaitu sifat bangun ruang sederhana dengan menggunakan metode latihan dilengkapi dengan alat peraga, berupa bangun ruang sederhana yang terbuat dari karton. c) Guru menjelaskan materi sifat bangun ruang sederhana (kubus,

balok, tabung, kerucut, dan bola) dengan menggunakan alat peraga. d) Siswa diminta menyimak, dan guru memberikan contoh soal. e) Guru meminta siswa untuk memperhatikan cara penggunaan alat

peraga, dengan maksud agar siswa dapat menyelesaikan soal dengan alat peraga secara individu.

f) Guru memberikan contoh soal lagi.

g) Guru berkeliling sambil memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan.


(37)

4.2.1.4 Hasil Pelaksanaan Siklus I

1. Observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 diperoleh jumlah nilai 70,83 dengan rata-rata sebesar 50,59 dan pada siklus I pertemuan 2 diperoleh jumlah nilai 1437,07 dengan rata-rata 59,87 Rata-rata dari pertemuan 1 dan 2 diperoleh nilai sebesar 55,23. Pada kriteria keberhasilan aktivitas siswa siklus I, nilai tersebut menunjukkan tingkat aktivitas siswa masih “kurang aktif” dalam proses pembelajaran Matematika, dengan menggunakan metode latihan dilengkapi dengan alat peraga.

2. Observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 diperoleh jumlah 95, dengan rata-rata sebesar 65,51 dan pada pertemuan 2 diperoleh jumlah nilai 97 dengan rata-rata 66,89. Rata-rata aktivitas guru pada siklus I diperoleh nilai sebesar 66,20. Pada klasifikasi hasil penilaian kinerja guru siklus I, nilai tersebut menunjukkan tingkat hasil kinerja guru “cukup”.

3. Ketuntasan hasil belajar siswa pada tes akhir pertemuan 1, menunjukkan sebanyak 4 siswa (28,57%) memperoleh nilai di bawah 6,2 dan sebanyak 10 siswa (71,42%) dari 14 siswa memperoleh nilai di atas 6,2. Pada hasil tes akhir pertemuan 2, siswa yang memperoleh nilai di atas 6,2 sebanyak 18 siswa (75%), sedangkan 6 siswa (25%) memperoleh nilai di bawah 6,2. Nilai rata-rata untuk siklus I adalah sebesar 5,64.


(38)

4.2.1.5 Refleksi

Berdasarkan observasi/pengamatan yang dilakukan observer terhadap proses pembelajaran pada siklus 1, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki yaitu:

1. Penguasaan bahan belajar masih kurang, guru harus memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan ajar, sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan.

2. Pengelolaan waktu harus diperhatikan, karena belum disesuaikan dengan jatah waktu yang disediakan.

3. Penggunaan bentuk dan jenis ragam penilaian pada evaluasi pembelajaran, diharapkan bervariasi, agar siswa termotivasi dalam belajar.

4.2.1.6 Saran Perbaikan/ Tindakan Kelas untuk Siklus II

1. Sebelum mengajar guru harus membaca buku dari berbagai sumber, sehingga wawasan dan penguasaan guru terhadap materi yang ingin diajarkan tidak hanya terpusat pada satu buku acuan (buku cetak). 2. Pengelolaan waktu agar diperhatikan sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan.

3. Guru sebaiknya menggunakan berbagai jenis ragam penilaian dalam evaluasi pembelajaran. Bentuk dan jenis ragam penilaian yang diberikan guru harus bervariasi.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1977. Dasar-Dasar Praktek Mengajar. CV Toha Putra. Semarang.

Anitah, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka. Jakarta.

Anshari, Hafi. 2000. Pengantar Ilmu Pendidikan. PT. Usaha Nasional. Surabaya.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. CV. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Brahmanda, Putra. Hakikat Pendidikan Matematika.

(http://prawiraputrabrahmanda.

wordpress.com/hakekat-pendidikan-mat/.html.diakses tanggal 7 Maret

2011).

Depdikbud. 1993/1994.

Pengelolaan Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan

Nasional Jakarta.

http://www

.depdiknas. go.id/jurnal/29/editorial.htm

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika

Sekolah Menengah Atas dan MA. Departemen Pendidikan Nasional

Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, S. Bahri dan A. Zaid . 1996. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta.

Jakarta.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006.

Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.

PT. Rineka Cipta. Jakarta.


(40)

Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Jamzuri. 2007.

Desain dan Pembuatan Alat Peraga IPA. Universitas Terbuka:

Jakarta.

Kasbolah, Kasihani. 1998.

Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Kunandar. 2010.

Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT.

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. PT. Indeks. Jakarta.

Moedjiono. 2004. Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Nasrun. Hasil Belajar.

(http://www.definisi.pengertian.blogspot.com/Nasrun.html.

diakses tanggal 3 Februari 2011).

Nasution. 2005.

Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. PT.

Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008.

Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ramayulis.

Metode Mengajar.

(http://www.metode.mengajar.berdasarkan.tipologi.

belajar.com/Ramayulis. diakses tanggal 2 Februari)

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sabri, Alisuf.

Pendidikan di Indonesia. (http://www.pendidikan.di.indonesia.com/

Sabri.html. diakses tanggal 10 Maret 2011).

Sadiman, Arif. 2006. Media Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sardiman.A.M. 2010.

Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Slameto.2003.

Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka

Cipta. Jakarta.


(41)

Tim Bakti Guru. 1990. Proses Belajar Mengajar dengan Strategi CBSA. PT. Rosda

Jaya Putra. Jakarta.

Tim Peneliti. 2008. Karya Ilmiah PTK. Universitas Lampung, Lampung.

Tim Review & Revisi APKG PPGSD. 1998.

Alat Penilaian Kinerja Guru.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan

Guru Sekolah Dasar. Jakarta.

Undang-Undang Sisdiknas (UU RI No. 20 Tahun 2003).2008. PT. Sinar Grafika.

Jakarta.

Universitas Lampung. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung,

Lampung.

Usman, Uzer. 1995.

Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. PT. Remaja

Rosdakarya. Bandung.


(42)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 95

2. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Guru Per-Siklus ... 97

3. Grafik Rekapitulasi Rata-Rata Ketuntasan Belajar Siswa ... 99


(43)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Perumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 10

2.2 Hasil Belajar ... 12

2.3 Proses Belajar Mengajar Matematika ... 13

2.4 Pengertian Aktivitas Belajar ... 14

2.5 Pengertian Metode Latihan ... 16

2.6 Pengertian Alat Peraga ... 19

2.7 Peranan Alat Peraga ... 20

2.8 Manfaat Media Pengajaran ... 21

2.9 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Latihan dengan Alat Peraga ... 22

2.10 Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 24

3.2 Subjek Penelitian ... 24

3.3 Tempat Penelitian ... 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Alat Pengumpul Data ... 25

3.6 Teknik Analisis Data ... 27

3.7 Prosedur Penelitian ... 29

3.8 Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 32


(44)

4.1.1 Deskripsi Awal ... 43

4.1.2 Refleksi Awal ... 44

4.2 Hasil Penelitian ... 45

4.2.1 Siklus I ... 45

4.2.1.1 Tahap Perencanaan ... 45

4.2.1.2 Tahap Pelaksanaan ... 46

4.2.1.3 Hasil Observasi Pada Siklus I ... 50

a. Aktivitas Belajar Siswa ... 50

b. Aktivitas Guru ... 54

c. Hasil Belajar Siswa ... 58

4.2.1.4 Hasil Pelaksanaan Siklus I ... 60

4.2.1.5 Refleksi ... 61

4.2.1.6 Saran Perbaikan ... 61

4.2.2 Siklus II ... 62

4.2.2.1 Tahap Perencanaan ... 62

4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan ... 62

4.2.2.3 Hasil Observasi Pada Siklus II ... 66

a. Aktivitas Belajar Siswa ... 66

b. Aktivitas Guru ... 70

c. Hasil Belajar Siswa ... 74

4.2.2.4 Hasil Pelaksanaan Siklus II ... 76

4.2.2.5 Refleksi ... 77

4.2.2.6 Saran Perbaikan ... 77

4.2.3 Siklus III ... 78

4.2.3.1 Tahap Perencanaan ... 78

4.2.3.2 Tahap Pelaksanaan ... 79

4.2.3.3 Hasil Observasi Pada Siklus III ... 82

a. Aktivitas Belajar Siswa ... 82

b. Aktivitas Guru ... 86

c. Hasil Belajar Siswa ... 89

4.2.3.4 Hasil Pelaksanaan Siklus III ... 91

4.2.3.5 Refleksi ... 92

4.3 Pembahasan ... 93

4.3.1 Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 93

4.3.2 Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 95

4.3.3 Persentase Angket Siswa ... 97

4.3.4 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 106


(45)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan ... 110

2. Surat Izin Penelitian ... 111

3. Surat Keterangan ... 112

4. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 113

5. Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 114

6. Foto Pembelajaran Siklus I ... 115

7. Foto Pembelajaran Siklus II ... 117

8. Foto Pembelajaran Siklus III ... 119

9. Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 120

10.Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 130

11.Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 142

12.Format Pengumpulan Data Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ... 153

13.Format Pengumpulan Data Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ... 155

14.Format Pengumpulan Data Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ... 157

15.Format Pengumpulan Data Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ... 159

16.Format Pengumpulan Data Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus III Pertemuan 1 ... 161

17.Format Pengumpulan Data Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus III Pertemuan 2 ... 163

18.Format Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ... 165

19.Format Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ... 167

20.Format Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 169

21.Format Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan 1 ... 171

22.Format Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan 2 ... 173

23.Format Pengumpulan Data Observasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ... 127


(46)

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd.

Sekertaris : Drs. Sarengat, M.Pd. ______

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Muncarno, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(47)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama mahasiswa : Devi Nirwana Sianturi

NPM : 0713053015

jurusan : Ilmu Pendidikan

program studi : S 1 PGSD

fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Lampung

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Latihan Dilengkapi dengan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV B SDN 1 Metro Barat Tahun Pelajaran 2010/2011” tersebut adalah benar-benar hasil sendiri.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari ternyata peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, Februari 2012 Yang membuat pernyataan,

Devi Nirwana Sianturi NPM 0713053015


(48)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE LATIHAN DILENGKAPI DENGAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV B SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Nama Mahasiswa : Devi Nirwana Sianturi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713053015

Program Studi : S 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd. Drs. Sarengat, M. Pd.

NIP 131760216000000000 NIP 19580608 198403 1 003

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(49)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI METODE LATIHAN DILENGKAPI

DENGAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV B SDN 1

METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

DEVI NIRWANA SIANTURI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(50)

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan karunia rahmad, dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Latihan Dilengkapi dengan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV B SDN 1 Metro Barat Tahun Pelajaran 2010/2011“. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku ketua program studi PGSD.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua PGSD UPP.

5. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd., selaku Pembimbing utama atas kesediaannya

memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., selaku dosen pembimbing dua atas kesediannya

memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku dosen penguji atas masukan dan

saran-saran pada saat seminar.


(51)

10.Ibu Veronika Mesiyah, S.Pd., selaku teman sejawat atas bimbingan dan kerjasamannya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar;

11.Siswa-siswi kelas IVB SD Negeri 1 Metro Barat atas partisipasi aktif sehingga

penelitian ini dapat terlaksana dengan baik;

12.Bapak Sianturi dan Ibu Aritonang selaku orang tua penulis yang telah

memberikan dorongan moral dan material.

13.Saudara-saudara kandung penulis, Yunia Sianturi, Margaretha Sianturi,

Filemon Sianturi yang telah memberikan dukungan dan selalu mendoakan penulis.

14.Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program S-1 PGSD

angkatan 2007, Subhan, Iyas, Agung, Erwan, Arif, Aris, Wulan, Ashari, Marito, Anjar, Danti, Desi, Disna, Devi Y, Dewi, Dian A, Dian T, Dicky, Didik, Dodi, Dwi, Eka, Eno, Eva K, Eva W, Evi, Gina, dan Hendrik , yang telah bersama-sama belajar. Terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang

telah banyak membantu penulis, memberikan dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara-Saudara mendapat balasan dari Tuhan YME. Dengan segala kerendahan hati, Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik isi maupun


(52)

Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan tuntutan zaman, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Bandar Lampung, Februri 2012 Penulis,


(1)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama mahasiswa : Devi Nirwana Sianturi

NPM : 0713053015

jurusan : Ilmu Pendidikan program studi : S 1 PGSD

fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Lampung

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Latihan Dilengkapi dengan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV B SDN 1 Metro Barat Tahun Pelajaran 2010/2011” tersebut adalah benar-benar hasil sendiri.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari ternyata peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, Februari 2012 Yang membuat pernyataan,

Devi Nirwana Sianturi NPM 0713053015


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE LATIHAN DILENGKAPI DENGAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV B SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Nama Mahasiswa : Devi Nirwana Sianturi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713053015

Program Studi : S 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd. Drs. Sarengat, M. Pd. NIP 131760216000000000 NIP 19580608 198403 1 003

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI METODE LATIHAN DILENGKAPI

DENGAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV B SDN 1

METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

DEVI NIRWANA SIANTURI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan karunia rahmad, dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Latihan Dilengkapi dengan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV B SDN 1 Metro Barat Tahun Pelajaran 2010/2011“. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku ketua program studi PGSD. 4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua PGSD UPP.

5. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd., selaku Pembimbing utama atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., selaku dosen pembimbing dua atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku dosen penguji atas masukan dan saran-saran pada saat seminar.


(5)

9. Ibu Hj. Sri Subyakti, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Metro Barat atas izinnya penulis dapat melakukan penelitian di SD tersebut.

10.Ibu Veronika Mesiyah, S.Pd., selaku teman sejawat atas bimbingan dan kerjasamannya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar;

11.Siswa-siswi kelas IVB SD Negeri 1 Metro Barat atas partisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik;

12.Bapak Sianturi dan Ibu Aritonang selaku orang tua penulis yang telah memberikan dorongan moral dan material.

13.Saudara-saudara kandung penulis, Yunia Sianturi, Margaretha Sianturi, Filemon Sianturi yang telah memberikan dukungan dan selalu mendoakan penulis.

14.Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program S-1 PGSD angkatan 2007, Subhan, Iyas, Agung, Erwan, Arif, Aris, Wulan, Ashari, Marito, Anjar, Danti, Desi, Disna, Devi Y, Dewi, Dian A, Dian T, Dicky, Didik, Dodi, Dwi, Eka, Eno, Eva K, Eva W, Evi, Gina, dan Hendrik , yang telah bersama-sama belajar. Terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu penulis, memberikan dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara-Saudara mendapat balasan dari Tuhan YME. Dengan segala kerendahan hati, Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik isi maupun


(6)

penulisan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan dari semua pihak.

Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan tuntutan zaman, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Bandar Lampung, Februri 2012 Penulis,


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 11 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE LATIHAN DILENGKAPI DENGAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IVB SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 6 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 4 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2 16 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL INKUIRI SISWA KELAS IV SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 12 37

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 WAY GUBAK BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 12 59

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT

0 8 90

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT

0 13 90

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 24 99