commit to user
Pertiwi Hubungan antara Penerimaan Teman Sebaya
6
B. Sumbangan Relatif dan Sumbangan
Efektif
1. Sumbangan Relatif
a. Penerimaan teman sebaya 32,5
b. Iklim sekolah 67,5
2. Sumbangan Efektif
a. Penerimaan teman sebaya 9,5
b. Iklim sekolah 19,7
c. Total sumbangan sebesar 29,2,
sementara 70,8
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
C. Analisis Deskriptif
Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif
Variabel Kategorisasi
Jumlah
Bullying Rendah
171 91
Sedang 16
9 Tinggi
Penerimaan Teman
Sebaya
Rendah Sedang
85 45
Tinggi 102
55 Iklim
Sekolah Rendah
Sedang 69
37 Tinggi
118 63
D. Analisis Tambahan
1. Jenis Bullying yang Dilakukan Siswa
Dengan membandingkan nilai rata-rata pada tiap-tiap jenis bullying diketahui
bahwa jenis bullying yang paling sering dilakukan adalah bullying verbal 28,
selanjutnya bullying sosial 25, bullying fisik 24 dan terakhir
cyberbullying 23. 2.
Perbedaan Bullying oleh Siswa Laki- laki dan Siswa Perempuan
Analisis tambahan ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan bullying ditinjau
dari jenis kelamin. Jenis analisis yang digunakan adalah uji t untuk sampel
bebas independent sample t-test. Nilai t-hitung t-tabel 7,056 1,973 maka
H
o
ditolak. Jadi dapat disimpulkan, bahwa ada perbedaan rata-rata bullying
antara siswa
laki-laki dan
siswa perempuan. Dari rata-rata dapat dilihat,
bahwa laki-laki melakukan bullying yang lebih tinggi 33,89 daripada siswa
perempuan 27,14. Selanjutnya, diketahui pula siswa laki-
laki cenderung melakukan bullying lebih tinggi pada seluruh aspek bullying
dibandingkan siswa perempuan. Hal ini terlihat
dari nilai
rata-rata yang
diperoleh siswa laki-laki pada aspek bullying fisik 1,377 lebih tinggi
daripada nilai rata-rata siswa perempuan 1,108. Pada aspek bullying verbal,
siswa laki-laki juga menunjukkan rata- rata
yang lebih
tinggi 1.683
dibandingkan siswa perempuan 1,326. Hal yang sama tampak pada aspek
bullying sosial,
yaitu laki-laki
menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi 1,481 dibandingkan siswa perempuan
1,173. Demikian pula pada aspek cyberbullying
siswa perempuan
menunjukkan nilai yang lebih rendah 1.081 daripada siswa laki-laki 1,301.
commit to user
Pertiwi Hubungan antara Penerimaan Teman Sebaya
7
3. Perbedaan
Bullying berdasarkan
Tingkatan Kelas Analisis tambahan ini ditujukan untuk
mengetahui perbedaan bullying ditinjau dari tingkatan kelas. Jenis analisis yang
digunakan adalah uji varian satu jalan atau one way ANOVA. Hasil uji one way
ANOVA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,024 0,05, maka H
o
ditolak. Artinya ada perbedaan bullying antara
siswa kelas VII, kelas VIII dan kelas IX.
Berdasarkan hasil
rata-rata diketahui
pula siswa
kelas VIII
menunjukkan kecenderungan
melakukan bullying lebih tinggi 32,43 dibandingkan dengan siswa kelas VII
29,29 dan kelas IX 29,34.
PEMBAHASAN Hasil uji hipotesis menunjukkan, bahwa
hipotesis pertama
yang diajukan
dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat
hubungan antara penerimaan teman sebaya dan iklim sekolah dengan bullying pada siswa SMP
Negeri 11 Surakarta. Hasil tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai F
hitung
37,986 F
tabel
3,05 dan p = 0,000 p 0,05 yang berarti, bahwa semakin tinggi penerimaan teman
sebaya dan semakin baik iklim sekolah, maka akan semakin rendah bullying yang dilakukan
siswa. Hasil tersebut menunjukkan adanya kebutuhan akan penerimaan teman sebaya pada
masa remaja. Penerimaan teman sebaya dan keikutsertaan remaja dalam kegiatan kelompok
dapat memperkuat citra diri dan penilaian diri yang positif sehingga remaja akan menghindari
perilaku agresif seperti bullying Hardiyanti dan Dewi, 2013. Selain itu, iklim sekolah
sebagai faktor eksternal juga turut berperan dalam mengontrol bullying pada remaja. Iklim
sekolah yang baik dapat menjaga remaja dari resiko pengalaman peningkatan emosi dan
masalah perilaku Loukas, dkk., 2004. Hasil analisis data secara parsial menunjukkan,
bahwa hipotesis kedua diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan
teman sebaya dan bullying. Hal ini diketahui dengan melihat hasil penghitungan yang
menunjukkan p-value sebesar 0,004 p = 0,05, r = -0,208. Arah hubungannya adalah negatif,
artinya semakin tinggi tingkat penerimaan teman sebaya, maka akan semakin rendah
bullying yang dilakukan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Soliha 2010 yang menyebutkan, bahwa terdapat
hubungan yang
negatif antara
penerimaan teman
sebaya dan
tendensi agresivitas relasional. Sejalan dengan penelitian
tersebut Wentzel 1997 menemukan, bahwa penerimaan teman sebaya memiliki hubungan
yang positif dengan perkembangan akademis, fungsi sosial, dan kesejahteraan psikologis pada
anak dan remaja. Sebaliknya, remaja yang sering diabaikan dan tidak diterima oleh teman-
temannya akan merasa tidak nyaman dan bisa melakukan tindakan yang negatif. Pengabaian
dan penolakan dari teman sebaya dapat mengakibatkan para remaja merasa kesepian
dan timbul rasa permusuhan yang selanjutnya
commit to user
Pertiwi Hubungan antara Penerimaan Teman Sebaya
8
berhubungan dengan kesehatan mental individu dan masalah kriminal.
Hasil uji analisis secara parsial berikutnya menunjukkan, bahwa hipotesis yang ketiga
diterima, yaitu terdapat hubungan yang
signifikan antara iklim sekolah dengan bullying pada siswa SMP Negeri 11 Surakarta. Hasil
yang diperoleh yaitu p-value sebesar 0,000 0,05, r = -0,354. Arah hubungannya adalah
negatif karena nilai r bertanda negatif, artinya semakin positif iklim sekolahnya, maka akan
semakin rendah bullying yang dilakukan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Fitriah 2014 yang menyatakan adanya hubungan yang signifikan
antara iklim sekolah dengan perilaku kekerasan pada siswa SMA Negeri Karangpandan. Cross,
dkk 2010 berpendapat iklim sekolah yang tidak baik dapat mengganggu proses belajar
mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan peluang pada siswa untuk
berperilaku menyimpang. Sebaliknya, kondisi sekolah
yang baik
dapat meningkatkan
pengetahuan, moral, dan pengalaman siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan hasil perhitungan sumbangan relatif dan efektif dari masing-masing variabel
bebas dengan variabel terikat menunjukkan, bahwa iklim sekolah lebih dominan dalam
mempengaruhi bullying dibandingkan dengan penerimaan teman sebaya. Lebih dominannya
pengaruh iklim sekolah terhadap bullying kemungkinan disebabkan karena masalah
bullying adalah masalah sosial, yang terjadi akibat sistem dan hasil interaksi di lingkungan
Astuti, 2008. Masalah bullying melibatkan lebih banyak jaringan dan pihak, sehingga
dalam hal ini iklim sekolah yang melibatkan lebih banyak elemen di dalamnya berperan
lebih dominan terhadap terjadinya bullying pada remaja dibandingkan dengan penerimaan
teman sebaya. Hasil analisis tambahan pada penelitian ini
mengungkapkan, bahwa jenis bullying yang paling banyak dilakukan adalah jenis bullying
verbal, siswa laki-laki terlibat bullying lebih tinggi dibanding siswa perempuan, dan kelas
VIII terlibat bullying lebih tinggi dibandingkan tingkatan kelas lainnya. Temuan ini sejalan
dengan penelitian
yang dilakukan
oleh Mahardayani
dan Ahyani
2008 yang
menyatakan sebanyak 94 dari 180 remaja pernah melakukan bullying dan jenis tindakan
yang paling sering dilakukan adalah bullying verbal, yaitu mengejek dan memberi julukan.
Keterlibatan bullying yang tinggi pada siswa laki-laki sejalan dengan temuan dari beberapa
penelitian sebelumnya,
yang menyatakan
bahwa anak laki-laki memiliki kemungkinan 4 sampai 5 kali lebih besar menjadi bullies
pelaku atau bully victim korban bully dibandingkan dengan anak perempuan.
Pada penelitian ini diketahui subjek yang terlibat
dalam bullying
menunjukkan peningkatan pada kelas VIII dan menurun pada
kelas IX. Hal ini sesuai dengan penelitian Nansel, dkk 2001 yang menyebutkan bullying
paling sering muncul pada kelas VI hingga kelas VIII. Pintado 2006 juga menyatakan,
commit to user
Pertiwi Hubungan antara Penerimaan Teman Sebaya
9
bahwa berdasarkan tingkatan kelas, siswa kelas delapan memiliki kecenderungan melakukan
bullying verbal lebih tinggi daripada siswa kelas tujuh.
PENUTUP A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil sebuah simpulan bahwa terdapat
hubungan antara penerimaan teman sebaya dan iklim sekolah dengan bullying pada
siswa SMP Negeri 11 Surakarta.
B. Saran