Pengujian Sistem Pengisian Proses Pengujian Modifikasi Sistem EFI

75

4. Pengujian Emisi Gas Buang

Pengujian emisi gas buang ini menggunakan Tecnotest Stargas 898 Global Diagnosis Gas analyser sebagai alat uji emisi. Sesuai rencana sebelumnya pengujian emisi gas buang dikerjakan di area bengkel kampus jurusan otomotif FT UNY dan seperti pengujian konsumsi bahan bakar, pengujian emisi gas buang juga dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum modifikasi dan pengujian setelah modifikasi. Proses dalam melakukan pengujian emisi gas buang ini baik untuk pengujian sebelum modifikasi ataupun untuk pengujian sesudah modifikasi adalah sama, dimana sebelum melakukan pengujian terlebih dahulu mempersiapkan gas analyzer sebagai alat utama yang digunakan sesuai dengan prosedur penyalaan yang telah ditentukan. Kemudian juga dilakukan persiapan pada sepeda motor yang diuji diantaranya memastikan pipa gas buang knalpot agar tidak bocor, menyesuaikan temperatur kerja mesin, serta mematikan sistem aksesoris seperti lampu, dll. Setelah itu, pengujian dilakukan pada posisi putaran mesin idle yaitu 1000 rpm, probe pada alat uji dimasukkan ke dalam pipa gas buang sepeda motor sedalam kurang lebih 30 cm dengan bantuan pipa tambahan. Pengujian emisi gas buang ini dilakukan selama ±20 detik. 76 Gambar 41. Pengujian emisi gas buang Gas analyzer akan mendeteksi konsentrasi dari zat yang terkandung dalam emisi yang dihasilkan mesin, seperti CO Carbon Monoxida, HC Hydro Carbon, CO 2 Carbon Dioxida, dan O 2 Oxigen, serta nilai lambda ʎ. Hasil dari pengujian emisi gas buang sebelum dan sesudah dilakukan modifikasi akan menunjukkan perbedaan antara emisi gas buang yang dihasilkan oleh sistem bahan bakar konvensional dengan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor tersebut. Selain itu pengujian emisi gas buang ini juga perlu memperhatikan parameter atau batas maksimal gas yang boleh dikeluarkan pada baku mutu emisi gas buang yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 05 tahun 2006 mengenai baku mutu emisi gas buang sumber bergerak kendaraan bermotor guna mengetahui lolos atau tidaknya hasil dari pengujian emisi gas buang pada sepeda motor setelah dilakukan modifikasi sistem bahan bakar injeksi tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 05 tahun 2006 kendaraan bermotor dikelompokkan menjadi beberapa kategori dimana pada setiap kategori memiliki parameter yang berbeda-beda, salah satu dari