Analisa Pengaruh Posisi Vertikal Turbin dan Kemiringan Sudut Sudu

kemiringan sudut sudu 50 o ke 60 o , kemudian performanya terus menurun dari kemiringan sudut sudu 60 o ke 70 o dan dari 70 o ke 80. Pengaruh dari kemiringan sudut sudu ini dapat dianalisa melalui segitiga kecepatan, dimana dari segitiga kecepatan ini dapat dibandingkan kecepatan absolut fluida ketika memasuki sudu dan kecepatan absolut fluida ketika keluar dari sudu. Sesuai dengan persamaan energi yang dibangkitkan oleh angin, yaitu: E yield = . m . V 1 2 – V 3 2 Dimana m adalah massa dari udara, V 1 adalah kecepatan angin sebelum mengenai turbin, dan V 3 merupakan kecepatan angin setelah mengenai turbin. Dari persamaan ini diketahui bahwa energi yang dihasilkan turbin akan semakin besar jika selisih antara kecepatan angin sebelum mengenai turbin dan kecepatan angin sesudah mengenai turbin lebih besar. Gambar 4.2 Segitiga kecepatan pada kemiringan sudut sudu sebesar 50 o Gambar 4.2 menunjukan segitiga kecepatan pada turbin angin cross flow dengan kemiringan sudut sudu sebesar 50 o pada ketinggian turbin sebesar 30 mm, dimana : C 1 : kecepatan absolut fluida masuk U 1 : kecepatan tangensial fluida masuk W 1 : kecepatan relatif fluida masuk α 1 : sudut kecepatan absolut fluida masuk β 1 : sudut kecepatan relatif fluida masuk C 2 : kecepatan absolut fluida keluar U 2 : kecepatan tangensial fluida keluar W 2 : kecepatan relatif fluida keluar α 2 : sudut kecepatan absolut fluida keluar β 2 : sudut kecepatan relatif fluida keluar Gambar 4.3 Segitiga kecepatan pada kemiringan sudut sudu sebesar 60 o Gambar 4.3 menunjukan segitiga kecepatan pada turbin angin cross flow dengan kemiringan sudut sudu sebesar 60 o pada ketinggian turbin sebesar 30 mm. nilai dari masing-masing komponen kecepatan ditunjukan pada tabel 4.5 Gambar 4.4 Segitiga kecepatan pada kemiringan sudut sudu sebesar 70 o Gambar 4.4 menunjukan segitiga kecepatan pada turbin angin cross flow dengan kemiringan sudut sudu sebesar 70 o pada ketinggian turbin sebesar 30 mm. nilai dari masing-masing komponen kecepatan ditunjukan pada tabel 4.5 Gambar 4.5 Segitiga kecepatan pada kemiringan sudut sudu sebesar 80 o Gambar 4.5 menunjukan segitiga kecepatan pada turbin angin cross flow dengan kemiringan sudut sudu sebesar 80 o pada ketinggian turbin sebesar 30 mm. nilai dari masing-masing komponen kecepatan ditunjukan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Data kecepatan dan sudut segitiga kecepatan pada variasi kemiringan sudu Besaran Nilai Variasi 50 o Variasi 60 o Variasi 70 o Variasi 80 o C 1 4,31 ms 4,31 ms 4,31 ms 4,31 ms U 1 3,37 ms 3,41 ms 2,84 ms 1,36 ms W 1 1,46 ms 1,43 ms 2,42 ms 3,86 ms α 1 14,51 o 16,84 o 31,69 o 62,03 o β 1 35,13 o 60,33 o 70,30 o 80,24 o C 2 1,51 ms 1,42 ms 2,22 ms 3,8 ms U 2 2,53 ms 2,38 ms 1,91 ms 0,89 ms W 2 1,46 ms 1,43 ms 2,7 ms 3,86 ms α 2 32,2 o 33,55 o 71,23 91,5 o β 2 146,9 o 134 o 119,75 o 104,95 o Dari analisa segitiga kecepatan pada setiap variasi kemiringan sudut sudu didapatkan bahwa performa terbaik terjadi pada kemiringan sudut sudu sebesar 60 o . hal tersebut dapat dilihat dari besarnya kecepatan absolut keluar dari sudu yang menunjukan nilai terkecil daripada variasi kemiringan sudut sudu lainnya, yang artinya besarnya daya angin yang terserap memiliki porsi tertinggi. Pada sudut kemiringan 60 o , 70 o dan 80 o semakin besar sudut α dan sudut β maka kecepatan absolut angin keluar akan semakin tinggi. Namun hal ini tidak terjadi pada sudut kemiringan 50 o . Pada sudut kemiringan tersebut, kecepatan tangensial turbin justru lebih rendah dari sudut kemiringan 60 o , sehingga menyebabkan kecepatan absolut angin keluar turbin lebih tinggi dari turbin dengan sudut kemiringan 60 o . Menurunnya kecepatan tangensial ini disebabkan karena sebagian aliran angin masuk mengenai sisi negatif sudu sehingga mengurangi torsi positif untuk mengarahkan pergerakan turbin.

4.2.2 Analisa Pengaruh Posisi Vertikal Turbin dan Kemiringan Sudut Sudu

Terhadap Koefisien Daya CP dan Tip Speed Ratio TSR Gambar 4.6 Grafik koefisien daya Cp pada variasi sudut sudu dan variasi posisi vertikal turbin 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 40 50 60 70 80 90 Cp Sudut Serang Sudu 0 mm 30 mm 60 mm 90 mm Poly. 0 mm Poly. 30 mm Poly. 60 mm Poly. 90 mm Gambar 4.6 menunjukkan grafik hubungan Cp terhadap sudut serang sudu pada posisi turbin 50 o , 60 o , 70 o dan 80 o . Cp merupakan perbandingan antara daya yang dihasilkan oleh turbin dan daya yang terkandung dalam angin PoutPin. Karena besarnya kecepatan angin adalah konstan maka besarnya Pin adalah sama Cp maksimal terjadi pada sudut serang sebesar 60 o pada posisi vertikal turbine berada pada ketinggian 30mm dengan Cp sebesar 0,22 . Hal yang sama juga terjadi pada variasi posisi vertikal turbin, dimana daya poros terbesar dihasilkan oleh turbin angin dengan variasi sudut sudu 60 o Gambar 4.6 juga menunjukan grafik hubungan Cp terhadap posisi vertikal turbin. Grafik menunjukan bahwa Cp terbesar dihasilkan pada posisi vertikal turbin sebesar 30mm untuk setiap variasi sudut sudu turbin Gambar 4.7 Grafik TSR pada variasi sudut sudu dan variasi posisi vertikal turbin Gambar 4.7 menunjukkan grafik hubungan Tip Speed Ratio TSR terhadap sudut serang sudu pada posisi turbin 50 o , 60 o , 70 o dan 80 o . TSR merupakan perbandingan kecepatan angin dengan kecepatan ujung sudu dimana pada eksperimen ini kecepatan rata-rata angin dari blower yang telah diukur adalah sebesar 4,31 ms, sedangkan kecepatan ujung sudu didapat melalui perkalian antara kecepatan radial turbin dan radius turbin. TSR maksimal terjadi pada sudut serang sebesar 60 o pada posisi vertikal turbine berada pada ketinggian 30mm dengan TSR sebesar 0,79 . Hal yang sama 0,15 0,25 0,35 0,45 0,55 0,65 0,75 0,85 0,95 40 50 60 70 80 90 TS R Sudut Serang Sudu 0 mm 30 mm 60 mm 90 mm Poly. 0 mm Poly. 30 mm Poly. 60 mm Poly. 90 mm juga terjadi pada variasi posisi vertikal turbin, dimana daya poros terbesar dihasilkan oleh turbin angin dengan variasi sudut sudu 60 o Gambar 4.7 juga menunjukan grafik hubungan TSR terhadap posisi vertikal turbin. Grafik menunjukan bahwa TSR terbesar dihasilkan pada posisi vertikal turbin sebesar 30mm untuk setiap variasi sudut sudu turbin.

4.3 Hasil Pengujian Turbin Angin Cross Flow Dengan Variasi Guide Vane

Pengambilan data dilakukan untuk mendapatkan sudut kemiringan guide vane yang paling optimal dengan menggunakan trubin cross flow dengan kemiringan sudut sudu sebesar 60 o pada posisi vertikal turbin sebesar 30 mm. dengan variasi sudut kemiringan guide vane sebesar 0 o , 30 o , 60 o dan 90 o untuk masing-masing guide vane, sehingga terdapat 16 data yang terdiri dari kecepatan putar rpm, beban kg dan daya poros watt. data hasil pengujian adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil pengujian turbin angin dengan variasi kemiringan guide vane Sudut Guide vane 1 Sudut Guide vane 2 RPM Beban kg Daya Poros Watt 182,4 0,270 1,49 30 184,8 0,260 1,42 60 182,1 0,265 1,44 90 161,0 0,260 1,23 30 185,5 0,280 1,61 30 186,3 0,280 1,60 60 175,2 0,270 1,43 90 154,0 0,270 1,26 60 180,1 0,305 1,80 30 179,7 0,300 1,75 60 166,1 0,290 1,53 90 138,9 0,290 1,28 90 194,3 0,310 1,99 30 182,0 0,295 1,80 60 171,4 0,290 1,58 90 159,8 0,295 1,35