6 merupakan bagian dari antigen yang dapat dikenali oleh antibody atau bagian dari antigen
yang dapat berinteraksi dengan antibody Crowther, 1996. ELISA memiliki 2 metode, yaitu direct ELISA ELISA langsung salah satunya
adalah DAS-ELISA direct double antibody sandwich, dan indirect ELISA ELISA tidak langsung. Perbedaan metode ELISA tersebut yaitu pada direct ELISA enzim
konjugat terdapat pada molekul immunoglobulin pertama yang langsung bereaksi dengan antigen. Sedangkan pada metode indirect ELISA enzim konjugat terdapat pada molekul
immunoglobulin kedua yang bereaksi dengan antivirus. Untuk metode DAS-ELISA dalam satu sumuran plat terdapat dua antibody yang mengapit antigen yang berada
ditengah Crowther, 1996 Beberapa kelebihan ELISA dibandingkan dengan uji serologi yang lain yaitu konsentrasi
virus yang diperlukan untuk pendeteksian sangat rendah, antiserum yang diperlukan sedikit, sehingga sesuai untuk pengujian sampel skala besar dan hasil pengujiannya
bersifat kuantitatif Dijkstra and De jagger, 1998
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa reagen DAS-ELISA, polybag, tanah subur, arang sekam, bufer fosfat, kapas steril, daun tanaman kacang panjang yang
telah terinfeksi BCMV, tanaman uji yaitu tanaman kacang panjang komersial dengan jenis Panah Merah, KPK, Aura, Pusaka hijau dan benih petani.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mortar, timbangan digital, gunting, pinset, gelas ukur, erlenmeyer, pipet mikro, lemari es, kamera digital, kotak
keranjang pembibitan tray, plate Elisa, ELISA reider, dan alat tulis.
3.2 Perbanyakan Inokulum BCMV
Isolat BCMV yang digunakan adalah isolat yang berasal dari tanaman kacang panjang yang telah terinfeksi BCMV yang didapat dari pertanaman kacang panjang milik
petani di Desa Perean, kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
7
3.3 Penanaman Tanaman Uji
Bibit tanaman uji ditanam dalam polybag yang berukuran 10 x 10 x 10 cm yang berisi campuran tanah dan arang sekam dengan perbandingan 1:2. Setiap polybag
ditanami 3 benih kacang panjang dengan kedalaman 2 cm. Pada umur satu MST, dilakukan
penyiangan dan
pemilihan satu
bibit terbaik
untuk tahapan
selanjutnya.Pemeliharan tanaman dilakukan dengan menyiram tanaman setiap hari hingga siap untuk pengujian respon ketahanan terhadap BCMV.
3.4. Inokulasi BCMV pada Lima Varietas Kacang Panjang
Inokulasi dilakukan secara mekanis menggunakan cairan perasan tanaman sap sakit. Sap dibuat dari daun tanaman yang terinfeksi BCMV. Daun yang terinfeksi digerus
sebanyak 1 gr sampai halus didalam mortar dimana sebelumnya ditambahkan bufer fosfat 0.01M; pH 7.0 dengan perbandingan 1:5. Daun tanaman kacang panjang yang akan
diinokulasi sebelumnya ditaburi dengan carborundum 600 mesh. Sap dioleskan pada permukaan daun dengan menggunakan kapas steril dimulai dari bagian pangkal daun ke
ujung secara searah dengan tidak mengulangi pada daerah yang sama. Setelah pengolesan sap selesai, daun tanaman disiram dengan air mengalir untuk membersihkan sisa-sisa sap
yang masih melekat. Tanaman yang sudah diinokulasi dipelihara dan dirawat sampai muncul gejala.
3.5 Pengamatan Gejala
Pengamatan secara kualitatif dilakukan dengan mengamati gejala yang muncul dari tanaman kacang panjang. Pengamatan dilakukan setiap hari selama dua bulan setelah
dilakukan inokulasi. Pengamatan gejala dan lamanya masa inkubasi dilakukan selama 30 hari setelah inokulasi. Masing- masing tanaman uji terdiri atas 10 ulangan. Pengamatan
persentase gejala timbul dihitung berdasarkan rumus berikut: Zadocks Schein, 1979. Jumlah tanaman bergejala virus
Persentase tanaman bergejala virus =------------------------------------------ X 100 Populasi tanaman
Konfirmasi pengamatan persentase kejadian penyakit ditentukan berdasarkan hasil uji ELISA.
8
3.6 Konfirmasi Infeksi Virus Melalui Pengujian Serologi.