1
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Kacang panjang Vigna sinensis L. merupakan salah satu jenis tanaman yang sering ditemui di pasar tradisiaonal atau swalayan, menempati urutan ke -8 dari 20 jenis
sayuran yang dikonsumsi di Indonesia Karsono 1997. Kacang panjang sebagai sumber vitamin dan mineral menjadi salah satu manfaat dalam upaya peningkatan gizi
masyarakat. Kacang panjang banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung mineral terutama pada polong muda. Biji kacang panjang mengandung
protein, lemak, dan karbohidrat, sehingga kacang panjang merupakan sumber protein nabati yang baik bagi manusia Haryanto dkk., 1999.
Luas panen kacang panjang pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 456.254 ton BPS, 2012. Terjadinya fluktuasi kualitas dan kuantitas produksi dapat
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah penyakit tanaman, yang ditemui pada tanaman kacang panjang adalah penyakit mosaik yang disebabkan oleh beberapa jenis
virus yang berasosiasi, diantaranya Bean common mosaic virus BCMV, Cowpea aphid born mosaic virus CABMV dan Cucumber mosaic cucumovirus CMV Damayanti
dkk., 2009. Salah satu penyakit penting pada tanaman kacang panjang yaitu penyakit dengan
gejala mosaik yang disebabkan oleh BCMV yang baru-baru ini ditemukan pada pertanaman kacang panjang di daerah Bali. Infeksi BCMV menyebabkan kerugian
sebesar 65.87 Kuswanto dkk., 2007 dan BCMV dilaporkan sebagai salah satu penyebab mosaik kuning kacang panjang yang menginfeksi secara tunggal ataupun
bersama CMV di Jawa Barat Damayanti dkk., 2009. Virus BCMV merupakan virus yang tergolong kedalam genus potivirus 400-800
nmyang mempunyai kisaran inang yang cukup luas, dapat ditularkan oleh kutu daun secara non persisten Sutic et al., 1999, dan bersifat tular benih Udayashankar et al.,
2010.Beberapa tanaman yang menjadi inang Potyvirus yaitu Capsicum frutescens, Capsicum annuum, Solanum tuberosum, Lycopersicon esculentum, Solanum melongena,
Datura stramonium, Nicotiana spp, dan Chenopodium spp Green et al., 1999. Namun infeksi BCMV pada tanaman lain selain kacang panjang belum banyak yang meneliti .
Gejala mosaik yang muncul pada kacang panjang yang diinfeksi BCMV ditunjukkan berupa lepuhan, pola warna kuning dan hijau pada daun, malformasi daun
2 Setyastuti, 2008. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap BCMV yaitu dengan
pergiliran tanaman , mengendalikan vektor penyebab penyakit kutu daun, dan dapat dilakukan dengan mencabut tanaman kacang panjang yang terinfeksi BCMV kemudian
dibakar. Meskipun sudah dilakukan pengendalian terhadap BCMV , virus ini masih bertahan, karena virus ini memiliki inang alternatif. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kisaran inang alternatif dari BCMV.
1.2. Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon lima varietas kacang panjang Vigna sinensis L. yaitu KPK, Aura, Pusaka Hijau, Panah Merah dan benih petani
terhadap infeksi BCMV dan mengetahui variasi gejala yang muncul.
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah pengetahuan dasar dalam menyusun strategi pengendalian penyakit mosaik dengan mengetahui berbagai respon
tanaman kacang panjang yang sering digunakan oleh petani sehingga dapat digunakan varietas tahan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Tanaman Kacang Panjang